Bangsawan dan Pengemis
Disarankan membagi karya ini menjadi beberapa halaman. JIka Anda ingin membantu, silakan lihat pedoman gaya dan halaman bantuan. |
BANGSAWAN DAN PENGEMIS
I.
DIOESIR
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dari djaoe kadengeran boeni lontjeng lontjeng. Oedjan saldjoe jang lebar toeroen di moeka beomi jang soeda soenji.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe waktoe adalah malem dari hari raja Kerstmis.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saorang prempoean moeda, jang empo saorang anak ketjil dan terkoedoeng dengen kaen item, berdjalan dengen soesah meneroes saldjoe jang soeda bertoempoek tinggi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Akoe dingin sekali, iboe, sanget dingin:" ..... kadengeran soeara jang aloes dari itoe anak.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Diam, anak, sigra kira sampe dan kaoe nanti bleh tidoer dalem kamar jang enak."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe prempoean moeda bertindak lebih tjepat dan tekan anaknja lebih keras di dadanja. Dengen tjepat ia meliwatin roemah roemah, dalem mana orang merajaken Kerstmis.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Reopanja ia sekarang sigra akaen sampe pada toedjoeannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di depannja ada berdiri satoe gedong jang djadi miliknja familie Limburgh. Ini familie ada satoe kaoem bangsawan toea.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe prempoean moeda soeda amat lelah. Kakinja ampir tida isa bertindak lagi. Tida brapa tindak djaoenja dari itoe gedong ia ampir djato di tanah saking lelahnja. Dalem gedong itoe, jaitoe gedong orang toeanja, ada menjala lampoe lampoe. Tiga taon soeda liwat, sadjek gravin Clotilde. Limburgh meninggalken roemah orang toeanja. Dan selama itoe tiga taon, ia telah mengoembara dalem ini doenia dengen sengsara dan soesah hati,ia, anak prempoean jang toenggal dari graaf Limburgh.
Tiga taon lamanja itoe gravin moeda soeda-menanggoeng sengsara jang tida bisa diloekisken degen penah!
Dengen rasa koeatir dan sangsi ta berdiri di depan pager besi dari gedong ajahnja.
Kemoedian, dengen tangan goemeter, ia tarik pentilan jang boeniken lontjeng. Boeni jang njaring dari itoe lontjeng lantas kadengeran dalem itoe gedong jang soeda bebrapa abad oemoernja.
Satoe boedjang lelaki mendatengin dan meliat djalan sela selanja itoe pager, siapa jang berdiri di loear itoe pager.
Baroe sadja ia dapet liat itoe prempoean moeda, lantas dengen soeara marah ia berseroe:
„Maoe apa itoe pengemis dateng disini waktoe tenga malem ?..... Pergi sadja ka laen..... Di sini tida ada apa apa boeat orang seperti kaoe."
Perkataan perkataan ini menoesoek sanget dalem hati jang soesah dari itoe prempoean moeda.
„Boekalah, akoe moehoen pada kaoe, boekalah ini pager!" djawabnja.„Akoe moesti bitjara pada toean graaf. Toean graaf ada saorang baek. Belon pernah ia oesir orang dari roemahnja."
Perkataan perkataan ini roepanja bikin hatinja itoe boedjang djadi merasa sedikit kasian. Ia kasi masoek itoe prampoean dan britaoeken pada madjikannja tentang itoe perkoendjoengan loear biasa......................... <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem satoe kamar besar, jang diriasin dengen banjak perabot, ada doedoek graaf Limburgh di depan satoe medja toelis, dengen kapalanja bersender di tangannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe tempat lilin dari mas dan kristal, dalem mana ada banjak lilin, mementjarken sinar terang seperti siang. Tembok temboknja itoe kamar diriasin sama katja jang berhargaj mahal dan figoera figoera, bikinan toekang toekang teeken figoera jang kesohor.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia tida denger boedjangnja boeka pintoe dari itoe kamar. Ia djadi kaget tatkala itoe boedjang kata :
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Ada satoe prempoean pengemis jang minta masoek dan tida maoe berlaloe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Sekarang ? Waktoe begini ? Siapa adanja itoe prempoean ? Apa ia maoe ?" tanja graaf Limburgh.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Akoe belon pernah liat itoe prempoean." djawab si boedjang. ,,Akoe kira ia boekan orang dari ini bilangan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Kasi ia masoek dan kasi ia makan di dapoer," kata itoe graaf poela. ,,Dan kasi djoega tempat tidoer, kaloe ia tida ada poenja tempat sendiri."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Moeka jang bengis dari itoe graaf kliatannja telah djadi lebih manis. Tapi maski bagimana bengis djoega adanja ia poenja para moeka, toch ia ada mempoenjai hati jang pengasih.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala itoe boedjang pergi, ia moelai poela lajangken pikirannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe ketokan di pintoe bikin ia djadi bangoen dari impiannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Masoek !" kadengeran soearanja itoe orang bangsawan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di pintoe jang terboeka kliatan badan jang koeroes dari itoe prempoean moeda, jang baroesan dikasi masoek dalem itoe gedong. Dengen heran itoe graaf toedjoeken matanja pada itoe prempoean, jang dateng di depannja dengen tida soeroeh boedjang kasi taoe lebih doeloe.
Graaf Limburgh djoestroe hendak oetjapken ia poenja koerang senang dengen itoe kelakoean jang koerang beradat, tatkala itoe tetamoe angkat kaen jang menoetoep kapalanja. Satoe moeka jang aloes potongannja lantas kliatan, sedeng bibirnja berseroe:
„Ajah, ajah !"
„Clotilde !" katanja itoe graaf sembari bangoen dari krosinja dan memandang dengen heran.
Apa ia mengimpi?
Apa itoe boekan ia poenja anak jang tjilaka, jang ia soeda koetoekin?
„Ajah, ajahkoe!... maafkanlah akoe!" kata Clotilde dengen soeara goemetar sembari berloetoet dan memandang pada itoe graaf dengen mata seperti orang jang minta dikasiani.
„Ja, ajah, akoe.... kaoe poenja Clotilde jang tjilaka.... kaoe poenja anak! . . ."
Matanja itoe orang toea memandang dengen kedjam pada itoe prempoean moeda, jang pakean dan moekanja menoendjoeken tanda tanda dari kasoesahan dan kasengsaraan besar.
„Clotilde !" katanja poela dengen soeara pelahan.
„Bagimana kaoe poenja roepa bisa djadi begini? Dari mana kaoe dateng ?... Apa kaoe maoe ?.." Ia diam sabentar dan kamoedian teroesken:
„Anak tjilaka! Kaoe soeda djatohke kehinaan atas kepalakoe jang soeda beroeban.. Kaoe telah lari dari roemah orang toeamoe boeat ikoet pada satoe badjingan...-"
„Diamlah, ajah, demi Allah!.... Ja, akoe soeda bersalah, tapi akoe toch soeda insaf djoega kasalaankoe !.... Akoe telah menanggoeng sengsara dan soesah hati... Akoe telah menanggoeng kamelaratan dan kelaparan."
„Kenapa Kaoe tida tinggal teroes sama itoe orang, lantaran siapa kaoe telah tinggalken kita orang?"
„O, ajah! Akoe saorang diri sadja. Tatkala akoe, lantaran chilaf, telah toeroet dan kawin sama itoe orang, ia tinggalken akoe telantar!..... Sadjek itoe akoe tida taoe liat ia lagi dan tida taoe djoega denger apa apa tentang dirinja.... Akoe telah bekerdja sama tangankoe soepaja bisa idoep dan berdiam dalem satoe kamar ketjil di loteng. Akoe terlaloe sombong boeat minta kaoe poenja pertoeloengan. . . . Achirnja akoe tida bisa lagi pikoel kasoesaankoe lebih lama. Akoe lantas brangkat dan sekarang sampe di sini boeat minta ampoen pada kaoe."
„Kaoe boekan anakkoe lagi!... Akoe boekan ajah sadjek kaoe pergi dari ini gedong, kaoe soeda bikin poetoes semoea tali jang mengiket kita orang!"
„O, ajah, kasianilah! Djanganlah oesir akoe dari roemahmoe. Akoe tjoema saorang diri dan melarat. Djanganlah bikin akoe djadi poetoes harepan !"
Clotilde memoehoen dengen sanget.
Graaf Limburgh keroetken alisnja. Matanja menjala, sedeng dadanja berombak.
Kemoedian ia biljara lagi:
„Kaoe soeda datengken kahinaan pada kita poenja kaoem jang soeda toea! Kaoe soeda loepaken kaoe poenja kewadjiban dan soeda kasiken kaoe poenja tjinta pada satoe badjingan!... Liat, sadjek kaoe pergi, ramboetkoe soeda djadi poetih... Itoe kasedihan soeda bikin roesak pengidoepankoe. . . . Sekarang, lantaran meliat kaoe poela, loeka loeka jang soeda toea djadi terboeka lagi!... Kaoe boekan anakkoe lagi!.... Kaoe tida lagi djadi gravin Limburgh, jang bereboet dilamar oleh hertog hertog dan graaf graaf... Kaoe soeda serahken kaoe pcenja diri pada satoe badjingan! Pergi. . Disini boekan kaoe poenja tempat lagi!.."
„Ajah, ajahkoe, apakah soenggoe begitoe salah, jang akoe telah menjinta pada Alfred? Apakah soenggoeh tida ada soeatoe apa dalem ini doenia, dengen mana akoe bisa dapet kaoe poenja maaf?...Tapi, dimana adanja iboe? la tentoe aken pikir laen! Dimana adanja iboekoe ?"
Itoe graaf toea djadi goemetar tatkala ia denger, itoe pertanjaan. Satetes aer mata toeroen dipipinja jang poetjet.
„Kasedihan, jang diterbitken oleh anaknja, telah bikin hatinja djadi antjoer," ia menggrendeng.
„Mati ?... Dan akoe djadi sebab dari itoe kematian?... O, Allah, kasianilah, akoe bisa djadi gila. Tida, ajah, tida bisa djadi. Iboe masi idoep!. . Akoe moesti bitjara padanja, moesti berloetoet minta ampoen padanja! Akoe nanti tjeritaken padanja, kasengsaraan apa soeda dipikoel oleh anaknja jang tjila ka!.... Dan ia nanti kasi ampoen... ia poenja hati begitoe baek."
„Ia mengaso. . . dengen santosa!... Bebrapa minggoe, sasoeda kaoe tinggalken kita orang, ia meninggal. Akoe teroes idoep, tapi ramboetkoe soeda djadi poetih".
Clotilde djatoh atas tikar permadani dan toetoepi moekanja sama kadoea tangannja. Samentara itoe graaf djatohken dirinja atas satoe krosi males. Itoe orang bangsawan, jang soeda melawan begitoe banjak perkara dengen gagah brani, telah mendjadi saorang toea jang tida bertenaga lagi lantaran itoe kasedihan.
Bebrapa lamanja dalem itoe kamar ada soenji. Achirnja Clotilde angkat- moekanja dan kaloear dari itoe kamar dengen tida kata apa apa.
Mendenger tindakan anaknja, itoe graaf angkat moekanja dan memandang disakiternja dengen heran.
Clotilde soeda ilang.
Tapi sabentar lagi pintoe kamar diboeka poela dan anaknja masoek lagi.
Di tangannja ia toentoen satoe anak prempoean jang oemoernja kira kira doea taon. Matanja itoe anak memangdang dengen heran pada roman jang tinggi dari itoe graaf. Kemoedian, sembari oeloerken tangannja, ia bertindak hampirken itoe graaf, sedeng moeloetnja mengotje: „Kake, kake, berlakoe manis pada iboe."
„Maafkenlah akoe, ajah! maafkenlah akoe kerna ini anak."
„Kaoe . . . kaoe poenja anak?" kata itoe graaf dengen soeara goemetar. „Djadi kaoe masi belon tjoekoep datengken kahinaan pada kita orang? Apa ini anak kemoedian moesti sama tjilakanja seperti iboenja sekarang? Liatlah bagimana ajahnja djagaini anak!"
„Ia sama sekali tida taoe tentang ini anak. Sigra saabis kita kawin ia tinggalken akoe saorang diri. Ia lari ka Amerika dan tinggal akoe idoep sengsara. Akoe menoenggoe poelangnja dengen sia sia. Poen tanda tanda dari dia akoe tida ada trima. Bebrapa boelan sasoeda ia brangkat, akoe melahirken ini anak, jang bikin akoe djadi soeka poela idoep... Brapa banjak sengsara akoe soeda pikoel lantaran ini anak. Ajah, trimalah kita orang poela." Moekanja itoe orang toea tetap kliatan bengis dan kedjam.
Lagi sekali anaknja memoehoen.
Kombali ia berloetoet boeat minta dikasiani.
Achirnja, dengen dada berombak, itoe graaf bitjara:
„Akoe .. tida... kenal . . . sama kaoe!.. Taoe . . boekan ... anakkoe lagi."
„Apa ini kaoe poenja perkataan jang pengabisan, ajah?... Kaoe poenja perkataan jang pengabisan ?"
„Ja.., perkataan koe jang pengabisan!"
Kombali dalem itoe kamar djadi sepi. Soeara menangis jang sasenggoekan dari itoe prempoean tjilaka dan dari anaknja, jang toeroet sedih oleh kerna iboenja bersoesah hati, kadengeran dalem itoe kamar.
Achirnja Clotilde bangoen.
„Slamat tinggal, ajah! Slamat tinggal... boeat selamanja!"
Pintoe kamar ditoetoep.
Itoe orang toea tida liat anaknja telah pergi.
Dengen mendadak ia dapet taoe, bahoea tinggal ia saorang diri sadja dalem itoe kamar.
Apa ia soeda berboeat?
Astaga! la poenja anak, jang ampir mati saking lapar dan kadinginan, ia soeda oesir bersama anaknja, sedeng malem gelap goelita.
Dengen mendadak itoe graaf boeka pintoe kamar dan lari kaloear.
„Clotilde !" demikian kadengeran soearanja. „Clotilde, anakkoe!"
Tida ada djawaban.
Semoea soenji, soenji seperti di tempat pakoe boeran.
„Clotilde! Sini, akoe kasi ampoen!" <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kembali tida ada djawaban. Clotilde soeda ilang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe orang toea boleh panggil sabegitoe lama ia maoe, tapi treakannja tida didenger.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lagi sekali kadengeran seroean dari itoe ajah jang kapoetoesan akal.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pertjoema.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Achirnja, dengen amat sedih, ia berseroe :
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Akoe djadi pemboenoeh dari anakkoe !" Sembari oetjapken ini perkataan perkataan ia djatoh atas saldjoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Boedjang boedjang lari lari kaloear dari itoe gedong boeat gotong itoe orang toea jang tjilaka ka roemahnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Batjalah :
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,TIONG HOA GWAT PO"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soerat-kabar boelanan jang moeat roepa-roepa tjerita bagoes dan menarik hati.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Langganan : 3 boelan <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] f 4.-
II
DJAOE DARI TANA AER
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem satoe kamar ketjil di loteng ada doedoek saorang prempoean, jang parasnja tjantik, tapi poetjet, di pinggir tempat tidoer dari anaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe anak sedari lahir soeda sakit sakitan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bagaimana kaeadaan itoe nanti berachir ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tida brentinja itoe iboe memandang moeka anaknja aken tetapi dari bibirnja tida kloear djeritan djeritan jang sedih dan matanja tida menoempahken aer mata barang satetes.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia tida bisa lagi menangis.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Nasib tjilaka menimpah dengen hebat pada dirinja. Sadjek itoe malem Kerstmis, tida ada satoe saat jang ia merasa girang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada itoe malem ia telah djatoh di saldjoe. Orang dapetken ia bersama anaknja, sasoeda ia stengah bekoe dan anaknja ampir mati.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran dirawat dengen baek oleh orang orang jang ia tida kenal, maka achirnja ia bisa brangkat ka Amerika. Dari sebab di Nederland ia tida ada harepan lagi, maka ia pergi ka Amerika dan dateng di New York boeat tjari soeaminja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia kira, di New York gampang sadja ia aken dapet tjari itoe soeami jang kedji dan ini soeami nanti merasa kasian, kaloe tida sama dirinja, dan sama itoe anak jang djadi anaknja djoega.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi sesampenja di New York, sigra ia mengarto bahoea harepannja itoe kosong belaka. Lantaran itoe ia merasa dirinja lebih tjilaka lagi dari doeloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia tida bisa dapet tjari itoe soeami jang tida setia bagi anaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia soeda tjoba segala roepa, tapi semoea pertjobaan itoe tida berhasil.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa ia moesti bikin ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa ia aken moesti alemken lagi ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Obat boeat anaknja soeda abis dan oewang boeat beli obat baroe, tida ada.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sewa kamar soeda bebrapa minggoe tida dibajar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soeara tindakan keras kadengeran. Pintoe diboeka dengen kasar dan saorang lelaki dengen moeka kasar dan badan lebar masoek dalem itoe kamar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mana sewa ?” ia menanja dengen soeara kasar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen kaget itoe prempoean moeda bangoen dari krosinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sabarlah sedikit.“ ia memoehoen, „anakkoe sakit keras, akoe tida bekerdja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida maoe taoe sama segala omongan itoe ! Akoe minta sewa, laen tida !”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djanganlah begitoe kedjam ! kasianlah sedikit dan sabarlah lagi sedikit waktoe.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sabar? ... tida ! ... kaloe ini maken akoe tida trima oewang sewa jang belon dibajar, akoe oesir kaoe dari sini, akoe tida maoe taoe sama segala pengemis ... sampe nanti malem !“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe orang kasar lantas pergi sasoeda ia toetoep pintoe dengen tendangan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa moesti dibikin ?” Clotilde menangis dengen amat sedih.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tida ada roti, tida ada obat boeat anaknja, ditambah lagi tida ada tempat tinggal ...
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa tida ada djalan boeat toeloeng dirinja dari itoe kasoesaan ? Apa sama sekali tida ada djalan ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sabentar melam orang aken dateng oesir ia dan dan ia soesa bisa tjari makan bagi dirinja sendiri dan anaknja ... anaknja jang sakit keras. ...
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan kemoedian ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemoedian tida ada laen djalan lagi dari pada mati.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mati dengen sengsara ...
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran terlaloe memikir kasengsaraannja maka Clotilde tida dapet denger, bahoea pintoe kamarnja diketok dan kemoedian diboeka, tatkala tida dikasi penjaoetan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saorang lelaki jang berbadan tinggi dan romannja seperti orang militair, masoek dalem itoe kamar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia seboet namanja itoe prempoean moeda, jang lantas berpaling dengen tjepat dan djadi goemetar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Astaga ! Itoe kolonel,“ ia berbisik.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe girang sekali, bisa memberi salam pada kaoe, njonja,“ katanja itoe tamoe, jaitoe hoofdcommissaris van politie Rogers.
„Bagaimana kaoe telah dateng ke sini ? Bagaimana kaoe taoe ...“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan kaget, njonja,“ kata itoe kolonel jang telah bertindak lebih deket dan pegang tangannja Clotilde.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia liat moeka jang poetjet dan keoeroes dari itoe prempoean moeda.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Achirnja akoe soeda dapetken kaoe. Kabetoelan akoe dapet taoe kaoe poenja tempat tinggal. Bagaimana beroentoeng adanja akoe sekarang ketemoe poela sama kaoe.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde toendoeken matanja. Moekanja merah, lantaran di-pandang oleh itoe kolonel. Hatinja terlaloe terharoe hingga ia tida bisa kasi djawaban.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kenapa kaoe tida kasi kabar padakoe, di mana kaoe tinggal ? Kaoe taoeh taoe, bagimana sanget akoe memperhatiken kaoe poenja keadaan.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe telah berdiam di sini sama anakkoe boeat...“ <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia berajal dan angkat matanja memandang pada itoe tetamoe, jang mengawasi padanja dengan aloes.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe tetamoe kenal hari jang moelia dari ini prempoean, jang, dengen tida minta pertoeloengannja laen orang, telah tjoba lakoeken perklaian jang soeker oentoek pengidoepannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djadi kaoe soeda loepa,“ kata kolonel Rogers lagi, „bahoea boeat akoe, kaoe djadi prempoean jang akoe paling tjinta dari antara sekalian orang prempoean dan bahoea akoe maoe djadi kaoe poenja sobat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sadjek itoe hari, jang kaoe pertama kali dateng di Amerika sini dan lantaran kabetoelan akoe berkenalan sama kaoe, hatiku merasa sanget ketarik pada kaoe. Apa kaore tida taoe, bagaimana beroentoeng adanja akoe, tatkala kaoe kasi kapertjajaanmoe padakoe ? Bagimana hatikoe merasa sanget ketarik pada anakmoe ? Akoe telah tida sajang boeat boeang soesa pajah aken tjari taoe kaoe poenja adres dan ini hari soesa pajah itoe berhasil.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan goesar padakoe.“ djawab Clotilde dengen aer mata berlinang linang. „Akoe tida bisa, akoe tida boleh menggoenaken lebih lama lagi kaoe poenja kabaekan.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Clotilde !“ katanja itoe kolonel dengen meloepaken segala peradatan, „apa kaoe kenal akoe begitoe sedikit ? Apa kaoe taroh kapertjajaan begitoe sedikit pada kedjoedjoerankoe ? Brapa banjak sengsara kaoe soeda tanggoeng. ...
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa itoe ?“ ia teroesken bitjaranja dengen mendadak, tatkala ia liat moekanja Clotilde poenja anak. „Itoe anak dapet sakit keras dan akoe sama sekali tida taoe. Djanganlah semboeniken apa apa boeat akoe. Boekankah akoe haroes taoe semoea.“ <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde telah berpaling dan toetoep moekanja sama kadoea tangannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Semoea kasoesaan ini kaoe soeda pikoel dengen diam. Kasian ! Saorang diri sadja memikoel itoe kasoesaan, itoe kasengsaraan, itoe kasedihan ! Bagimana toch kaoe bisa loepaken padakoe. ... Apa memang haroes akoe diloepaken olehmoe ?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djanganlah bitjara begitoe,“ Clotilde potong bitjaranja, sebab hatinja merasa ditoesoek toesoek oleh itoe perkataan perkataan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen hari jang sanget terharoe, Rogers memandang pada itoe prempoean moeda. Dadanja berombak dan ia tjoba dengen sia sia boeat semboeniken perasaan jang timboel dalem hatinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Clotilde, akoe tida bisa diam lebih lama lagi. Akoe tjoba tindes perasaan hatikoe dengen sia-sia. Akoe moesti bilang pada kaoe, Clotilde, bahoea akoe tjinta sanget tjinta, pada kaoe. sadjek itoe hari pertama, jang akoe liat pada kaoe, akoe soeda tjatoh tjinta. Boekan sadja kaoe poenja kaelokan telah menarik hatikoe, hanja poen kaoe poenja hati jang moelia dab angkoeh. Clotilde, djanganlah djaoehken dirimoe dari akoe. Soeda lama kaoe moesti mengarti, bahoea akoe tjinta pada kaoe. Bahoea akoe tida bisa idoep, kaloe tida bersama sama kaoe.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Brentilah kolonel. Djangan bikin akoe djadi tjilaka...“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dengerlah, Clotilde. Dengerlah sampe akoe soeda bitjara abis. Akoe serahken nasibkoe pada kaoe. Kasilah akoe djadi ajahnja akoe poenja anak.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe djeritan sedih kaloear dari bibirnja Clotilde.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kolonel, akoe taro kahormatan dan perendahan besar pada kaoe, tapi selamanja akoe tida aken bisa djadi istrimoe ....“ <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djanganlah bitjara begitoe, Clotilde, peroentoengankoe, segala apa dari dirikoe ada bergantoeng dari kaoe.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, Allah ! Djanganlah siksa akoe lebih lama. Kaoe poenja lamaran ada satoe kahormatan bagikoe dan membikin terharoe hatikoe. Akoe kepingin sekali bikin kaoe djadi beroentoeng, pertjajalah, tapi akoe tida bisa djadi istrimoe.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kenapa kaoe tida maoe ? Apa kaoe ada sebab boeat toelak lamarankoe ? Akoe sanget tjinta pada kaoe, Clotilde, akoe bisa kasi nama dan deradjat jang baek pada kaoe .... Tjobalah pikir.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida oesah pikir tentang itoe, kolonel. Akoe tida bisa trima kaoe poenja lamaran.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bilang dan, kenapa tida bisa,“ kata itoe hoofdcommissaris, „Apa kaoe tida lagi merdika ? Apa di laen tempat ada tali jang mengiket pada kaoe ?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, akoe tida merdika lagi. Soemikoe masih idoep. Dan boeat tjari padnja, maka akoe telah dateng di New York.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe keloehan, jang menandaken poetoes harepan, kadengeran dalem itoe kamar, dalem mana ada tidoer itoe anak jang sakit.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ... Kaoe poenja soeami masih idoep ? ... Apa itoe boleh djadi ? Kaloe is idoep, ia toch mesti ada disini ... Ia toch tentoe djaga istri dan anaknja ? ... Bagimana ia bisa biarken kaoe saorang diri sadja dengen menanggoeng sengsara ? Ia djadi satoe soeami jang tida patoet ...“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kolonel, kaoe bitjara tentang soeamikoe, ajahnja anakkoe ...“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers diam, lantaran kaget mendenger tjara jang moelia, dengen mana itoe prempoean membela soeaminja jang tida setia. Belon pernah Rogers meliat batin jang begitoe moelia.
la sapoe djidatnja sama tangannja seperti boeat koempoelken sekalian pikirannja.
„Tida merdika lagi! Tida merdika lagi!" ia kata dengen beroelang-oelang, kemoedian :
„Djadi, itoelah jang pisahken kita dari satoe sama laen. Nah, bikin poetoeslah itoe tali jang mengiket kaoe padanja. Loloskenlah dirimoe dari sasoeatoe kewadjiban tentang itoe soeami jang loepaken kewadjibannja. Taoe wadjib bikin begitoe lantaran kaoe dan kaoe poenja anak poenja keadaan sekarang. Kaloe soeda begitoe, kaoe djadi istrikoe."
,Akoe djadi istrinja, dan tetap djadi istrinja, kolonel. Akoe tetap setia pada itoe orang, pada siapa akoe soeda berdjandji setia, maskipoen ia tida haroes dapet kasetiaankoe."
Sasoeda diam sabentar, Clotilde teroesken bitjaranja:
„Djanganlah salahken padakoe, kolonel, jang keadaan ada begitoe roepa. Akoe tida bisa toeloeng,jang keadaan tida laen dari sekarang."
„Prempoean tjilaka, jang kena ditipoe. Tida, akoe tida salahken pada kaoe. Akoe sesalken kape dengen satoeloesnja hati. Slamat tinggal! Moedahan Allah melindoengi kaoe dan kaoe poenja anak."
Sembari kata begitoe, ia lepas tangan jang Clotilde angsoerken padanja dan berpaling ka pintoe.
Baroe sadja ia pergi, Clotilde, sembari menangis dengen sasenggoekan, lantas berloetoet di pinggir tempat tidoer dari anaknja.
la merasa koerang senang, jang ia soeda moesti bikin sedih saorang lelaki jang berhati begitoe moelia seperti itoe kolonel, kasedihan mana aken tida ada achirnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Nasib jang beroentoeng telah ditawarken padanja oleh itoe orang lelaki. Semoea kasedihannja, semoea kasoesahannja aken brenti. . .
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tambahan lagi ia tjinta padanja dengen djoedjoer: Belon pernah Clotilde merasa seperti sekarang, jaitoe bagimana sedih adanja ia poenja keadaan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran tida bisa menindes ia poenja rasa sedih, maka ia biarken sadja pikirannja memikir tentang perkara-perkara soesa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la djadi kaget tatkala pintoe kamar diketok. Satoe oppas post trimaken padanja sapoetjoek scerat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen djadi jang goemetar ia boeka envelopnja,sebab ia doega boeninja itoe soerat tentoe tida laen dari perkara djelek. Satoe lembar oewang kertas dari sariboe dollar kaloear dari itoe envelop. Itoe oewang kertas diberikoetin oleh satoe kaartjis, atas "mana tjoema ditoelis : „Boeat itoe anak".
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran ketimpah oleh ini oentoeng jang tida terdoega, Clotilde berloetoet poela. Kombali aer matanja mengoetjoer, tapi ini kali dengen deras saking boengahnja ia poenja hati.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde taoe, siapa jang kasi itoe pertoeloengan padanja. Hatinja mengoetjap trima kasi pada Allah dan ia memoehoen pada Allah boeat kasi pada itoe orang jang berhati moerah oentoeng jang ia (Clotilde) tida bisa kasi padanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasaat kemoedian Clotilde soeda ada di djalanan,dengen boeroe boeroe menoedjoe ka apotheek boeat beliken obat poela oentoek anaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la ada oewang ; sekian lamanja ia aken tida soesa lagi dan bisa djaga anaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala ia kombali dari apotheek, matanja memandang pada orang orang jang liwat di djalanan. Kabetoelan sekali matanja ditoedjoeken pada satoe kreta bagoes, jang djalan dengen perlahan. Roepa heran dan kaget kliatan di moekanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Alfred ! Alfred ! ... Astaga ! ... Alfred !“ ia berseroe dengen keras.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia oelangken ini djeritan lagi bebrapa kali, tapi tida saorang ada perhatiken saking ramenja itoe djalanan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan itoe kreta meneroesken djalannja dengen bawa ia poenja soeami jang tida setia, jang doedoek disampingnja saorang prempoean.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Achirnja ia liat kombali soeaminja, jang telah bawa ia dari roemah orang toeanja dengen menggoenaken ia poenja kebodoan dan gampang pertjaja pada orang lelaku poenja bitjara. Kemoedian, sasoeda menikah bebrapa boelan lamanja, itoe soeami tinggalken ia ..... itoe soeami, jang ia tjari sampe ia dateng di Amerika.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pepata bilang :
„TEMPO ITOELAH OEWANG”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Maka goenakenlah pembatja poenja tempo jang berharga boeat membatja soerat-tjerita:
„TIONG HOA GWAT PO”
III.
