Su Tjin; „Pendjual obat ini adalah suhuku pula, 12 tahun jang lalu beliau memimpin aku untuk mempeladjari ilmu silat dan sedikit obat²an, saudara Lo kita tunggu sampai ia datang.“
Lo Tie Djim segera menghentikan langkahnja dan bersama Su Tjin menantikan datangnja pendjual obat itu.
Tidak lama kemudian sampailah pendjual obat itu ketempat dimana Su Tjin bersama Lo Tie Djim menanti.
Memang benar pendjual obat ini adalah Lie Tiong, puluhan tahun jang lalu pernah mendjadi gurunja Su Tjin, maka amatlah girang kini dapat berdjumpa dikota Kwan See tanpa diduga semula.
Su Tjin segera menghampiri dan berkui dihadapan gurunja, „Suhu sudah sekian lama kita tidak bertemu, aku girang melihat suhu masih seperti sedia kala, tetap segar dan bersemangat.“
Lie Tiong membangunkan muridnja dan sambil tertawa ia berkata „Su Tjin aku heran kau berada dikota Kwan See, akan kemana ? Dan ada urusan apa?“
Su Tjin memberikan keterangan: „Suhu, aku datang kekota ini ingin mentjari suhu Ong Kauw Tho, saudara Lo ini tahu dimana tempat tinggal beliau, marilah suhu bersama kami omong² dulu sebab sudah sekian tahun kita tidak bertemu !“
Lie Tiong menolak : „Baiklah kau bersama Lo Tie Djim minum² dulu aku akan me djual obat²anku, nanti aku kembali kemari.“
Lo Tie Djim ikut bitjara : „Hajolah, djangan kau menolak lagi obat anmu bisa didjual setiap saat, tetapi pertemuan dengan murid adalah djodoh, maka hajo kita bersama² masuk Diay Kwan lagi sambil makan minum dan omong², ha ha ha ha.....“
Lie Tiong terpaksa menjimpan obat annja dan ber-
24