Lompat ke isi

Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri II.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“kalian untuk berunding.”

Seorang teeiju berkata:

“Suhu, kalau benar dia bekas membunuh orang, sebaiknja kita tolak sadja. Mengapa kita harus mentjari penjakit?”

Tiangloo:

“Heija. . . . . sulit. . . . sulit. Kalau aku menolak, aku malu pada Subengku, Tetapi kalau kuterima dia terlalu bengal, kesar kepala dan kasar . . . .”

Semua berdiam diri untuk memikirkan antara dua: Diterima atau Ditolak:

Setelah agak lama maka berkatalah Tiangloo itu dengan perlahan:

“Kalau dia mau, baik kita terima sebagai pengawas kebun sadja, barangkali akan dapat merubah keadaan dan dapat menjelamatkan kita dari gangguan² paubalongok.” Para teetju serentak berseru. “Betul, betul! Pikiran suhu sudah tepat sekali! Bukankah diantara kita sudah tidak ada seorang jang sanggup mendjaga kebun itu. Suhu Pantjalongok itu ratusan djumlahnja dan rata2 mereka mengerti ilmu silat. Barangkali orang baru itu burgeenja tinggi dan bisa memberantas maling2 ketjilan ini, haha..... haha....”

Semuanja tertawa, sehingga Tiangloo itupun tertawa girang. Segera diperintahken Lo Tie Djim masuk dan diberikan keterangan:

„Tie Djim, aku telah membatja surat dari Suhengku, Suheng menerangkan bahwa aku harus menolongmu, memberikan tempat

42