DI BAWAH TINDESANNJA
KEPOETOESAN HAREPAN.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Gelap goelita soeda toeroen atas djalanan djalanan dari kota New York, tapi boeninja kreta kreta dan soeara riboet dari orang banjak, jang bergerak di segala djoeroesan, roepanja tida aken brenti.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen lelah lantaran pikiran dan badan jang tjape, Clotilde naek di tangga, jang bawa ia ka kamarnja di loteng jang kalima.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia djatohken dirinja atas satoe krosi dan pikirannja melajang lajang inget pada perkara perkara yang terdjadi sadjek ia pergi dari gedong Limburgh.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soeaminja telah berchianat, telah tinggalken padanja. Boeat lepasken dirinja dari Clotilde dan dari ini istri poenja tjinta, pada bebrapa taon doeloe ia telah brangkat ka Amerika. Di itoe peroentoengannja ada bagoes.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia telah berdaja sabisanja boeat djadi orang hartawan dan dengen menggoenaken tipoe, ia telah menikah sama saorang prempoean laen.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saoeda liat itoe kreta jang bagoes, Clotilde lantas tjari katerangan dan dengen gampang sadja ia dapet denger apa jang ia kepingin taoe, sebab toean dan njonja Goud, demikianlah nama baroe dari itoe soeami badjingan, djadi orang jang sanget terkenal dalem kota New York.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sebagimana ia soeda berboeat pada Clotilde, begitoelah djoega ia soeda bisa pantjing anak prempoean dari salah satoe radja oewang di New York dan menikah sama itoe nona.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la telah pake satoe nama palsoe, soepaja ia poenja kedjahatan tida diketahoei orang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bagimana sanget tida patoet adanja itoe orang, jang telah rampas Clotilde poenja segala apa : la poenja oesia moeda, ia poenja roemah, katjintaan dari orang toeanja jang soeda ada oemoer, sampepoen ia poenja nama dan ia poenja nasib.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sekarang Clotilde mengarti, apa jang ia soeda keroegian. Dengen sanget menesal ia inget pada gedong orang toeanja, di mana ia seharoesnja moesti tinggal, idoep senang dan makmoer, di mana ia telah djadi besar dengen dikiterin oleh katjintaan dari orang toeanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soenggoeh kedjam adanja nasib jang menimpah padanja. Hoekoeman berat ia moesti pikoel lantaran perboeatannja jang tida menderoet bitjara orang toeanja. Ah, kenapatah ia soeda pertjaja pada perkataan perkataan jang bagoes dari itoe pemboedjoek?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bagimana ia bisa terlepas dari ini keadaan?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saorang prempoean laen, jang djoega telah ditipoe oleh itoe orang, sekarang mengganti Clotilde poenja tempat, jang menoeroet wet moesti djadi ia poenja tempat. . . .
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem hatinja timboel rasa bentji dan menghina pada itoe badjingan... Saban, saban pikirannja inget poela pada itoe soeami jang tida setia, jang telah meroesak peroentoengannja. . . .
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Betoel, ia sanget bentji pada itoe orang, aken tetapi... ia djoega tjinta pada itoe orang jang ia bentji.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sampepoen sekarang ia masi tjinta dengen sagenap hatinja. Ia tida bisa merasa laen dari begitoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la moesti reboet kombali soeaminja itoe, biar bagimana djoega. Itoe soeami moesti djedi soeaminja poela. ....
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi bagimana ? Ia soeda menikah poela. Tapi apa Clotilde aken tida bisa bikin poetoes itoe nikahan ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mendadak ia dapet pikiran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sembari berbangkit dari krosinja, seperti ia bitjara pada saorang laen, kadengeran dari bibirnja :
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe djadi poenjaku ! ..... Kaoe djadi soeamikoe !“ .....
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Poetoesannja soeda tetap.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan sigra ia hendak djalanken poetoesan itoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe pergi padanja, di roemahnja,“ ia kata.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantas ia ambil sepotong kertas toelis dan pernah boeat toelis soerat pada itoe soeami jang tida setia.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Matanja menjala, dadanja berombak. Itoe penah seperti terbang atas kertas toelisnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia toelis begini :
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Orang, jang akoe masih selaloe tjinta.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran kepoetoesan harepan maka akoe angkat ini penah. Akoe djadi istrimoe, jang kaoe telah tipoe dan jang hatinja kaoe telah bikin roesak. Akoe doeloe djadi anak jang beroentoeng dari graaf Limburgh. Kaoe telah bawa akoe pergi, djaoe dari iboekoe, djaoe dari roemah orang toeakoe. Dan sekarang akoe ada di sini, saorang diri sadja, berklai melawan soesa dan sengsara ... maoe tida taoe tentang tjilaka, jang kaoe soeda timpahken padakoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Akoe telah pertjaja pada soempamamoe ; akoe telah djadi istrimoe dan merasa beroentoeng lantaran kaoe poenja tjinta. Tapi kaoe ! Kaoe tida kepingin dapet istri, tapi kakajaan .... Kaoe pergi ka Amerika, kaoe tinggalken akoe dan kaoe taoe, akoe tinggal saorang diri sadja, menanggoeng sengsara jang tida ada bandingannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Brapa banjak soesa akoe soeda pikoel sadjek itoe waktoe. Akoe soeda menoempahken brapa banjak aer mata lantaran kaoe, soeami jang kedjam.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemoedian akoe pergi ka Den Haag.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Akoe tjari roemah orang toeakoe boeat minta dipoengoet di sana dan minta ampoen boeat apa jang akoe soeda salah berboeat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi ajahkoe oesir akoe, sedeng malem gelap goelita dan sanget dingin.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamana akoe pergi? Akoe sendiri tida taoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Orang orang baek telah kasi akoe ongkos jang perloe boeat menjebrang laoetan dan pergi ka Amerika boeat tjari padamoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoeda banjak soesa, achirnja akoe dapetken kaoe, tapi...
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaoe idoep di sini boekan sadja dengen pake nama palsoe, hanja kaoe telah bikin djoega korban jang kadoea, itoe prempoean, jang katanja djadi kaoe poenja istri jang kadoea.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sedeng akoe, djaoe dari sini, idoep dengen melarat, kaoe idoep dengen makmoer.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Allah taoe, Alfred, bagimana akoe soeda korbanken akoe poenja oesia moeda dan warisan lantaran kaoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Toch kaoe soeda tinggalken akoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi selamanja, Alfred, selamanja katjintaankoe bagi kaoe tida mendjadi koerang, selamanja akoe aken tida bikin poetoes djandjikoe, jang akoe soeda kasi di depan medja sembajang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Alfred ! Akoe moehoen pada kaoe, tinggalkenlah itoe prempoean, jang tida taoe djadi korbanmoe. Kombalilah padakoe, pada istrimoe, istrimoe jang sah. Akoe aken maafken semoea. . . semoea. Tapi kaoe tida tjinta lagi padakoe. Kaloe tida,bagimana kaoe bisa tinggalken akoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi akoe aken tjoba boeat dapetken poela katjintaanmoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi boeat dapetken katjintaan itoe poela, akoe moesti ada bersama kaoe dan idoep di sempingmoe. Kaoe moesti liat akoe saban hari. Melaenkan dalem keadaan demikian kaoe aken bisa tjinta poela padakoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa jang akoe hendak minta dari kaoe, boleh djadi roepanja tida patoet sekali, tapi itoe ada boeat kebaekannja kita berdoea.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kasilah akoe pakerdjaan dalem roemahmoe, Alfred. Kaloe perloe, biarlah tjoema sebagi prempoean pengawal dari itoe prempoean, jang katanja djadi istrimoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Akoe taoe, akoe pertjaja pasti, kaoe aken tjinta poela padakoe, kaoe aken lempar sekalian kekajaan boeat rasaken poela tjintakoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaloe soeda begitoe, Alfred, kita aken beroentoeng lagi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Djangan takoet, jang akoe aken boeka resiamoe pada itoe prempoean jang katanja djadi istrimoe. la aken tida dapet taoe, bahoea akoe djadi istrimoe jang sah, bahoea kaoe melaenken djadi kapoenjaankoe saorang, boekan kapoenjaannja laen orang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kasilah akoe tinggal tjoema satoe taon dalem roemahmoe. Kaloe dalem itoe tempo akoe tida beroentoeng dapetken kaoe poenja tjinta, maka dengen senang hati akoe aken kasiken tempatkoe pada itoe prempoean, jang nanti boleh mengganti sekalian hak hak akoe. Akoe nanti pergi djaoe, djaoe sekali aken djangan menggangoe kaoe poenja oentoeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Alfred, kaoe aken toeroetken permoehoenankoe. Kita berdoea poenja peroentoengan sekarang terantjem. Kaloe kaoe toelak permoehoenankoe, akoe ada mempoenjai ka-kaoeasaan boeat paksa pada kaoe. Dan kaoe taoe, hoekoeman apa aken didapet oleh orang jang mempoenjai doea istri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaoe aken loeloesken permoehoenankoe, boekan ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Besok, di waktoe lohor, akoe aken dateng di roemahmoe dan tawarken pakerdjaankoe pada istrimoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Selaennja itoe, akoe serahken sadja pada kaoe poenja katjerdikan. Kaoe bisa bikin segala apa boeat bikin berhasilnja kita poenja maksoed.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaloe soeda begitoe, nanti moelai perklaian bereboet hak dan tjinta.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Istrimoe jang tjilaka dan ditinggalken saorang diri.
Clotilde.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala soeda abis menoelis ini soerat, Clotilde mengeloeh. Djadi besok ia aken berdepan dengen itoe soeami, jang soeda bebrapa taon lamanja ia tida liat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Esok harinja ia aken minta pakerdjaan jang rendah dari saorang prempoean, jang telah ambil ia poenja hak hak jang sah menoeroet wet.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde kaget tatkala ia batja poela soertatnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Salah satoe dari itoe doea orang prempoean moesti kalah dalem ini perklaian.
IV.
BEROETOENG.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lontjeng di menara dari City Hall, jaitoe kantor burgemeester dari New York, mengoetaraken djam anem tatkala satoe toean moeda dengen badan jang langsing, berpakean menoeroet model paling baroe, toeroen di perron dari salah satoe station aken pergi poelang ka roemahnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pakeannja jang perlente, gerak gerakannja jang gampang dan aloes, menoendjoeken, bahoe ia ada saorang jang biasa bergaoelan dengen orang orang sopan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kapalanja diangkat dengen angkoeh, seperti saorang jang insaf harganja seperti manoesia.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Toean Johan Goud, demikianlah namanja itoe orang, memangnja ada hak boeat merasa angkoeh, sebab ia ada mempoenjai sanget banjak segala apa jang paling dihargaken oleh manoesia, jaitoe oewang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Toch moekanja jang bagoes kliatan sedikit merengoet.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soeda berselang kira kira satoe taon, jang Johan Goud menikah sama salah, saorang anak prempoean jang paling kaja dan paling elok dalem kota New York, jaitoe anaknja radja oewang Smith.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia ada mempoenjai satoe gedong bagoes, dalem mana ada segala kemakmoeran dan kasenengan jang orang inginken. Tida saorang dalem kota New York bisa kata, bahoea ia ada mempoenjai koeda koeda lebih bagoes dari toean Johan Goud.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pendeknja, pengidoepannja Johan Goud di Clintonstraat ada sanget beroentoeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Toch ini orang, jang di-iri oleh sasoeatoe orang jang kenal padanja, tida beroentoeng seanteronja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Atjapkali ia doedoek terpekoer dan di moekanja jang bagoes atjapkali kliatan seperti langit jang mendoeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia telah sampe di perron dari itoe station, tatkala badannja mendadak mengkirik, sebab ia rasa saorang djedjelken satoe soerat dalem tangannja, jang ia gendong di blakakang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la menoleh ka blakang, tapi ia tida liat lagi itoe orang, jang kasi itoe soerat. la telah mengilang di antara orang banjak, jang kaloear dari itoe perron.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Goud memandang pada itoe enveloppe ketjil, jang tida paka alamat apa apa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia soeda hendak boeang itoe soerat, sebab ia pikir tentoe boeninja itoe soerat tida laen dari minta toeloeng oewang. Tapi itoe waktoe ia tida bisa tahan ia poenja rasa kepingin taoe apa boeninja jang betoel.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la moendoer bebrapa tindak dan boeka itoe enveloppe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baroe sadja ia batja bebrapa garis, lantas moekanja poetjet sebagi mait dan itoe soerat goemetar dalem tangannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la batja:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Manoesia boesoek, jang toch akoe masih tjinta teroes. Lantaran kapoetoesan harepan maka akoe angkat ini penah. Akoe adalah istrimoe jang kaoe soeda tipoe dan jang hatinja kaoe soeda bikin roesak.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Akoe doeloe djadi anak jang beroentoeng dari graaf Limburgh ; kaoe taoe akoe masih bodo...."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Goud tida bisa batja lebih djaoe. Perkataan perkataan ini bikin hatinja terharoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Resianja telah diketahoei... la poenja istri, jang ia soeda tipoe dan tinggalken, ia poenja Clotilde, telah ikoetin ia menjebrang laoetan ; . . . Clotilde soeda taoe semoea . . . Tida ada lagi perkara lebih hebat, jang bisa menimpah pada itoe badjingan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa ia bisa bikin? Kringef dingin mengoetjoer di djidatnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia rasa tida sanggoep boeat poelang pada itoe istri,jang menoenggoe ia dalem roemahnja jang indah. Si istri tjinta padanja dan anggep dirinja seperti satoe istri jang ditjirta oleh soeaminja Johan Goud tida brani poelang sekarang dan ketemoein istrinja itoe. Ia sanget goegoep, hal mana tentoe aken menarik pikiran istrinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia kloear dari station dan djalan djalan di djalanan boeat tjoba dapetken kombali kasabarannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ini soerat, jang ia simpen dalem kantongnja, telah dorong ia dengen mendadak kloear dari langit jang ka toedjoe, telah bangoenken. Ia dari impiannja jang beroentoeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala ia pikir, tida ada orang jang liat padanja, lantas ia kloearken itoe dan batja itoe dari awal sampe achirnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde maoe berdiam dalem roemahnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida ! Tida !" kata Goud saorang diri. „Iroe tida bisa djadi. Itoe selamanja tida bisa kedjadian." Tapi, apa ia bisa bikin boeat tjegah itoe ? la tida ada liat barang satoe djalan boeat tjegah itoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem pikiran ia Clotilde, bermoela sebagi anak prempoean jang tjantik, kemoedian sebagi istri jang tjinta pada soeaminja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia liat Clotilde poenja moeka jang elok dan poetjet, alas mana bisa dibatja dengen njata ia poenja hati jang kasih sajang dan baek.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ini anak prawan jang poetih bersih, jang sanget ditjinta oleh orang toeanja, ia telah bisa pantjing dan kawinin, kendati orang toeanja tida soeka.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia telah bawa ini anak jang masih bodo, ampir dengen paksa dari roemah orang toeanja. Tatkala ia lakoeken ini tipoe, ia tjoema inget pada itoe anak poenja kakajaan, sama sekali ia tida inget pada ia poenja katjintaan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la pertjaja, orang toeanja Clotilde lantaran terpaksa nanti trima ia sebagi achliwaris dari marika poenja oewang jang sanget banjak dan milik miliknja jang sanget besar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Doegaan ini ada kliroe. Orang toeanja Clotilde tida maoe kasi maaf pada itoe pemboedjoek pada anaknja jang djadi korban dari itoe badjingan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Demikianlah, lantaran harepannja ketjiwa, ia djadi tida perdoeli lagi dan kemoedian djadi bentji pada istrinja, jang tjinta padanja dengen sanget dan djoedjoer.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada soratee hari ia pergi, dengen tinggalken istrinja menanggoeng sengsara.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pikiran pikiran ini timboel dalem kepalanja dan menggoda sanget pada itoe badjingar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasampenja di Amerika, ia pake nama palsoe dan moelai poela ia poenja pakerdjaan badjingan. Sasoeda bisa dapet djalan boeat masoek dalem kalangan orang orang jang paling ternama, ia bikin satoe korban baroe boeat bisa poeasken ia poenja napsoe idoep makmoer dan senang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dari sebab moekanja loear biasa bagoes, maka ia telah bisa tarik tatinja anak premporan jang paling kaja dan paling disoeka dari seloeroeh New York, jaitoe poetri jang elok dari radja oewang Smith.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soeda bebrapa boelan lamanja ia menikah sama ia poenja korban baroe, Marie Smith.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sebagi mas kawin, Marie telah dapet dari ajahnja oewang bebrapa miljoen roepia dan saloe astana di mana ditontonken kemakmoeran besar. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran itoe ia djadi saorang jang terkenal dalem golongan orang orang New York jang paling ternama dan sebagi istri ia dapet satoe prempoean moeda dan tjantik, jang sanget tjinta padanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe semoea ia telah dapetken lantaran romannja jang tjakep.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tida satoe orang bisa tida ketarik hatinja oleh ia poenja roman jang tjakep dan adat istiadatnja jang aloes.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di Amerika ia djadi apa jang ia di mana mana telah djadi, jaitoe djadi orang jang disoeka oleh segala orang prempoean.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan ini semoea sekarang mendadak aken brenti.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la poenja bitjara djoesta aken diketahoei orang, dari ia poenja tempat jang tinggi ia aken dibanting ka tanah dan brangkali djoega aken dilempar dalem pendjara lantaran ia mempoenjai doea istri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoelah tida boleh kedjadian, tida boleh, maskipoen djiwanja aken moesti melajang... Seloeroeh toeboehnja goemetar. Satoe pikiran hebat menggoda otaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasaat lamanja ia merasa maloe pada dirinja. Djadi ia aken djadi pemb...
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la tida brani abisken itoe perkataan... Apa tida lebih baek, kaloe ia loeloesken kainginanuja Clotilde dan trima ia dalem roemahnja?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pikiran ini bikin ia djadi takoet. Doea istri dikoempoel dalem satoe roemak. Tapi, djoestroe tjara begini,Clotilde aken ada dalem kakoeasaannja dan ia aken bisa bikin sama ini premposan sebagimana ia soeka. Pikiran ini bikin matanja djadi menjala.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la tida berajal lagi la aken boedjoek istrinja, jaitoe istrinja jang kadoea, aken kasi pakerdjaan pada itoe prempoean tjilaka, jang ia soeda tipoe dan tinggalken... <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Johan Goud telah bangoen dari tidoernja. Ia merasa takoet dan tjape. Seantero malem ia telah memikir tentang itoe soerat jang kemarennja ia trima. Halnja Clotilde hendak berdiam dalem roemahnja, menindes padanja seperti satoe goenoeng........
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaloe seandenja Clotilde boeka resianja, kaloe Clotilde tjeritaken ia poenja kedjahatan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Semalem, sapoelangnja dari station, ia tida brani bitjara apa apa pada Marie boeat poedjiken istrinja jang pertama.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi, ia moesti ambil poetoesan, sebab sabentar sore Clotilde aken dateng tawarken pakerdjaannja sebagi prempoean pengawal atawa boeat laen pakerdjaan. Dan dari sebab Goud tida liat djalan boeat tjegah itoe kedatengan dari Clotilde, maka ia moesti tjoba aken berlakoe sebrapa bisa sabar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala ia kloear dari kamarnja, ia ketemoe sama Marie jang, seperti biasa, kasi slamet pagi dengen girang pada soeaminja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Belon pernah Goud insaf keboesoekannja seperti itoe pagi, tatkala Marie peloek dan tjioem padanja dengen perasaan sanget beroentoeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la tiada brani pandang matanja itoe istri, jang itoe waktoe merasa sanget beroentoeng. Goud rasa seperti ada satoe satoe soeara kata padanja:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Penipoe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Moekanja jang poetjet dan laen dari biasa, telah menarik pikiran istrinja. Waktoe makan, Marie berlakoe loear biasa manis pada soeaminja. Ia sama sekali tida doega pikiran pikiran jang hebat dan djahat, jang timboel dalem otaknja itoe soeami jang ia sanget tjinta.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marie merasa bangga jang ia djadi istrinja orang lelaki jang paling tjakep di antero kota New York, hingga semoea sobat sobatnja mengiri padanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Marie," kata Goud,„pakerdjaan mengoeroes roemah tangga ada terlaloe berat bagi kaoe. Akoe tida bisa biarken lebih lama lagi jang kaoe saorang diri sadja moesti djaga atas segala apa dalem ini roemah."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, bagimana manis dan baek adanja kaoe, soeamikoe," djawab itoe prempoean moeda jang sasoenggoehnja pertjaja, soeaminja koerang senang jang istrinja moesti bekerdja begitoe banjak.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ini hari djoega kaoe moesti ambil satoe prempoean pengawal boeat meringanken pakerdjaanmoe. Soepaja kaoe djangan terlaloe iseng selamanja akoe bepergian,
maka akoe pikir, saorang jang selaloe ada bersama sama kaoe, aken djadi kawan jang senang dan bisa kasi pertoeloengan pada kaoe. Ini sore nanti dateng saorang prempoean, jang dipoedjiken padakoe oleh salah satoe sobatkoe. Akoe belon pernah bitjara padanja, tapi menoeroet apa jang orang soeda tjeritaken padakoe, akoe pertjaja, ia ada mempoenjai segala sifat sifat aken djadi prempoean pengawal jang pantes bagi kaoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen amat girang, lantaran denger itoe bitjara, Marie lantas peloek dan tjioem soeaminja jang tipoe padanja dengen begitoe hina.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe pertjaja pasti, kaoe aken senang sama ini prempoean dan kaoe tentoe aken kasi pakerdjaan padanja. Trimalah ini prempoean boeat goenanja kaoe poenja kewarasan badan sendiri dan djoega.... boeat senangken hatikoe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemoedian ia berpisah dari istrinja aken pergi ka tempat plesir.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di tenga djalan roepa roepa pikiran menggoda otaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la liat seperti orang boeka resianja dan satoe pendjara besar timboel dalem pikirannja.
V.
DOEA ORANG PREMPOEAN DALEM
SATOE ROEMAH.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kira kira djam ampat sore dari itoe hari, saorang prempoean moeda jang berpakean saderhana, mendatengin roemahnja toean Johan Goud.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di moekanja, jang potongannja amat bagoes, ada kliatan tanda tanda soesah hati dan melarat. Kadang kadang ia brenti bertindak aken menarik napas. Orang bisa liat, itoè perdjalanan ada soesah sekali bagi dia.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sigra ia aken berdepan sama itoe orang prempoean, jang telah rampas ia poenja hak, ia poenja soeaini.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la soeda deket sama gedongnja toean Goud.
Dalem ini gedong, dalem ini astana, ada tinggal ia poenja soeami di sampingnja saorang prempoean laen.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la boeniken lontjeng dan kata pada boedjang jang dateng, bahoea ia, Clotilde Vieuxtemps, hendak bitjara
pada njonja roemah.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde disoeroe masoek.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la tekanken tanganja di dadanja seperti boeat koerangken kerasnja ia poenja hati berdebar debar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemoedian ia koempoelken antero kebraniannja,sebab sekarang dateng koefika jang paling penting.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe pintoe diboeka.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde liat ia poenja saingan, jang soeda rampas ia poenja peroentoengan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marie berbaring atas satoe divan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Masoek, nona Vieuxtemps," katanja dengen manis.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe hendak bekerdja disini, boekan ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sembari bitjara, Marie bangoen dari ia poenja keadaan berbaring. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sekarang ia memandang pada Clotilde dengen heran.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, njonja" djawab ini prempoean tjilaka, „akoe kepingin dapet pakerdjaan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe ada saksi saksi ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasaat lamanja Clotilde djadi bingoeng.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida ada saksi saksi," djawabnja dengen pelahan, „akoe belon pernah makan gadjih. Baek akoe sigra tjeritaken pada kaoe doedoeknja perkara jang benar. Akoe boekan anak prawan, tapi akoe soeda kawin."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kombali Marie memandang padanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la pertjaja, ini prempoean doeloe taoe idoep lebih baek dari sekarang.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa soeamimoe tida perdoeli lagi sama kaoe atawa apakah kaoe soeda djadi djanda ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Soeamikoe telah tinggalken akoe," djawab Clotilde dengen berajal. „Akoe moesti tjari makan boeat akoe sendiri..... dan boeat anakkoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Astaga! Begitoe sedih !" kata Marie dengen soeara kasian.„Apa ia telah tinggalken kaoe dan kaoe poenja anak ?.... Bagimana saorang lelaki bisa begitoe boesoek? Bagimana sengsara tentoenja kaoe poenja pengidoepan!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemoedian, dengen soeara lebih pelahan, seperti ia bitjara pada dirinja sendiri, Marie teroesken:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan akoe, jang begitoe beroentoeng. Soeamikoe begitoe manis, begitoe baek, begitoe moelia. Akoe ada poenja segala apa jang di ingin oleh hatikoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde poenja mata memandang dalem itoe kamar, tatkala Marie oetjapken ini parkataan perkataan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe pertjaja, soeamimoe nanti bisa dapet rasa menesal dan aken kombali poela pada kaoe ?" Marie menanja dengen soeara aloes.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe mesam jang aneh kliatan di bibirnja itoe prempoean tjilaka.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, njonja, akoe harep begitoe; soeamikoe nanti kombali," djawabnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe pertjaja, soeamimoe nanti bisa dapet rasa menesel dan aken kombali poela pada kaoe?" Marie menanja dengen soeara aloes.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe mesam jang aneh kliatan di bibirnja itoe prempoean tjilaka.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, njonja, akoe harep begitoe; soeamikoe nanti kombali," djawabnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe naoe bekerdja di sini seperti prempoean pengawal ?" tanja Marie lagi. „Di sini kaoe tentoe aken merasa senang. Boeat kaoe poenja pakerdjaan, kaoe dapet saratoes dollar saboelan. Apa ini tjoekoep ? "
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Saratoes dollar! Ini terlaloe banjak, terlaloe banjak, njonja Goud," djawab Clotilde dengen heran meliat itoe karojalan. „Kasi akoe bekerdja doeloe boeat pertjobaan. Liat doeloe apa jang akoe bisa dan kemoedian baroe kasi oepah menoeroet kepandeankoe".
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, tida, ini gadjih soeda tetap. Apa besok pagi pagi kaoe bisa moelai kerdja ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bisa, njonja. Akoe mengoetjap trima kasi, banjak trima kasi pada kaoe. Tapi sekarang akoe hendak menanja lagi sedikit. Apa satoe minggoe satoe kali akoe boleh pergi tengokin anakkoe? Ia sekarang sakit keras."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagimana kaoe bisa tanja lagi... Ah, bagimana kaja toch adanja kaoe dalem kaoe poenja kamiskinan, bagimana besar adanja itoe hiboeran dalem kaoe poenja kasedihan. Kaoe ada poenja anak." kata itoe njonja millionnair sembari mengeloeh. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Djadi, ini prempoean, jang idoep dengen makmoer,djoega ada mengandoeng soesah hati.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe tida maoe toenggoe sabentar?" katanja lagi. „Soeamikoe sigra poelang. la kepingin adjar kenal sama kaoe "
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde diam boeat semboeniken hatinja jang terharoe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe aken sanget beroentoeng, njonja, kaloe akoe dikasi adjar kenal sama soeamimoe, tapi idzinkenlah akoe sekarang brangkat. Besok akoe aken dateng pada djam jang ditentoeken."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la berdiri, pamitan dan berlaloe dari itoe kamar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baroe sadja ia toetoep pintoenja itoe kamar, ia lantas moesti bersender di tembok, sebab mendadak antero badannja djadi lemas.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Djadi, itoelah adanja itoe prempoean, boeat siapa soeaminja telah loepaken dia. Bagimana sanget Clotilde bentji pada itoe prempoean. Toch ia merasa kasian djoega sama prempoean itoe, jang pada soeatoe hari nanti moesti insaf dirinja ditipoe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Besok Clotilde aken ketemoe djoega sama soeaminja, sasoeda berpisah sekian taon lamanja. Kasanain Clotilde aken bersama sama soéaminja dan itoe prempoean dalem satoe roemah.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde telah sampe di tangga tatkala satoe toean jang berpakean perlente ketemoe padanja. Mendadak itoe toean bertindak moendoer dan memandang pada itoe prempoean elok.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Clotilde. Clotilde. Istrikoe." katanja seraja oeloerken. kadoea tangannja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Alfred. Soeami jang tida setia." kadengeran dari bibirnja itoe prempoean elok.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran ini pertemoean jang sekoenjoeng koenjoeng maka Clotilde poen moendoer bebrapa tindak. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen tjepat soeaminja dorong ia masoek dalem satoe kamar. Sabelonnja Clotilde mengarti, pintoe soeda dikoentji dan ia berada saorang diri sadja sama soeaminja jang tida setia.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran meliat mata soeaminja menjala, itoe prempoean moeda sekoenjoeng koenjoeng djadi takoet. Itoe sorot mata bikin ia djadi goemetar. Semoea rasa tjinta, jang ia sampe sabegitoe djaoe masih kandoeng bagi soeaminja itoe, telah ilang pada itoe koetika.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia tida merasa laen dari djidji boeat itoe orang, jang doeloe ia tjinta dengen sagenap hati.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe soeda liat istrikoe ?" Goud menanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe baroesan berlaloe dari kaoe poenja korban baroe, jang kira, ia djadi kaoe, poenja istri," djawab Clotilde dengen soeara ketoes.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Goud djadi poetjet.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan apa soeda terdjadi ?" Goud menanja lagi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe telah trima itoe pakerdjaan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe maoe bikin di sini, dalem roemahkoe?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa jang akoe maoe? Akoe soeda tjeritaken dalem soeratkoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan seraja memandang dalem itoe kamar jang banjak perabotnja, ia teroesken bitjaranja : „Bagimana bagoes adanja di sini. Bagimana besar bedanja antara di sini dan kamarkoe di loteng."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Clotilde, kaoe soeda dapet banjak tjilaka," kata soeaminja sembari melirik padanja dengen penoeh kabentjian.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjilaka ?.... Akoe tida taoe apakah orang seboet itoe tjilaka," djawabnja. „Akoe sasoenggoehnja soeda menanggoeng banjak sengsara lantaran kaoe, satoe soeami jang tida setia, jang tida ada mempoenjai hati. Sesoeda kaoe tinggalken akoe, akoe djadi sakit lantaran soesah hati....... akoe tida bisa lagi bekerdja dan......akoe idoep melarat."
„Astaga, Clotilde."
„Akoe poenja tjerita masih belon abis," ia teroesken bitjaranja dengen ketawa sedih. "Jang paling hebat akoe masih belon tjeritaken. Sebab akoe rasa lebih lama akoe djadi lebih sakit, maka orang bawa akoe dalem roemah sakit, akoe, kaoe poenja istri, anaknja graaf Limburgh. Dan tatkala akoe pergi dari sitoe bersama anak...."
„Bersama anak? Apa kaoe bilang? Sama anak mana?"
„Ja, tatkala akoe brangkat bersama itoe anak, ini anak ada begitoe lemah, hingga di segala saat akoe koeatir, ia aken mati dalem tangankoe."
„Clotilde.... itoe anak.... O, Allah, bitjaralah. Apa itoe.... anak kita?"
„Anak kita ?..... Apa kaoe poenja maksoed? Ja, betoel, ia djoega djadi kaoe poenja anak, tapi sadjek ja dilahirken, ia djadi poenjakoe saorang sadja. Ia djadi anakkoe, boekan anakmoe. Ia tida ada poenja ajah lagi."
„Clotilde, djanganlah bikin akoe djadi gila... bitjaralah di mana adanja itoe anak. Apa ia idoep ?"
„Apa kaoe moesti perdoeli ? Sampe sekarang kaoe tida perhatiken baek itoe anak maoepoen iboenja."
„ltoe omong kosong semoea," kata Goud dengen goesar.„Kaoe djoesta.... semoea djoesta."
„Apa? Apa kaoe pertjaja, akoe aken mendjoesta tentang hal jang begitoe soetji ?" kata Clotilde dengen moerka.„Apa kaoe maoe boekti boekti ?"
„Ja, kasi liat padakoe."
„Di sini, di sini adanja itoe boekti boekti."
