Lompat ke isi

Graaf de Monte-Cristo/Bab 12

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

​​​​

XII

BAPA DAN ANAK.


Toewan Noirtier, ajahnja Villefort, mengawasi ada si boedjaug, sampe dia ini soedah kaloewaran menoetoepken pintoenja kamar; komoedian — oleh kerna selempang, jang boedjang itoe nanti memasang koeping di pintoe — toewan Noirtier itoe antas berbangkit dan boekaken pintoe itoe. Baiklah djoega ia berboewat bagitoe, kerna lakoenja sj boedjang ada menjataken, jang dia ini bjasa mentjoeri dengar omongan orang.

Sasoedah boedjang itoe kaloewar dari pertengalan, toewan Noirtier koentjiken pintoenja tanapat toe, laloe ia balik kombali ka dalam kamar dan koentjiken djoega pintoenja kamar ini.

»Hm, kaoe taoe, anakkoe!" katanja pada Villefort: bahoewa kaoe tida kalihatan girang, oleh kerna melihat akoe datang di sini?"

»Tantoe sekali saja ada merasa girang, ajahkoe !

api saja tida sekali kira^ jang kaoe nanti datang

18


padakoe, dan hal inilah djadi lantaran aken saja tida sadia."

»Akoe rasa," kata poêla toewan Noirtier sambi berdoedoek: »akoe poen boleh berkata bagitoe kapadamoe. Kaoe mengabarken padakoe, bahoewa kaoe nanti bertoendangan di tanggal 20 Februari dan sekarang ini, 3 Maart, kaoe ada di Parijs. Bagi mana boleh bagitoe?"

— »Djika sekarang saja ada di sini, ajahkoe djanganlah kaoe berdoeka; kerna aken goenamo sadja, maka saja datang di sini, dan brangkali djoega perdjalannankoe ini nanti meloepoetken kaoe dan katjilakaän.

— »Hoho! biarlah kaoe tjeritaken hal itoe Toewan hakim ! tantoe sekali tjeri ta i toe bagoe adanja.'

— »Ajahkoe! apa kaoe ada dengar orang bitjar dari hal koempoelan Bonapartisch di djalanan St Jacques?"

— >Roemah nomor 53? — Ja, akoe sendiri poe ada djadi wakilnja kapala dari pakoempoelan itoe,

— »Ajahkoe! kaoe poenja hati jang amat tetap ada datangken rasa seram kapadakoe."

— »Apa kaoe maoe? apa kaoe ingin biar ako merasa takoet? Saorang jang soedah taoe menahan banjak sengsara dan taoe melawan pada banja bahaja, dia djadi berhati tetap dan tida kenal ras mengeri. Tapi teroeskenlah omongmoe. Apatah

19


jang telah djadi dengan itoe pakoempoelan di StJoeques ?

— »Orang telah panggil generaal Quesnel datang pada pakoempoelan itoe; dia ini brangkat dari roemahnja di waktoe malam, dan pada esoknja pagi orang dapatken majitnja di kali Seine.'

— »Siapatah telah tjeritaken hal itoe kapadamoe?

— »Baginda Radja."

— »Ha, bagitoe ! akoe nanti tjeritaken padamoe lain hikajat jang lebih baroe."

— »Saja rasa, saja soedah taoe apa jang kaoe maoe bilang padakoe."

_ »Bagitoe? apa kaoe soedah taoe djoega, bahoewa Sri Baginda Keizer telah datang di tanah Frankrijk?"

— »Djangan roesoeh-roesoeh, ajahkoe! saja minta bagitoe, aken goenamoe dan djoega aken goenakoe. Ja, saja soedah dapat taoe hal itoe, malah lebih doeloe dari padamoe ; kerna di dalam tiga hari saja soedah berdjalan seperti terebang dari Marseille ka ini kota Parijs, dari sebab saja tida bisa kirimken omongkoe."

— »Tiga hari! Apa kaoe gila? Pada tiga hari jang telah laloe. Baginda Keizer belon berangkat dari Elba."

—»Boleh djadi; tapi saja telah dapat taoe niatannja"

— »Dengan lantaran apa?

—»Dengan lantaran sapoetjoek soerat jang di kirimken dari poelo Elba kapadamoe."

