Buku Peringatan 30 Tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia/Pendahuluan

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

Sepatah Kata.

Tanggal 22 Desember 1958 adalah hari ulang tahun jang ke-XXX sedjak para tokoh-tokoh Wanita Indonesia berkumpul untuk memperdjoangkan tjita-tjita bersama jang meliputi dua aspek.

Pertama : memperdjoangkan persamaan hak dengan kaum prija.

Kedua : berdjoang bersama dengan kaum prija menudju tjita-tjita kemerdekaan bangsa Indonesia.

Dari kedua aspek tjita-tjita bersama tadi lahirlah suatu kebulatan tekad jang akan memberi arti bersedjarah kepada perdjoangan Wanita Indonesia tersebut, dan hari 22 Desember jang gilang-gemilang itu diresmikan mendjadi „,Hari Ibu", dengan segala penghargaan jang terkandung didalamnja, dimana wanita tidak sadja dihargai sebagai Ibu dari anak-anaknja, tetapi djuga sebagai Ibu Bangsa Indonesia dalam arti-kata seluas-luasnja.

Sungguh dapat dipudji usaha dan tekad dari Wanita Indonesia ini, jang dengan menjampingkan semua perselisihan-perselisihan ketjil diantara mereka sendiri bersatu didalam menghadapi perdjoangan untuk tjita-tjita jang mulia. Dan dapatlah sekarang dikatakan, bahwa perdjoangan itu sebagian besar telah berhasil.

Persamaan hak politis telah tertjapai dan terdjamin dalam Undang-undang Dasar R.I. Tetapi untuk mengisi hak jang telah diperoleh ini, Wanita Indonesia masih harus lebih-lebih bergiat lagi, pertama-tama, karena masih banjak kaum wanita Indonesia, terutama didesa-desa dan dipelosok-pelosok, jang belum ikut merasakan persamaan haknja itu dengan segala manfaatnja. Mereka masih membutuhkan bimbingan dari Saudara-saudaranja jang telah menikmati kemadjuan dan pendidikan. Lagi pula didalam taraf perdjoangan Bangsa Indonesia kini, jang sedang menghadapi pembangunan dalam segala lapangan, terutama lapangan ekonomi, sosial, dan moral, maka Wanita Indonesia berkewadjiban sebagai seorang Ibu untuk mendidik dan menjiapkan putera-puteranja untuk tugasnja dikemudian hari. Menanam adat istiadat, sopan-santun bangsa jang sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia sekarang sebagai Bangsa jang merdeka dan membutuhkan fundamen baru untuk dasar berpidjak. Ja memang berat kewadjiban wanita Indonesia, tetapi dimana ada hak, disitulah ada kewadjiban.
Dalam hal ini Kementerian Penerangan merasa bersjukur dapat memberi sumbangan kepada perdjoangan wanita Indonesia ini berupa buku peringatan, jang didalamnja memuat dokumen sedjarah dari kesatuan perdjoangan itu dengan usaha-usahanja jang dapat mendjadi pedoman untuk melandjutkan langkahnja menudju ke-kesedjahteraan dan kebahagiaan Bangsa.
Tak lupa pula kami mengutjapkan banjak terima kasih kepada Saudara-saudara jang telah membantu usaha ini, baik mereka jang tergabung didalam Kongres Wanita Indonesia, maupun jang membantu setjara perseorangan.

Sekretaris Djenderal
Kementerian Penerangan,

HARJOTO JOEDOATMODJO.

Kata Pengantar.[sunting]

KETUA SEKRETARIAT KONGRES WANITA INDONESIA.

 Sedjak Proklamasi Kemerdekaan negara kita, maka baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dikemukakan berbagai pertanjaan mengenai pergerakan wanita Indonesia, terutama dalam hubungannja dengan perdjoangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

 Karena belum ada buku chusus mengenai pergerakan wanita Indonesia, maka pertanjaan-pertanjaan itu selalu didjawab oleh Saudara-saudara kita jang sedjak permulaan memimpin Organisasi Wanita Indonesia.

 Tentu hal ini tidak memuaskan. Siapakah jang dapat memberi keterangan kalau nanti Saudara-saudara kita itu tidak ada lagi.

 Disamping itu beberapa wanita Indonesia menulis karangan mengenai kedudukan wanita Indonesia dan pergerakan wanita Indonesia jang sangat berharga dan dapat dipakai sebagai penundjuk djalan.

 Jang masih dirasa perlu adalah buku Chronologis mengenai kesatuan pergerakan Wanita Indonesia jang berisi facta-facta, darimana dapat diukur kemadjuan Wanita Indonesia.