Clotilde lantas kloearken dari kantongnja satoe koempoelan soerat soerat.„Na, ini ada soerat kawin dan ini ada soerat kelahiran dari anak kita."
Tatkala Goud liat itoe soerat soerat, sasoenggoehnja ia ampir djadi gila. la poenja Kahormatan, ia poenja nasib, semoea ada di pegang oleh Clotilde. Kaloe sadja itoe soerat soerat ia bisa rampas, ia tida oesah koeatir lagi.
Dan kenapa ia aken tida bisa rampas itoe soerat soerat? la tjoema berdoea sadja dalem itoe kamar.
Lantaran disoeroeng oleh itoe pikiran iblis, Alfred menerdjang pada istrinja. Satoe djeritan jang serat kadengeran dalem itoe kamar, di mana soeda moelai djadi gelap. ltoe djeritan diberikoeti oleh djeritan kadoea.
Alfred telah pegang tangannja Clotilde, dalem mana ia pegang itoe soerat soerat, dengen maksoed aken rampas itoe soerat soerat.
„Toeloeng! Toeloeng!" Clotilde bertreak. Tapi kakinja terpleset, ia djatoh tjelentang dan kelenger.
Itoe soerat soerat terlepas dari tangannja. Alfred lantas gendong istrinja jang pangsan.
Pintoe diboeka dan Marie masoek dalem itoe kamar. Sasaat lamanja ia berdiri seperti soeda ditjipta djadi batoe lantaran meliat itoe kedjadian jang tida terdoega sama sekali.
la telah denger djeritan jang tertahan dan lantas boeroe boeroe dateng boeat kasi toeloengan.
Tatkala meliat Marie, Alfred lantas taro korbannja atas divan.
„Apa terdjadi di sini ?" Marie menanja sembari madjoe lebih deket.
Johan, sebagimana Marie biasa seboet Alfred, soeda dapetken kombali ia poenja kesabaran.
„Akoe dapetken ini prempoean asing dengen pangsan di loear kamar," djawabnja dengen sedikit goegoep.„Akoe bawa ia kemari. Siapa adanja ini orang tjilaka ?"
„Jalah jang tjari pakerdjaan dan tentang siapa kaoe soeda bitjara sama akoe. Sebab kaoe poedjiken, maka akoe kasi ia pakerdjaan...... Liat. la soeda kasi djatoh soerat soerat!"
Sembari bitjara Marie bongkoken badannja. Tapi Johan ada lebih tjepat dan poengoet itoe soerat soerat.
„Djangan bikin soesah, Marie," katanja. „Akoe nanti simpenken ini soerat soerat."
Koetika itoe Clotilde sedar dari pangsannja. Ia bangoen dari itoe divan dan memandang dengen heran di sakiternja, sedeng tangannja bikin betoel ramboetnja jang soeda djadi koesoet.
Mendadak ia dapet liat itoe soerat soerat. Kesabarannja lantas kombali.
Lantas ia reboet itoe soerat-soerat dari tangannja Alfred.
„Nona, bagimana kaoe rasa sekarang?" Marie menanja sembari argsoerken tangannja boeat kasi toendjangan pada Clotilde.„Kaoe telah djatoh pangsan. Soeamikoe lantas dateng menoeloeng padamoe. Apa kaoe rasa sekarang ada baekan?"
„Akoe rasa ada baekan, njonja," djawab Clotilde.
„Kaoe moesti panggil dokter, Johan," kata Marie Goud pada soeaminja.„Sabelonnja dokter dateng akoe nanti ambil obat boeat bikin keras djalannja djantoeng."
„Djangan akoe mengganggoe pada kaoe, njonja.Tenagakoe soeda kombali semoea," kata Clotilde sembari koempoel soerat soeratnja djadi satoe.
„Besok pagi kaoe dateng di sini ?"
„Besok pagi, ja," djawab Clotilde sembari goetken kapalanja dan kloear dari itoe kamar zonder memandang barang sakedjap mata pada Alfred.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia loepa mengoetjap trima kasi pada kaoe, Johan,” kata Marie pada soeaminja. „Tapi kaoe moesti maafken pada ini orang tjilaka. Ia telah menanggoeng sengsara begitoe banjak. Akoe denger, ia telah menanggoeng melarat dan kasedihan besar.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marie tida liat mata soeaminja, dengen mana si soeami memandang pada Clotilde jang berlaloe dari itoe kamar. Alfred merasa dirinja terserah dalem kakoeasannja itoe istri jang pertama. ......
——————————▷◇◇◇◁■▷◇◇◇◁■▷◇◇◇◁■——————————
„RASIA-SOERABAJA”
DAN
„RASIA-DJEMBER”.
Satoe boekoe formaat besar, tamat.
Doea tjerita djadi satoe djilid <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] . <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] . <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] . <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]f 3-
Djangan loepa batja ini boekoe.
——————————▷◇◇◇◁■▷◇◇◇◁■▷◇◇◇◁■——————————
VI.
SI PENDJOEDI.
„Menang..... Toean Steffens selaloe menang...... dan toean Goud kalah banjak."
„la perdoeli apa sama itoe kakalahan. Millionnair Smith, ia poenja mertoea, ada mempoenjai kakajaan jang tida bisa diitoeng."
„Apa ia gila? la maen kartoe itoe poela."
„Ha! ha! ha!" satoe pendjoedi laen ketawa,„orang djangan memaen sama itoe kartoe."
Alfred tida dengerken pada perkataan parkataan, jang dioetjapken di sakoeliling medja djoedi. Antero pikirannja ia toedjoeken pada kartoe sadja.
„Kalah!" kata orang poela.„Kombali kalah! Sepoeloe riboe dollar!"
Alfred soeda atjapkali tjoba tjari hiboeran dengen maen djoedi. Lantaran nasib tjilaka tida maoe berlaloe dari dirinja, maka warna parasnja jang poetjet telah djadi aboe aboe.
Soeda lima kali sepoeloe riboe dollar dari oewangnja Alfred diambil oleh orang jang pegang bank. Hal ini menerbitken sedikit kagoegoepan, sekalipoen dalem ini club dari pendjoedi pendjoedi hartawan, jang biasanja tida bisa ilang sabarnja.
Alfred pergi ka bagian jang paling blakang dari itoe kamar djoedi, doedoek didepan satoe medja toelis dan toelis poela satoe cheque, jang kemoedian ia teeken.
Inilah ada djoemblah pengabisan, jang ia masi ada titipken di bank. Kaloe kombali ia kalah, semoea oewangnja ia soeda abis korbanken pada setan djoedi.
la kombali ka medja djoedi. Semoea orang awasken ia poenja gerak gerakan sembari mesam.
Ini kali ia maen kartoe laen.
Limapoeloe riboe dollar taroannja, kata saorang jang doedoek dimedja itoe. Dengen satoe kali pasang, ia hendak dapet kombali semoea kakalahannja.
„Goud," kata saorang laen,„pasang lagi di kartoe jang tadi djoega. Akoe brani bertaro, ini kali itoe kartoe menang."
Alfred tida maoe perdoeliken. la soeda pilih laen kartoe:
Jang djadi bank soeda moelai bagi kartoenja. Satoe boeat ia sendiri dan satoe boeat masing masing jang toeroet berdjoedi.
Mendadak ada sedikit riboet antara lid lid dari itoe club djoedi. Benar sekali, ini kali itoe kartoe, jang dipoedjiken pada Alfred, menang, tapi tida satoe orang ada pasang di itoe kartoe.
„Goud, tjoba kaoe toeroet nasehatkoe, kaoe dapet kombali kaoe poenja limapoeloe riboe dollar," kata itoe orang poela, jang tadi poedjiken itoe kartoe.
Dengen tida mendjawab dan dengen napas jang ditahan, Alfred memandang kartoe kartoe, jang dibagi dengen sabar oleh orang jang pegang bank.
Ini malein peroentoengannja itoe bankier ada bagoes sekali.
Dengen tida kata barang sepatah ia ambil itoe cheque dari limapoeloe riboe dollar dan tambahken itoe pada laen² djoemblah, jang bertoempoek di depannja.
Sasaat lamanja Alfred roepanja seperti djadi kakoe lantaran kaget dan tida bisa oetjapken barang sepatah perkataan. Laen laen pendjoedi omomg maen maen dan ketawa. „Goud, marilah kita bersenang senang. Idoeplah katjintaan. Tjilaka dalem pendjoedian, tapi beroentoeng dalem katjintaan. Djangan begitoe sedih, Goud."
Alfred paksa aken mesam sedikit. la ambil satoe glas champagne, jang disoegoehken oleh djongos dan minoem itoe atas kasehatannja semoea orang jang hadlir. Ia toeroet omong memaen dan roepanja tida perdoeliken pada ia poenja kakalahan besar. Tapi dalem hati ia poetoes harepan lantaran kalahnja jang begitoe besar.
la soeda bikin kalah semoea harta jang istrinja telah kasi padanja sebagi mas kawin. Dan pada ini katjilakaan ditambah lagi laen godaan, jaitoe rasa takoet.
Sasoeda berselang bebrapa miniet, dalem waktoe mana ia minoem lagi bebrapa glas champagne, ia berlaloe dari itoe club. Laen laen pendjoedi teroesken marika poenja perdjoedian.
„la kliatannja sanget bingoeng," kata salah satoe antara marika.„la poenja mesam tjoema bikinan sadja."
„Tida. Kenapa ia bisa djadi bingoeng? Apa artinja seratoes riboe dollar boeat Goud? la poenja papa mertoea masih ada," kata saorang laen.
„Kaoe kliroe, toean Stuart, akoe kenal itoe toean Smith toea. Ia tida kasi lagi."
„la toch ada poenja harta sampe banjak."
Smith ada saorang aneh. la soeda bajar, tatkala ia nikahken anaknja. Aken tetapi ia terlaloe sajang sama oewangnja aken bisa berpisah sama itoe oewang dan kasi lagi sedikit pada mantoenja..."
Samentara itoe Alfred djalan di djalanan djalanan seperti saorang jang di waktoe tidoer djalan djalan. Roepanja ia djalan tida bedanja seperti laen orang, tapi soemangatnja tida ada lagi dalem badannja. Ia sampe di satoe tempat sepih, di mana ia brenti.
la liat satoe bangkoe di bawah bebrapa poehoen kajoe. la hampirken itoe bangkoe dan djatohken dirinja di sitoe sambil mengeloeh.
Dengen kapala ditoendjang sama kadoea tangannja, ia moelai memikir tentang keadaannja.
Apa moesti djadi dari dirinja? Baek dari fihak mana djoega ia memandang, ia tida liat laen dari djoerang di depannja.
Dalem roemahnja saban hari ia aken moesti merasa takoet, sebab Clotilde bisa oendjoeken pada Marie ia poenja soerat soerat dan anak dan boeka rasianja, tjeritaken, bahoea ia tida lebih dari badjingan, penipoe dan pendjahat.
Pikiran, bahoea ia aken bisa dikasi masoek dalem pendjara, di mana ia aken menanggoeng sengsara dan dapet perlakoean djelek, bikin boeloe badannja Goud djadi bangoen.
Boekan sadja ini harepan jang hebat, jang senantiasa berbajang di depan matanja, tapi sekarang ia sasoenggoehnja soeda djadi bankroet. Beroelang oelang ia kata, ia soeda kalah semoea, ia poenja kakajaan, kahormatan, orang poenja kapertjajaan kasi oetang padanja, pendeknja semoea ia soeda bikin kalah di medja djoedi.
Tindakan orang mendatengin kadengeran di koepingnja.
Dengen mendadak Alfred bangoen dari bangkoenja.
Apakah jang mendatengin itoe ada orang orang politie, jang jari padanja?
la lari dari sitoe; ia pergi mengoembara lebih djaoe lagi. Hatinja bingoeng. Rasa menesal bertjampoer dalem otaknja dengen maksoed maksoed, jang selaennja tida bisa didjalanken, djoega djahat.
Achirnja ia pikir, mati ada djalan jang paling baek.
Tangannja soeda pegang satoe revolver ketjil jang ada dalem kantong badjoenja. Ini sendjata aken djadi sobat dan penoeloengnja.
la djalan teroes sampe ia berada di djalanan djalanan dari satoe park.
Di sana semoea ada soenji.
„Marilah kita lepasken diri kita dari ini godaan,"ia menggrendeng sembari tjari tempat jang paling baek.
„Dari Clotilde akoe brangkali aken bisa lolosken dirikoe, tapi jang paling tjilaka jalah akoe soeda bankroet. Apa aken djadinja sama dirikoe, apa akoe moesti moelai, sasoedah akoe sekarang tida ada mempoenjai barang satoe cent lagi? Biarlah lebih doeloe akoe boeang semoea apa jang bisa menoendjoeken, bahoea itoe ada kepoenjaannja Johan Goud jang hartawan," katanja lebih djaoe, sedeng ia berdiri di pinggir satoe soemoer jang berada di tengahnja itoe park.„Akoe aken djaga soepaja tida saorang, jang dapetken maitkoe, aken taoe siapa adanja akoe... siapa adanja ini orang jang telah boenoeh diri. Ini dompet soerat soerat, jang isinja tida laen dari kaartjis nacia dan bebrapa soerat soerat jang tida bergoena, moesti masoek dalem soemoer. Ini sapoetangan, atas mana ada disoelam letter letter dari namakoe dan bisa boeka rasiakoe, djoega moesti masoek di aer."
Dengen boeroe boeroe ia lempar segala apa jang ia ada poenja, dalem itoe soemoer, katjoeali itoe revolver ketjil, jang ia masih pegang dengen goegoep.
„Ba!" katanja lagi,„semoea persediaan persediaan ini tida aken tjegah orang kenalin maitkoe. Tapi akoe bikin apa jang akoe bisa, soepaja orang tida ketahoei, bahoea akoe boenoeh diri. Brangkali, apabila orang dapatken di badankoe tida ada apa apa lagi, brangkali orang aken pertjaja, bahoea akoe telah diboenoeh oleh pendjahat jang merampok sekalian milikkoe.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Alfred angkar revolvernja dan tekanken larasnja di dadanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia djoestoe hendak tarik platoeknja, tatkala ia mendadak brenti. Ia djatohken poela tangannja jang pegang itoe sendjata.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe pikiran mendadak telah timboel dalem ingetannja. Pikiran itoe kasi harepan baroe padanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ada lagi satoe djalan boeat toeloeng dirinja ..., Ia moelai djalan dengen tindakan besar, sedeng satoe maksoed hebat lagi diatoer oleh otaknja.
HIKAJAT RINGKES DARI
„PEMBRONTAKAN DI RUSLAND”.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe boekoe jang perloe sekali dibatja aken mangetahoei : Pemerentahan jang kedjem dan boeas dari Rusland; sebab-sebabnja terdjadi itoe pembrontakan; pembalesannja rajat dan asal moelanja lahir itoe perkataän „BOLSJEWIKI.” Dan banjak lagi laen-laennja jang perloe diketahoei.
1 boekoe tebel tamat f 1.50.
Laen onkost kirim
Pesenan ditoenggoe oleh :
BOEKHANDEL PEK PANG ING,―GRISSE.
VII.
PEMBOENOEAN RESIA.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Esok harinja Marie, Alfred dan itoe prempoean pengawal jang baroe, jaitoe Clotilde Vieuxtemps, berada dalem kamar makan jang besar dan indah dari gedongnja Johan Goud.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marie maoe soepaja Clotilde toeroet sama sama makan. Maka itoe Clotilde telah toeroet doedoek djoega di sitoe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Boeat semboeniken hatinja jang sanget terharoe, Alfred, jang ampir tida makan, batja satoe soerat kabar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa anakmoe sekarang soeda dirawat baek, nona Vieuxtemps?" Marie menanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe nama Vieuxtemps bikin Alfred djadi kaget seperti ia kena pegang kawat listrik.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe harep begitoe, njonja Goud; kaloe tida, hatikoe tida bisa senang," djawab Clotilde dengen soeara jang sedikit goemetar.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tjinta betoel sama itoe anak, itoelah akoe bisa mengarti, sebab itoe anak adalah satoe satoenja hal jang masi katinggalan dari kaoe poenja sengsara, Marie Dditjara poela. „O, Allah, bagimana besar melarat jang kaoe soeda pikoel. Tida ada perkataan perkataan, jang lebih meloekaken orang poenja hati, dari perkataan perkataan jang dioetjapken oleh satoe soeami..... Johan," katanja pada soeaminja, „akoe seboet kita poenja nona pengawal „nona“, soepaja boedjang boedjang kita tida dapet taoe hal ichwalnja, tapi ia sabetoelnja ada hak boeat dapet gelaran njonja."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe aken bikin, nona Vieuxtemps, kalaoe kaoe ketemoeken soeamimoe?" Marie menanja pada Clotilde lagi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe soeda ketemoeken ia, njonja Goud.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa?....Kaoe soeda taoe di mana ia berada....Dan ia?”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„ia soeda kawin poela.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kawin ? ...... Dan ia taoe kaoe soeda taoe tempat tinggalnja ? ........ Djadi sekarang ia lagi bikin tjilaka prempoean jang kadoea. Bangsat soenggeh! Tapi itoe ada satoe kedjahatan.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang kedjahatan, njonja Goud.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan apa kaoe masih tjinta padanja ?” Marie menanja sembari gojang gojang kapala.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dalem kaoe poenja keadaan sekarang, kaoe tida bisa mengarti samoea hal hal ini, njonja. Akoe sendiri tida mengarti, bagimana orang bisa menanggoeng tjilaka begitoe besar dan toch masih bisa idoep....."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe waktoe orang denger treakan treakan keras didjalanan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa itoe ?" Marie menanja. „Apa kaoe ada denger, Johan ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Goud bangoen dari krosinja dan pergi ka djendela.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen njata sekarang kedengeran : „Kabar loear biasa! Pemboenoehan ngeri! Kabar loear biasa! Ada katerangan katerangan jang ngeri!“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pemboenoean di Robertstreet !"* kadengeran laen soeara lagi bertreak.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen mendadak Mari bangoen djoega dari krosinja. „Robertstreet?" katanja: „Ajahkoe tinggal disitoe djoega."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Alfred memandang ka djalanan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pintoe kamar diketok dan pengoeroes kamar masoek dengen moeka jang menoendjoeken hatinja kaget. Salembar soerat kabar ia pegang ditangannja. Ia tida sanggoep kaloearken barang sepata perkataan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa soeda terdjadi ?“ Marie menanja dengen koeatir. „Apa ada ditoelis dalem soerat kabar ?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia reboet itoe soerat kabar dari tangannja itoe pengoeroes kamar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baroe sadja ia toedjoeken matanja pada itoe kabar jang mengagetken dan baroe ia sempat batja bebrapa garis jang pertama, ia lantas mendjerit dan djatoh pangsan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde dan itoe pengoeroes kamar lantas angkat madjikannja dan taro ia atas divan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe satoenja orang dalem itoe kamar, jang roepanja tetap sabar, jalah Alfred Vieuxtemps alias Johan Goud. Dari djendela ia hampirken Marie, jang kapalanja dibikin basah sama aer dingin oleh ia poenja pengoeroes kamar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilder poengoet itoe soerat kabar jang djato ditanah da batja :
PEMBOENOEAN RESIA.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Di roemah nommer 983 Robertstreet ini pagi orang dapetken toean Smith, eigenaar kapal kapal dan millionnair, mati dalem kamar tidoernja dengen mandi darah. Di dadanja ada satoe loeka besar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe pemboenoehan tentoe telah dilakoeken waktoe tenga malam. Dari miliknja tida ada soeatoe apa jang ilang.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lemari besi dan barang-barang berharga, jang ada dalem itoe kamar tidoer, tida diganggoe. Dalem kantongnja toean Smith orang dapetken ia poenja horlodji dengen rante dan dompet oewang. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apakah ini pemboenoean lantaran pembalesan sakit hati, atawa, apaka orang telah pergokin pemboenoehnja, sabelonnja ia dapet tempo boeat koempoelken barang barang jang berharga dan boeka itoe lemari besi ? Inilah moesti diterangken oleh papreksaan. Dari si pemboenoeh tida ada katinggalan tanda tanda barang sedikit.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde angkat matanja dan memandang pada Alfred, jang berdiri di samping istrinja jang pangsan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe pikiran hebat timboel dalem ingetannja Clotilde, Djantoengnja ampir brenti memoekoel tatkala ia dapet itoe pikiran. Seloeroeh toeboehnja goemetar, sedeng matanja tetap memandang pada Alfred.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe orang lelaki, jang djadi ajah dari anaknja, jang pada bebrapa taon berselang telah peloek dan tjioem padanja dan kemaren telah menjerang padanja boeat rampas ia poenja soerat soerat, itoe orang lelaki menimboelken Clotilde poenja rasa takoet dan djidji.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kenapa ia tidak batja itoe soerat kabar ? Kenapa ia tida maoe tjari taoe apa sebabnja Marie nendadak djadi begitoe kaget sampe djadi pangsan ? Apa ia lebih doeloe soeda taoe, apa jang ditjeritaken dalem itoe soerat kabar, jang dipegang oleh Clotilde.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soeara rame kedengeran di gang dalem itoe roemah.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pintoe diketok dan satoe boedjang masoek dalem kamar makan. Djoega ini boedjang kliatannja sanget kaget.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Alfred kenal namanja ini orang politie jang kesohor, jang di New York terkenal sebagi detective jang paling pinter. Apa maoenja itoe orang politie dateng di sitoe ? <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Di mana adanja itoe toean ?“ Alfred menanja de-
ngen soeara ketoes pada boedjangnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Di kamar besar.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen tida berpikir lagi Alfred lantas kloear dari itoe kamar makan aken pergi ka kamar besar, di mana ia ketemoe sama inspecteur Bernard jang, seperti biasa, memake pakean preman. Itoe orang politie mendjoera dan kemoedian, seperti biasa, memandang dengen tadjem pada toean roemah jang masoek dalem itoe kamar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Toean Goud,“ katanja, „akoe moesti kasi taoe sabentar padamoe tentang satoe perkara sedih. Njonja Goud, istrimoe, djadi anak dan achliwaris jang toenggal dari toean Smith. Akoe diwadjibken boeat minta pada kaoe, soepaja dengen hati-hati kaoe sampeken padanja satoe kabar jang aken sanget membikin terharoe hatinja“.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe kabar jang kaoe maksoedken, kita soeda taoe, dan kabar itoe sasoenggoehnja soeda bikin sanget terharoe hatinja istrikoe, hingga ia djadi pangsan,“ djawab Alfred. „Tapi, tjobalah tjeritaken sabentar, kenapa kita baroe trima itoe kabar, sasoeda ia disiarken
di djalanan djalanan.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boeat samentara waktoe akoe tida boleh mendjawab atas kaoe poenja pertanjaan, toean Goud. Ada hal hal jang bikin perloe kita larang sasoeatoe orang masoek dalem roemah di-mana soeda dilakoeken itoe pemboenoean.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe maoe bilang, orang moesti preksa doeloe keadaan dalem itoe roemah. Tapi ini toch bagi Bob, boedjang jang soeda toea dari mertoeakoe, tida mendjadi halangan aken ia britaoeken kedjadian itoe pada kita. Akoe moesti mengakoe, akoe sanget tida senang dan tida bisa mengarti ini kelakoean.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ada hal hal, toean, dalem mana orang kepaksa ambil atoeran atoeran loear biasa,“ djawab Bernard. „Dan ini pemboenoean ada teritoeng antara hal hal demikian, oleh kerna pemboenoean ini ada gelap sekali. Kapan kaoe pengabisan kali dateng di roemahnja kaoe poenja mertoea ?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pengabisan kali ? Soeda lama djoega.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan njonja Goud ?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Istrikoe baroe ini ada pergi ka roemah ajahnja.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tida toeroet ? .... Apa ada pertjidraan antara kaoe dan kaoe poenja mertoea ?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Matanja Alfred menjala lantaran marah.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kenapa kaoe tanja itoe, toean ?“ ia menanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe minta kaoe maafken,“ katanja sembari mendjoera sedikit. „Akoe tanja begitoe tjoema boeat dapetken kepastian apakah itoe boedjang toea telah bitjara djoesta atawa tida.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bob ? Apa ia soeda tjritaken pada kaoe ?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Satoe tjerita jang sanget soesoet ....“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjeritakenlah, akoe harep ....“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pertjakepan ini mendadak diganggoe. Pintoe diboeka dan Marie, dengen ditoendjang oleh Clotilde dan dengen moeka jang poetjet sebagi mait, masoek dalem itoe kamar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe djadi detective,“ katanja. „Tjeritakenlah padakoe tjoema satoe hal, toean ... APa betoel ajahkoe ... Tapi, tida, tida, tida bisa djadi. Namanja Smith ada begitoe terkenal .... Orang tentoe kliroe.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marie telah lolosken dirinja dari pegangan Clotilde dan hampirken itoe inspecteur, jang mendjoera dengen sanget hormat boeat itoe achliwaris. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ini poekoelan jang menimpah pada kaoe, ada satoe poekoelan keras dan sanget kedjam, njonja,“ djawabnja. „Berlakoelah dengen tabah dan trima sadja apa jang soeda ditakdirken. Jalah ajahmoe, tentang siapa akoe, dipaksa oleh kewadjibankoe, moesti kabarken pada kaoe, bahoea ia telah meninggal."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Astaga ! apakah soeda terdjadi ? .... Apa ini kabar hebat ada benar ? Ajahkoe jang manis soeda diboenoeh orang?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Benar, njonja.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marie menangis hingga sekian lamanja tida bisa bitjara.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Alfred toentoen ia ka krosi. Dengen soeara terpoetoes poetoes kemoedian ia menanja :
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjeritakenlah semoea, toean. Djadi ajahkoe soeda .... soeda mati ?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tatkala itoe boedjang toea tadi pagi dateng tjeritaken pada kita dalem keadaan bagimana telah dapetken toeannja, lantas bebrapa agent, toekang preksa mait dan dokter dari gemeenteraad pergi ka roemahnja toean Smith. Dokter tjoema bisa tetapken, bahoea toean
Smith telah mati waktoe tengah malem. Badannja soeda dingin dan moelai kakoe.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan siapa .... pemboenoeh mana jang soeda ambil djiwanja ajahkoe boeat poeasken ia poenja napsoe temaha ? Akoe pergi ka sana,“ kata itoe njonja seraja bangoen dari krosinja. „Akoe moesti liat ajahkoe. Akoe sampe tida sempat bitjara padanja sabelon ia berpisah dari kita.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kombali ia menangis.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen soeara aloes Alfred tjoba bikin sabar hati istrinja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Adalah kewadjiban kita, njonja Goud,“ kata Bernard poela, „aken lantas britaoeken ini perkara sedih pada kaoe, sebab kaoe djadi anak dan achliwaris jang toenggal dari toean Smith; dan padakoe diwadjibken boeat sampeken ini kabar sedih.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe moesti pergi kasana ! ... Toeroet sama akoe, Johan!“ katanja Marie dengen soeara pelahan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sedeng itoe pengoeroes kamar, jang ikoet di blakang madjikannja, menangis dengen sasenggoekan, Clotilde teroes memandang pada Alfred.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Alfred melirik padanja. Pada soeatoe saat matanja kadoea orang itoe bertemoe sama satoe dengen laen. Rasa takoet lantas timboel dalem hatinja Clotilde.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djikaloe kaoe maoe, njonja Goud,“ kata Bernard lagi pada Marie Smith, „akoe soeka anterken kaoe karoemahnja ajahmoe, jang, sebagimana akoe soeda bilang, ditoetoep boeat segala orang.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi soeamikoe toch boleh toeroet?“ tanja njonja Goud.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Toean Goud djadi kaoe poenja soeami dan kerna itoe ia djadi djoega achliwaris dari jang meninggal. Tentoe sadja ia boleh toeroet. Djoega ini doea orang, jang nanti kaoe brangkali perloe soeroe, boleh toeroet sama kaoe,“ djawab itoe inspecteur sembari menoendjoek pada Clotilde dan itoe pengoeroes kamar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Trima kasi. Dan Bob, di mana adanja akoe poenja Bob jang baek?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe nanti ketemoeken ia dalem itoe roemah.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kenapa ia tida dateng di sini boeat panggil akoe?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida taoe, kenapa ia tida lantas pergi pada kaoe. Tapi tatkala ia kasi taoe itoe kedjadian pada politie, soeda telaat aken ia pergi kasi taoe lagi pada kaoe. Ia moesti tinggal disitoe boeat didenger pengakoeannja.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan apa orang tida taoe apa jang soeda terdjadi? Itoe pemboenoeh, jang akoe koetoekin, apa belon dapet ditangkep?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard angkat poendaknja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Menesal sekali, njonja. Itoe perkara terdjadi di waktoe tengah malem dan pemboenoehnja telah lari.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Lari ? Bagimana bisa djadi ? Roemah dikoentji ... djendela djendela dikoentji ... Soenggoeh bisa bikin orang djadi gila.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe pemboenoeh tentoe telah dapet ganggoean tatkala ia lagi lakoeken kedjahatannja. Ia tentoe ada mempoenjai satoe koentji dari itoe roemah. Lantaran itoe dan djoega sebab gelap, ia telah bisa lari dengen tida diketahoei.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjoema ajahkoe saorang jang ada mempoenjai koentji roemah. Akoe taoe ini soeda lama.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe koentji orang soeda dapetken dalem kamar tidoer dari toean Smith.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Nah, tjoba tjeritaken, bagimana itoe pendjahat bisa
kaloear dari satoe roemah jang dikoentji,“ kata Marie dengen soeara keras.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Barangkali djalan djendela jang ia boeka, Marie," Alfred toeroet tjampoer dalem itoe pertjake pan. „Itoe pemboenoeh brangkali soeda masoek dalem itoe roemah, sabelonnja itoe roemah dikoentji. Sasoeda lakoeken kedjahatannja ia lompat ka bawah djalan salah satoe djendela dari tingkatan jang paling bawah.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ini katerangan tida bisa betoel, toean Goud," kata inspecteur Bernard. „Semoea djendela dari tingkatan bawah ada tertoetoep rapet.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaloe begitoe kita tida bisa mengarti ini perkara," katanją Marie lagi dengen goegoep.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang soesa dimengarti. Tapi akoe tanggoeng ini perkara gelap manti bisa djadi terang,“ kata itoe orang politie.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe masih belon bisa pertjaja ...... mati .... ajahkoe mati
mati .... O ! Soenggoeh terlaloe hebat!“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tabah, Marie, tabahken hatimoe !“ kata soeaminja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang kaoe djadi satoe satoenja kakajaan jang akoe masi ada poenja .... soeamikoe jang manis.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia pegang tangannja Alfred dan dengen mata jang penoeh sama aernja, ia memandang dengen kapertjajaan sapenoehnja pada itoe orang lelaki, jang soeda tipoe ia dengen begitoe hina, jaitoe dengen menikah padanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang mari kita lekas pergi ka Robertstreet“, kata Alfred, „boeat kasi slamat djalan jang pengabisan pada ajahmoe.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen ditoendjang oleh soeaminja, Marie menoedjoe ka pintoe jang diboeka oleh itoe pengoeroes kamar. Dengen idzinnja inspecteur Bernard ini pengoeroes kamar toeroet sama madjikannja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde, jang tida toeroet, memandang pada marika sampe marika tida kliatan lagi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Oh, oh,“ katanja dengen pelahan, „ini pikiran hebat jang timboel dalem kapalakoe ...“
Sio Tjia ONG KIAUW LOAN
ATAWA
Binasa Lantaran Pertiintaän.