»Kapadakoe?"

—»Kapadamoe sendiri; saja dapatkeii itoe d antara soerat-soerat jang dibawa oleh itoe soeroe han. Saände soerat ini soedah terdjatoh ka dalam tangan lain orang, brangkali djoega di ini waktoe kaoe soedah mati ditembak, ajahkoe!"

Toewan Noirtier tersenjoem, laloe berkata; »Hm- hm! kaloe bagitoe, adalah kalihatan, bahoewa in karadjaan-baroe telah beladjar aken selesehken per kara dengan sigra. Mati ditembak! kaoe bitjara ter laloe lantjar, sobat! Di manatah sekarang adanja itoe soerat? Akoe kenal baik padamoe, maka tia dalah akoe selempang, jang kaoe soedah sembarang lem parken itoe."

»Saja soedah bakar itoe," sahoet Villofort : »ker- ua takoet nanti ada katinggalan sesowek dari pada- nja : soerat itoe poen boleh memboenoeh kapada- moe.

—»Dan boleh membinasaken peroentoengaumoe jang baik, boekan?—ja, akoe taoe itoe; tapi akoe troesah takoet, sebab kaoe ada lindoengken akoe."

—»Saja perboewat lebih dari pada itoe, ajahkoe! Saja lepasken kaoe dari kabinasaan !"

— »Astaga! sedih amat hal dirikoeini; biarlah kaoe bitjara lebih terang."

— »Ajahkoe! saja misti seboet lagi itoe pakoem- poelan di St-Jacques."

—»Akoe lihat njata, bahoewa toewan-toewan po

21

litie telah dapat taoe betoel adanja pakoempoelan itoe. Mengapatah ia-orang tida tjari itoe dengan soenggoeh, sedang ia-orang telah taoe djoega di mana adanja itoe?"

— »Ia-orang belon taoe sampe bagitoe ; tapi ia-orang telah mengindjak pada djalan jang benar aken dapatken itoe."

— »Itoelah omongan jang biasa dikataken dari tempo doeloe, dan akoe kenal baik sama omongan bagitoe: kaloe politie tida bisa dapatken boekti, lantas ia bilang sadja, jang ia telah dapatken djalan jang benar; dan Gouvernement boleh menoeng" goe dengan senang, sampe politie itoe datang berkata, bahoewa djalan itoe terpoetoes atawa terhilang."

— »Tapi orang telah dapatken satoe majit ; itoe generaal Quesnel mati di ajer, dan samoewa orang ada doega, jang matinja itoe telah terdjadi dengan lantaran pemboenoehan."

— »Lantaran pemboenoehan ? Tida ada kanjataän, jang generaal itoe telah mati terboenoeh orang. Saban hari orang ada dapatken di kali Seine majit-majitnja orang jang boewang diri, dari sebab melarat, atawa jang kalelap, dari sebab tida bisa berenang."

— »Ajahkoe! kaoe taoe betoel, bahoewa generaal itoe tida nanti memboewang diri, sebab melarat, dan kaoe taoe djoega, bahoewa di boelan Januari tida ada orang mandi di kali Seine. Djanganlah koerang pertjaja; matinja generaal itoe memang betoel sekali ada terdjadi lantaran pemboenoehan." — »Siapatah ada bilang bagitoe?"

— »Baginda Radja sendiri !"