 Hal ini dinjatakan pada Kongres Wanita Indonesia di Bandung dalam bulan Nopember 1952. Pada Kongres itu dibitjarakan bagaimana seperempat abad kesatuan pergerakan wanita Indonesia akan diperingati (22 Desember 1928 - 22 Desember 1953).

 Kongres Wanita Indonesia memperingati seperempat abad kesatuan pergerakan Wanita Indonesia dengan mendirikan gedung Persatuan Wanita di Jogjakarta dan mendirikan Jajasan Hari Ibu jang ditugaskan antaranja mendidik Wanita Indonesia menudju kepada kemerdekaan ekonomi. Jajasan Hari Ibu berpusat di Jogjakarta dalam Gedung Persatuan Wanita Indonesia. Dipilih kota Jogjakarta karena di Jogjakarta diadakan Kongres Perempuan Indonesia jang pertama, dimulai tanggal 22 Desember 1928. Disamping itu diputuskan djuga untuk mengeluarkan buku Chronologis tentang Seperempat abad kesatuan pergerakan Wanita Indonesia. Jang diberi tugas menjusun buku dokumentasi itu, adalah Panitia Pusat Peringatan Seperempat abad kesatuan pergerakan Wanita Indonesia jang diketuai oleh Saudara Njonja Sri Mangunsarkoro.

Berhubung dengan berbagai kedjadian buku tersebut diatas tidak dapat diterbitkan tepat pada waktunja. Jang mendjadi kesulitan adalah djuga soal keuangan, sehingga Kongres Wanita Indonesia mentjari djalan keluar. Kongres Wanita Indonesia minta bantuan Pemerintah kita dalam hal ini Kementerian Penerangan jang menjatakan kesediaannja mengurus penerbitan buku dokumentasi ini.

Karena pada tanggal 22 Desember 1958, kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia genap berusia 30 tahun maka buku dokumentasi ini diberi nama Buku Peringatan 30 Tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia.

Untuk kesediaan Kementerian Penerangan ini, maka atas nama Kongres Wanita Indonesia diutjapkan banjak terima kasih, karena ini berarti sumbangan jang sangat berharga. Kongres Wanita Indonesia menjatakan pula penghargaannja dan terima kasih kepada panitia Pusat Peringatan seperempat abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia jang dengan susah pajah menjusun buku dokumentasi ini.

Dengan terbitnja buku dokumentasi ini, maka masjarakat umum mendapat gambaran jang djelas tentang djalannja kesatuan pergerakan Wanita Indonesia jang dimulai pada tanggal 22 Desember 1928 dan hingga sekarang terpelihara dengan baik dengan bentuk dan nama Kongres Wanita Indonesia.

Sekretariat Kongres Wanita Indonesia :
Ketua,


MARIA ULLFAH SANTOSO.

Kata Pengantar.

KETUA PANITIA PUSAT KESATUAN PERGERAKAN WANITA INDONESIA SEPEREMPAT ABAD.

Disamping mendirikan Jajasan Hari Ibu dengan Gedung Persatuan Wanitanja sebagai bangunan monumentaal untuk memperingati kesatuan pergerakan wanita Indonesia seperempat abad, maka Panitia Pusat Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia (22 Desember 1928 ― 22 Desember 1953) mendapat tugas dari Kongres Wanita Indonesia untuk menerbitkan buku peringatan.

Dengan susah pajah kami dapat mengumpulkan bahan-bahan, baik jang berupa kedjadian-kedjadian chronologis maupun sekitar peringatannja sendiri. Tetapi sajang, bahwa bahan-bahan disekitar petjahnja revolusi 17 Agustus 1945 sangat sedikit kami dapatkan, meskipun kami telah berusaha sekuat-kuatnja.

Atas segala bantuan jang kami terima dari segala pihak terhadap pengumpulan bahan-bahan ini, kami mengutjapkan banjak terima kasih.

Pun sambutan-sambutan dari P.J.M. Presiden, Bapak Dr. Mohamad Hatta jang pada waktu itu mendjabat Wakil Presiden, Bapak-bapak Perdana Menteri/Ketua Parlemen, para pengetua dan para pemimpin partai-partai menjempurnakan pelaksanaan isi buku peringatan kita.

Buku peringatan ini sebenarnja harus telah selesai pada bulan 22 Desember 1954. Berhubung dengan kedjadian-kedjadian penting dalam masjarakat, dan tidak adanja uang untuk perongkosan, maka penerbitannja terpaksa ditunda.