Satoe boekoe tamat, ƒ 0,80.-
DI DEPAN MAIT.
Ini pemboenoean, jang dilakoeken di tenganja wijk dari orang orang jang paling hartawan di New York, telah menerbitken kaheranan besar, teroetama sebab toean Smith ada saorang jang sanget terkenal dan antero perkara itoe ada gelap sekali.
Roemahnja itoe millionnair, sebagimana inspecteur Bernard soeda bilang, telah ditoetoep rapet dari bawah sampe di atas. Dalem itoe roemah ada bebrapa agent politie, toekang preksa mait dan satoe secretaris.
Selaennja ini orang orang ada djoega boedjang jang soeda toea, Bob namanja. Soeda bebrapa taon lamanja ia tinggal dalem itoe roemah.
Toean Smith, brangkali kerna ia mempoenjai kakajang sanget besar, ada mempoenjai bebrapa adat loear biasa, jang disebabken oleh ia poenja rasa tjemboeroe pada segala orang. Sasoeda Marie menikah, ia ambil poétoesan aken lepas boedjang boedjangnja jang banjak, katjoeali Bob saorang. Demikianlah ia djadi tinggal dalem roemahnja tjoema berdoea dengen itoe boedjanag toea.
Ia poenja kantor pernahnja kira kira di tengah tengah kota New York. Pagi pagi ia pergi ka sana dan waktoe malem ia poelang, sasoeda makan saorang diri sadja dalem roemah makan.
Dalem ia poenja kamar tidoer ada bebrapa peti oewng dizegel. Itoe peti peti dicement dalem tembok. Dalem itoe peti peti ia simpen ia poenja soerat soerat berharga dan harta benda, jang djadi ia poenja kegirangan.
Sasoeda anaknja menikah, ia idoep saorang diri sadja. Tjoema Bob saorang jang ia ada sedikit pertjaja.
Pada itoe pagi, seperti biasa, Bob soeda bikin thee, jang toean Smith nanti poekoel sembilan minoem. Kemoedian itoe boedjang toea sediaken makan pagi dan sasoeda itoe ia ketok pintoe kamar madjikannja
Atas ketokan itoe tida ada dikasi djawaban. Tapi Bob tida djadi heran. Ia kombali dikamar makan dan menoenggoe di sana. Toean Smith masi sadja belon bangoen. la kombali ka pintoe kamarnja toean Smith dan pasang koepingnja, tapi tida ada kadengeran soeara barang sedikit.
„Toean Simth!“ Ia panggil dengen soeara keras.
Tida ada djawaban.
Sebab madjikannja selamanja koentji pintoe kamarnja, maka ia tida tjoba boeat boeka itoe pintoe, hanja ketok dan panggil lebih keras.
Hal begini belon pernah kedjadian. Bob djadi bingoeng.
Apa toean Smith brangkali soeda pergi dengen tida diliat oleh Bob ?
Kaloe betoel, itoe kamar tentoe tida di-koentji lagi.
Bob lantas poeter knopnja pintoe dari itoe kamar.
Betoel djoega itoe pintoe tida dikoentji, ia lantas sadja terboeka.
Tapi, baroe sadja Bob masoek dalem itoe kamar, lantas ia melompat moendoer dengen kaget.
Lantaran itoe pemandangan, jang mendadak tertampak di depan matanja, sasaat lamanja ia seperti djadi kakoe lantaran kaget.
Ia poenja madjikan terletak dalem tempat tidoernja dengen badan separo telandjang dan soeda tida bernjawa lagi.
Antero tempat tidoer itoe dan badjoe jang menoetoep dadanja toean Smith, penoeh sama darah, jang telah mengalir djoega djato atas tikar bermadani.
Dalem kasedihannja jang soenggoeh soenggoeh, itoe boedjang toea hampirken itoe tempat tidoer, angkat madjikannja jang soeda djadi mait dan peloek serta tjioem itoe mait sembari menangis dan mengeloeh.
Tatkala itoe ia rasa badannja toean Smith soeda kakoe dan dingin, satoe tanda, bahoea madjikannja soeda djadi mait. Bob menangis seperti anak ketjil:
„Toean Smith!“ katanja dengen bertreak. „soenggoeh tjilaka besar! Toean Smith!“ . . . . Aer matanja jang kaloear dengen deres, bikin ia tida bisa bersoeara lagi.
Tatkala ia brenti menangis dan liat moeka jang soeda kakoe dari madjikannja, ia mengarti apa jang soeda terdjadi, 'sebab berbareng dengen itoe ia poen liat dadanja itoe mait.
Kemedja, jang menoetoep badannja itoe toean, njata sekali ada bekas potong di betoelan djantoeng.
Orang soeda boenoeh toean Smith!
Dengen amat kaget dan tida taoe lagi apa jang ia bikin atawa moesti bikin, itoe boedjang toea kaloear dari itoe kamar tidoer, dengen tida perhatiken, bahoea pakeannja kena darah. Pikirannja soeda ilang. Hatinja sanget terharoe.
Mendadak ia brenti bertindak lantaran dapat rasa takoet.
Kaloe seandenja si pemboenceh masi ada dalem roemah?. . . .
Ia taoe, madjikannja jang pegang koentji roemah, saban malem koentji sendiri pintoe moeka dan saben pagi boeka sendiri kaloe ia pergi ka kantornja.
Bagimana itoe pemboenoeh telah dateng dalem roemah?
Bagaimana ia kemoedian kloear dari itoe roemah ?
Soeda djaoe malem Bob ada denger tindakan orang. Tapi ia kira itoe ada toean Smith, jang memangnja biasa saben malem preksa apa semoea ada beres.
Tatkala ia poenja rasa takoet soeda ilang, ia lantas toeroen ka bawah.
Pintoe roemah seperti biasa ada tertoetoep.
Tentoelah si pemboenoeh telah tjoeri koentji, jang digantoeng dalem kamarnja toean Smith.
Tapi semoea apa dalem itoe kamar ada beres.
Peti peti oewang tida diganggoe.
Bob menengok ka papan, di mana itoe koentji selaloe digantoeng.
Itoe koentji masih ada.
Bob djadi sanget heran.
Dengen tida berajat lagi ia ambil itoe koentji dan toeoren di tangga. Ia boeka pintoe repan, kloeat, dan koentji lagi itoe pintoe, kemoedian ia pergi ka kantor politie, di mana ia dengen tersengal sengal tjeritaken apa jang soeda terdjadi.
Laen laen kantor politie lantas ditelefoon, hingga bebrapa agent politie toeroet sama Bob pergi ka roemahnja toean Smith.
Ampir berbareng pada itoe waktoe djoega ada dateng dengen kreta: Hoofdcommissaris van politie, kolonel Rogers, jang kita soeda kenal dan inspecteur Bernard boeat bikin papreksaan.
Dalem itoe kamar pemboenoean tida ada kakoesoetan barang sedikit. Tentoelah tida ada terdjadi perklaian lebih doeloe. Tjoema tikar didepan tempat tidoer ada sedikit koesoet.
Kolonel Rogers tetapken, bahoea tida ada barang jang ilang. Mendadak Bernard hampirken Bob jang berdiri di pinggir.
Bernard mengawasi badjoenja itoe boedjang dan pikir, tanda tanda merah di itoe pakean tentoe tjipratan darah. Ia gosok sama djarinja dan ternjata, tanda tanda itoe masih basah.
Bernard memandang dengen tadjem pada Bob, jang djadi bingoeng dan moendoer satindak.
Itoe detective tida bitjara apa apa, tapi Bob kata dengen pelahan:
,,Akoe telah peloek madjikankoe ..... Pakeankoe djadi kena darahnja."
Samentara itoe kolonel Rogers soeda bikin papresaan dalem itoe kamar.
Sekarang ia deketin maitnja toean Smith dan tjatet, bahoea itoe toean poenja horlodji dan rante mas masi ada. Dalem kantong tjelananja ada sarenteng koentji koentji, antara mana ada djoega koentji dari peti oewang. Poen ia domoet, jang penoeh sama oewang mas dan perak, masih ada.
Itoe waktoe satoe kreta brenti di depan itoe roemah.
Secretarisdan dokter toeroen dari itie kandaraan.
Marika bitjara sabentar sama agent politie, jang berdiri depan pintoe, kemoedian marika naek ka atas, sedeng orang orang jang berkroemoen depan itoe roemah, bertambah banjak.
Itoe dokter dan secretaris preksa itoe mait. Kemoedian dokter menjataken, bahoea toean Smith soeda bebrapa djam lamanja mati. Itoe loeka telah dibikin dengen satie sendjata tadjem, jang menemboes djantoengnja.
Bernard telah deketin toekang preksa mait dan bitjara padanja dengen pelahan, tatkala Bob hampirken padanja dan kata:
,,Astaga ! Njonja Goud . . . . Akoe moesti pergi padanja. Njonja Goud djadi anak jang toenggal dari toeankoe. Ia belon taoe tentang ini katjilakaan. . . . ."
,,Tinggal di sini," katanja toekang preksa mait dengen soeara bengis. ,,Akoe nanti. kirim orang pada itoe njonja boeat kasi taoe, Kaoe siapa ?"
,,Akoe soeda bebrapa taon lamanja djadi boedjang dari toean Smith," djawab Bob.
,,Apa ada laen orang lagi dalem ini roemah ?"
,,Tida ada."
,,Baek. Kaoe tida boleh pergi dari sini," kata itoe toekang preksa mait sembari mengawasi pada pakeannja Bob jang ketjipratan darah ,,Toean Bernard, tjoba kaoe pergi kasi taoe hal ini pada anaknja toean Smith."
Bernard dan kolonel Rogers pergi sama sama dari itoe roemah. Ini kolonel moesti djalanken atoeran atoeran dan kasi prentah prentah, sedeng itoe detective pergi oada njonja Goud. Toekang preksa mait tjatet hal hal jang ia dapet preksa dan dokter bikin proces-verbaal jang kemoedian ia teeken.
Papreksaan pertama telah mengoendjoeken, bahoea peti peti oewang tida diganggoe dan barang barang berharga tida ada jang ilang. Hal ini bikin ini pemboenoean djadi sanget gelap.
Tindakan dan soeara kadengeran dalem kamar makan jang berdamping dengen kamarnja toean Smith.
,,Nona Marie, njonja Goud," kata Bob dengen soeara tertahan dan lari ka pintoe.
Dengen diikoet ole soeaminja dan ia poenja pengoeroes kamar, Marie djalan dengen tjepat dan masoek dalem kamar ajahnja. Sembari mendjerit ia berloetoet di samping mait ajanhnja.
,,Ajahkoe!" katanja dengen soeara tertahan, ,,ajahkoe jang baek!"
Bob dan itoe pengoeroes kamar toeroet menangis.
Alfred, jang roepanja djadi toeroet terharoe hatinja dan dengen moeka poetjet lantaran kaget, memberi salam pada orang orang jang ada dalem itoe kamar dan pergi ka tempat tidoer, di depan mana Marie ada berloetoet.
Ia tjoema meliat sabentar pada itoe mait dan lantas balikin blakang.
,,Ngeri betoel!" ia menggrendeng pada dokter jang berdiri didepannja. ,,Soenggoeh ngeri ! Bagimana soeda terdjadi ? Kapan ? Waktoe soeboeh ? Tapi Bob toch moesti taoe, siapa jang telah dateng disini.... Darahnja masi kloear dari itoe loeka . . . ."
,,Tida, boekan diwaktoe soeboeh, toean Goud. Menilik keadaannja itoe mait, itoe pemboenoean telah dilakoeken diwaktoe tengah malem," djawab itoe dokter.
,,Itoe pemboenoeh diwaktoe malem soeda semboeno dan menjerang pada korbannja diwaktoe tengah malem. Dengen satoe toesoekan sama piso ia bikin toean Smith djadi djatoh dalem tempat tidoer"
,Tapi Bob toch moesti denger treakan," kata Alfred lagi.
Itoe waktoe satoe njonja, jang pake pakean item, masoek dalem itoe kamar. Itoe njonja adanja Clotilde jang baroe menjoesoel madjikannja.
Ia poenja dateng roepanja ada membikin koerang senangnja toean Goud. Sasaat lamanja matanja doea orang itoe bertemoe sama satoe dengen laen. Clotilde teroes menoedjoe ka tempat tidoer dimana Marie berloetoet. „Siapa adanja ini njonja?“ toekang preksa mait menanja pada Alfred.
„Prempoean pengawal dari istrikoe,“ djawab jang ditanja.
Marie, jang soeda djadi sedikit sabar, bangoen dari berloetoetnja dan ijioem moeka ajahnja. Kasedihan besar lantas timboel poela dalem hatinja. Ampir sadja ia djato, tjoba tida lekas dipegang oleh Clotilde.
Alfred tinggal dingin sadja dan tida toeroet merasa sedih.
BAROE TERBIT:
BOEKOE TJERITA:
„GADIS JANG MOELARAT“
ATAWA
PREMPOEAN EILOK DARI LOBANG KOSONG.
Djarang ada satoe tjerita jang menoetoerken prihal pertjintaän begitoe loear biasa, seperti jang nanti terdapet dalem ini boekoe. Lebi djaoe, dari bebrapa kedjadian jang gaib dan dari bebrapa rasia jang terpendem, membikin ini tjerita djadi sanget menarik hati dari permoelaän hingga tamatnja.
Lekaslah pesen pada:
Boekhandel PEK PANG ING
GRISEE.
IX
B O B
Dalem kamar mati ada soenji sekali.
Marie dan Alfred dengen diikoet oleh Clotilde dan pengoeroes kamar, baroe brangkat dari sitoe.
Kamar makan dirobah djadi kamar tempat ambil pengakoean
Dimedja makan jang besar telah doedoek toekang preksa mait De Vries dan ia poenja secretaris. Deket marika ada djoega inspecteur Bernard, jang teroes memandang pada itoe boedjang toea ..........
Dalem kamar diseblah, masi ada doea agent politie, jang menoenggoe datengnja kolonel Rogers.
,,Kaoe bernama Robbert Jansen dan soeda anem taon bekerdja dalem ini roemah, menoeroet soerat soerat, jang ini inspecteur telah ketemoeken dalem kaoe poenja kamar," kata De Vries pada Bob, jang djadi sanget heran, tatkala ia denger, orang telah bikin papreksaan dalem kamarnja dengen tida kasi taoe padanja lebih doeloe. ,,Tjara bagimana tadi pagi kaoe kloear dari ini roemah ? Apa pintoenja terboeka?"
,,Tida, toean. Pintoenja terkoentji."
,,Tadi pagi ini inspecteur soeda tetapken, bahoea djendela poen tida ada jang terboeka. Djadi sipemboenoeh bisa lari melaenken djalan pintoe. Siapa pegang koentjinja?"
,,Toean Goud tjeritaken padakoe, melaenken mertoeanja ada pegang itoe koentji dan ia sendiri koentji pintoe roemah."
,,Betoel."
,,Itoe koentji digantoeng seperti biasa dalem kamarnja madjikankoe. Dari sitoe akoe ambil itoe koentji tatkala tadi akoe hendak kaloear:
,,Nah, tjoba sekarang tjeritaken, bagimana itoe pemboenoeh bisa kloear dari ini roemah ...... kaloe seandenja ia telah masoek tatkala pintoe masih diboeka, apakah kaoe tida ada liat apa apa jang mentjoerigaken ?"
,,Tida, toean, tida ada soeatoe apa; tida ada satoe orang."
,,Kita anggep sadja, ia telah semboeni dan menjerang toean Smith tatkala ia lagi boeka pakeannja. Halnja toean Smith kedapetan mati dengen memake kemedja, Kaoan biasanja kaoe poenja madjikan pergi tidoer ?"
,,Selamanja waktoe tengah malem, toean."
,,Tjotjok sama katerangannja dokter. Itoe pemboenoean soeda terdjadi waktoe tengah malem ............. Apa tadi malem toean Smith koentji sendiri segala pintoe pintoe ?"
,,Di waktoe tengah malem akoe denger tindakan."
,,Kenapa kaoe tida pergi liat ?"
,,Sebab saben malem ada kadengeran begitoe."
,,Baek! Djadi sedikit waktoe sabelonnja tengah malem toean Smith telah koentji roemah," katanja toekang preksa mait. ,,Ia telah bawa itoe koentji dalem ia poenja kamar tidoer. Kaoe bilang, tadi pagi kaoe telah dapetken itoe koentji."
Bob manggoetken kepalanja.
,,Sekarang akoe kombali pada pertanjaan tadi: tjara bagimana si pemboenoeh telah kloear dari roemah jang terkoentji ? Ia tida bisa pake itoe koentji. Ia tida kloear djalan djendela. Akoe maoe taoe, tjara bagimana itoe pemboenoeh telah kloear. Apa kaoe bis terangken ?" Sesaat lamanja dalem itoe kamar ada sepi. Kamoedian Bob kata :
,,Akoe belon tjoekoep pikir tentang hal itoe, toean. Bermoela akoe kira, itoe pemboenoeh masi ada dalem roemah."
,,Hm!" itoe hakim menggrendeng dan menoenggoe sampe secretarisnja soeda tjatet itoe djawaban dari Bob.
,,Apa di waktoe tengah malem kaoe tida ada denger treakan atawa soeara jang mentjoerigakan ?"
,,Tida, toean, sama sekali tida. Maka itoe tadi pagi akoe djadi sanget kaget "
,,Sebagimana biasa, jaitoe sedikit waktoe sabelon tengah malem."
,,Dan kapan kaoe pengabisan kali masoek dalem kamar tidoer dari toean Smith ? Akoe maoe bilang, kapan kaoe liat toean Smith, kapan kaoe bitjara padanja jang pengabisan kali ?"
,,Kira kira djam 10, tatkala akoe seerti biasa, bawa thee sama toeankoe."
,,Apa itoe waktoe kaoe poenja toean bilang pada kaoe . Dimana ia berada ?'
,,Ia doedoek dalem ia poenja kamar tempat bekerdja dan membatja kabar kabar jang paling blakang dari pasar oewang."
,,Apa ia tida bitjara apa apa pada kaoe ?"
,,Toean Smith djarang omong; semoea ada seprri biasa sadja."
,,Dan apa ia ada minoem itoe thee ?"
,,Ja, toean, ia minoem seperti biasa. Tatkala tadi pagi akoe ambil tempat thee, ternjata ia telah minoem."
,,Apa terdjadi tatkala kaoe soeda bawa itoe thee ?" Itoe waktoe papreksaan dibikin poetoes oleh saorang jang boeka pintoenja itoe kamar. Ternjata itoe orang adalah kolonel Rogers.
Kolonel Rogers masoek dalem itoe kamar dan pergi ka kamar, di mana ada terletak maitnja toean Smith boeat bikin papreksaan jang teliti.
Bernard, jang memperhatiken itoe papreksaan pada itoe boedjang, menoenggoe djawabannja Bob, sabelonnja ia ikoet chefnja pergi ka kamar maifi. Bob men djawab :
„Akoe lantas berlaloe.“
„Apa toean Smith tinggal saorang diri sadja?“
„Seperti biasa, toean, seperti biasa. Toean Smith soeka doedoek saorang diri sadja.“
„Dan apa kemoedian dari itoe kaoe tida liat ia poela?“
„Tida, toean. Seperti biasa, akoe tinggal dalem kamarkoe.“
„Apa dalem ini waktoe jang paling blakang kaoe ada liat dalem ini roemah atawa di deket ini roemah saorang jang roepanja menerbitken rasa tjemboeroe?"
„Tida, toean.“
„Baek. Kaoe toch maoe moftakat, bahoea ada saorang jang telah lakoeken itoe pemboenoean,sebab sama sekali tida bisa djadi toean Smith boenoeh diri.
Lebih djaoe orang telah boenoeh toean Smith dengen maksoed boeat merampas hartanja. Tapi si pemboenoeh telah djadi ketakoetan dan lari dengen tida sempat ambil itoe harta. Brangkali ia telah djadi terlaloe kaget, sasoeda ia lakoeken itoe pemboenoean.
Dari mana datengnja itoe tanda tanda darah di badjoemoe ?“
„Akoe, soeda terangken tadi, toean. Dalem akoe poenja sedih akoe telah peloek madjikankoe dan pakeankoe djadi ketjipratan darah."
„Hm!.... Dan apa sekarang kaoe maoe terangken, tjara bagimana itoe pemboenoeh kloear dari ini roemah?"
Tentoe ia telah pake satoe koentji palsoe."
,,Akoe soeda preksa koentji jang toelen. Inspecteur Bernard, jang pande dalem ini perkara, menerangken, itoe koentji ada amat bagoes dan tida bisa orang pake koentji palsoe. Tambahan lagi ini ada satoe perkara jang tida bisa dilakoeken oleh saorang asing, sebab koentji jang toelen selaloe disimpen baek." Dalem kamar seblah kadengeran soeara orang, hingga itoe toekang preksa mait brenti bitjara boeat men- dengerken.
,,Ini ada satoe pendapetan penting. Ini kantong koelit telah ditinggal oleh pemboenoehnja jang tida dapet tempo lagi boeat bawa ini kantong," kata saorang dalem itoe kamar.
Ini kantong teilepas dari tangannja itoe pemboenoeh atawa djatoh dari tempat tidoer, sebab orang dapetken ia di blakang...."
Inspecteur Bernard dateng di depan pintoe. Tangannja memegang satoe barang pandjang.
„Apa kaoe telah dapet?" toean De Vries menanja.
,Agent Andriessen telah poengoet ini kantong dari bawah tempat tidoer", djawab Bernard sembari trimaken itoe barang. Pastilah ini ada kantongnja piso, dengen mana itoe pemboenoean telah dilakoeken.
Toekang preksa mait ambil itoe kantong dan preksa, sedeng matanja Bernard mengawasi pada Bob.
Bob sekap tangannja dan mengawasi itoe barang dengen takoet. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Piso!“ katanja dengen soeara tertahan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],„Astaga! Toeankoe! Orang telah boenoeh ia dengen satoe piso.” Aer matanja mengoetjoer poela dari matanja jang soeda djadi merah lantaran menangis, Toean De Vries toedjoeken matanja pada itoe boedjang toea.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Jansen,“ katanja, sembari kasi liat itoe kontong, „apa kaoe kenal ini ?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, toean, tida; akoe belon pernah liat itoe.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pemboenoehnja telah bawa ia poenja piso, sebab orang tida ada dapetken itoe sendjata,” kata Bernard. „Tapi hal telah dapet ini kantong tida djadi koerang pentingnja. Brangkali di itoe kantong ada ditoelis nama, dari mana orang bisa taoe, di mana itoe sendjata telah dibeli.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe tida ada ketemoeken apa apa dalem kamarnja Jansen, toean Bernard ?" De Vries menanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, selaennja bebrapa soerat soerat, sebagimana akoe soeda bilang."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Jansen, apa kaoe kenal orang, jang ada mempoenjai piso jang pas dengen ini kantong ?" itoe hakim menanja pada Bob.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, toean, tida."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan apa kaoe sendiri belon pernah mempoenjai piso sematjem ini?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bob sama sekali tida doega, dakwaan apa orang ada kandoeng atas dirinja. Ini sangkaan boekan sadja telah diterbitken oleh itoe tanda tanda darah di badjoenja, hanja telah dikoeatken oleh perbilangannja Alfred pada hakim, bahoea saorang asing tentoe tida bisa kloear dari itoe roemah.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan dari sebab inspecteur Bernard lantas sadja telah taro tjemboeroe pada Bob, maka itoe sangkaan djadi lebih keras lagi, sedeng itoe boedjang sendiri tida taoe soeatoe apa tentang itoe sangkaan.
,,Akoe ada poenja satoe pistol tatkala akoe masi bepergian," djawab Bob dengen tida tjoeriga apa apa.
"Tapi sekarang akoe tida poenja itoe lagi. Soeda lama akoe djoeal itoe sendjata api, sebab tida perloe lagi."
„Dan apa dalem ini waktoe jang paling blakang ada orang asing dateng pada toean Smith ? Tjoba pikir doeloe Jansen. Ini pertanjaan ada penting sekali. Apa tida ada orang dateng di sini? Apa kaoe tida ada liat apa apa jang mentjoerigaken ?"
,,Tida, toean. Sama sekali tida. Djoega tida ada orang asing dateng di sini. Toean Smith oeroes semoea oeroesan di kantornja dan selamanja tida taoe trima orang asing di sini. Tentoelah, tatkala moelai gelap, si pemboenoeh telah semboeni dalem ini roemah. Ia tentoe telah masoek dalem kamarnja toeankoe dengen tida diketahoei dan lakoeken itoe pemboenoean dengen begitoe tjepat, hingga orang tida denger apa apa dan toeankoe sampe poen tida bisa bertreak minta toeloeng."
,,Tjoba ada treakan, apa kaoe tentoe telah dapet denger ?"
,,Di waktoe malem dalem ini roemah ada begitoe sepi, hingga sedikit. soeara sadja soeda bisa kadengeran."
Satóe kreta jang ditjat item, brenti di depan itoe roemah.
Orang dateng ambil maitnja toean Smith boeat dipreksa lagi.
Tiga orang masoek dalem itoe kamar.
Hakim jang taoe maksoednja marika poenja dateng, lantas oendjoeken kamar tidoer, di mana itoe mait masi terletak atas tempat tidoer. Tatkala marika soeda angkat itoe maita dan hendak djalan meneroes kamar makan, Bobolantas djadi amat sedih poela. la oeloeiken tangannja pada itoe mait dan menangis.
,,Apa moesti djadinja dari dirikoe? Toean Smith... kenapa ia moesti mati lebih doeloe dari akoe?.... Ah, tjoba ia bisa boeka bibirnja lagi asa oe kali, lagi satoe kali sadja boeat seboet nama pemboenoehnja."
Ia peloek itoe mait dan tjioem salah satoe tangannja.
Inspecteur Bernard awasken sasoeatoe gerakan dari itoe boedjang toea.
Salah satoe koeli itoe dorong ia moendoer.
,,Apa marika aken tahan djinazat ini saantero hari teroes ?" Bob menggrendeng.
Itoe koeli lantas bawa itoe mait dan taro dalem kreta.
Hakim memandang itoe pertoendjoekan dengen memperhatiken betoel.
Ia berpaling pada Bernard, jang begitoe pande mentjari pendjahat pendjahat, hingga namanja kesohor di seloeroeh negri.
Itoe hakim kasi tanda dan Bernard hampirken pada Bob, jang masi teroes menangis. Sembari taro tangannja atas poendaknja itoe boedjang, Bernard kata:
,,Sekarang soeda tjoekoep kaoe spoenja kasedihan jang dibikin bikin. Ikoet sama akoe."
Bob balikin moekanja dan mengawasi pada Bernard dengen heran.
Sampe poen sekarang roepanja ia masi belon mengarti, apa aken terdjadi.
,,Menginget pada tanda tanda ojang soeda didapet, akoe moesti tangkep kaoe, Jansen," kata hakim. ,,lkoet sama inspecteur Bernard dan djangan bikin riboet apa apa." Dengen kaget Bob mengawasi pada hakim.
,,Ditangkep!" katanja dengen soeara tertahan.,, Siapa ditangkep?. . . . . Akoe?"
,,Djangan melawan," kata Bernard dengen pendek. ,,Kaoe moesti pergi ka pendjara.
,,Akoe, toean toean? Kenapa? Kenapa akoe moesti pergi ka pendjara ?"
,,Jansen," kata hakim sebagi djawaban atas itoe pertanjaan.,,Apa kaoe maoe diambil pengakoean jang lama atawakah maoe lantas mengakoe sadja ?" Mengakoe? . . . . . . mengakoe apa ?"
Bernard lantas berdiri deket di depan Bob dan mengawasi itoe boedjang dengen matanja jang tadjem.
,,Kaoe soeda boenoeh toean Smith," katanja. ,,Kaoe djadi pemboenoehnja. Mengakoe sadja. Kaoe poenja aer mata dan kaoe poenja poera poera tida bisa toeloeng soeatoe apa."
Sasaat lamanja Bob seperti djadi loempoeh lantaran dipandang oleh Bernard. Dengkoelnja goemetar dan kapalanja toendoek.
Ia tida bisa bitjara, malah keloearken soeara poen tida bisa, begitoe sanget ada kagetnja.
,,Bawa ia pergi!" kata Bernard pada doea agent politie.
X.
KATJINTAAN BEROBAH DJADI KABENTJIAN.
Lantaran matinja ia poenja ajah dengen djalan. begitoe ngeri dan lantaran ia poenja kasedihan waktoe djinazat ajahnja di koeboer, Marie telah djadi begitoe sakit dan begitoe lemas, hingga ia perloe sanget dengen rawatan dari Clotilde.
Tambahan lagi ada soesa hati, jang disebabken oleh itoe boedjang toea.
Ia pertjaja begitoe tegoeh pada kedjoedjoerannja itoe boedjang, hingga segala tanda tanda, jang dikata djadi boekti dari kesalaannja Bob, tida bisa bikin Marie djadi robah kapertjajaannja, bahoea Bob tida bersalah."
Clotilde merawat madjikannja dengen soenggoe hati, hingga terbit persobatan antara itoe doea orang prempoean.
Clotilde doedoek deket sama divan, atas mana ada berbaring itoe achliwaris dari toean Smith. Ia kasi satoe sendok obat minoem pada madjikannja.
Berbareng dengen itoe pikirannja melajang ka satoe roemah ketjil, dimana ia poenja anak ada tinggal, jaitoe di roemahnja djanda Van den Broek, jang rawat itoe anak boeat sedikit oewang, tapi djoega lantaran kesian.
Clotilde masi belon sempat pergi ka roemahnja itoe djanda, tapi saban saat kainginannja tambah keras dan hatinja sanget sedi, jang ia soeda begitoe lama tida ketemoe sama Emma, anaknją jang ia begitoe sanget tjinta.
„Clotilde," kata Marie dengen sekoenjoeng koenjoeng, „akoe maoe taoe tjoema satoe perkara. . . . . O," ia potong bitjaranja sendiri, „selaloe ini perkara ngeri tertampak di depan matakoe!. . . Siapa soeda boenoeh ajahkoe?“
„Kesian si Robbert!“
„Sigra nanti dapet diboektiken bahoea ia tida bersalah, njonja Goud.”
„Akee harep begitoe. Saban hari akoe sembajang minta begitoe. Tapi akoe ampir djadi poetoes harepan lantaran itoe koentji. Ini jang djadi sebab maka dakwaan didjatohken pada Robbert, sebab tjioema ia saorang jang bisa ambil itoe, sebab ajahkoe selamanja simpen itoe koentji dalem kamarnja.”
„Inilah ada satoe resia, jang brangkali aken dapet diterangken. .... Apa tjoema ada satoe koentji ?”
„Tida, Clotilde, ada doea.”
„Doea ?” kata Clotilde dengen heran.
