Lompat ke isi

Graaf de Monte-Cristo/Bab 24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

​​​​

XXIV.

GILANG GOMILANG.

––––––––––––

Mata hari soedah naik tinggi djoega dan hawanja membikin panas pada batoe karang. Riboean djangkrik jang melindoeng di bawah roempoet dan daon, ada rioeh memoenji dengan perlahan. Pada tiap kali Edmond menindak di batoe karang-, banjaklah tjetjak bidjo djadi kaget dan berlari meseraboetan, sedang di kadjaoehan, pada lamping boekit, ada kalihatan kambing berkawan-kawan. Maka haroeslab djoega dibilang, bahoewa poelo itoe ada rame djoega; tapi Edmond ada marasa amat soenji. Sedang bagitoe, adalah djoega ia merasa takoet, kaloe-kaloe ada orang lihat padanja, dari sebab ia ada di terangnja mata-hari.

Sebab bagitoe, sabelon ia berangkat tjari lobang gowa, ia naik doeloe ka satoe boekit jang tinggi dan melihat koelilingan.

Komoedian ia toeroen kombali, ialoe mengikoeti djoeroesannja tanda Jang ada di batoa-batoe karang, dan sigralah djoega ia dapat taoe, bahoewa djoeroesan itoe berachir pada satoe kali ketjil jang dalam djoega ajernja, hingga boleh didjalani praoe.

Satelah melihat kali itoe, Dantes lantas mendoega, bahoewa kardinaal Spada doeloe hari telah datang di sitoe dan naik dari sitoe ka darat, soepaja tida kalihatan dari laoet: kali itoe poen ada tersemboeni. Maka dengan beringat pada boenjinja soerat jang tertoelis oleh kardinaal Spada itoe, Dantes lantas djalan balik kombali dan mengamperi pada batoe besar jang boelat dan ada di tampat rata. Tegaslah pada Dantes bahoewa kaadaän batoe-batoe di sitoe ada betoel sabagima terseboet di dalam soerat kardinaal; tapi satoe perkara ada terbitken' rasa heran di hati Dantes. Bagimanatah kardinaal Spada soedah bisa angkat dan taro di sitoe itoe batoe besar, jang brangkali djoega beratnja ada lima atawa anem riboe pond ? Tapi sigralah djoega Dantes dapat satoe doegaän dan dapat djoega kanjataännja, jang itoe batoe besar boekan sekali telah diangkat dari bawah ka atas, hanja telah dilangsoerkeu dari sabelah atas ka tampat itoe.

Pada sapoetar itoe batoe besar ada ditaro batoe-batoe ketjil boewat toetoepi lobang jang masih kalihatan, dan itoe batoe-batue ketjil dirapatken satoe pada lain dengan tanah, hingga djadi tertoetoep dengan roempoet dan loemoet, dan itoe batoe besar djadi kalihatan seperti ada tertanam, sapotong di tampat itoe, Dantes dapat taoe demikian halnja batoe besar itoe, sebab ia tjoba bongkar itoe batoe-batoe ketjil dan tabah; dan ia lantas dljoega mengarti, bahoewa itoe batoe-batoe ketjil telah disengadja ditaro di sitoe oleh tangan manoesia. Maka besarlah harapannja Dantes atas hal harta pendeman.

Sigralah djoega itoe batoe-batoe ketjil soedah dapat dilaloeken, dan Dantes lantas dapat lihat satoe lobang ketjil jang besar di dalamnja.

Dengan girang hati Dantes lantas tebang satoe poehoen jang besar djoega, dan sasoedah boewang tjabang-tjabangnja itoe, ia lantas goenaken itoe seperti satoe pendjoegil aken kisarken itoe batoe karang jang besar; tapi sedikit poen batoe itoe tida tergerak, kerna berat adanja.