— »Baginda Radja! akoe telah kira jang dia itoe ada berboedi besar dan ada taoe, bahoewa di dalam perkara negri tida ada hal pemboenoehan : orang tida boenoeh orang, hanja orang laloeken sadja halangan jang ada di djalanan. Kaoe maoe taoe bagimana adanja itoe perkara? Dengarlah! akoe nanti bilang itoe padamoe. Orang soedah kira boleh dapat bantoeän dari itoe generaal Quesnel, sebab dari poelo Elba orang ada kabarin kita bagitoe 'satoe dari antara orang-orang pakoempoelan pergi lah kapada generaal itoe dau minta ia datang ber- sama-sama di soewatoe perhimpoenan di St-Jacques di mana ia nanti bertemoe sobat-sobat; ia datang di perhimpoenan itoe, dan orang lantas bri taoe padanja antero rasia, jaitoelah bahoewa Baginda keizer bakal datang ka tanah Frankrijk; tapi tempo "ia soedah dengar segala perkara dan soedah dapat taoe segala hal, hingga tida ada apa-apa lagi jang misti dikabarken padanja, ia lantas bri taoe, jang ia ada berkawan pada Radja. Di sitoe kita-orang samoewa djadi kaget dan tertjengang; kita-orang lantas minta biar generaal itoe bersoempah aken toetoep rasia kita, dan ia poen toeroet permintaän itoe, tapi dengan sangat tida senang, hingga samoe- wa orang djadi merasa gemas kapadanja; tapi maski bagitoe, kita-orang Marken ia berlaloe dengan senang dan slamat. Komoedian ada djadi kataoeän jang dia itoe tida poelang lagi ka roemah sendiri. Apatah lagi, sobat ! Dia itoe soedah berlaloe dari antara kita dan brangkali djoega ia soedah kasalahan djalan dan djadi tertjeboer ka dalam kali. Satoe pemboenoehan ! kaoe membri heran padakoe, anak ! oleh kerna satoe Wakil-procureur Baginda Radja maoe menoedoehken kasalahan kapada orang, dengan tida ada ampoenja kanjataän jang sah. — Kaloe kaoe lakoeken djabatanmoe dan soeroeh algodjo koetoengken kapalanja saorang kambratkoe, apa akoe nanti berkata: »Anak! kaoe perboewat pemboenoehaa!" — tida sekali! hanja akoe berkata: -»Baik, Toewan! kaoe soedah berperang dengan gagah; tapi di hari esok ada giliran kita!" Villefort berdiam sakoetika, laloe berkata: »Tapi ajahkoe, kaloe giliran datang pada kita, tantoe sekali giliran tjilaka besar."

»Akoe tida mengarti, apa jang kaoe hendak bi­ lang," kata Noirtier.

— »Kaoe mengarap-arap datangnja Napoleon, boekan?"

— »Ja."

— »Pertjoemah sadja, ajahkoe ! kerna belon sam»pe rnasoek ka tanah Frankrijk sapoeloeh mijl djaoehluja, baginda itoe nanti diserang dan diboeroe orang seperti satoe binatang alas."

— »Enak amat omongmoe! di ini waktoe Baginda Keizer telah ada di djalanan ka Grenoble; di tang­ gal 10 atawa 12 ia nanti sampe di Lyon, dan di tanggal 20 atawa 25 ia nanti ada di ini kota Parijs.

— »Sekalian pedoedoek negri nanti bergerak.

— »Ja, samoewa nanti bergerak aken samboe datangnja dengan girang hati."

— »Ia tjoemah teriring oleh sedikit soldadoe, dan orang nanti serang padanja dengan balatantara besar.

— »Ja, dengan balatantara besar sekali, jang nan ti bawa ia dengan bersoerak-soerak poelang pada tachtanja di ini kota Parijs. Soenggoeh, anakkoe kaoe ini masih anak-anak dengan sabenarnja! Kaoe kira, kaoe soedah taoe rasia besar, sebab kaoe soe dah dapat kabar jang berkata padamoe: Napoleon soedah datang di Dannes dengan teriring oleh sedikit soldadoe; orang memboeroe kapadanja. Itoelah jang kaoe taoe, lain tiada. Ja, orang nanti menboeroe padanja sampe di kota Parijs, dengan tida sekali boenjiken sinapan."

— »Grenoble dan Lyon ada satia pada Baginda Eadja, dan nanti menoetoep djalanannja Napoleon.

— »Grenoble nanti boekaken pintoe-pintoenja pada waktoe Napoleon mengamperi ; sekalian pendoedoek kota Lyon nanti samboeti dengan girang datangnja Baginda Keizer. Pertjajalah padakoe, anak ! orang-orang Bonapartisch tida bodo, dan ia-orang poenja mata-mata tiada kalah sama kaoe poenja. Kaoe maoe katerangan? Dengarlah kaoe tida maoe kasih akoe taoe, jang kaoe ada datang di sini, tapi toch akoe dapat taoe, pada satengah djam sasoedah kaoe datang di kota; kaoe tida kasih taoe pada saorang, lain dari koesirmoe, di mana kaoe hendak menoempang di ini kota, tapi toch akoe taoe kaoe ada di mana, dan aken kanjataän hal itoe, akoe datang padamoe, sedang kaoe maoe berdoedoek makan. Panggillah boedjang dan minta lagi barang makanan; kita orang nanti makan bersama-sama.