„Satoe di pegang oleh ajahkoe dan satoe lagi akoe pegang.”
„Apa kaoe ada poenja itoe koentji djoega, njonja Goud ?“
„Ja, dalem media toeliskoe."
Sasaat lamanja kliatan sorot aneh dalem matanja Clotilde. Apakah itoe ada satoe firasat, satoe pikiran jang timboel dengen mendadak atawakah rasa takoet ?
„Djadi, tida boleh djadi si pemboenoe telah goenaken ini koentji, sebab ia tentoe tida bisa taro itoe koentji kombali di tempanja. Djadi. . ..Akoe poenja akal djadi diam. Akoe tida taoe lagi apa jang akoe moesti pikir. Dan ini rasa djidji, jang selaloe timboel dalem hatikoe, soenggoeh hebat sekali, Clotilde. Siapa pemboenoehnja ajahkoe? Siapa adanja itoe pemboehoeh, sebab Robbert tida boleh djadi.“
„Djanganlah pikir pada perkara perkara begitoe ngeri, njonja Goud, tegasnja sekarang djangan," djawab Clotilde, maskipoen ia sendiri toeroet merasa itoe rasa djidji dan romannja itoe pemboenoeh seperti berbajang di depan matanja.
,,Inget sadja, bahoea ajahmoe begitoe tjinta pada kaoe dan bahoea ia, dengen memandang dari langit pada kaoe, tida doaken laen dari slamat bagi kaoe. Apakah kematian ada begitoe hebat, njonja Goud? Kadang kadang kematian itoe mendjadi pertoeloengan. Ia kasi kasantosaan pada kita."
,,Ja, Clotilde, ja," Marie menggrendeng sembari pegang tangannja Clotilde Sabentar lagi matanja itoe njonja ketoetoep dan ia djadi poeles.
Clotilde taro tangannja itoe njonja, jang ia masi pegang, atas divan dan bangoen dari tempatnja doedoek.
Ia selaloe digoda oleh pikiran pada anaknja, jaitoe satoe satoenja milik jang ia masih ada poenja dalem ini doenia.
Ia hendak pergi pada anaknja.
Temponja Marie tidoer dan tida perloe sama ia poenja pertoeloengan, ia hendak goenaken boeat pergi pada ia poenja Emma.
Lagi sekali ia mengawasi pada njonja Goud, kemoedian dengen pelahan ia boeka pintoe kamar.
Di gang tida ada satoe orang.
Dengen hati hati ia toetoep poela itoe pintoe dan pergi ka kamarnja sendiri, jang pernahnja di sebrang itoe gang.
Clotilde mendjerit tatkala ia masoek dalem itoe kamar.
Dalem itoe kamar jang separo gelap ia liat satoe bajangan item mendatengin padanja.
Satoe tangan jang dingin dan basah lantas pegang tangannja.
„Diam!" katanja satoe-soeara jang tertahan.
„Lampoe!“ Clotilde bertreak, sasoeda ilang kagetnja „Pasang lampoe! kaloe tida akoe bertreak minta toeloeng.“
Ia tjoba lolosken tangannja dari pegangannja itoe bajangan item. Tatkala tangannja soeda terlepas ia lantas poeter knop lampoe electris. Dalem sakedjap mata itoe kamar djadi terang.
Itoe bajangan item adalah Alfred.
„Apa kaoe maoe di sini!“ Clotilde menanja. “Kenapa kaoe mentjoeri masoek dalem kamarkoe?“
„Akoe moesti bitjara pada kaoe,“ djawab Alfred dengen napas jang ditahan.
„Moendoer !“ Ciotilde bertreak, „dengan pegang itoe koentji.“
„Baek, tapi dateng lebih deket. Brangkali ada orang jang bisa denger kita.“
„Apa kaoe maoe bilang padakoe? Kita moesti oeroes masing masing poenja oeroesan sendiri. Kaoe sendiri mengarti, keadaan sekarang tida bisa lagi ditahan. Segala perhoeboengan, jang tadinja ada antara kita berdoea, sekarang moesti dibikin poetoes.“
„Akoe moesti dapet itoe soerat soerat jang kaoe pegang,“ djawab Alfred. „Akoe maoe dapet kepastian jang kaoe tida aken ganggoe padakoe.“
„Kaoe tida aken dapet itoe soerat soerat,“ kata Clotilde. „Akoe taoe apa kaoe bikin dalem ini kamar, djahanam! Kaoe tjari itoe soerat soerat.“
„Akoe moesti dapet itoe soerat soerat, biar bagimana djoega. Mana itoe soerat soerat? ...... Tambahan lagi ada baek kaloe kaoe taoe, bahoea kaoe aken bergantoeng dari akoe. Tatkala kaoe dateng disini, akoe ada dalam kakoeasaanmoe, tapi sekarang perkara soeda sebaliknja. Kahendakkoe nanti kasi poetoesan, tida lagi kaoe poenja kahendak . . . . .”
Apa Clotilde aken denger ?
Alfred madjoe lebih deket dan Clotilde moendoer seperti saekor oeler hendak gigit padanja.
„Djangan takoet. Akoe tida pegang pada kaoe, “Alfred menggrendeng.
„Kaoe maoe, boenoeh akoe. Pada harian akoe dateng di sini kaoe soeda hendak bikin mati.“
„Gila! Akoe maoe itoe soerat soerat. Akoe sama sekali tida perdoeli apa kaoe idoep atawa mati. Akoe aken menang, itoelah akoe sekarang maoe bilang. Tempo hari kaoe soeroe akoe bikin pilihan, sekarang akoe soeroe kaoe bikin pilihan.“
„Pilihan apa?” tanja Clotilde jang dapet firasat hebat.
„ltoe soerat soerat. Akoe maoe itoe boekti boekti, itoe soerat kawin.
„Ada di sini,” djawab Clotilde seildias tepok dadanja „Di sini dalem badjoekoe. Kaoe moesti boenoe akoe doeloe, baroe kaoe bisa dapet.“
„Kaoe gila. Apa kaoe tida mengarti? Lagi sekali: kaoe snoesti kasi itoe soerat soerat, sekarang djoega.“
„Tida, selamanja tida.“
„Baek! Pergilah ka tepi kali . . . . .“
Clotilde mendjerit.
„Akoe pikir, sekarang koe lebih soeka monoeroet,“ kata Alfred lagi. „Dalem itoe roemah ketjil di tepi kali ada tinggal djandanja satoe matros. . . . .“
„Anakkoe!“ kata Clotilde. „Kaoe telah bawa lari anakkoe.“
„Diam! Kaloe kaoe tida bitjara lebih pelahan, kaoe tida idoep lagi. Kaoe moesti ambil poetoesan. Anakmoe nanti dikasi kombali, kaloe kaoe kasi itoe soerat padakoe.“
„Kaoe djoesta, djahanam!“ djawab Clotilde, jang kira Alfred tjoema bikin takoet, soepaja ia serahken itoe soerat kawin. „Nona Van den Broek ada saorang prempoean baek dan pantes dapet kapertjajaankoe. Ia tentoe tida serahken anakkoe padamoe.“
„Akoe kasi kaoe pilih. Tapi lekas ambil poetoesan, sekarang ini djoega! — Kaoe poenja anak nanti dikasi kombali, kaloe kaoe soeda bertjere sama akoe dan kasi kombali itoe soerat soerat padakoe. Akoe nanti kasi kaoe sadjoemblah oewang, kita poenja djalanan nanti terpisa dari satoe sama laen dan ini malem djoega kaoe moesti pergi dari ini roemah.......Kaoe liat.....akoe kesian sama kaoe.....“
Clotilde tida dengerken lagi.
Zonder bitjara apa apa ia lari ka pintoe.
Sabelonnja Alfred bisa tjegah, ia soeda ada di gang.
Lantaran goegoep Clotilde djadi ambil djalan salah. Ia kombali dan ambil djalan laen.
Kakinja sakit. la moesti pergi ka roemahnja itoe djanda, pada siapa ia telah pertjajaken anaknja, dan jang brangkali telah serahken anaknja itoe pada Alfred.
Achirnja ia sampe di djalanan ketjil, dimana ada terletak itoe roemah.
Ia inget betoel matjemnja itoe roemah dan maskipoen hari soeda gelap, toch ia aken bisa dapet tjari itoe roemah.
Lagi tida sebrapa meniet Clotilde sampe di roemahnja itoe djanda.....
XI
DIBAWA LARI.
Pada bebrapa djam doeloean, tatkala hari moelai gelap, satoe praoe besar mendatengin tangga, jang toeroen di kali.
Doea orang lelaki doedoek dalem itoe praoe. Jang pegang kemoedi bikin satoe gerakan dan lajar lantas ditoeroenken.
Pedati pedati jang bawa moeatan besi toea, masih ada didjalanan.
Tapi dipinggir kali ada sepi.
Orang lelaki jang laen lantas bangoen dari tempat doedoek.
Satoe lontjeng berboenji toedjoe kall, menandaken itoe waktoe soeda djam 7 malem.
,,Apa ia telah bilang pada kaoe, Henri ?" tanja salah satoe antara itoe doea orang.
,,Di mana ia aken menoenggoe?"
,,Dekat goedang areng batoe," djawab jang laen sembari angkat lenteranja dan bikin mati apinja.
Waktoe itoe pertjakepan jang pendek orang telah bisa liat, bahoea warna item dari moeka dan tangannja itoe doea orang ada berasal dari aboe areng batoe.
,,Dan kaoe jang nanti bawa lari itoe anak?" tanja lagi itoe orang jang tadi moelai bitjara.
,,Kaoe takoet apa, Jim ?" kata jang laen. ,,Ini ada satoe perselisihan tentang warisan atawa nikahan. Itoe toean djadi ajahnja itoe anak dan ia berdjandji aken kasi kita sepoeloe dollar kaloe kita bawa itoe anak padanja. Iboenja hendak tjegah ia dapet liat anaknja itoe. Itoelah apa jang ia ada tjeritaken padakoe."
Dan apakah itoe anak ada dalem roemahnja itoe djoeroemoedi, jang pada moesin dingin doetoe telah kalelap ?"
„Ikoet sadja. Kita nanti liat," djawab Henri dengen pelahan.
„Apa kaoe taoe roemahnja djanda Van den Broek ?"
Henri manggoetken kapalanja dan naek di tangga.
Jim toeroet, sasoeda ia iket praoenja.
Henri pergi ka satoe roemah ketjil, jang bebrapa djendelanja di bagian bawah ada sedikit terang: „Ini roemah adalah roemahnja djanda Van den Broek."
„Apa itoe djanda ada di roemah ?" kata Jim. „Dalem kamar ada lampoe."
„Kita nanti liat."
Orang bisa liat njata segala apa dalem itoe roemah.
Di pinggir satoe medja, atas mana ada terletak satoe kitab Indjil jang terboeka, ada doedoek satoe prempoean toea, jang oemoernja kira kira 50 taon. Ia iboek membikin kaoes. Sambil bekerdja ia membatja itoe kitab, jang terletak di depannja.
Di bagian paling blakang dari itoe kamar ada berdiri satoe tempat tidoer besar dan di seblahnja ada tempat tidoer anak anak, di mana Emma, anaknja Clotilde, tidoer.
Itoe prempoean toea telah djadi sajang pada Emma. Clotilde tida bisa dapet orang jang lebih baek dari itoe djanda boeat ia pertjajaken anaknja.
Mendadak pintoe roemah diketok.
Nona Van den Broek djadi goemetar. Ia boeka katja matanja dan berdiri.
„Siapa di sitoe ?" ia menanja
„Boeka, mama Van den Broek," djawabnja dari loear. „Akoe tjoema maoe bilang, bahoea kira kira seratoes tindak dari sini ada satoempoek besar areng batoe djatoh dari pedati dan tida dipoengoet oleh toekang pedatinja.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Areng batoe? Toenggoe doeloe. Akoe dateng.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baek kaoe pergi ambil, mama Van den Broek,“ kata itoe soeara lagi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe djanda pergi ambil ia poenja tjangkoel dan satoe karoeng toea dan kemoedian pergi ka pintoe moeka, jang ia lantas boeka. Tatkala pintoe soeda diboeka, ia dapet liat saorang berbadan tinggi besar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe kenal sama akoe?“ tanja itoe djanda sembari djalan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe kenal kaoe poenja laki dan akoe taoe, kaoe ada satoe djanda jang haroes ditoeloeng.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Trima kasi!“ kata itoe djanda. „Di mana adanja itoe areng batoe?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kira kira di tengah djalan. Tapi lekas sedikit. Kaloe tida, laen orang nanti ambil.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Nona Van den Broek tinggal pintoenja terboeka dan pergi ka djoeroesan jang dioendjoeken oleh Henri, sedeng ia ini poera poera pergi ka laen djoeroesan dari itoe djalanan. Sabentar lagi dateng Jim. Doea doea orang lantas ketawa.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ia soeda pergi?“ Jim menanja. „Apa ia soeda tjoekoep djaoe?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henri manggoetken kapalanja Doea orang itoe sekarang soeda berada depan itoe roemah. Marika moesti bekerdja dengen tjepat.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henri masoek dalem pertengaan roemah itoe. Jim ikoet padanja, sasoeda menoleh sabentar pada itoe prempoean toea jang djalan dengen pelahan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala Henri berdiri di depan kamar, ia menoendjoek sama djarinja pada itoe tempat tidoer ketjil dan lantas masoek dalem itoe kamar. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boengkoes itoe anak sama kaoe poenja badjoe,“ kata Jim.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henri, jang ada lebih hati-hati dari sobatnja, boengkoes itoe anak sama slimoet. Kemoedian marika pergi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala marika sampe dipinggir kali, itoe anak menangis. Dengen tjepat Henri toeroen dipraoe, sedeng Jim boeka iketannja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada itoe waktoe djanda Van den Broek jang telah tjari itoe areng batoe dengen sia sia, kombali diroemahnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia denger dari djaoe tangisnja satoe anak ketjil, tapi ia sama sekali tida kira, itoe ada soearanja Emma. Ia tida maoe tjari itoe areng lebih lama lagi, sebab ia pikir, tentoe orang laen soeda ambil.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sesampenja diroemah ia koentji pintoenja. Kemoedian ia pergi ka kamarnja, doedoek poela dikrosinja dan moelai inget lagi pada lakinja jang soeda mati. Ia tida merasa perloe boeat tengok tempat tidoernja Emma, jang ia kira soeda tidoer, sebab tida denger ia bitjara atawa menangis.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan sedeng itoe prempoean toea teroesken pakerdjaannja membikin kaoes, membatja dan berpikir, tempo liwat dengen tjepat dan ia merasa tjape sekali.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia bersender di krosinja dan djadi poeles.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mendadak ia kaget bangoen.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia boeka matanja dan memandang disakiternja dengen heran.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa ia mengimpi, bahoea orang lempar djendelanja dengen batoe batoe ?
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tida. . . . .
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sekarang orang ketok pintoenja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Berbaring dengen itoe orang panggil djoega namanja. Orang jang panggil itoe tentoelah itoe njonja jang pake pakean item jang telah pertjajaken itoe anak padanja. Nona Van den Broek kenalin soearanja.
„Nona Van den Broek! Apa kaoe tida denger? Boeka!" kadengeran itoe soeara memanggil.„Kasianlah sama akoe... Akoe soeda tiga kali ketok pintoe!"
Sekarang itoe djanda toea sedar betoel.
Dengen tjepet ia pergi boeka pintoe.
Di sitoe ada berdiri Clotilde dengen napas tersengal sengal lantaran djalan tjepat.
„Anakkoe? Akoe poenja Emma? Di mana dia ?" Inilah perkataan perkataan jang pertama kloear dari moeloetnja.
„Kaoe poenja anak? Tidoer! djawab itoe djanda.
„Soekoerlah!" kata itoe iboe dan dengen soeara separo keras ia kata lagi:„djadi tida betoel apa jang ia . . ."
„Siapa toch? Apa kaoe maksoedken ?" tanja nona Van den Broek.
Dengen tida mendjawab lagi Clotilde masoek dalem kamar dengen diikoet oleh itoe prempoean toea.
Sabentar lagi kadengeran djeritan keras.
„Di mana anakkoe ?" tanja Clotilde dergen soeara amat sedih sembari menoendjoek katempat tidoer.
„Kaoe telah bitjara djoesta! Kaoe ada satoe prempoean boesoek! Di mana kaoe tinggal anakkoe?"
Itoe prempoean toea tida bisa pertjaja matanja.
„O, Allah," katanja, demi Allah, di mana adanja...”
„Siapa ada dateng di sini ?" tanja Clotilde dengen moerka. „Dia? Djadi dia bitjara sabenarnja ?"
Clotilde djadi sempojongan dan berpegang pada tempat tidoer. la tida bisa lagi berdiri tegak.
„Itoe anak? Di mana adanja itoe anak" ... itoe djanda mengeloeh sambil tjari dimana mana. „Dimana adanja itoe anak?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Achirnja Clotilde djadi sabar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Siapa ada dateng di sini? ia menanja lagi dengen soeara aseran. „Mengakoe! Kaoe djahanam betoel betoel dan pinter berpoera poera! Kaoe soeda serahken itoe anak!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida! tida!" djawab itoe djanda. „Tida, akoe tida ada serahken anakmoe! Dimana ia bisa . . ."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djawab ! Siapa ada Itoe prempoean toea dateng di sini ?" memandang Clotilde dengen kaget.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ada saorang lelaki dateng di sini . . . saorang lelaki." Nona Van den Broek diam, sebab tida bisa bitjara lagi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Saorang lelaki jang moekanja poetjet dengen djenggot item?" Clotilde menanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, tida . . . saorang lelaki, jang kata ada areng batoe di djalanan . . . O, Allah! ia potong bitjaranja sendiri. „Akoe baroe inget "
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Siapa adanja itoe orang ?" tanja Clotilde lagi sekali dengen soeara goemetar. „Siapa namanja ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida kenal itoe orang ... Tapi akoe tinggalken pintoe kamar terboeka."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan anakkoe?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ada di tempat tidoer. Ia tidoer."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan kaoe? Apa kaoe bikin?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe maoe ambil areng jang dibilang oleh itoe orang. Diliat moeka dan tangannja, ia ada satoe koeli tambang areng"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tinggal anakkoe sendirian sadja ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjoema bebrapa meniet. . . boeat . . . "
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde soeda mengarti. „Kapan kedjadian itoe perkara ?" ia menanja.
„Akoe tida taoe betoel kapan. Kemoedian akoe telah ketidoeran."
Itoe tentoe pakerdjaannja Alfred. Clotilde pertjaja begitoe, maskipoen nona Van den Broek tida bisa kasi katerangan tjoekoep.
Alfred telah antjem padanja tida dengen pertjoema...
Ini kali ia telah bitjara sabenarnja.
la telah tjoeri Clotilde poenja kakajaan jang pengabisan. Sasaat lamanja Clotilde tida bisa berkata kata lantaran hatinja sanget terharoe.
Achirnja ia menanja: „Apa kaoe tida kenal itoe koeli ?"
„Tida, ia bilang, ia kenal lakikoe jang soeda mati. Akoe tida tjoeriga apa apa. Akoe pertjaja sadja."
„Apa kaoe tida taoe di mana akoe bisa dapetken itoe orang?"
„Kenalin poen akoe tida bisa; sebab moekanja semoea item, betapa lagi oendjoeken tempatnja."
"Ja, ja, itoe ada ia poenja pakerdjaan! Semoea soeda ilang!" Clotilde menggrendeng.
Mendadak ia dapet pikiran. Kolonel 'Rogers, commissaris van politie! Namanja ini orang jang berhati moelia mendadak dalem ingetarnja Clotilde. Betoel djoega Clotilde telah toelak lamarannja, tapi ia ada mempoenjai periboedi amat baek. Clotilde aken pergi padanja dan memoehoen pertoeloengannja.
Clotilde maoe pergi padanja, aken tetapi ia lantas inget, bahoea ia tida taoe, dimana itoe kolonel tinggal.
Tambahan lagi itoe waktoe djaoe malem.
Sasaat lamanja Clotilde berajal, kemoedian ia menanja pada itoe djanda:„Apa kaoe ada tintah, penah dan salembar kertas?" „Ada nona, ada," djawab nona Van den Broek.„Ah, akoe menesal sanget, jang akoe soeda kasi dirikoe ditipoe. Akoe tida bisa merasa senang lagi, biarpoen barang sasaat. Kesian itoe anak... .... Dan kaoe bilang akoe djadi sebab dari ini katjilakaan besar . . . Kamana itoe bangsat soeda bawa itoe anak? . . .Mata jang bagoes dari itoe anak soeda menarik hatikoe . Tapi akoe nanti tjoba boeat dapetken ja poela. Besok pagi, nanti."
Clotilde gojang kapalanja.
„Pertjoema," katanja„Itoe anak tida ada sama itoe koeli lagi. la soeda bawa lari itoe anak atas prentahnja laen orang. Tapi ada lagi satoe djalan dan ini djalan akoe hendak tjoba. Akoe moesti toelis soerat."
Nona Van den Broek taro satoe botol tintah, kertas,pen, enveloppe dan postzegel atas medja. on veh Clotilde doedoek aken lantas toelis soerat pada kolonel Rogers. Esok pagi ja nanti trima ini soerat dan kira kira djam sepoeloe ia bisa dateng pada Clotilde.
Clotilde pertjaja pasti itoe kolonel nanti dateng padanja.
Dengen tangan goemetar ia menoelis ini soerat:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kolonel.... Tempo hari akoe telah bikin kaoe djadi sedih dan kaoe brangkali djadi marah sama akoe. Tapi apakah akoe bisa berlakoe laen?Akoe tida aken mengganggoe, kaoe poela dengen kasedihankoe, kaoe soeda taoe 'semoea. Sekarang akoe moehoen kaoe poenja pertoeloengan. Kasianlah sama anakkoe jang tadi orang tjoeri. Ia adalah satoe satoenja milik jang akoe masi ada poenja dalem ini doenia. . . . . Ah, kaoe soeda begitoe
baek boeat akoe... Djanganlah pertjaja, bahoea akoe ada saorang jang koerang trima, jang tida taoe hargaken katjintaan dan kebaekan.Dalem ini doenia akoe mempoenja tjoema kaoe saorang, pada siapa akoe bisa minta toeloeng. Akoe bersender pada kaoe dengen kapertjajaan jang tida berwates dan akoe nanti selamanja bertrira kasi pada kaoe. Akoe bekerdja seperti prempoean pengawal pada njonja Goud, di mana kaoe bisa ketemoeken akoe. Akoe tida b'sa kasi tinggal anakkoe bersama sama akoe dan dengen hati sanget sedih akoe telah pertjajaken ia pada laen orang. Sekarang terdjadi satoe perkara hebat.... O,toean Rogers, tadi itoe anak ilang. Nona Van den Broek, djandanja satoe stuurman di Southstreet,pergi tjoema bebrapa meniet sadja dari roemahnja dan itoe waktoe orang bawa lari Emma . . . . Satoe koeli parit telah lakoeken itoe pentjoerian Akoe tida taoe socatoe apa tentang itoe koeli, djoega tida tace apa ia soeda bikin sama itoe anak . . . Toeloenglah akoe! Toeloenglah boeat dapetken poela anakkoe! . . . . Ada saorang jang taoe dimana adanja itoe anak . . . . jang sekarang ada dalem kakoeasaannja itoe orang. Besok akoe nanti kasi taoe namanja pada kaoe . . . . . . Datenglah Akoe moehoen kaoe poenja dateng. Kewadjibankoe telah memaksa akoe tampik kaoe poenja lamaran doeloe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Perhoeboengan antara akoe dan itoe djahanam soeda poetoes. Akoe soeda merdika dan akoe tida ada mengandoeng perasaan laen dari rasa menghina bagi itoe orang, sedeng kaoe akoe hormatin dengen rasa bertrima kasi. Sekarang kaoe soeda taoe semoea, toean Rogers. Djantoengkoe memoekoel lebih keras lantaran pikir, kape besok nanti dateng padakoe, menoeloeng dan memberi maaf padakoe ......
Clotilde.“
Ia lipet itoe soerat dan kasi masoek dalem enveloppe. Kemoedian ia toelis adresnja :
Kolonel Rogers, hoofdcommissaris van politie,
Kota.
Sasoeda itoe ia tempel postzegel.
Nona van den Broek doedoek deket Clotilde. Matanja penoeh sama aer. Ia menoenggoe sampe Clotilde soeda abis toelis.
Kemoedian ia pegang tangannja dan kata :
„Maafkenlah akoe. Akoe tida salah. Hatikoe sendiri amat sedih inget itoe anak .... O, njonja. oetjapkenlah sepatah perkataan, jang memboektiken kaoe pertjaja padakoe.“
Clotilde poenja rasa tjemboeroe soeda ilang. Ia angsoerken tangannja dan kata :
„Akoe pertjaja pada kaoe. Kaoe tida bersalah. Ada saoerang laen jang moesti dihoekoem.“
XII
GILA.
Esok harinja officier van justitie dateng pada njonja Goud boeat tania tentang tjara idoep dan kabiasaan kabiasaan dari ajahnja itoe njonja.
Maskipoen Marie merasa lebih segar, sasoeda satoe malem tidoer dengen senang, toch Alfred tida maoe idzinken itoe officier menanja ini itoe pada istrinja lantaran Marie sekarang telah djadi goegoep poela. Alfred menerangken, ia soeda kasi segala katerangan jang ia bisa kasi.
Robbert masi teroes ada dalem pendjara, maskipoen.belon ada didapet laen laen boekti boeat menjataken salahnja.
Clotilde soeda ada poela bersama sama Marie. Maskipoen ia tjoba sabisa bisanja, toch ia tida bisa semboeniken kasedihannja. Marie dapet liat dan menanja sebabnja, hingga Clotilde achirnja tjeritaken bahoea anaknja telah ilang. Ia tida tjeritaken siapa orangnja jang ia sangka soeda bawa lari itoe anak. Tapi ia soeda berniat tetap aken ketemoeken Alfied sabelonnja Rogers dateng dan aken lakoeken daja jang pengabisan soepaja Alfred kombaliken anaknja.
Prempoean pengoeroes kamar masoek dalem kamar. Inilah ada koetika jang baek aken tinggalken njonja Goud sabentar. Dengen tjepat Clotilde pergi ka kamarnja Alfred. Tatkala ia masoek, Alfred doedoek depan medja toelis dengen blakangnja mengadep pintoe.
Dengen tjepat ia simpen soerat soerat, jang ia pegang di tangannja dan berpaling.
Satoe sorot djahat kliatan di matanja.
„Apa kaoe dateng kasi taoe kaoe poenja poetoesan ?"
ia menanja dengen soeara aseran.
„Kaoe soeda lakoeken itoe antjeman. Kaoe soeda tjoeri anakkoe!“ kata Clotilde dengen marah jang ditahan.
„Apa kaoe tida paksa akoe bikin begitoe?" djawab Alfred. „Kaoe sendiri jang maoe begitoe. Apa kaoe sekarang liat, akoe telah pegang betoel perkataankoe?"
„Kasianlah!" kata Clotilde. „Ingetlah pada itoe waktoe, tatkala kaoe bersoempah aken tjinta dan setia padakoe, tatkala kaoe boedjoek akoe dengen perkataan perkataan dan perdjandjian perdjandjian manis dan akoe tinggalken ajah dan iboekoe lantaran pertjaja pada kaoe.
Alfred, akoe tida bisa pikir, jang kaoe sekarang ada itoe Alfred doeloe, jang berdjanji aken tjinta soenggoeh soengeoeh padakoe!". . . . . . . . . .
„Bitjara lebih pelahan. Perloe apa ini peringetan peringetan, jang tida bikin kita bertindak barang setapak lebih djaoe?“ Alfred potong bitjaranja dengen tida sabar. „Soeda lama kita bikin poetoes itoe perkara doeloe."
„Soenggoeh kliwat!. . . . Apa kaoe tida ada mempoenjai lagi barang sedikit perasaan manoesia? Apakah betoel kaoe tida ada mempoenjai hati? Toch boeat pengabisan kali akoe maoe dateng pada kaoe. Ingetlah, boeat pengabisan kali. Kaloe kaoe tida bitjara koe, akoe nanti kepaksa ambil atoeran jang keras.... Kasi kombali anakkkoe.....“
„Akoe sama sadja seperti kaoe ada poenja hak atas itoe anak. Apa akoe tida djadi ajahnja?“
„Soeda lama kaoe ilang itoe hak. Kaoe telah tinggailken akoe, iboenja itoe anak. Itoe anak djadi poenjakoe saorang."
„Nah, bersoempahlah, jang kaoe selamanja tida aken tjeritaken, bahoea kaoe telah menikah sama akoe."
„Apa kaoe bilang?" kata Clotilde. „Apa akoe moesti bikin hina dirikoe sendiri? Apa anakkoe moesti djadi satoe anak jang tida ada poenja nama dan apa akoe moesti poengkir ia poenja hak hak?"
la memandang dengen soe ae pada itoe badjingan dan kata lagi:
„Itoelah tida aken kedjadian, selamanja tida!"
„Kaloe begitoe itoe anak tinggal di mana ia sekarang ada dan selamanja kaoe tida aken liat ia poela.“
Mendadak moekanja Clotilde berobah. Satoe poetoesan kedjam kliatan di moekanja.
„Kaloe begitoe kaoe nanti pergi ka pendjara, bangsat! Di sitoe adanja kaoe poenja tempat! katanja sembari menoeding pada Alfred. „Kaoe telah timboelken kabentjian dalem hatikoe, kaoe jang telah bikin ilang sama sakali akoe poenja rasa tjinta. Ja, sekarang kita aken bikin peritoengan sama satoe dengen laen.
Hoofdcommissaris van politie, kolonel Rogers, sabentar dateng di sini. Akoe nanti serahken kaoe padanja. la nanti bawa kaoe pergi“
Alfred ketawa menghina.
„Kaoe poenja antjeman tida bikin akoe djadi takoet,” katanja. „Akoe soeda djaga dirikoe. Kaoe kliroe, kaloe kaoe kira bisa bikin soesah padakoe.”
„Keadilan nanti ada!" djawab Clotilde. „Ini kali kaoe maoe begitoe. Baeklah, akoe nanti boeka kedokmoe, djahanam dan....."
Koetika itoe dateng Marie di depan pintoe, jang ia. boeka dengen pelahan. la memandang pada Clotilde dengen moeka sanget poetjet. la telah denger Clotilde poenja perkataan perkataan.
Altred, jang dapet liat istiinja, lantas hampirken padanja.
„Soenggoeh menjesel sanget,“ katanja sembari menoendjoek pada Clotilde. „Kita telah kasi pakerdjaan pada saorang gila.
Matanja Merie ditoedjoeken pada Clotilde.
„Beroentoeng kaoe telah dateng, njonja Goud," kata itoe prempoean tjilaka. „Kaoe moesti taoe semoea, maski begimana soesa djoega bagikoe aken tjeritaken itoe pada kaoe itoe orang boekan bernama Johan Goud, ia poenja nama jalah Alfred Vieuxtemps. Ia telah tipoe pada kaoe, seperti ia soeda tipoe akoe. Kaoe boekan istrinja jang sah, tapi akoe."