Dantes berdiam sakoetika dengan berpikir, laloe ia gali satoe lobang ketjil di antara itoe batoe bebesar dan tjadas jang ada di bawahnja; sasoedahnja sadia, ia isiïn itoe dengan obat bedil, lalue ia sowek selampenja dan membikin soemboe atawa tali-api dengan kain selampe itoe, jang dipelintir olehnja sambil ditaroi sidikit obat bedil. Sasoedah boeboengken soemboe itoe pada obat di lobang, ia lantas soeloet itoe dan berlari pergi, dan sigra djoe­ga obat itoe telah meledoek. Ttoe batoe besar ada laengisar sedikit sadja, tapi tjadas jang ada di bawahnja, djadi antjoer dan melesat, hingga de­ngan lantaran bagitoe djadi terbit satoe lobang besar djoega, jang menemboes ka dalam gowa: Satelah terbit lobang ini, adalah kaloewar dan berlari dari sitoe berkian-kian djangkrik dan sabaginja serta satoe oelar besar jang brangkali djoega djadi penoenggoenja gowa atawa harta jang ada di gowa itoe.

Sigra djoega Dantes soedah datang kombali pada itoe batoe besar, jang sekarang ini ada djadi dojong ka lamping boekit, sebab sabagian dari tjadas jang ada di bawahnja telah terpental. Dan­tes lantas djoegil batoe itoe dengan batang poehoen, hingga batoe lantas terbalik dan teroes bergoeling-goeling di lamping boekit, terdjoen ka dalam laoet. Pada bekasnja itoe batoe ada kalihatan satoe batoe pesagi, dan pada tengah-tengahnja batoe ini ada lengket satoe gelang besi.

Dantes bertriak, oleh kerna merasa teramat girang. Hatinja ada berdebar keras sekali, kakinja poen bergoemetar. Soedah berdiam sakoetika, Dantes masoekken batang kajoe ka dalam itoe gelang besi, laloe dengan mendjoegil ia angkatken itoe batoe pesagi, dan dapat lihat lobang dalam, di mana ada tangga tjadas jang tembing sekali. Sakoetika lamanja Dantes memandang pada lobang itoe sambil beringat, bahoewa brangkali djoega lain orang soedah lebih doeloe dapat taoe adanja itoe lobang dan soedah toeroen ka dalamnja, hingga saände benar di lobang itoe ada terpendam hartanja kardinaal Spada, brangkali djoega harta itoe soedah diambil orang. ,Ja," katanja sendiri-diri: ,baiklah akoe djangan terlaloe merasa girang. Kaloe akoe toeroeti girangnja hati, komoedian tiada dapatken apa jang akoe harap, hatikoe boleh djadi terpetjah. Sebab bagitoe, biarlah akoe beringat sadja, jang kaloe se­karang akoe masoek ka lobang ini, boekanlah sebab ada harapan besar, hanja sebab kapingin taoe apa adanja lobang ini."

Komoedian, sasoedahnja berdiam kembali sakoetika, ia berkata poela; ,Tapi saände ada itoe harta, dan orang soedah ambil itoe, apa orang itoe nanti maoe bekerdja berat aken toetoepi kom­bali lobang ini dengan batoe bagitoe besar? Sebab bagitoe, bolehlah djoega akoe mengarap, tapi se­dikit sadja."

Dengan tersinjoem Dantes itoe lantas moelai toeroen ka dalam lobang gowa jang gelap ; tapi semingkin ia masoek ka dalam, semingkin ber­tambah terang adanja tampat. Sinar terang poen boekan sadja masoek ka gowa itoe dari lobang jang sekarang ada pada kapala tangga, hanja ma­soek djoega dari rengat-rengatnja karang jang tiada kalihatan dari loewar.