— »Ja," kata Villefort, sambil memandang pada bapa sendiri dengan merasa heran : »njata sekali jang kaoe bisa mendapat kabar dengan betoel dau lekas."

Sedang bagitoe, toewaii Noirtier maoe boenjiken kelenengan aken memanggil boedjang; tapi Villefort menjegah sambil berkata : »Nanti doeloe, ajahkoe! saja maoe bitjara doeloe sedikit."

— »Moelailah!"

— »Maskipoen politie di kota ini haroes diseboet tida tjeli, ia telah dapat taoe djoega satoe perkara djelek."

— »Perkara apa?"

— »Ia dapat taoe roepa itoe orang, jang soedah datang pada generaal Quesnel di waktoe pagi, pada harian generaal itoe terhilang."

— »O! dia taoe roepanja orang itoe? Bagimana katanja, sedang ia tjeritaken roeapanja itoe orang?

— »Koelit berwarna hitam-manis, ramboet, alis dan mata berwarna hitam; jas warna blao dan terkantjing dari atas sampe di bawah, sedang di satoe lobang kantjing ada pitanja bintang Legioen va Eer; topinja berpinggir lebar, dan tangannja me megang toengkat rotan."

— »Hola! ia taoe itoe! tapi mengapatah ia tid tangkap orang itoe?

— »Kerna kamarin atawa kamarin doeloe ia ka hilangan orang itoe di tikoengan djalan Coq-Heron.

— »Njatalah jang kaoe poenja politie goblog sekali."

— »Ja, tapi tida oeroeng ia bisa djoega dapa lihat kombali itoe orang jang ia tjari."

»Boleh djadi," kata Noirtier : »kaloe orang itoe tida dibri ingat; tapi sekarang ia taoe adanja baha ja, dan dari sebab bagitoe ia nanti nierobab roepa dan pakean.'

Habis bilang bagitoe, teroes sadja ia berbangkit dan melepasken jas dari badan sendiri; komoedian ia hamperi satoe niedja di mana ada tertaro anaknja poenja perabot tjoekoer dan lain-lain, laloe de- ngan tangan tetap ia tjoekoeri djembrosnja, jang djadi satoe pertandaan aken politie jang hendak menangkap.

Sasoedah memboewang djembros, toewan Noir- tier itoe robah ramboetnja; ia poenja jas blao ia tida pake kombali, hanjapake Villefort poenja jas oengoe sepa, dan' pake djoega Villefort poenja topi jang berpinggir ketjil; ia poenja toengkat rotan poen ia tida pegang kombali, hanja ambil Villefort poenja toengkat gelaga jang ketjil. Komoedian, sasoedahnja berkatja, ia berkata pada Villefort: »Apa kaoe kira, sekarang ini politie nanti kenali akoe ?"

»Saja rasa, tida, ajahkoe!" sahoet Villefort.

— »Sekarang akoe serahken padamoe boewat injapken pakeankoe jang akoe tinggalkan di sini."

— »Djangan koewatir aken hal itoe, ajahkoe !"

— »Baik ; akoe merasa djoega, bahoewa kaoe te­ lah loepoeken akoe dari kabinasaän; tapi sigralah djoega akoe nanti membalas baik padamoe."

Villefort gojang kapala, salakoe orang jang tid pertjaia.

»Kaoe tida pertjaja?"

— »Saja ada harap, jang kaoe telah salah menioega kaädaännja hal."

— »Apa kaoe nanti bertemoe lagi pada Baginda Radja?"

— »Brangkali djoega saja nanti bertemoe kombali."

— »Apa kaoe maoe berneboewet seperti satoe abi di hadepannja?"

— »Orang jang bawa kabar djelek, tida ditrima dengan senang di dalam karaton, ajahkoe !"