„apa soeda terdjadi sama kaoe, prempoean tjilaka?" katamoe njonja pada Clotilde.
„Kaoe moesti taoe semoea,“ djawab Clotilde „Itoe orang ada satoe penipoe besar, jang orang nanti hoekoem boeat ségala kedjahatannja. Akoe sanget kesian sama kaoe. ....... Kaoe taoe, akoe ada saorang prempoean, jang ditirggalken oleh soeaminja..... Nah, itoelah adanja itoe orang, jang soeda tinggalken akoe, jang soeda bikin akoe melarat dan kemoedian ia dateng disini dengen pake nama palsoe boeat bikin kaoe djoega djadi tjilaka.“
„Kasedihan soeda bikin mveiahilie djadi tida beres,“ ‘kata Alfred pada istrinja. ,Akoe anti toelis soerat pada roemah sakit gila, sebab akoe koeatir, ia nanti bisa berbahaja. Ia soeda djadi gila.“
„O, Allah! soenggoeh keliwat! kata “Marie.
„Ia seboet akoe saorang gila. O! akoe mengarti, itoe bangsat hendak bikin akoe djadi tida berdaja lagi. Boeat dapetken maksoednja, ia tida takoet pake djalan apa sadja,“ kata Clotilde lagi. „Itoe orang adalah ingenieur Alfred Vieuxtemps. Itoe orang soeda bawa akoe, gravin Clotilde Limburgh, lari dari roemah orang toeakoe. Ia soeda boedjoek akoe dengen roepa roepa soempa, bahoea ia tjinta padakoe dan akoe, jang masi terlaloe moeda, pertjaja serta kena boedjoekannja. Sasoeda menikah sama akoe, ia tinggalken akoe menanggoeng sengsara dan soesa. .. .
„Kesian!....... Apa kita moesti bikin sama ini orang ?“ Marie menanja pada soeaminja.
„Ia poenja gila soeda begitoe njata, hingga kita tida bisa kasi ia tinggal lagi dalem-ini roemah, djawab Alfred dan lantas kasi prenta pada boedjang jang berdiri di gang.
„Akoe telah tjari padanja,“ kata Clotilde lebih djaoe. „Dengen gendong anakkoe akoe djalan waktoe saldjoe dan oedjan toeroen. Ajahkoe tida maoe trimaakoe lagi. Orang telah oesir akoe Akoe kedjar ini orang sampe di Amerika sini. Dengen tida mempoenjai apa apa lagi, dengen kelaparan, akoe sampe di New York. Akoe selaloe tjari padanja dan pada soeatoe hari akoe liat ia doedoek dalem kreta..... bersama kaoe. Akoe soeda dapeken ia kombali.....tapi begimana? Sebagi soeaminja laen orang, jang ia telah tipoe seperti akoe. Kemoedian akoe dapet ketahoei ini roemah dan. . . . “
Seinangkin lama Marie semangkin takoet boeat Clotilde. Ia poenja tjerita, jang seanteronja bener, dianggep oleh Marie sebagi mengotjénja saorang gila.
„Tjoba liat,“ kata Clotitde lagi sembari meroendjoek pada Alfred. „Apa moekanja soeda tida menoendjoeken bahoea ia ada satoe pendjahat?....Akoe djidji meliat itoe pendjahat jang dengen hati kedjem telah tipoe kaoe dan akoe... . . Tapi ini masi belon semoea. Ia diadi pemboenoeannia ajahmoe,, Marie mendjerit dan dengen kaget la lari pada Alfred.
„Lagi tida sebrapa meniet dokter nanti dateng disini, Marie,“ kata Alfred boeat bikin istrinja dja sabar.
„Djangan pertjaja padanja! Pertjaja padakoe!“ ka Clotilde lebih djaoe. „Ia maoe menjataken akoe gila Ha, soenggoen adjaib jang akoe tida sabenarnja djaoe gila lantaran menanggoeng ini semoea soesa. Tapi i? ? ? ? ?pana, jang ia lepas padakoe, aken tida berhasil. Akoe ada poenja soerat soerat, jang menetapken perkataan perkataankoe.....“
Dengen goegoep Clotilde tjari soerat soerat itoe dalem badjoenja Ia inget itoe soerat soerat ada dalem kamarnja. Lantas ia lari pergi ka kamarnja.
„Soenggoeh ngeri betoel!“ kata Marie lagi. „Matanja itoe prempoean tjilaka, bikin akoe djadi sakit. poenja tjerita tadi pagi, bahoea, anaknja soeda ditjoe? ? ? ? ? orang, tentoe djoega tida lebih dari pikiran dari otak nja jang soeda djadi tida beres.“
„Tida sepata perkataannja ada betoel. Tapi kita tida boleh terlaloe kesian, Marie. Saorang gila, jang begitoe tjepat djadi gila seperti adanja itoe prempoean ada berbahaja sekali dan bisa menerbitken kedjahatan besar, kaloe orang bri kamerdikaan padanja.“
„Ja, betoel sekali. Akoe takoet boeat dia. Tjoba pik? ? ? ? ? ia seboet kaoe djadi pemboenoe ajahkoe!....“
„Kita moesti djaga diri kita djangan ia bisa gangg? ? ? ? ? apa apa pada kita, Ia moesti dibawa ka roemah sakit gila Tjoema jang soesanja, ia tida ada poenja oewang.....“
Orang ketok pintoe jang telah ditoetoep oleh Clotilde waktoe ia kloear dari itoe kamar.
Boedjang bawa masoek directeur dari roemah gi? ? ? ? ? dokter Jefferson.
Alfred madjoe hampirken saorang jang berbadan ketjil dan koeroes dan gerak-gerakannja tida sabar.
„Dokter Jefferson ?" katanja Alfred sembari mendjoera. „Beroentoeng kane dateng, toean,“ kata Marie. „Akoe poenja prempoean pengawal mendadak djadi gila. Ia kata toean Goud djadi soeaminja dan telah tinggalken ia telantar. Ia bitjara tentang banjak perkara gila. Roepanja otaknja sanget terganggoe.“
„Di mana adanja itoe prempoean?“ itoe dokter menanja.
„Ia tjari soerat soerat, jang sabenarnja tjoema ada dalem ia poenja ingetan jang tida beres,“ djawab Alfred. „Akoe tida bisa kasi ia tinggal di sini barang satoe djam lagi, sebab akoe sanget koeatir. Dan istrikoe, jang masi sanget lemah dan sedih, amat takoet boeat itoe orang gila.“
„Diloear ada menoenggoe akoe poenja kreta, toean Goud dan djoega ada satoe prempoean djoeroe iawal, jang, apabila perloe, bisa tangkep itue orang gila dengen paksa,“ kata dokter Jefferson. „Siapa adanja itoe si prempoean ?“
„Namanja Clotilde Vieuxtemps dan ia mengakoe djadi anaknja graaf Limburgh....“ djawab Marie.
„Ini semoea menoendjoeken otaknja tida beres,“ Alfred potong bitjara istrinja.
„Ia kata, ia telah ditinggalken oleh soeaminja dan mendadak ia bilang, toean Goud djadi soeaminja. Ia kata, nantanja boekan Johan Goud, tapi Alfred Vieux- temps . . . . . .“
Dokter Jefferson kadang kadang gojang kapalanja. „Ia bilang djoega, ia ada poenja satoe, anak dan orang soeda tjoer itoe anak,“" Marie teroesken bitjarannja. „Ia djoega mengatjo tentang pendjara, pemboenoean, pentjoerian . . . .“
„Dan tentoe djoega tentang pencentoetan penoentoetan oleh hakim? Itoe ada satoe perkara loemrah. Seringkali bitjara begitoe kloear dari inoeloetnja orang prempoean jang gila,“ kata Jefferson. „Apa ia ada poenja oewang? Akoe maoe bilang, apa ia bisa bajar ongkosnja ?“
„Ongkosnja dipikoel oleh toean Goud, dokter“, djawab Marie. „Akoe sanget kesian sama ini prempoean. . .“
„Itoe dia!“ kata Alfred.
Orang denger tindakan jang mendatengin. Pintoe diboeka dan Clotilde masoek dengen moeka begitoe bengis, hingga itoe sadja soeda tjoekoep boeat bikin orang pertjaja ia betoel salah ingetan.
„Tadi pagi ia tjoeri akoe poenja soerat soerat,“ Clotilde bertreak sembari menoeding pada Alfred. Lantaran goegoepnja ia sampe tida liat itoe dokter jang memandang padanja dengen teliti. „Sampe tadi pagi itoe soerat soerat ada sama akoe. Akoe simpen itoe dalem badjoekoe. Tadi pagi akoe loepa kasi masoek dalem badjoekoe. . . .“
Mendadak ia diam. la dapet liat itoe dokter.
„Madjoeken kaoe poenja pengadoean pada ini toean,“ kata Alfred sambil menoendjoek pada itoe dokter. „Kita tida ada tempo bocat dengerken kaoe poenja bitjara.“
Sembari kata begitoe, Alfred adjak Marie kloear dari itoe kamar.
„Tinggal disini, djahanam !“ kata Clotilde dan halangin pada Alfred, hingga Marie lompat moendoer dengen kaget.
„Djangan takoet boeat akoe,“ kata Clotilde lagi pada Marie. „Kaoe dapet nasib saroepa akoe, njonja Goud, . . . .Tapi kaoe poenja nama soenggoeh boekan Goud. Ini semoea tida lebih dari djoesta dan tipoe. Kaoe poenja nama Vieuxtemps, sama saja seperti akoe.“
Alfred bitjara pada dokter Jefferson, jang teroes gojang gojang kapalanja jang soeda beroeban, sedang matanja mengawasi segala gerak gerakan dari Clotilde.
„la soeda tjoeri soerat serat dan anakkoe,“ Ia bertreak lagi. „Tapi itoe tida bisa menjega ia masoek dalem pendjara,“
„Bitjara pada ini toean,“ kata Marie. „Tjeritaken se moea padanja. la nanti bikin. segala apa jang perloe.“
Abis itoe Marie lantas tarik Alfred kloear dari itoe kamar.
„Siapa adanja kaoe, toean ? Saorang dari politie?“ Clotilde menanja pada itoe dokter.
„Kaoe boleh pertjaja padakoe, njonja,“ djawab Jefferson, „dan paling baek kaoe ikoet sama akoe.“
„Ikoet sama kaoe? Ka mana ?“
„Boeat bikin proces-verbaal dan ambil kaoe poenja kesaksian. Ini ada perloe dan djoega aken bantoe biki kaoe djadi sabar,“ kata Jefferson lagi.,„Di sini semoea kaoe poenja perkataan perkataan dan pengadoea tida ada goenanja.“
„Apa njonja Goud djoega perijaja akoe gila? kasian itoe njonja! Begimana sanget nanti kemenjeselannja !“
Dokter Jefferson ambil topinja dan menoedjoek pintoe.
„Mari kita pergi, njonja,“ katanja pada Clotild tatkala boedjang soeda boeka itoe pintoe.
„Akoe toenggoe datengnja satoe toean laen,“ kat Clotilde dengen berajal. „Akoe tida mengarti kenap ia belon dateng.“ „Blakangan kaoe nanti ketemoe padanja, njonja. Sekarang breat kaoe paling perloe toeroet sama akoe.“
Clotilde, jang pertjaja sekarang orang dateng menoeloeng padanja, toeroetin kahendaknja itoe dokter.
Prempoean pengoeroes kamar lantas ambil pakeannja Clotilde. Jefferson soeda kloear lebi doeloe dan soeda soeroe ia poenja djoeroe rawat ambil laen kreta poelang lebi doeloe, sepaja Clotilde djangan djadi tjoeriga, kaloe nanti ia dapet liat itoe djoeroe rawat. Ini djoeroe rawat berbadan koeroes dan tjoba ia tida pake pakean prempoean, orang tentoe kira ia ada saorang lelaki. Namanja V cky.
Tatkala Clotilde kloear, itoe djoeroe rawat soeda pergi dan tjoema itoe dokter saorang sadja berdiri di depan pintoe kreta.
Ia soeroe Clotilde naek dan kemoedian doedoek di sampingnja. Sabentar lagi itoe kreta djalan.
„Ada satoe resia hebat jang akoe soeda dapet taoe, toean,“ kata Clotilde pada itoe tabib, „Pastilah orang nanti tangkep itoe penipoe jang di sini seboet namanja Johan Goud, tapi sabetoelnja Alfred Vieux'emps. Akoe djadi istrinja jang sah. Ia telah tinggalken akoe dan anakkoe. la dateng kemari dan menikah sama Marie Smith.“
„Ini semoea kita nanti toelis dalem proces-verbaal,“ kata Jefferson. „Sabentar lagi kita sampe.“
Di depan satoe tembok tinggi itoe kreta brenti. Koesinja boeniken tjan boeknja bebrapa kali. Pintoe lantas diboeka dan itoe kreta masoek dalem pekarangan jang dikoeroeng oleh itoe tembok.
Di sana-sini kliatan orang orang lelaki dan prempoean, jang djalan moerdar-mandir. Laen lagi tinggal diam sadja. Bebrapa orang dateng lebi deket tatkala itoe kreta brenti depan roemah tinggi dalem itoe pekarangan.
Moeka dan mata serta ketawanja itoe orang orang tentoe telah bikin Clotilde djadi heran, tjoba ia dikasi tempo boeat meliat di sapoeternja.
Tapi Jefferson' soeroe ia toeroen dari kreta dan lantas bawa ia masoek dalem: itoe roema dengen begitoe tjepat, hingga Clotilde tida dapet liat orang orang gila jang djalan djalan dan roedji besi dari djendela djendelanja itoe roema.
Sabenarnja Clotilde sekarang berada dalem roemah sakit gila jang kesohor.
XIII.
PERANG TANDING TJARA AMERIKA.
Pada itoe pagi hoofdcommissaris van politie, kolonel Rogers, doedoek di kantornja.
Ia djoestroe hendak ambil pengakoeannja Robbert, itoe boedjang dari toean Smith. Tapi Robbert tida bisa laen dari menangis boeat tetapken bahoea ia betoel tida bersalah. la kliatannja begitoe sedih dan masgoel, hingga itoe kolonel djadi soeroe bawa ia kombali ka kamarnja.
Rogers mengawasi di depannja sembari berpikir. Tangannja masi memegang kertas, atas mana ada ditoelis pengakoean jang pendek dari itoe boedjang.
„Ini kantong piso. . . . Ini boekan bikinan Amerika. Tentoe ini moesti ada kepoenjaannja saorang jang telah bawa itoe dari Frankrijk. Dan siapa jang ada mempoenjai itoe piso, jang pake ini kantong?... akoe koeatir“
Kolonel Rogers diganggoe oleh satoe ketokan di pintoe.
Satoe agent politie boeka itoe pintue dengen ati-ati.
Tangannja memegang sepoetjoek soerat. Rogers menoleh.
„Satoe soerat boeat akoe?“ ia menanja.
„Adresnja tida terang, maka itoe baroe sekarang ia ditrimaken disini,“ djawab itoe agent sembari taro itoe soerat atas medja toelis.
Itoe kolonel liat adresnja dan inget pada Clotilde, jang masi berbajang dalem hatinja.
Rogers boeka itoe soerat dan batja.
„Itoe prempoean tjilaka toenggoeh akoe sedari ini pagi. . . . . sekarang soeda lohor. Ia aken pikir, akoe tida bakal dateng lagi... . . . Kliroe, kliroe sekali kaloe kaoe tida pertjaja akoe nanti kasi pertoeloengan pada kaoe. Sigra akoe dateng. Itoe anak jang dibawa lari.“
Rogers menggrendeng saorang diri. „Apa tida ada satoe orang jang taoe, dimana adanja itoe anak? . . . Djadi segala apa ada bersarikat boeat bikin soesa ini prempoean tjilaka. . . . . la sekarang djadi prempoean pengawal dari njonja Goud...“
Rogers kloear dari kantornja dan boeroe boeroe pergi karoemahnja njonja Goud.
Sasampenja di itoe roemah djantongnja kolonel Rogers memoekoel lebi keras dari biasa. Pada boedjang jang boeka pintoe, ia minta di kasi taoe datengnja pada toean Goud.
Tatkala Alfred dapet denger, kapala poliție maoe bitjara padanja, moekanja djadi sanget poetjet.
Tapi ia sigra dapet kombali kasabarannja dan kasi prenta aken soeroe itoe kolonel masoek.
„Apa kaoe maoe dari akoe?“ ia menanja pada itoe kolonel sasoeda ia ini masoek dalem kamar bitjara.
„Apa disini ada satoe prempoean pengawal, satoe njonja Olanda dari Den Haag, njonja Vieuxtemps ?“
Sorot matanja toean Goud djadi beroba.
„Njonja Vieuxtemps minta pertoeloengan padakoe boeat tjariken anaknja jang ditjoeri orang,“ kata itoe kapala politie lagi.
„Ah. djanganlah pertjaja pada itoe prempoean boeaja,“ kata Alfred dengen soeara menghina. „Otaknja tida beres. Tida brentinja ia tjeritaken pada kita kedjadian kedjadian, jang semoea omong kosong “
„Kaoe kliroe. toean Goud,“ djawab Rogers. „Njonja Vieuxtemps boekan satoe boeaja dan djoega boekan gila. la ada satoe prempoean tjilaka jang telah dibikin kapiran oleh satoe djahanam; ia. . . . .“
„Apa akoe perdoeli sama itoe?“ Alfred potong bitjaranja. „Djangan tjeritaken lagi tentang itoe prempoean, jarg ingetannja tida betoel.“
„Toean Goud. . . . . akoe dateng disini boeat kapentingannja itoe njonja. Akoe djadi pembela dari ini njonja, djadi akoe kasi inget pada kaoe lebi doeloe.“
Alfred ketawa.
„Bagoes, bagoes sekali!" katanja. „Tapi ini tida meroba ini perkara, barang sedikit. Akoe tida perdoeli pada perhatian, jang kaoe taro pada ini njonja.“
„Akoe anggep sebagi kewadjibarkoe boeat membela ini njonja. Inilah adanja akoe poenja perhatian padanja.“
„Akoe tida bisa boeang tempo lebih lama boeat perkara begitoe,“ kata Alfred lagi dengen maksoed soepaja itoe kolonel djadi pergi dari sitoe.
„Dengen ini katerangan kaoe masi belon abis beroeroesan sama akoe, toean Goud,“ djawab Rogers dengen gaga. „Akoe maoe bitjara sama njonja Vieuxtemps dan akoe maoe djoega kaoe minta maaf padanja, sebab ada hina sekali boeat hinaken saorang jang tida ada, terlebih lagi itoe orang ada saorang prempoean jang tida berdaja.“
„Soenggoeh? . . . Tadi pagi itoe prempoean soeda pergi dar roemahkoe . . . . .Kaoe loepa pada siapa kaoe bitjara. Kaoe poenja kelakoean di sini ada ke- lakoeannja saorang jang koerarg adjar, jang moesti dilempar kloear oleh boedjang.“
Abis kata beg toe ia hendak boeniken lontjeng listrik.
„Tahan!" kata itoe kolonel „Kita berdepan pada satoe sama laen dalem satoe keadaan, jang tida aken bisa diroba oleh kedatengannja kaoe poenja boedjang, sebagimana kaoe ada harep. Akoe minta kaoe kasi ketjoekoepan, akoe, kolonel Rogers.“
„Tida ada satoe alesan boeat akoe bitjara lebi lama sama kaoe;“ djawab Alfred.
„Kaloe begitoe akoe nanti moesti paksa.“
„Kaoe mengantjem ?“
„Akoe minta ketjoekoepan. Saorang jang ada mempoenjai kahormatan tentoe djoega tida aken toelak.“
„Akoe bilang lagi sekali, akoe tida ada sebab aken perang tanding sama kaoe.“
„Soeda. Akoe kasi kaoe pilih: maoe tjamboek, apa maoe pistol. Kaloe kaoe tida maoe perang tanding sama akoe dengen pistol, akoe nanti labrak kaoe sama tjamboek sebagi hoekoeman boeat hinaan jang kaoe soeda netjapken tentang njonja Vieuxtemps. Perkara hinaan, jang kaoe hendak timpaken padakoe, itoelah akoe tida anggep. Saorang seperti kace tida bisa hinaken akoe.“
„Perang tanding sama pistol ?“ kata Alfred sambil angkat poendak. „Kaoe tentoe djadi mati dan inilah akoetida maoe.“
„Kaoe maoe poera poera djadi orang jang moera hati, soepaja kaoe bisa terlepas dari ini perkara tida enak? Tapi akoe tida Rasi lepas pada kaoe,“ kata Rogers lagi. „Akoe maoe kaoe kasi ketjoekoepan pada itoe prempoean tjilaka. Akoe moefakat sama sendjata apa sadja jang kaoe maoe pake.“
„Mengartinja, kaoe maoe akoe atawa kaoe moesti mati. Boekankah ini kaoe poenja maksoed ?“ tanja lfAred.
„Akoe maoe balesken itoe prempoean jang tida ada poenja penoeloengan dan akoe tida perdoeli tjara gimana. Sama pistol atawa sama pedang, sebagimana kaoe poenja soeka.“
Alfred mesam, sedarg moekanja jang tjakep, sekarang kliatan bengis.
„Kita bisa bikin beres ini perkara dengen djalan lebi gampang,“ katanja. „Sebab kaoe maoe djoega, baeklah akoe aken berklai sama kaoe. Tapi kita aken berklai se jara Amerika, sebab kita ada di Amerika“.
Moekanja Rogers kliatan sedih.
Itoe voorstel memang ada hebat sekali, tapi kahormatannja mewadjibken ia trima itoe voorstel.
Itoe perang Tanding tjara Amerika jalah ondeken djiwanja itoe doea orang jar g berklai. Jang kalah moesti boenoe diri pada harian jang di tentoeken.
„Kaoe berajal ?“ Alfred menanja.
„Perdjandjiannja ?“ tanja kolonel Rogers dengen soeara sedih.
„Kita ambil doea potong kertas, jang satoe lebi pandjang dari jang laen dan doea potong itoe kita taroh dalem satoe boekoe. Jang tarik kertas jang paling pendek, moesti boenoe diri liwat satoe taon diitoeng dari ini hari. Kaoe liat, akoe taro kapertjajaan besar pada kaoe poenja kedjoedjoeran.“
„Tida lebi besar dari kapertjajaan jang akoe taro pada kaoe poenja kedjoedjoeran lantaran bagoesnja itoe perdjandjian jang kaoe madjoeken,“ djawab itoe kolonel dengen menghina. „Marilah kita moelai.“
Alfred lantas goenting doea potong kertas, jang roepanja sama besarnja, tapi tida sama pandjangnja. Kemoedian ia taro itoe doea potong kertas dalem satoe boekoe, hingga apabila boekoe itoe ditoetoep, kliatan tjoema oedjoengnja kertas kertas, sadja.
„Nah! akoe kasi kaoe pilih“, kata Alfred sembari enoendjoek pada itoe boekoe. „Ambil !“
Pada itoe saat djiwanja doea orang ada bergantoeng ari kertas jang ditjaboet oleh Rogers.
Ia madjoe deketin itoe boekoe dengen sabar. „Boeat kaoe!“ katanja dalem hati sembari inget pada Clotilde, jang berbajang didepan matanja. „Boeat baesken kaoe“.
Dengen tangan jang tetap dan dengen ketabahan dari saorang gaga brani, jang tida takoet mengadep kematian, ia tjaboet salah sapotong kertas itoe.
Kemoedian Alfred tjaboet sapotong jang laen.
Perkara itoe sekarang soeda dipoetoesken.
Rogers telah tarik kertas jang pendek.
Dengen tida kata soeatoe apa, dengen moeka sedih, api sabar, ia trima nasibnja.
„Sekarang djam doea lohor,“ kata Alfred sembari mengawasi horlodji. „Kaloe liwat satoe taon djam doea ohor akoe kete moeken kaoe masi idoep, akoe nanti abrak kaoe sampe mati seperti saekor andjing gila.“"
Ia berpaling dan kloear dari itoe kamar.
Rogers tida bergerak dari tempatnja berdiri.
Dengen mata jang tida tetap ia mengawasi di depannja sembari memikir tentang kasoedahan kasoedahan dari apa jang telah terdjadi dalem itoe kamar.
Sekarang linjaplah harepannja jang paling bagoes, jaitoe aken menikah sama Clotilde dan linjaplah djoega itoe rasa beroentoeng aken idoep bersama Clotilde seperti soeami-istri. Dan ia tida boleh bitjara soeatoe apa tentang ini perang tanding.
Hatinja sanget terharoe. Dengen tjepat ia kloear dari itoe roema. la moesti djalanken satoe kewadjiban jang perloe sekali, jaitoe tjari Clotilde dan kasi bantoean padanja.
XIV
ROEMAH SAKIT GILA DARI DOKTER JEFFERSON.
„Di mana akoe berada ?“ Clotilde menanja dengen heran tatkala ia masoek dalem satoe kamar besar jang djendelanja pake roedji besi.
Saorang prempoean jang roepanja seperti orang lelaki, lantas dateng padanja. Ia adalah itoe djoeroe rawat.
Clotilde, jang djadi takoet, sabentar memandang pada itoe prempoean dan sabentar lagi pada itoe djendela djendela
„Astaga! di mana akoe berada ?“ ia kata lagi. „Siapa kaoe?“
„Kaoe di sini slamet dan di bawah penilikan baek, njonja,“ dijawab dokter Jefferson, jang doedoek depan satoe medja boender, atas mana ada terletak satoe boekoe besar.
„Astaga!“ kata Clotilde lagi, sedang seloeroeh toeboehnja goemetar. „Roemah apa ini? Djawablah.....Ini..... roemah gila !“
„Sabar, njonja!“ kata itoe dokter dengen soeara keras. „Djangan bikin riboet. Kaloe tida, akoe, sebagi dokter, nanti kepaksa soeroe ini djoeroe rawat bawa kaoe ka kamar laen.“
„Begimana ngeri ini impian !“ Clotilde bitjara lagi sembari gosok gosok matanja. „Tapi ini boekan impian. Semoea ada sabenarnja..... ia soeda bilang pada kaoe, akoe bitjara seperti orang gila. . . . . Tapi akoe tida gila,“ katanja sembari hampirken dokter Jefferson. Tanjalah apa apa padakoe. Preksalah keadaankoe. Akoe tida gila. Ini setan jang beroepa manoesia, jang di sini diseboet Johan Goud, dan di Europa diseboet Vieuxtemps, hendak oendjoeken akoe seperti orang gila soepaja dikoeboer disini idoep idoep.....“
„Tapi, tida! masi ada hakim dalem ini doenia; masi ada orang baek.“ Ia inget pada Rogers dan diam. Rasa amat sedih menggoda hatinja.
Ia tida dateng. Ia biarken sadja Clotilde saorang diri.
Clotilde telah tempik lamarannja. Sekarang ia tampik permohonannja Clotilde
Clotilde liat, bahoea itoe orang lelaki jang mergakoe djadi dokter dari ini roemah gila, melirik padanja.
„Akoe tida gila,“ katanja poela dengen sabar. „Kaloe kaoe ada saorang djoedjoer, kaoe sigra aken dapet taoe benernja perbilangankoe. Akoe telah ditipoe. Akoe ada satoe prempoean tjilaka, jang dibikin kapiran. Ini toean Goud, jang telah serahken akoe pada kaoe, sebab akoe boeka resianja, adalah soeamikoe, la soeda menikah sama akoe dan kamoedian disini ia menika poela. Ia ada satoe bangsat besar, jang telah tjoeri anakkoe. Ia......”"
„Brenti, njonja, brenti,“ Jefferson potong bitjaranja. „Semoea itoe nanti dioeroes. Tapi sekarang paling baek kaoe trima sadja nasibmoe dan akoe berdjandji, di sini nanti diperlakoeken dengen hormat.“
„Apa kaoe tida maoe denger bitjarakoe? Apa kaoe tida maoe kasi akoe pergi dari sini? Akoe maoe ketemoe sama hakim, pada siapa akoe bisa mengadoę. Akoe maoe hakim bikin papreksaan..... Apa ini bangsat moesti menang ? Ia poenja maksoed djahat sekarang toch soeda terang boeat kaoe? Ia maoe bikin poena akoe poenja pengadoean dengen menjataken akoe gila.....“
„Apa kaoe ada poenja soerat soerat, jang membri ketrangan tentang kaoe poenja diri ?“ Jefferson menanja.
„Akoe adalah istrinja ini Alfred Vieuxtemps. Akoe poenja nama Clotilde Vieuxtemps dan sabelonnja akoe kawin, namakoe gravin Limburgh. Itoe djahanam telah tjoeri soerat soera koe, soepaja akoe tida bisa membela dirikoe. Kemoedian ia tjoeri djoega anakkoe“....
Sampe di sini ia menangis.
Itoe dokter jang soeda biasa dengen tangisan sematjem itoe, tida merasa terharoe barang sedikit. Ia tjatet dalem boekoenja apa jang ia telah liat dan denger. Ia tjatet djoega jang paling oetamanja, jaitoe halnja toean Goud jang hartawan, memikoel ongkosnja Clotilde.
Vicky, itoe djoeroe rawat, sama tida merasa kasian seperti madjikannja.
Mendadak Clotilde djadi sabar poela dan dengen tjepat ia sapoe aer matanja. Kemoedian dengen sabar ia bitjara pada Jefferson: „Akoe maoe dibawa mengadep pada hakim. Akoe minta dibikin papreksaan. Tida bisa djadi kaoe brani mengoeasain akoe poenja diri, melaenken sebab itoe bangsat serahken akoe pada kaoe.“
„Kaoe moesti menaloek dan brenti memaki,“ djawab Jeferson sambil berdiri. „Djangan loepa, dimana kaoe berada dan akoe poenja kewadjiban boeat paksa kaoe menoroet prenta, kaloe kaoe tida maoe berlakoe sabar“
„Kaoe maoe apa dari akoe?“ Clotilde bertreak sebab tida bisa menahan sabar lebi lama. „Akoe moesti manda sadja orang koeroeng akoe di sini seperti orang gila ?..... Kombaliken kamerdikaankoe! ... Pergi! Akoe moesti tjari. Akoe maoe minta kombali hak hakkoe!“
„Akoe tida bisa kombaliken kaoe poenja kamerdikaan sabelonnja kaoe djadi sabar.“
„Djangan paksa akoe sampe djadi mara betoel.“
„Kita di sini soeda taoe trima orang orang jang sakit lebih keras dari kaoe, orang orang gila jang lebi bikin riboet dari kaoe, tapi toch marika tida berajal boeat mengarti, bahoea paling baek bagi marika jalah; menaloek sadja.“
„Akoe nanti bertreak minta toeloeng,“ kata Clotilde sembari lari ka pintoe.
Ia telah boeka itoe pintoe sabelonnja Vicky dapet tempo boeat menjega. Ia lari ka pintoe depan, jang terboeka lebar boeat kasi masoek orang orang gila jang kombali dari djalan djalan di kebon.