Sasoedahnja berdiam sedikit lama, Dantes dapat melihat dengan tegas pada sekalian jang ada di gowa itoe; matanja poen memang biasa melihat di tampat goeram. Aken tetapi, jang kalihatan di sitoe tiada lain, hanja melinken karang jang keras, jang dari sebab tiada rata adanja dan ada di tampat goeram-goeram. ada kalihatan berkeredep di sana-sini, seperti tertaboer dengan permata-permata moelja.

»Ha!" kata Dantes dengan tersinjoem: »brangkali inilah adanja harta-benda jang telah diseboet-seboet oleb pandita Faria!"

Sedang bagitoe, Dantes beringat, bahoewa di dalam soerat toelisannja kardinaal Spada ada terseboet doewa lobang atawa moeloet-gowa; maka Dantes lantas beringat djoega, jang ia baroe datang ka dalam satoe lobang gowa. Sebab bagitoe, ia lantas tjari lain lobang dengan melihat koelilingan dan mengetok dengan patjoelnja di sana-sini. Achir-achir ia kena ketok soewatoe tampat jang membri lain roepa boenji dari jang terdengar di tampat-tampat lain. Dantes mendoega, jang di itoe tampat djoega ada satoe lobang atawa moeloet gowa, dan sedang bagitoe adalah ia dapat lihat se­dikit kapoer tembok jang djadi goegoer, kerna itoe batoe karang diketok-ketok.

Sigra djoega Dantes soedah dapatken moeloetnja gowa jang kadoewa. Lobang ini ada tertoetoep dengan batoe, dan batoe ini dipelesteri de­ngan tembok. Sasoedah bongkar ini batoe penoetoep, Dantes dapat lihat satoe gowa dan dari dalam gowa ini ada kaloewar hawa jang berbaoe sedikit boesoek.

Sasoedahnja menoenggoe sebentaran, soepaja hawa di gowa itoe tertoekar dengan hawa segar, baroelah Dantes masoek ka itoe gowa. jang ada lebih ketjil dan lebih gelap dari gowa jang per­tama.

Pada satoe tampat, di sabelah kiri dari moeloet gowa itoe, ada satoe podjok ada lobang ketjil jang dalam serta gelap sekali, sedang di antero gowa itoe tiada sekali ada barang apa-apa.

Dantes mendoega, saände hartanja kardinaal Spada ada di itoe tampat, tantoe ada terpendam di itoe podjok jang gelap. Ia hamperi podjok itoe dan lantas moelai menggali tanah di sitoe.

Sasoedah mematjoel beberapa kali, patjoelnja terbentoer pada besi, hingga Dantes djadi kaget sekali: ia poen mendoega, bahoewa jang terbentoer itoe besinja soewatoe peti. Komoedian sigralah djoega ia dapat taoe, jang di tampat itoe ada terkoeboer satoe peti kajoe jang bersoempe besi.

Di itoe waktoe Dantes dapat lihat satoe bajangan jang berkelipat, maka ia lepasken patjoelnja, laloe pegang sinapannja dan berdjalan ka loewar gowa Satoe kambing telah melompat di moeloetnja gowa jang pertama, dan tempo Dantes sampe di loewar gowa, kambing itoe ada lagi makanin roempoet di tampat dekat.

Sasoedah berdiam dengan berpikir sakoetika, Dantes lantas potong satoe tjabang kajoe damar, dan sasoedahnja membikin api, ia goenaken tjabang Itoe seperti obor, jang ia lantas bawa ka dalam gowa, soepaja boleh lihat dengan terang apa jang ada di gowa itoe. Ia tantjapken obornja itoe di tanah, laloe ia moelai menggali poela.

Sigra djoega Dantes soedah bisa dapat lihat antero toetoepnja peti jang terpendam itoe; di tengahnja toetoep itoe ada dilengketken satoe papan perak jang dioekiri tjapnja koelawarga Spada, jaitoe satoe pedang jang tersender pada satoe ta­ming dan di oedjoeag pedang itoe ada satoe topi kardinaal.