— »Ja, tapi di lain hari orang nanti djadi ingat padanja. Kaloe neboewetmoe berboekti, kaoe nanti bernama besar."

— »Apatah jang saja misti bilang pada Baginda

— »Bilang padanja: Toewankoe! orang soedah membri kabar jang salah kapadamoe dari hâl ka ädaännja Frankrijk, dari hal ingatannja pembesar pembesar di dalam kota-kota, dan dari hal niatan nja balatantara. Itoe orang, jang di ini kota Parij diseboet setan Corsika, dan di Nevers diseboe Orang jang pande menaloekken, — di kota Lyon dia itoe diseboet Bonaparte, dan telah djadi keize di Grenoble. Toewankoe kira. dia itoe ada diboeroe boeroe dan ada berlari pergi ; tapi tida ada bagitoe hanja ia mendatangi dengan sigra ka kota ini. poenja soldadoe-saldadoe, jang toewankoe kiraken ada kakoerangan makanan dan ampir tinggalken padanja, ada djadi bertambah-tambah banjaknja Toewankoe ! berangkatlah pergi dari sini da biarkenlah Frankrijk terpegang oleh tangannja poenja toewan, jang boekan soedah membeli, hanja soedah mendapatken itoe dengan lantaran kagaga hannja. Berangkatlah, Toewankoe! boekan sekali dari sebab ada bahaja aken dirimoe ; kerna moesoeh moe ada sampe berhati moelia aken bisa berkaroe nja kapadamoe, — hanja dari sebab ada hina sekal aken sanaknja Radja Lodewijk jang Soetji, kalo misti menerima karoenja dari saorang boekan toe roenan besar. Bilang bagitoe kapada radjamoe anak! koe! atawa baiklah djoegakaloe kaoe poelang sadja dan tida bilang satoe apa pada radjamoe; biarlah kaoe rasiaken perdjalananmoe ini: djangan seboet seboet apa jang kaoe telah perboewat di Parijs Kaloe kaoe soedah datang ka sini dengan berdjalan seperti terebang, biarlah kaoe berdjalan poelang seperti angin toefan, masoek ka kota Marseille di waktoe malam, dan masoek ka dalam roemah sendiri dari pintoe belakang; tinggal di sana diam-diam dengan berlakoe rendah dan djangan berboewat satoe apa; kerna pada ini satoe kali, kita-orang nanti berlakoe seperti orang-orang jang berkoewasa dan mengenal baik kapada sekalian moesoeh. Berangkatlah, anakkoe! dan dengan lantaran kaoe menoeroet pada perintah bapa, kita-orang nanti tetapken kaoe di dalam djabatanmoe, soepaja," kata poela toewan Noir tier itoe sambil tertawa; »di lain tempo kaoe boleh loepoetken lagi akoe ini dari pada kabinasaän, kaloe akoe ada mendapat kembali perkara djelek. Slamat tinggal, anakkoe!"

Habis bilang bagitoe, toewan Noirtier itoe lantas berangkat pergi dengan senang hati.

Dengan merasa amat koewatir Villefort mengamperi pada djendela, laloe melihat pada bapanja, jang berdjalan dengan senang di antara doewa atawa tiga orang jang melindoeng di pilar-pilar tembok dan di tikoengan djalanan, brangkali djoega dengan niatan aken menangkap pada orang jang berdjembros itam dan memake jas blao dan topi berpinggir lebar.

Villefort tinggal berdiri dan melihat pada ajahnja, sampe ajah itoe soedah membelot di tikoengan dan tida kalihatan lagi olehnja. Komoedian ia lantas oempatken sekalian bareng jang ditinggalken oleh ajahnja itoe.

Tida berselang lama lagi, Villefort panggil boedjangnja, soeroeh bajar rekening roemah-makanan laloe sigralah djoega ia lantas naik ka dalam kareta jang memang soedah menoenggoe aken membawa ia poelang ka Marseille.

Di kota Lyon Villefort itoe dapat kabar, bahoewa Napoleon telah masoek ka dalam kota Grenoble maka dengan merasa amat koewatir, Villefort teroesken perdjalanannja dengan lekas sekali, dan sigralah djoega ia sampe di Marseille.





__________