Sjukurlah bahwa pada bulan Desember 1957 atas permintaan Sekretariat Kongres Wanita Indonesia, Jang Mulia Menteri Penerangan bersedia menolong pelaksanaan penerbitan buku tersebut. Sehingga buku dokumentasi ini sekarang diterbitkan oleh Kementerian Penerangan.  Karena sudah mendekati ulang tahun jang ke-30 dari kesatuan pergerakan wanita Indonesia, maka buku peringatan ini didjadikan buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan Wanita Indonesia.
 Terhadap pertolongan Ja,ng Mulia Menteri Penerangan itu kami mengutjapkan banjak-banjak terima kasih.
 Berhubung tingginja perongkosan, tidak semua photo jang kami terima dapat dimuat. Meskipun demikian, semua photo jang kami terima itu akan kami susun dalam album kesatuan pergerakan wanita Indonesia jang disimpan dalam arsip Gedung Persatuan Wanita di Jogjakarta .
 Mudah-mudahan buku peringatan kesatuan pergerakan wanita Indonesia 30 tahun ini dapat mendjadi warisan jang berharga disamping warisan-warisan jang lain dari para Ibu jang selama 30 tahun telah berbulat tekad memperdjuangkan nasib peri kemanusiaan wanita Indonesia jang lajak untuk generasi muda sekarang dan jang akan datang. Sehingga mereka mengerti, bagaimanakah Ibu-ibu mereka itu memperdjoangkannja kedudukan mereka jang lajak, jang mereka dapati sekarang ini.
 Tidak boleh kita lupakan djasa-djasa pemimpin kaum Bapak jang selalu membantu kesatuan. 30 tahun dalam perdjoangannja.
 Dengan pengertian-pengertian pergerakan ini wanita hendaknja Indonesia generasi dapat mempergunakan buku peringatan ini sebagai muda api jang menjalakan djiwanja untuk menjempurnakan lagi perdjoangan ialah kearah para Ibu-ibunja ialah ke arah pelaksanaan pembangunan masjarakat Indonesia jang adil, sedjahtera dan makmur.

Tuhan melindungi dan menjinari.

Panitia Pusat
Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia
Seperempat Abad:
Ketua,


SRI MANGUNSARKORO.

==Kata Pendahuluan.==


Sebelum buku ini kami persembahkan kepada chalajak ramai, jang akan menimbang tinggi rendahnja nilai isi buku ini, terlebih dahulu inginlah kami mengemukakan sepatah dua patah kata guna memberikan sekedar keterangan jang mungkin diperlukan.


Pada Peringatan Seperempat abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia dalam bulan Desember 1953 antara lain dikandung maksud untuk mengeluarkan Buku Peringatan jang bersifat dokumenter, berisikan riwajat perkembangan dari Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Adapun tugas untuk ini diserahkan oleh K.W.I. kepada Ketua Panitya Pusat Peringatan, jakni Ibu Mangunsarkoro dengan dibantu oleh beberapa wanita, antara lain Ibu Abdulgani Surjokusumo, Ibu Sunarjo Mangunpuspito dan banjak lagi ibu-ibu jang ternama. Pengumpulan bahan telah dilakukan, djuga kata-kata sambutan untuk buku ini telah diberikan pula oleh Presiden, demikian djuga oleh Wakil Presiden pada waktu itu dan tokoh-tokoh lain tak lupa pula memberikan kata penghargaannja. Akan tetapi berhubung satu dan lain banjak kesukaran jang menghalangi, seperti apa jang telah ditjantumkan dalam kata pengantar Ibu Mangunsarkoro, Buku Peringatan belum bisa dikeluarkan pada waktunja. Kongres Wanita Indonesia meminta bantuan Pemerintah dan dalam hal ini Kementerian Penerangan, untuk meneruskan tugas tadi. Oleh karena namanja telah tidak tepat lagi kalau disebut Buku Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, karena sudah lewat waktunja, maka Seperempat Abad diganti dengan 30 Tahun jang akan djatuh tepat pada tanggal 22 Desember 1958. Permohonan ini diterima oleh Kementerian Penerangan didalam bulan Djanuari 1958, dan bagi penjelenggara waktu untuk memperlengkapi buku ini sesuai dengan maksudnja hanja tinggal enam bulan lagi. Kalau ada kekurangan diketemu kan ini adalah disebabkan mendesaknja waktu, sehingga tidak dapat mentjari bahan jang lebih lengkap. Djuga karena bahan-bahan semula telah banjak berganti tangan, banjak dari bahan-bahan laporan dan gambar-gambar jang pernah dikirimkan ke Panitya Pusat Seperempat Abad itu hilang, sehingga Kementerian Penerangan harus sedapat-dapatnja mengusahakan kembali memperolehnja. Djuga didalam waktu antara Desember 1953 dan Desember 1958 banjak jang terdjadi. Bahan-bahan penambahan dalam masa inilah jang terutama diusahakan pengumpulannja oleh Kementerian Penerangan.