Clotilde djalan sebrapa bisa tjepat meliwati itoe orang orang lelaki dan prempoean. Salah satoe antaranja djadi timboel gilanja Sasoeda ketawa, ia lantas menerdjang pada Clotilde, pegang dan seret ia ka pekarangan.
Itoe semoea terdjadi dalem satoe saat sadja.
Djoeroe djoeroe rawat mendjadi kakoe lantaran meliat itoe pertoendjoekan jang terkoenjoeng koenjoeng.
Sebagian dari itoe orang orang gila masoek ka dalem dan sebagian lagi kombali ka loear.
Kariboetan besar lantas terdjadi.
Orang denger treakan dalem roema dan di pekarangan. Itoe orang orang gila lantas djadi kepingin djoega boeat djadi merdika. Dan Clotilde mendjadi lantaran.
Djoeroe djoeroe rawat dengen soesa paja baroe bisa tangkep bebrapa orang antaranja. Vicky, jang roepanja soeda djadi amat bengis, memboeroe pada Clotilde, jang soeda diseret djaoe oleh itoe orang gila.
Sebagian dari orang orang gila toeroet di blakangnja Vicky dengen mendjerit djerit.
Clotilde tjoba dengen sia sia boeat lepasken dirinja dari pegangannja itoe orang gila, jang lebi koeat dari dia.
Koetika itoe dateng Vicky.
Dengen satoe kali tarik ia pisaken Clotilde dari itoe orang gila. Tapi laen laen orang gila soeda djadi mara betoel pada Vicky. Marika lantas menjerang dan pegang lehernja ini djoeroe rawat. Ampir sadja ja kena ditjekek. Tapi koetika itoe dateng satoe djoeroe rawat lelaki, jang dorong itoe orang orang gila dan tarik Vicky dari tangannja. Itoe bahaja, jang menimpa pada Vicky, telah bikin ia djadi sanget boeas.
Dengen serahken laen laen orang, gila pada pendjagaannja itoe djoeroe rawat lelaki, ia hampirken pada Clotilde jang mendjadi sebab dari itoe kekaloetan.
Ia peloek Clotilde begitoe keras hingga ia ini tida bisa bergerak lagi. Kemoedian dengen tjepat ia bawa Clotilde ka bagian blakang dari itoe roemah gila.
Di sitoe ada satoe satoe kamar, di mana dikoeroeng melaenken orang orang jang keras gilanja.
Vicky boeka pintoenja salah satoe kamar itoe dan lemparken Clotilde di dalemnja. Sabentar lagi dateng itoe djoeroe rawat lelaki, jang bawa itoe orang gila jang seret Clotilde.
„Bawa di sini“, kata Vicky sembari oendjoeken satoe kamar laen. „Di sini ia boleh bikin riboet sebrapa soekanja. Ia tentoe tjekek akoe, Scherer, tjoba kaoe tida lekas dateng menoeloeng.“
Itoe orang gila bertreak tida brentinja. „Sabar, Vicky,“ djawab Scherer, „ia tida taoe apa jang ia berboeat. Di sini ia bisa tjoba kakoeatannja.“
Treakannja itoe orang gila kadengeran di seantero roemah.
„Ia nanti lekas djadi sabar,“ kata Scherer lagi. „Tapi siapa adanja itoe satoe, jang kaoe koeroeng di sitoe? Apa orang baroe?“
„Ini hari ia baroe dateng disini“, djawab Vicky
„Siapa namanja?“
„Akoe tida taoe. Ia telah oetjapken roepa roepa tjerita gila. Ia kata ada satoe gravin, anaknja ditjoeri orang, Goud djadi soeaminja, tapi Goud boekan namanja jang betoel dan laen laen perkara gila lagi. Akoe kira ia gila kabesaran.“
Marika berdoea lantas berlaloe dari sitoe dan dateng di roema besar, di mana samentara itoe soeda djadi aman poela.
Clotilde, dengen amat lelah, djatoken dirinja dilantei kamar, dalem niana ia dikoeroeng dan sembajang minta pertoeloengan bagi anaknja.
XV.
LOSMEN,,DE WALVISCH."
Hari soeda malem, tatkala kolonel Rogers pergi dari roemahnja djanda Van den Broek di Southstreet, di mana ia telah tanja katerangan. Tapi tentang tempat tinggalnja Clotilde dan iapoenja anak, ia tida dapet taoe barang sedikit.
Rogers pikir, sambil mentjari itoe anak, ia nanti tentoe ketemoe sama iboenja. Dalem itoe perkara ada. toeroet tjampoer doea koeli areng.
Tapi siapa bisa bilang pasti, itoe doea orang tiada sengadja bikin item moekanja, soepaja orang djangan bisa kenalin pada marika; pada hal marika sama sekali tida bekerdja areng ?
Dan kaloe sasoenggoehnja marika itoe ada koeli areng, toch marika tida bisa taoe djoega tentang tempat tinggalnja itoe anak. Siapa bisa taoe, di mana dan dalem tangan siapa itoe anak sekarang berada ?
Rogers djalan ka oedjoeng tanggoel, di mana satoe api mera menoendjoeken, bahoea di sana ada satoe getek, jang bawa orang orang jang djalan kaki menjeberang itoe kali.
Tatkala ia hendak toeroen dalem itoe getek, saorang lelaki hampirken padanja.
„Nell, apa kaoe soeda ada dapet keterangan?“ itoe hoofdcommissaris menanja.
Itoe orang jang ditanja ada satoe rechercheur.
„Bebrapa djam lamanja akoe mengoembara di dok dok, chef, tapi tida dapet hasil apa apa,“ djawab itoe politie resia, „pertama ada amat soesa aken tjari antara itoe ratoesan orang, itoe doea orang jang kaoe maksoedken. Lagi poen itoe orang orang lantas memandang pada kaoe dengen tjoeriga, kaloe ia denger kane ada orang politie,“
„Apa artinja itoe lantera ldjo di sana?“ Rogers menanja lagi.
„Akoe djoestroe hendak oendjoeken itoe padamoe, toean Rogers. Itoe ada satoe losmen,“ „De Walvisch“ namanja,“ djawab itoe rechercheur.
„Di sitoe koeli-koeli areng dan matros matros berkoempoel. Di sitoe marika bikin abis separo dari gadjihnja boeat minoem alcohol. Kaloe doedoek disitoe, brangkali orang bisa dapet taoe apa apa“.
„Toeroetlah. Kita pergi ka „Walvisch.“
Satoe lontjeng di deket sitoe kasi denger boeni sepoeloe kali, menandaken itoe waktoe soeda djam sepoeloe malem.
Itoe doea orang djalan dengen tjepet dan masoek dalem itoe losmen.
Asep tembako jang tebel dan item lantas ketemoein marika tatkala marika masoek.
Hawa di sitoe ampir tida bisa ditahan.
Rogers masoek lebi doeloe, kemoedian itoe orang politie resia.
Di satoe medja ketjil orang doedoek menjanji, di laen medja lagi orang berdjoedi dan bertreak treak. Lebi djaoe sedikit ada doedoek sakoempoelan orang lelaki dengen moeka item. Marika minoem dan ketawa. Di laen tempat lagi ada doedoek sakoempoelan maen, kartoe, memoekoel medja dan mengoetoek sapoeas poeasnja.
Si toekang losmen jang berbadan besar dan ia poenja anak prempoean, roepanja tida bisa melajani semoea langganannja sebagimana permintaäanja. Begitoe banjak adanja itoe langganan.
Di sini orang minta bier atawa whisky, laen lagi minta laen minoeman.
Sakoempoelan matros matros sampe poen pesen djoega anggoer.
Dengen satoe kali memandang Rogers dapet liat di bagian blakang dari itoe kamar losmen satoe medja keijil, jang belon ada orangnja. Bersama Nell ia lantas pergi ka situe.
Marika doedoek dan tida boeka topinja, sebagimana soeda biasanja dalem itoe losmen.
Anak prempoean dari toekang losmen lantas hampirken pada marika, tanja apa marika maoe dan denge tjepat bawa bier, jang diminta olen Rogers.
Tida saorang ada perhatiken pada itue doea orang jang baroe daieng. Marika terves menjanji, berdjoedi dan bertreak treak.
Itoe losmen pastilah memberi oentoeng besar pada eigenaarnja, sebab banjak sekali orang jang blandja di sitoe.
Koeli koeli areng jang paling banjak dateng di situe dan bikin riboet paling besar.
Di salah satoe medjanja koeli areng terbit tjidra dan si toekang losmen moesti dateng di sama tenga boeat betoelken poela perdamean.
Satoe koempoelan laen sekarang menarik pikirannja itoe rechercheur.
Djoega di sitoe ada sedikit riboet. Salah satoe antaranja berdiri dari tempatnja doedoek. Kawan kawanuja nenjega ia pergi dari sitoe, tapi ia teroes pergi djoega.
„Hany!“ kata salah satoe kawannja. „Kita masi aves. Apa kaoe sekarang soeda pergi, sabelonnja kaoe boeka doea-blas botol ?“
Harry tjoema gojang gojang kapala dan menoedjoe kapintoe, sedang jang laen laen ketawa keras.
„Kantongnja masi penoe oewang,“ kata jang satoe.
„Dari mana ia dapet oewang ?“ tanja jang laen. „Kantongkoe selaloe kosong.“
Nell djadi ketarik pikirannja oleh ini pertjakepan dan berichtiar boeat dengerken semoea.
„Ia telah trima warisan, boekan ?“ tanja saorang jang berbadan ketjil.
„Kaoe djadi sobatnja, kaoe tentoe taoe, Jim.“
„Harry senang,“ kata Jim, „ia dapet banjak oewang.“ Jim ketok medja.
„Oepanja !“ katanja dengen menjindir. „Ia tida oesa balik tangannja boeat dapet itoe oepa.“
Semoea orang djadi kepingin denger lebi djaoe.
Nell mendengerken betoel betoel dan djoega Rogers denger semoea, maskipoen matanja teroes mengawasi di laen djoeroesan.
„Apa sekarang kaoe diam ? Ajolah tjeritaken lebi djaoe,“ orang kata pada Jim.
„Ia ada rawat satoe anak,“ kata Jim, boeat itoe ia dapet banjak oewang.
„Djadi, ia djadi bapa angkat! Ajo, Jim tjeritakenlah lebi djaoe. Apa di sitoe ada tersangkoet resia?
„Ia, tida tjeritaken padakoe,“ djawab Jim. „Tapi pasti itoe anak ada mempoenjai hikajat aneh.
„Persetan, akoe belon perna dapet oentoeng begitoe,“ kata salah satoe koeli areng.
„Bah, kaloe akoe maoe, akoe djoega bisa dapet oewang dari ini perkara.“ Jim menggrendeng.
Koetika itoe satoe tangan ditaro atas poendaknja. Ia menoleh dengen heran dan berdepan dengen saorang jang ia tida kenal. Sembari kedipken matanja, itoe orang kata :
„Maoe bitjara sabentar !“
Jim bangoen dari krosinja, sambil memandang pada itoe orang asing.
„Di sana ada satoe toean jang maoe bitjara sama kaoe,“ kata Nell dengen pelahan. I„a perloe pake orang dan bajar gadjih bagoes.“
„Satoe soedagar areng baroe ?“ Jim menanja.
„Mari sini,“ Nell kata lagi dan marika berdoea lantas menoedjoe ka medja ketjil, dimana Rogers ada doedoek.
Jim membri hormat dan tjoba kenalin paras moekanja itoe toean.
„Kaoe bekerdja areng ?“ Rogers menanja.
„Ja, toean. Akoe djadi koeli areng dari Jim Sarm.“
„Siapa adanja kaoe poenja kawan jang baroesan pergi?“ Nell menanja.
„Itoe Harry. Akoe tida kenal namanja laen dari begitoe.“
„Ia merawat satoe anak ?“ Nell menanja lagi.
Matanja Jim djadi menjala. Ia soeda doega apa jang dimaoein oleh itoe toean. Kemoedian ia gojang kapalanja sambil ketawa.
„Itoe tjoema maen maen sadja,“ djawabnja. „Akoe telah bitjara djoesta pada kawan kawankoe.“
Rogers mengarti Jim ada ati ati dan lantas kata:
„Akoe tjari doea koeli jang baek. Akoe aken pake kaoe dan kaoe paenja sobat Harry. Apa kaoe bisa pergi panggil dia ?“
„He,“ Nell bertreak, „bawa satoe glas anggoer,“
„Apa moesti Harry, toean?“ Jim menanja. „Apa laen orang tida bisa? Kaoe bisa pilih di sini brapa banjak kaoe maoe."
,,Akoe tanja apa kaoe taoe di mana Harry tinggal?"
,,Taoe, toean."
,,Bawa akoe ka roemahnja."
Toekang losmen bawa satoe glas besar berisi anggoer.
Nell soegoeken itoe pada Jim.
,,Atas kaoe poenja kasehatan !" kata Nell dan minoem ia poenja bier.
Jim ketawa dan minoem djoega ia poenja anggoer,
,,Mari kita bitjara orang doea, sobat," kata Nell dengen maris sembari taro tangannja atas poendaknja Jim.,,Kaoe bisa dapet bajaran bagoes dari ini toean, kaloe kaoe maoe."
Rogers kloearken salem.bar oewang kertas dari se- poeloe dollar dan taro itoe atas medja didepannja. Jim sigra melirik pada itoe oewang.
,,Akoe tanja tjoema satoe perkara," kata Rogers. ,Dimana Harry tinggal?"
,,Akoe mengarti kaoe poenja maoe, toean, akoe mengarti," djawab Jim sembari kedipken matanja. Perkara itoe anak, boekan ?
,,Kaoe betoel tjerdik," kata Nell dan minoem lagi sekali atas keslametannja Jim.
Jim lantas bales.
.,Akoe maoe omong sama Harry dan liat itoe anak," kata kolonel Rogers lagi.,,Apa kaoe maoe dapet se- poeloe dollar, Jim ?"
.,Akoe saorang miskin, toean Boeat sepoeloe dollar akoe nanti bikin apa sadja jang kaoe minta dari akoe."
,,Baek. Tjoba tjerita ken, di mana kaoe poenja kawan Harry tinggal" tanja Nell, Jim mesam dan mendjawab: „Boeat itoe boekan sadja perloe ada kemaoean, tapi djoega kebisaan. Roemah roemah di sitoe tida ada nommer."
,,Kamoe maoe bilang, roemahnja Harry tida dipinggir djalan."
,,Tida, toean, boekan begitoe."
,,Kaoe taoe itoe roema ?"
,,Ja."
,,Dan kaoe bisa anter kita ka sana?"
Rogers memaen sama itoe oewang kertas.
,.Harry tida oesah taoe, jang kaoe ada perloe sama itoe anak," kata Jim.
,,Ia sama sekali tida oesah taoe, jang kaoe djadi kita poenja penoendjoek djalan."
,,Kenapa kaoe bikin begitoe banjak keberatan ?" tanja Neil.
,,Ada banjak sebab, toean! Itoe anak ada satoe anak poengoet, satoe anak asing."
,,Boleh djadi. Tapi apa perloe inget sama itoe?"
,,Harry dapet banjak oewang boeat itoe anak."
,,Ini djoega kita tida moesti perdoeli."
,,Dan kaoe maoe bawa pergi itoe anak."
,,Kaoe gila !" kata Nell.,,Kaoe poenja kawan boleh piara teroes itoe anak. Kita tjoema maoe liat."
,,O, tjoema itoe sadja." Jim inenggrendeng. ,,Kaloe Harry denger, bahoea akoe jang berchianat padanja, ia tentoe bikin pata akoe poenja toelang roesoek. Akoe kenal dia."
Nell minoem lagi sekali atas kasehatannja Jim, dengen harepan Jim nanti djadi lebi soeka bitjara sebab Nell soeda taoe, dalem perkara seperti ini, tida ada soeatoe apa jang bisa bikin orang djadi soeka bitjara, selaennja alcohol. ,,Akoe mengarti, kaoe takoet boeat kaoe poenja sobat," kata Rogers. Tapi itoe takoet tida beralesan. Begimana Hariy bisa dapet taoe, bahoea kaoe jang oendjoeken djalan pada kita, kaloe kita tida tjeritaken padanja?"
Dan kaoe boleh pertjaja, kita aken toetoep moeloet kita," kata Nell.
Jim djadi lebih djinak roepanja.
Ia kedip kedipken matanja, tapi toch roepanja ia belon bisa ambil poetoesan.
,,Ajo, Jim," kata Nell,,,kaoe maoe dapet sepoeloe dollar atawa tida? Kita tida ada tempo lagi."
,,Trimalah! kata kolonel Rogers, ,,trimalah, akoe kasiken ini pada kaoe dan kaloe soeda tjeritaken di mana Harry tinggal, kaoe dapet lagi sepoeloe dollar."
,,Baek, toean," kata Jim sembari trima itoe oewang.
,,Marilah kita pergi ka sana."
,,Sigra ?"
,,Ja, toean, sigra !"
„Ajo dan."
Jim bangoen dari krosinja.
Rogers aken dapetken maksoednja.
Tapi tatkala marika hendak pergi dari sitoe, pintoe losmen diboeka dan satoe koeli areng masoek.
Jim ampir diato poela atas krosinja lantaran heran.
Tampik soerak jang rioek kadengeran dari medja, dimana ia tadi doedoek.
Rogers dan Nell soeda moelai pikir apa jang menjebabken itoe keramean, tatkala treakan dari itoe orang orang kasi marika mengarti doedoeknja perkara.
,,Harry! Hoera! Harry dateng poela! Itoe baroe betoel! Slamet dateng, Harry." ,,Ajo minoem," kadengeran soeara di sakoeliling medja itoe,,,Harry soeda kombali. Ajo minoem! Ia nanti bajar. Idoeplah Harry!"
Ini kekaloetan digoenaken oleh Jim boeat kombali pada kawan kawannja.
Persetan !" Nell menggrendeng.
,,Ini tjilaka tida begitoe besar," kata Rogers.
,,Dan itoe oewang kertas dari sepoeloe dollar?"
,,Itoe soeda ilang. Tapi ati ati. Doedoeklah."
Tatkala toekang losmen bawa minoeman, kariboetan tadi lantas moelai poela. Orang minoem atas kasehatannja Harry dan orang poedji karojalannja ini sobat.
Harry jang roepanja tida liat itoe doea orang asing, minoem dengen serang
Awasken ia betoel betoel, kolonel," kata Nell. Kita nanti djalan di blakangrja dan ia nanti oendjoeken sendiri pada kita di mana roemahnja. Tjoema sajang itoe newang kertas."
,,Pergi, Nell dan toenggoe di loear," kata chefnja.
,,Djangan sampe marika liat pada kaoe. Kaloe Harry nanti pergi poela dari ini losmen, kaoe ikoetin djalannja."
Nell berdiri dari krosinja.
Tida satoe orang ada perhatiken padanja, sekalipoen Jim tida perhatiken, Nell kloear dari sitoe dengen tida diketahoei oleh itoe orang orang.
Itoe pesta dari koeli koeli areng berdjalan lagi sekian lamanja. Pelahan pelahan itoe losmen djadi lebih kosong, sebab itoe waktoe soeda liwat tengah malem.
Sasoeda minoem lagi bebrapa glas dan bajar semoea harganja, Harry roepanja merasa poeas.
Ia bangoen dari krosinja dan jang laen laen, antara siapa ada djoega Jim, ikoet toeladannja. Tapi tatkala hendak pergi ka pintoe, Harry moela djadi sempojongan. Jim lantas kasi toeloengan gandeng kawannja itoe. Marika lantas kloear dari ito losmen.
Rogers ikoetin dengen ati ati. Sesampenja di loea Rogers dapet liat Nell, jang berdaja boeat ikoet itoe doea koeli areng.
Sebab malem ada sanget gelap maka ada soesa boe awasken marika poenja djalan. Tapi itoe doea oran djalan sambil menjanji, hingga Nell dan Rogers bis ikoetin marika. Itoe waktoe roepanja soeda tida dja lagi dari roemahnja Harry.
XVI.
MARIE SMITH BIKIN PENDAPETAN.
Dalem roemanja toean Goud ada sepi sekali. Marie, jang merasa badannja soeda djadi lebih koeat, soeda kasi vrij pada boedjang boedjangnja boeat pergi tidoer. Ia tinggal saorang diri sadja dalem kamar ketjil jang amat terang. Alfred, seperti biasa, saben malem tida ada di roemah.
Dengen rasa tjape Marie bangoen dari krosinja boeat pergi ka kamar tidoer. la liwat Alfred poenja kamar tempat membatja. Waktoe liwat di sitoe ia rasa seperti menapas hawa loear biasa. Ia seperti tjioem baoe dara, lantaran mana badannja djadi goemeter.
Sasaat lamanja ia brenti bertindak.
Lampoe listrik-masi menjala dalem itoe kamar. Dari mana datengnja itoe baoe ? Apa itoe baoe tjoema ada dalem Marie poenja pikiran sadja ?
Antara Marie dan soeaminja memang soeda ada satoe perkara resia, saroepa halangan jang tida kl atan, sedeng sabetoelnja antara ia berdoea tida ada kedjadian perkara loear biasa.
Apakah jang bikin Marie Goud djadi dapet rasa begitoe koerang senang?
„Begimana hebat baoe ini!“ ia menggrendeng. „Datengnja dari sana ... di sana.“
Ia menoendjoek pada tempat, dimana soeaminja biasa doedoek di medja toelis.
Semangkin ia deketin semangkin keras baoenja. Marie berdiri di depan itoe medja toelis.
Latji latjinja dikoentji Mendadak Marie denger soeara kresekan. Apà soeaminja poelang ? Boekan.. brangkali satoe boedjang jang masi bekerdja. Itoe waktoe Marie inget, doeloe tatkala koentjinja Johan l'ang, ia ada pindjem koentjinja Marie poenja peti barang permata. Dengen itoe koentji Johan telah boeka itoe medja toelis.
Marie hendak ambil ini koentji, jang ia selaloe simpen dengen hati hati dalem satoe latji dari ia poenja medja toelis. Ia masoek dalem ia poenja kamar tidoer dan boeka itoe latji. Barang jang pertama ia liat, adalah koentji dari roemah ajahnja
Kenapa toch ia moesti dibikin inget poela pada itoe perkara sedih dan ngeri? Roman ajahnja djadi berbajang lagi di depan matanja. Ini koentji bikin ia djadi inget djoega pada Bob, itoe boedjang toea jarg tjilaka, jang masi sadja ada dalem tahanan, sebab dalem itoe roemah dari toean Smith tjoema ada satoe koentji dan tida ada satoe orang telah bisa klear dari itoe roemah, sebab djendela dan pintoe kedap tan dikoentji baek baek
Sabenarnja ada doea koentji.
Boeat per a na kali sekarang itoe pikiran timboel dalem Marie poenja kapala Tapi, kenapa ia moesti siksa dirinja dengen perkara begitoe ngeri ?
Kenapa pikirannja djadi iboek memikir itoe perkara sadja? Kenapa Marie djadi berdiri seperti soeda ditjipta djadi batoe?
Ada doea koentji dari roemah ajahnja. Koentji jang kadoea dipegang olehnja .... itoe koentji ia simpen dalem ini latji ketjil, jang bisa diboeka tjoema oleh ia saorang . . . . dan soeaminja.
Satoe perkara jang tida bisa diterangken, memaksa ia kombali ka tempat, di mana tadi ada itoe baoe dara . . . . Dengen moeka poetjet, napas sesak dan goemetar, Marie kloearken itoe koentji dari itoe latji dan kemoedian kombali di kamar soeaminja. Sasaat kemoedian ia soeda berdiri di depan medja toelis soeaminja.
Mendadak lampoe listrik dipademken. Sebagimana biasanja saben malem, boedjang bikin mati lampoe-lampoe listrik sabelonrja ia pergi tidoer. Dalem itoe kamar djadi gelap goelita. Marie djadi begitoe takoet dan goegoep, hingga ia sasaat lamanja seperti dipakoe di tempat ia berdiri. Begimana ini hal, jang terdjadi saben malem, sekarang bisa bikin ia djadi begitoe kaget?
Itoe baoe dara! Roepanja saben seconde itoe baoe djadi lebi keras.
Tapi Marie Smith ada saorang brani. la sigra djadi sabar kombali. Dengen menggrepe ia tjari pintoe. Ia taoe dalem ia poenja kamar tidoer ada satoe lampoe, jang saben malem dipasang oleh ia poenja pengoeroes kamar pada sabelonnja lampoe listrik dibikin mati.
Dengen tida soesa Marie dapetken itoe pintoe dan tatkala ia liat sinar terang dalem kamarnja, ia lantas menapas lega poela. la ambil itoe lampoe dan kombali ka medja toelis dari soeaminja.
Dalem antero roemah itoe ada sepi sekali. Tjoema boeni jang tertahan dari ia poenja tindakan atas tiker permadani ada kadengeran.
Ia taro itoe lampoe atas itoe medja toelis dan kemoedian boeka salah satoe latji jang paling bawah dari itoe medja. Tatkala itoe latji terboeka, Marie dapet liat satoe pak, kaen kotor. Ia kloearken itoe dari itoe latji. Dari mana datengnja itoe kemedja ? Ia boeka itoe boengkoesan dan berbareng dengen itoe satoe barang djato atas tiker. Marie dapet liat tanda tanda dara di bagian depan dari itoe kemedja, jang ia kenalin se bagi kemedja dari soeaminja. Rasa sanget ngeri kliatan dalem matanja jang terboeka lebar dan djeritan jang tertahan, kloear dari moeloetnja.
Antero bag an depan dari itoe kemedja penoe sama tanda tanda dara jang speda item dan kering.
Itoelah ada darania ia poe ja ajah jang tertjinta.
Dan itoe pemboenoe, jang selagi melakoeken ia poenja pakerajaan djahanam telah katjipratan sama itne dara jang ter jinta, itoe pemboenoe adalah Johan Goud, ia poenja soeami Itoe orang, sama siapa ia telah n ei kah, soeda toempaken dara ajahnja.
Apakah jang tadi djato di tiker ?
Marie bongkoken badannja.
Itoe barang adalah satoe piso . . .
Itoelah sendjatanja itoe pemboeroe dengen sendjata mana ia elah lakoeken ia poe ja pakerdjaan jang terkoetoek.
Di depa matanja Marie ada berbajang roman ajahnja jang diboenoe, jang sambil menarik napas jang pengabisan bertreak minta toeloeng. Marie seperti liat ia poenja moeka jang soeda tida karoean roepa dan ia poenja mata jang soeda dja li seperti katja.
Marie seperti liat ajahnja djadi sempojongan lantaran kena diuikem oleh itoe pe mboenoe dan kemodian djato atas tempat tidoer, sedang daranja moentjrat dari loekanja.
Ngeri sekali.
Marie toetoep moekanja sama kadoea tangannja dan menangis. Bebrapa meniet liwat, bebrapa meniet jang membawa kasedihan anat besar.
Kemoedian ia paksa bikin sabar hatinja. Johan Goud djadi pemboenoeh ajahnja
Di depan Marie, atas tiker permadani, ada terletak itoe kemedja dan piso, boekti boekti jang tida bisa disangkal dari Goud poenja kasalahan. Segala rasa tjinta, jang Marie telah kandoeng bagi soeaminja, lantas ilang. Itoe katjintaan diganti dengen rasa djidji. Tapi, Marie moesti bekerdja sebagimana haroesnja saorang anak dari itoe ajah jang diboenoeh.
Marie pasang koepingnja.
Apakah itoe manoesia binatang sekarang poelang ?
Sekarang Marie soeda rasa sanget tida sena g, boekan lantaran takoet, tapi lantaran rasa djidji Dengen saorang matjem begini ia telah menikah.
Ia telah serahken diri ja pada ini orang, jang telah boenoeh ajahnja.
Peringetan peringetan ini bikin Marie poenja djantoeng djadi brenti me noekoel Ia hendak lari, tapi ia poenja poetoesan telah bisa kalahken ia poenja rasa djidji.
Ia aken menoenggoe poelangnja. Alfred. Ia aken oendjoeken padanja ini boekti boekti dari ia poenja kedjahatan dan aken serahken ia pada Justitie . . . .
Marie tida goemetar . . . ia pasang kepingnja.... Apa sekarang pintoe depan tida diboeka? Apa ia tida seperti denger orang naek di tangga ?... Pastilah itoe soeaminja, jang seperti biasa, poelang dari club djoedi, clubnja millionnair millionnair. . . .
Tapi, boekan. . . . Itoe soeara datengnja dari djalanan. Marie telah kliroe. Boekannja Johan poelang.
Apa ia aken menoenggoe sadja sampe ia poelang? Apa perloenja ia toenggoe?
Poetoesan aken dikasi oleh hakim, boekan olehnja sendiri. Ia bongkoken badannja dan poengoet itoe kemedja dan piso. Kemoedian ia ambil sapotong kertas, dalem nana ia boengkoes itoe doea matjem barang. Poetoesannja soeda begitoe tetap, hingga tida saorang aken bisa bikin ia oeroengken itoe poetoesan: Ia ambil satoe mantel dan satoe kain koedoeng, pake itoe dan bawa itoe boengkoesan, jang ia taro atas satoe krosi males.
„Pergi pada politie,“ ia menggrendeng. „Lebih doeloe pergi pada inspecteur Bernard. Ia jang moesti tangkep itoe pemboenoeh.“
Ia menoedjoe ka pintoe . . . K„aloe seandenja Johan sekarang poelang,“ katanja saorang diri dengen rasa takoet djoega sedikit.
Tapi Marie tida menampak halangan soeatoe apa.
Kendati soeda djaoe malem, toch ia maoe djoega pergi pada inspecteur Bernard dan tjeritaken padanja semoea apa jang ia taoe. Bernard bisa toeroet sama ia pergi ka roemahnja boeat menoenggoe datengnja itoe pendjahat dan tangkep padanja.
Marie lantas djalan kloear dari roemahnja. Tali jang pengabisan, jang telah iket ia sama Jotan Goud, soeda dibikin poetoes.
SI DJOEROE RAWAT.
Di waktoe malem pada itoe hari djoega, tatkala soeda moelai gelap, satoe kreta brenti di depan pin- toe dari roemah sakit gila dari dokter Jefferson.
Alfred toeroen dari itoe kreta, kasi prentah pada koesir boeat menoenggoe dan boeniken lontjeng.
Toekang djaga pintoe lantas boeka pintoe. Alfred hampirken padanja. „Akoe dateng boeat ketemoe sama saorang sakit,“ katanja, „dan akoe maoe bitjara sama zuster Vicky.“
Toekang djaga pintoe bawa ia ka itoe roemah sakit.
„Itoe djoeroe rawat ada dalem afdeeling bagian orang prempoean,“ katanja dengen hormat tatkala Alfred kasi oewang padanja.„Akoe nanti boekaken pintoenja.“
Alfred liat itoe djoeroe rawat mendatengi padanja. Alfred bitjara padanja dan menanja tentang keadaannja njonja Vieuxtemps.