Di sitoelah Dantes pertjaja betoel, bahoewa hartanja kardinaal Spada ada terpendam dan masih ada di sitoe; kerna saände lain orang soedah ambil itoe harta, orang itoe tida nanti maoe koeboerken lagi itoe peti

Dengan sigra Dantes laloeken tanah jang ada di sapoetarpeti itoe, laloe ia dapat lihat koentjinja peti itoe jang ada di sabelah tengah, dan doewa koentji gantoeng jang ada di sabelah pinggir kanan dan kiri, sedang pada pongpok-pongpoknja peti itoe ada doewa gelang besi. Dantes pegang ini doewa gelang, laloe tjoba angkatken itoe peti, tapi tida terangkat; maka lantas sadja ia tjoba boekaken peti itoe dengan paksa. Ia sesapken besinja patjoel ka antara peti dan toetoepnja peti itoe, laloe ia dengkek gagangnja patjoel, hingga toetoepnja peti djadi terdjoegil dan terpetjah, dan dengan bagitoe peti itoe djadi terboeka.

Dantes meramken ia poenja mata, kerna ia me­rasa mabok. Itoe peti ada terbagi ka dalam tiga bagian atawa kotak. Satoe kotak ada terisi penoeh dengan ringgit emas; kotak jang kadoewa ada penoeh dengan emas potongan, sedang kotak jang katiga ada berisi satengahnja dengan intan, moetiara, mirah, djambroet dan lain-lain permata moelja.

Sasoedahnja. merabah-rabah pada barang-barang itoe dengan tangannja jang bergoemetar, Edmond Dantes laloe berdiri dan berdjalan moendar-mandir di dalam gowa, salakoe orang jang berangkat djadi gila.

Komoedian ia lari ka loewar gowa, mandjat ka satoe karang jang tinggi dan melihat koelilingan ka moeka laoet, tapi tida dapat melihat satoe apa, lain dari ajer; njatalah padanja, jang ia ada sendirian sadja di itoe poelo, di mana ada harta teramat besar; tapi ia tida taoe, apa ia ada bangoen atawa ada mengimpi.

Sakoetika lamanja Dantes pegangi kapalanja sendiri dengan tangan kanan dan kiri, seperti ada merasa takoet jang ingatannja nanti melesat dan mengilang, komoedian ia berlari-lari koelilingan, memboeroe-boeroe pada kambing-kambing dan mengageti boeroeng-boeroeng dengan soewara triak, djoestoe salakoe orang jang koerang ingatan benar.

Kamoedian ia balik kombali ka dalam gowa dan dapat lihat kombali itoe emas dan batoe-batoe per­mata moelja di dalam peti.

Di sitoe Dantes lantas berloetoet dan menekan hati jang berdebar, sambil bersoekoer kapada Allah.

59

Sahabis bersoekoer, baroelah hatinja Dantes moelai tetap dan moelai pertjaja, jang sekarang ia moelai dapat peroentoengan baik. Dengan enak hati ia hitoeng hartanja itoe. Emas potongan jang masing-masing ada beratnja 2 sampe 3 pond, ada sariboe potong; ringgit emas jang masing-masing ada berharga delapán poeloeh frank, ada 25000; sedang bagitoe, isinja peti baroe kaloewar satengahnja sadja. Achir-achir Dantes tjoba takar banjak- uja batoe permata dengan tangan kanan dan kiri jang dikeloengken dan dirapatken satoe pada lain, hingga djadi seperti satoe mangkok besar. Ada sapoeloeh takar banjaknja permata-permata itoe.

Hari moelai sore dan sigra djoega soedali djadi gelap. Dautes koewatir kaloe-kaloe ia nanti kadatangan orang, salagi ada di dalam gowa, maka ia kaloewar dari sitoe dengan membawa sinapannja. Sasampenja di loewar, ia doedoek makan bischuit dan minoem sedikit anggoer, laloe ia tidoer di samping moeloetnja gowa.

––––––––––––