"Baik ibu, aku hendak segera tjepat² meninggalkan kota ini, aku akan menudju kota Jan An Hu, barangkali ada pekerdjaan jang lebih baik" Ong Tjin tjepat² menjusun pakaian² dan bekal dalam perdjalanan, kemudian setelah memberi hormat pada ibunja, Ia terus berangkat.
Keesokan harinja Ko Kiu amat marah mendengar laporan bahwa Ong Tjin tanpa minta idjin meninggalkan djabatannja.
"Pasti ia mempunjai maksud kurang baik terhadap pemerintah, sita tanah dan rumah Ong Tjin dan usir sekali ibunja !" Ko Kiu dengan marah memerintahkan penjitaan dan pengusiran terhadap rumah dan ibu Ong Tjin.
Semua kantor² pemerintah diberi kontak dan diperintah kan bila mendjumpai Ong Tjin supaja ditangkap dan dikirim ke-Tong Khia.
Maka hampir di semua tembok kota, terdapat pengumuman penangkapan atas diri Ong Ijin dengan gambar wadjah Ong Tjin jang sangat djelas.
Ibu Ong Tjin jang diusir oleh Ko Kiu, karena sebelum Ong Tjin berangkat, telah mengetahui kemana tudjuan anaknja, maka langsung sang ibu menudju kekota Jan An Hu. Benarlah setelah 10 hari dalam perdjalanan bertemulah ibu dan anak, mereka amat senang dapat perkumpul kembali dan ber-sama² melandjutkan pengembaraannja.
Suatu pagi setelah 2 hari lagi perdjalanan, Sampailah Ong Tjin dan ibunja dikota Jan An Hu Begitu memasuki pintu kota, Ong Tjin dan ibunja tertarik oleh suatu pemandangan, jakni diperempatan djalan raja, ada seorang pemuda jang berusia 20 tahun sedang mendemonstrasikan ilmu silat, saat ini pemuda jang gagah itu tidak mengenakan badju atas, sehingga nampak dengan djelas dadanja jang bidang serta tubuhnja jang kekar kokoh penuh dengan urat² jang menonjol, masih ada lagi keistimewaaan pada diri pemuda ini, jakni dada dan punggungnja
13