Adapun bahan-bahan dokumen selama masa 1928 sampai 1953 Kementerian Penerangan hanja mendapatnja langsung dari Ketua Panitya Pusat Seperempat Abad. Riwajat perkembangan sampai 1953 ini dokumennja telah diterima baik oleh Kongres Wanita Indonesia.


Dengan singkat dapat dikatakan semua bahan-bahan jang kami kumpulkan adalah berkat bantuan Kongres Wanita Indonesia serta organisasi-organisasi jang tergabung didalamnja, demikian djuga instansi-instansi jang ada sangkut-pautnja dengan Pergerakan Wanita. Jang tak dapat dilupakan adalah djasa Ibu Mr. Ullfah Santoso sebagai Ketua Sekertariat Kongres Wanita Indonesia dan Ibu Mangunsarkoro sebagai Ketua Panitya Pusat Peringatan Seperempat Abad dan sebagai tokoh Wanita jang banjak mengetahui soal-soal ke-Wanitaan dan dalam hal ini memberi nasehat-nasehat dan bimbingan jang sangat dibutuhkan untuk menjelenggarakan buku peringatan ini.

Buku ini kami bagi dalam empat Bab, dan jang terachir sekali lampiran-lampiran.

Dalam Bab pertama diuraikan riwajat perkembangan dari Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia dan arti hari Ibu. Bagian pertama mengisahkan pertumbuhan dalam tahun-tahun 1928-1953 sampai mendjelang peringatan Seperempat Abadnja. Adapun peringatannja sendiri dimuat dalam Bab kedua.

Bagian kedua meriwajatkan perkembangan sampai tahun 1958 dengan anggaran dasar kongres wanita dan daftar anggauta-anggautanja serta susunan pengurusnja. Adapun anggaran dasar dari setiap anggauta-anggautanja kami muatkan sebagai lampiran dihalaman-halaman terachir.

Bab kedua memuat peringatan keseluruhannja dengan kata sambutan tentang buku peringatan dan laporan-laporan peringatan setempat; susunan panitya setempat kami muatkan sebagai lampiran.

Bab ketiga memuat serba singkat kisah kehidupan berbagai Jajasan jang diusahakan berdasarkan keputusan Kongreskongres jang diselenggarakan oleh berbagai organisasi Wanita, demikian djuga pertumbuhan beberapa badan sosial, jang terutama sekali bagi masjarakat wanita sangat mengandung kefaedahan.

Dalam Bab keempat dapat diikuti kemadjuan-kemadjuan jang ditjapai oleh kalangan wanita Indonesia, baik dilihat dari sudut kedudukannja dalam lingkungan Pemerintah maupun dalam dunia internasional. Dan tak dilupakan pula disini meriwajatkan tudjuan umum dari pergerakan wanita ditindjau dari zaman pendjadjahan Belanda, dalam masa revolusi dan wanita dalam masa pembangunan.

Walaupun penjelenggara dari penjusun buku peringatan ini telah berusaha dengan segenap tenaga untuk menjempurnakan isi buku ini, demikian djuga agar buku ini dapat dikeluarkan tepat pada waktunja, namun buku ini belumlah dapat dikatakan telah memuaskan, tetapi kejakinan buku ini akan banjak manfaatnja bagi patriot-patriot wanita jang selalu mempelopori dunia wanita Indonesia keluar dari kegelapan menudju kepada fadjar kemadjuan membangun nusa dan bangsa, mendorong para penjelenggara melaksanakan usaha jang berat ini.

Para penjelenggara dalam hal ini tak lupa mengutjapkan terima kasihnja atas keterangan-keterangan dan bantuan-bantuan jang diberikan oleh instansi-instansi, badan-badan dan/atau perseorangan jang dihubungi, terutama sekali kepada K.W.I.

Achirulkalam sukalah kiranja memaafkan para penjelenggara djika ada ditemukan kekurangan-kekurangan atau kelalaian-kelalaian jang diluar setahu penjelenggara tak dapat dimasukkan dalam buku peringatan ini.


REDAKSI.



16