„Ia betoel teritoeng dalem akoe poenja afdeeng, toean,“ djawab Vicky, „tapi akoe menesal sekali, akoe tida bisa bawa kaoe padanja. Ia moesti dikoeroeng dalem satoe kamar sendirian, sebab ia poenja gila bertambah keras.“
„Kasian Djadi perloe betoel ia dibawa kemari,“ kata Alfred dan tambahken lagi: „Akoe kepingin bitjara sama kaoe, apa bisa ?“
„Bisa sekali, toean. Mari masoek dalem ini kamar dan bilang sadja, apa akoe bisa toeloeng.“
Sasoeda pintoe dari itoe kamar ditoetoep dan itoe djoeroe rawat dateng lebih deket padanja, ia baroe kata:
„Apa ini orang sakit bisa semboeh?“
Vicky angkat poendaknja.
„Kaloe ia tida bisa semboeh,“ kata Alfred lagi, „ia djadi moesti menanggoeng sengsara sanget. Tambahan lagi moesti dipake ongkos sanget banjak, sedang ia djoega tida bisa ditoeloeng.“
„Tentang orang orang sakit sematjem ini selamanja tida bisa diramalken doeloe brapa lama marika moesti menanggoeng sengsara lagi,“ kata Vicky. „Kadang kadang sigra abis, laen kali lagi bertaon lamanja“. „Djoestroe akoe tida maoe moesti menaggoeng sengsara begitoe lama,“ djawab Alfred dengen soeara serat. „Apa tida ada djalan boeat bikin pendek temponja ia poenja sengsara ?“. . . .
Vicky memandang dengen saklebatan pada Alfred.
„Di sini orang tida berlakoe begitoe, toean,“ djawabnja. „Paling banjak kita pake obat jang bikin orang tida merasa sakit. . . . “
„Betoel. Pake obat obat jang bisa bikin orang tida berasa sakit . . . Ingetlah pada ongkos ongkos besar jang moesti dipake. Ingetlah pada sengsaranja si sakit, pada halnja ia tida bisa djadi semboeh. Kaloe sakit itoe moesti berdjalan lagi begitoe banjak taon. . . . Akoe lebih soeka bajar sataon lebih doeloe aken . .“
Alfred berajal.
Vicky kombali mengawasi padanja dengen sorot mata jang aneh.
„Boeat itoe tida bisa dipake laen dari morphine (tjandoe), toean,“ kata itoe djoeroe rawat.
Dengen goegoep Alfred pegang tangannja Vicky.
„Pakelah itoe,“ katanja. „Akoe berdjandji aken bajar lebih doeloe sataon dari ongkosnja.“
„Itoe bisa bikin akoe djadi tjilaka, toean.“
„Tjilaka dari mana? Akoe ada satoe satoenja orang jang memperhatiken pada itoe orang sakit.“
„Akoe sama sekali tida kenal pada kaoe, toean.“
„Kaoe merasa koeatir tentang oepahnja. Itoe oepah nanti dibajar pada satoe hari sasoeda itoe orang tjilaka dibebasken dari sengsaranja“.
„Dan dokter Jefferson ?“
„Tida perloe ia dapet taoe tentang kita poenja perdjandjian. Ini soeda barang tentoe.“
Vicky berpikir. Dengen tida sabar Alfred kata lagi:
„Kita soeda moefakat, zuster? Ini ada satoe pakerdjaan baek. Ingetlah pada siksaan jang lama, jang moesti dipikoel olehnja. . .“
„Betoel, toean, betoel. Itoe kamar, itoe tempat tidoer sama tali tali dari koelit, badjoe jang berat ... Kita sendiri merasa soesa aken paksa ia pake itoe semoea.“
„Pakelah itoe obat jang bisa bikin orang tida merasa sakit, zuster. Di mana si sakit roepanja tida bisa djadi semboeh, di sitoe kematian ada satoe berkah.“
„Akoe nanti liat apa jang moesti dibikin.“
„Akoe pertjaja pada kaoe. . . . dan akoe toetoep moeloetkoe,“ kata Alfred. „Lagi sedikit waktoe akoe nanti dateng kombali. Tapi, kaloe sabelonnja akoe dateng ada kedjadian lagi apa apa, kasilah akoe taoe. Namakoe Goud.“
„Baek, toean.“
Alfred pamitan dari Vicky dan pergi.
Vicky mengawasi ka medja jang pernahnja di tengah kamar. la poenja doegaan tida kliroe. Goud, itoe orang hartawan, ada tinggalken apa apa boeat ianja. Atas medja itoe ada terletak satoe kantong oewang dari perak dan djalan lobang lobang dari itoe kantong ada kliatan mengkilapnja mas.
Roepa girang kliatan di moekanja itoe djoeroe rawat jang kedjam.
Mas! Itoelah satoe satoenja hal jang ia soeka.
Tangannja jang kasar memegang itoe kantong. Tapi ia tida ada tempo boeat itoeng itoe oewang mas. Dengen tjepat ia masoeken itoe kantong dalem badjoenja.
Koetika itoe ia denger tindakan orang.
Vicky pasang koepingnja.
„Scherer,“ ia menggrendeng. Ia kenalín Scherer darí tindakannja. Frifs Scherer, jang selaloe soeka djoeal leloetjon, dateng dari afdeeling prempoean boeat tanja pada Vicky tentang itoe prempoean gila jang baroe dikasi masoek. Sebab ia tida dapetken Vicky, maka ia pikir aken pergi saorang diri sadja pada itoe orang baroe.
Ia toeroen dari tangga dan pergi ka patne blakang, jang koentjinja ia ada pegang, seper i djoega laen laen djoeroe rawat lelaki dan prempoean.
Scherer pergi ka roemah sisir, boeka itoe dan pasang koepingnja.
Dalem kamar kamar dalem itoe roemah sisir ada sepi.
Ia bermoela memandang ka dalem kamar, di mana telah dikasi masoek itoe prempoean, jang ampir tjekek lehernja Vicky. Itoe orang gila djongkok di satoe podjokan dari itoe kamar.
Frits Scherer mempoenjai hati baek.
Ia merasa sanget kasian sama itoe prempoean gila. Ia hampirken padanja dan kata:
„Apa ada senangan ? Apa kaoe maoe makan ?“
Itoe prempoean memandang padanja dengen mata jang seperti katja. Ia tida mendjawab dar roepanja ia tida mengarti apa jang dikata oleh Scherer.
„Kaoe belon tjoekoep semboeh aken merasa kepingin boeat makan,“ kata itoe djoeroe rawat lagi. „Blakangan kaoe sendiri ranti minta, makan. Kaoe di sini ada slamat dan tida ada bahaja jang kaoe nanti diganggoe“
Scherer kloear dari itoe kamar dan toetoep pintoenja dengen hati hati.
Mendadak ia dapet pikiran, dalem itoe afdeeling ada lagi satoe prempoean gila, jaitoe jang dibawa oleh Vicky. Ia pergi ka pintoe dari kamarnja ini orang gila dan mengawasi ka dalem kamar itoe.
Baroe sadja ia memandang dalem itoe kamar, lantas ia moendoer dengen sanget kaget. Roepanja ia telah djadi amat kaget dan dengen paksa tahan soepaja tida mendjerit. Ia liat Clotilde doedoek di pinggir tempat tidoernja dengen moeka poetjet sebagi mait, tapi dengen paras tjantik sebagi bidadari.
„Apa itoe ?“ kata Frits saorang diri dengen bingoeng. „Gravin Clotilde Limburgh. Tapi tida boleh djadi ini orang ada itoe gravin. Ia ada dalem gedong dari leloehoernja, deket Den Haag. . . . Tapi roepanja begitoe sama. . . .“ و Lantaran sanget kepingin taoe maka Scherer mengawasi poela dalem itoe kamar djalan satoe lobang.
„Astaga! boekan laen orang . . . betoel itoe gravin ... kaloe sadja tida ada laen orang jang roepanja begitoe sama seperti dia,“ itoe djoeroe rawat menggrendeng.
„Gravin Clotilde !“ katanja kemoedian dengen njaring.
Clotilde djadi goemetar. Ia bangoen dari tempatnja doedoek dan memandang dengen heran di sakiternja, sebab ia tida taoe dari mana datengnja itoe soeara.
„Siapa panggil akoe ? katanja. Siapa disini taoe namakoe ?“
Scherer berpikir apakah otaknja sendiri ada beres.
„Astaga! Apakah kaoe sasoenggoehnja, gravin Limburgh ?“ katanja sambil boeka itoe kamar.
Clotilde, jang liat ia masoek, laloe kata; Scherer.
Njatalah ia itoe boekan laen orang dari gravin Limburgh. Tapi bagimana ia bisa dateng di Amerika sini? Kenapa ia dateng di sini?
„Nona Clotilde !“ Scherer berbisik sambil memandang padanja seperti ia dapet liat satoe machloek dari langit.
„Akoe kenalin kaoe,“ kata Clotilde, „Allah soeda kirim kaoe boeat djadi akoe poenja saksi. Ja, akoe betoel gravin Limburgh, toean Scherer, Akoe ditoentoet dan dikoeroeng di sini oleh satoe moesoeh, jang soeka liat akoe mati. Ia koeboer akoe di sini idoep idoep. Sekarang akoe ada harepan poela. Itoe harepan adalah kaoe, toean Scherer, kaoe jang kenal akoe dan bisa tetapken siapa adanja akoe . . .“
„Maaf, nona, bagimana kaoe bisa dateng disini ?“
Di moekanja Clotilde kliatan satoe tanda sedih.
„Akoe boekan lagi nona bangsawan Clotilde,“ djawabnja. „Akoe njonja Vieuxtemps, istrinja ingenieur Vieuxtemps, jang kemoedian lari. Akoe dateng di New York sebagi saorang miskin dan melarat, sebagi satoe pengemis, boeat tjari soeamikoe, jang telah tinggalken akoe sendirian.“
Frits Scherer belon mengarti terang, apakah itoe nona ada saorang gila atawakah katerangan dan keloehannja ada betoel.
Tapi ia tida bisa merasa sangsi jang ini orang tjilaka betoel gravin Clotilde.
Apakah sabenarnja soeda kedjadian ?
Bagimana poetri jang tjantik dari graaf Limburgh, jang begitoe ditjinta oleh orang toeanja, bisa ada dalem tangannja directeur dari ini roemah sakit gila ?
„Toean Scherer, akoe moehoen pada kaoe, djanganlah pandang akoe seperti saorang gila,“ kata Clotilde lagi dengen soeara goemetar tatkala ia liat Scherer berajal. „Bilang sadja, apa kaoe kenalin akoe atawa tida.“
„Ja, betoel kaoe adalah gravin Limburgh.“ „Tapi kaoe pikir, akoe soeda djadi gila. . .“
„Bagimana kaoe telah dateng di sini ?“
„Akoe nanti kasi taoe . . . Akoe djadi korbannja satoe bangsat besar. Akoe ditinggalken oleh soeamikoe . . .“
„Siapa kaoe poenja soeami ?“
„Apa kaoe taoe ajahkoe, tempo ia perbaekin keadaan tanah tanahnja, telah wadjibken pakerdjaan itoe pada ingenieur Vieuxtemps?“
„Ia, akoe inget itoe nama. Akoe sering denger namanja diseboet, tapi akoe belon pernah liat roepanja. Djoestroe pada itoe waktoe akoe brangkat, akoe maoe tjoba tjari oentoeng di Amerika sini. Akoe kira, di sini akoe lantas bisa dapet sepoeloe kali lebih banjak dari di Den Haag. Tagi sabenarnja tida begitoe. Akoe kakoerangan segala barang jang perloe dan kalaparan. Di mana mana akoe dapet tjoema pakerdjaan djelek sampe achirnja pada taon doeloe akoe dipakerdjaken di sini seperti djoeroe rawat.“
„Itoe Vieuxtemps ada satoe setan“, kata Clotilde lagi. „Ia telah meroesak pengidoepankoe. Apa kaoe kenal millionnair Goud? Johan Goud? Itoelah Vieuxtemps. Ia telah menikah doea kali dan djadi pemboenoeh.“
Frits Scherer memandang di sakiternja dengen takoet.
„Djangan bitjara begitoe keras,“ katanja.
„Kaoe kira, orang aken anggep akoe seperti saorang gila jang berbahaja. Tapi akoe bersoempah, segala katerangankoe ada benar. . . . Itoe setan telah soeroeh koeroeng akoe di sini seperti saorang gila dan ia bersiap aken lakoeken satoe kedjahatan pada dirikoe..“
„Semoea orang jang denger kaoe bitjara begitoe, aken pertjaja, behoea kaoe betoel gila... Akoe sendiri ...“
„Dengerlah akoe sampe abis, kasi akoe tjeritaken semoea; kaoe nanti toeloeng akoe. Kaoe kenal akoe. . . .“
„Akoe nanti toetoep doeloe pintoe loear soepaja orang tida bisa denger kita.“
Sasoeda toetoep itoe pintoe ia kombali dalem itoe kamar.
„Djadi kaoe telah menikah dengen ingenieur Vieux-temps?“ ia menanja.
„Kaoe boleh pertjaja tiap tiap perkataan jang akoe oetjapken, toean Scherer,“ djawab Clotilde. „Akoe telah dibawa kemari lantaran itoe djahanam, jang boeat kadoea kalinja telah menikah di New York sini dengen anak prempoean jang toenggal dari millionnair Smith dengen pake nama palsoe Johan Goud.“
„Tapi, tjoba bilang bagimana kaoe poenja ajah, jang begitoe so nbong atas nama familienja, bisa kasi kaoe djadi istrinja itoe ingenieur Vieux emps?“
„Ajahkoe.... tida maoe perdoeli lagi sama akoe. Akoe lari dari roemah orang toeakoe boeat ikoet sama itoe pemboedjoek. Akoe itoe waktoę masih belon taoe mengalamin keboesoekannja doenia. Akoe sigra pertjaja pada soempah scempahnja Alfred Vieuxiemps. Ia poenja roepa jang bagoes, tingkah lakoenja-jang tida kikoek dan ia poenja djandji djandji telah bisa memboedjoek hati koe. Akoe pertjaja padanja.... akoe ikoet padanja..akoe lari dari roemah orang toeakoe. . dan kita menikah dengen resia“
„Itoe ada satoe perboeatan hina dari itoe orang,“ kata Frits Scherer dengen moerka, „Ia tjoema pandang kaoe poenja kakajaan.“ „Sasoenggoehnja beggitoe, tapi itoe waktoe akoe belon doega begitoe. Akoe brangkat toeroet sama dia . . . Iboekoe meninggal lantaran soesah hati ajankoe koetoekin akoe. Akoe masih inget . . . . pada soeatoe malem jang sanget dingin dalem moesin dingin akoe ko mbali pada ajahkoe, tapi ia oesir akoe, kendati itoe waktoe ada toeroen oedjan saldjoe dan angin keras . . . .“
Clotilde goemetar. la semboeniken moekanja dalem tangannja.
„Kuwat sekali,“ kata Frits Scherer dengen sanget terharoe. „Dan itoe orang jang telah boedjoek pada kaoe, soeda tinggalken kaoe ?“
„Sasoeda kita menikah dan tinggal sedikit tempo bersama sama, ia brangkat dan tida kombali lagi. Akoe melahirken satoe anak Kasengsaraankoe tambah besar. ... Kita, jaitoe anakkoe dan akoe, kadinginan dan kalaparan. Akoe koempoelken segala apa jang akoe masih ada poenja dan ambil poetoesan aken tjari itoe soeami jang tida setia, sebab akoe masi tjinta padanja . . . akoe masih selaloe tjinta padanja.“
„Soenggoeh sajang itoe katjintaan, njonja. Itoe orang ada satoe djahanam,“ kata Scherer dengen bernapsoe.
„Betoel . . . sekarang. Sekarang akoe bentji dan pandang hina padanja. Tapi dengerlah lebih djaoe. Dengen anakkoe jang sakit akoe tjari padanja. Akoe dateng di New York dengen sakit dan tida poenja oewang. Akoe tahan sadja itoe semoea. Akoe moesti kasi makan pada anakkoe, jaitoe, satoe satoenja milik jang akoe masih ada poenja dalem ini doenia.. Akoe moesti djaga padanja. Kemoedian akoe ketemoe sama saorang lelaki jang berhati bangsawan dan dermawan, jaitoe hoofdcommissaris van politie, kolonel Rogers.
Ia hendak lindoengken akoe, toeloeng padaкoe Tapi akoe moesti toelak ia poenja la aran dan sekarang ia djoega tida maoe p rdoeli lagi padakoe. Akoe telah panggil padanja . . . tapi ia tida dateng“
„Apakah kaoe soeda dapetken itoe pengchianat Vieux emps ?“
„Ja, akoe telah dapetken ia poela. Pada soeatoe hari akoe liat ia doedoek dalem satoe kreta di sampingnja satoe njonja jang elok dan moeda. Akoe telah beroentoeng bisa dapet tape, bahoea ia tinggal di Clinton Street No 5. Inilah ia poenja roeman . . . Sebagimana akoe soeda bilang, ia telah robah ia poenja nama Vieuxtemps Ia seboet dirinja Johan Goud dan ia telah menika poela. . . . Akoe bekerdja di roemahnj seperti prempoean pengawal. . . .“
„Dan apa ia kenalin pada kane?“
„Ja, ia taoe, akoe bekerdja djadi prempean pengawal dari istrinja. Ia hendak ra npas ake poenja soerat soerat dan ia telah beroentoeng bisa tjoeri itoe soerat soerat. Ia telah berboeat lebih lagi dari itoe. Soepaja akoe bisa dja'oh dalem kakoeasaannja, ia telah tjoeri anakkoe. Akoe soeda bilang, ia ada satoe setan. Dan dari sebab dalem satoe saat kepoetoesan akal, akoe telah tjeritaken semoea pada istrinja, sabetoelnja akoe moesti bilang katjintaannja, sebab akoe hendak serahken ia pada Justitie, maka ia bilang, perkataan perkataan koe ada bitjaranja orang gila, padahal ia taoe itoe semea a la benar, tjoema kadeangerannja seperti tida bisa dipertjaja.“
Scherer mengar i Bermoela ia djoega anggep bitjaranja Clotilde ada aneh.
Clotilde kata lagi: „Demikianlah orang bawa akoe kemari dengen tipoe.....“
Itoe pembitjaraan dibikin poetoes.
Pintoe diketok.
„Vicly.“ kata Scherer dengen pelahan.
„Itoe djoeroe rawat... Kasia lah sama akoe. Toeloenglah akoe, Moekanja itoe prempoean bikin akoe djadi takoet,“ kata Clotilde, djpega dengen pelahan.
„Akoe nanti toeloeng,“ djawab Frits Scherer, „Tapi akoe nanti lantas pergi dari sini. Djangan poetoes harepan. Akoe nanti toeloeng, akoe nanti kombaliken kaoe poenja kamerdikaan.. Besok akoe kombali.“
Dengen tjepat ia kloear dari itoe kamar dan koentji poela pintoenja. Kemoedian ia boeka pintoe depan.
Vicky berdiri di depannja dengen pegang doea botol aer.
„Apa kaoe bikin disini ?“ Ia tanja dengen sanget heran.
„Akoe telah pergi liat itoe orang orang sakit, Vicky.“ djawab Scherer sembari tjoba memaen dan kata lagi:
„Akoe djadi sobatnja orang orang prempoean, sebagimana kaoe memang soeda tave: Semoea aken djadi lebih baek, kaloe kita toekar pakerdjaan kita. Kaoe bekerdja dalem akoe poenja afdeeling dan akoe dalem kaoe poenja afdeeling.“
Vicky ketawa dan masoek dalem itoe roemah sisir, sedang Scherer kloear dari pintoe blakang,
Vicky bawa satoe botol aer boeat itoe dea orang gila jang dikoeroeng dalem itoe roemah sisir.
XVII.
NJONJA PAKE KAIN KOEDOENG BIROE.
Kolonel Rogers lama beromong omong dengen ia poenja sobat, inspecteur Bernard.
Doea doea orang itoe doedoek beromong omong dalem kamar bekerdja dari itoe inspec eu. Rogers tjeritaken, ia telah tida bisa boentoetin Hary sampe di roemahnja dan oleh kerna itoe ia telah tida bisa dapetken itoe anak Jim dan Harry mengilang dalem gelap di blakangnja satoe baris roemah roemah ketjil. Rogers dan Nell tida bisa dapetken marika poela.
„Hm!“ kata Bernard sembari berpikir. „Tapi kaoe toch soeda dapet taoe satoe tempat, dimana kaoe bisa dapetken itoe orang orang jang kaoe tjari.“
„Akoe tida aken menoenggoe lama,“ kata kolonel Rogers. „Apabila hari soeda siang, akoe nanti pergi ka kota depan, jang pernahnja di sebrang sana dari kali. Itoe kota depan loeasnja sampe di menara api.“
Itoe waktoe lontjeng diboeniken dengen keras.
„Orang maoe bitjara sama akoe,“ kata Bernard sambil bangoen dengen tjepat dari krosinja dan kloear dari itoe kamar.
Jang dateng adalah Marie Goud.
Kolonel Rogers, jang djoega bangoen dari krosinja dan berdiri di depan itoe kamar, bisa liat itoe njonja millionnair dalem gang jang terang.
Ia ada kempit satoe boengkoesan dan kliatannja begitoe goegoep, hingga inspecteur Bernard bermoela tida kenalin padanja.
Ia oendang itoe njonja aken masoek dalem ia poenja kamar bitjara. „Apa kaoe kenal sama akoe, toean Bernard?“ Marie menanja. „Siapa adanja ini toean?“
„Kolonel Rogers, hoofdcommissaris van politie, njonja.“
„Akoe Marie Goud, anak dari William Smith, jang telah mati diboenoeh.“
„Ja, njonja, ja, akoe kenalin kaoe.“
„Akoe bawa satoe kabar ngeri, toean Bernard .. Ambillah ini boengkoesan... boeka.“
„Apa soeda terdjadi, njonja ?“
„Soeroeh panggil Bob la tida bersalah Akoe aken bikin sabisanja boeat ganti keroegiannja itoe orang tjilaka boeat apa jang terdjadi pada dirinja,“ kata Marie, sedang Bernard boeka itoe boengkoesan dan taro isinja atas medja.
Ia melompat roendoer dan kloearken itoe piso dari itoe boengkoesan.
Mendadak Rogers hampirken padanja sambil kata: „Ini adalah itoe sendjata, dengen mana itoe pemboenoean telah dilakoeken...“
„Satoe kemedja jang ketjipratan darah,“ kata Bernard.
Dengen soeara terpoetoes poetoes Marie kata:
„Tangkep.... Johan Goud, toean toean.... Johan Goud... djadi pemboenoehnja.“
Bernard djadi tertjengang
„Kaoe poenja soeami, njonja?“ katanja.
„Ia boekan soeamikoe lagi toean Bernard. Dalem la poenja medja toelis akoe dapetken ini boekti boekti dari ia poenja kedjahatan. Akoe dateng pada kaoe boeat serahken ini boekti boekti.“
„Ini kemedja jang ketjipratan dara..... ada kepoenjaannja kaoe poenja soeami?“ Rogers menanja pada Marie. „Ja, toean,“ djawab jang ditanja. „Akoe ada simpen koentji jang kadoea dari roemahnja ajahkoe Ini koentji telah dipake oleh itoe pamboenoeh Sekarang perkara djadi terang Itoe boedjang toea tida bersalah Bawalah akoe padanja. Akoe sendiri ini-male n aken kasi ketjoekoepan padanja, atas mana ia ada hak boeat dapet.“
Akoe aken britabeken padanja bahoea ia merdika poela dan aken bawa ia bersama akoe.
Kolonel Rogers telah goemetar waktoe meliat itoe boekti dari kasalahannja itoe orang, sama siapa ia telah bikin duel Amerika dan jang djadi fihak jang menang.
Sekarang Rogers menapas lebih legah.
Apa jang ia sekarang liat adalah ia poenja hak aken idoep teroes, sebab pada satue pendjahat ia tida teroetang apa apa.
Ini katerangan dari doedoeknja perkara bikin senang hatinja Rogers, sebab ia bisa idoep teroes, ia bisa toeloeng pada Clotilde dan tjariken anaknja.
„Apa kaoe poenja soeami soeda taoe tentang ini pendapetan, njonja Goud ?“ tanja Bernard.
„Djangan seboet lagi ini pendjahat djadi soeamikoe. Pada pengadilan akoe nanti minta bertjere soepaja akoe tida oesah pake ia poenja nama lagi. . . . Tida, Johan Goud tida taoe soeatoe apa. Kaloe sadja ia belon poelang dan tida liat latji medja toelisnja terboeka.“
„Sekarang kita moesti tjegah ia lari,“ kata Bernard lagi. „Ini boekti ada lebih dari tjoekoep aken lantas tangkep padanja . . Ia jang djadi pemboenoehnja. Dan itoe boedjang toea, jang tida bersalah, bersoesah hati dalem pendjara.“
„Akoe nanti pergi padanja Akoe hendak tjeritaken padanja, bahoea soeda terang ia tida salah,“ djawab Marie. „Panggil toch ia dateng di sini.“
„Kolonel Rogers nanti soeroe panggil, sedang akoe aken pergi ka roemahmoe boeat menoenggoe datengnja itoe orang jang bersalah.“
„Baeklah,“ toean Bernard. „Djalanken kaoe poenja kewadjiban. Kematiannja ajahkoe moesti dibales.“
Itoe doea toean toean lantas bersiap.
Marie kasiken koentji roemahnja pada itoe inspecteur. Kemoedian, bersama doea inspecteur van politie, ia pergi dari roemahnja Bernard.
Sedang Bernard pergi ka Clinton-street, boeat tangkep Alfed, Rogers dan Marie ambil satoe kreta, jang brenti di tikoengan djalanan dan pergi ka pendjara, di mana Bob ditahan.
Kendati soeda djaoe malem, toch pintoenja diboeka. Kolonel Rogers soeroe bangoenken d recteurrja itoe pendjara. Marie menoenggoe dengen tida sabar waktoenja ia aken kasi taoe pada itoe boedjang toea, bahoea ia sekarang merdika poela.
Itoe directeur dateng dengen boeroe boeroe. Rogers lantas tjeritaken padanja apa jang soeda kedjadian.
Dengen amat heran itoe directeur panggil saorang djaga dan kasi prentah aken djalan di moeka bawa lantera dan boeka kamarnja Bob.
Di oedjoengnja satoe gang jang gelap adalah kamarnja Bob, di sebla kamarnja saorang jang soeda di boetoesken aken naik di tiang pegantoengan. Lantaran poeninja pintoe jang diboeka, Bob djadi bangoen dari jempat tidoernja.
Sambil mendjerit Marie lari masoek dalem itoe kamar dengen oeloerken kadoea tangannja pada itoe boedjang toea.
„Bob, Bobkoe jang baek dan setia,“ katanja sambil menangis. Lebih banjak ia tida bisa bitjara lagi saking terharoenja ia poenja hati.
Bermoela itoe boedjang toea kira satoe machloek dari langit telah toeroen dalem kamarnja.
„Nona Mari,“ katanja, „nona Marie.“
„Kaoe tida bersalah, Bob,“ kata Marie lagi sambil pegang tangan jang goemetar dari itoe orang toea. „Akoe dateng kasi taoe bahoea kaoe merdika poela. Soeda terboekti kaoe tida bersalah. Akoe dateng ambil sama kaoe aken ganti kaoe poenja soesa sebrapa akoe bisa.“
Rogers tida bisa tahan aer matanja poen toeroet djato.
Bob, jang djadi girang dan terharoe hatinja lantaran mendenger itoe kabar, djato atas tempat tidoernja.
„Ia soeda djadi pangsan,“ kata directeur dari pendjara sembari memandang pada Bob lebih deket, „O. angdjaga, ambil satoe glas anggoer, kita kasi ia minoem sedikit anggoer, kaloe ia nanti sedar lagi.“
Sedang ini perkara terdjadi dalem pendjara, inspecteur Bernard pergi ka Clinton-street.
Tatkala ia hendak membiloek di tikoengan dari satoe djalanan, di mana ada satoe roemah makan jang terang, sekoenjoeng koenjoeng ia dapet liat, bahoea didepannja ada satoe toean, jang ia kenalin adalah Johan Goud. Bernard preksa revolvernja dan kemoedian dengen tjepat ia ikoet di blakangnja itoe toean Tapi tatkala ia membiloek di itoe tikoengan, Johan Goud soeda ilang.
Tentoelah ia soeda masoek dalem itoe roemah makan.
Dengen tida berajal lagi inspecteur Bernard masoek dalem itoe roemah makan, sasoeda ia kenalken dirinja pada djongos. Ia kasi prentah aken toetoep semoea pintoe pintoe dari itoe roemah makan dan selamanja saperampat djam tida satoe orang boleh kloear dari sitoe.
Kemoedian ia masoek dalem kamar tetamoe, dimana masi ada bebrapa te amoe. Di sitoe tida ada Johan Goud. Jang poenja roemah makan hampirken padanja dan kata, soeda bebrapa lamanja tida ada dateng tetamoe baroe.
Tentoelah itoe toean, jang telah diliat oleh Bernard, telah pergi ka laen tempat Sebab pintoe moeka dikoentji, itoe toean tentoe tida bisa kloear djalan itoe pintoe. Bernard djadi kloear dari itoe roemah makan djalan pintoe da em, naek tangga dari roemah di atas itue roemah makan.
Sasampenja di loteng pertama Bernard liat satoe pintoe jang dubbel la tekan knopnja lontjeng. Ini pintoe lantas terboeka lantaran itoe tekanan bikin bergerak satoe pekakas dalem salah satoe kamar di itoe loteng.
Itoe inspecteur masoek dalem pertengaan roemah jang tida begitoe terang dan di mana tida ada orang. Ia hampirken satoe pintoe jang paling deket dan ketok.
„Masoek!“ kata satoe soeara jang Bernard pikir ada soearanja orang prempoean, Bernard lantas masoek.
Dalem itoe kamar, di mana ada menjala satoe lampoe, ada doedoek satoe njonja, memake mantel jang bagoes dan topi model baroe, Moekanja pake kain koedoeng warna biroe.
Itoe njonja dan sadja menenggoe Bernard bitjara.
Ini inspecteur mendjoera dan memandang dalem itoe kamar ia menanja:
„Apa baroesan ini di sini tida ada satoe toean? Toean Johan Goud? . . . Akoe tjari ia boeat satoe perkara sanget penting.“ „Toean Johan Goud ?“ itoe njonja oelangken dengen soeara tertahan. „Tida, toean.“
„Ia ada dalem ini roemah,“ kata Bernard dengen tetap.
„Boleh djadi toean, tapi tida ada dalem ini kamar. Ini kamar ada poenjakoe. Akoe baroe masoek dan semoea ada tertoetoep,“ djawab itoe njonja. „Tapi, kaloe kaoe kira ia ada semboeni disini, akoe soeka idzinken kaoe bikin papreksaan.“
„Baeklah, akoe aken goenaken kaoe poenja idzin, njonja,“ kata Bernard lagi, „sebab itoe njonja menimboelken ia poenja rasa tjemboeroe. Apa akoe boleh pasang ini lilin ?“
Itoe njonja idzinken dengen manggoetken kapalanja. Bernard hampirken medja di mana ada satoe lilin ditantjep dalem tempat lilin. Ia pasang itoe lilin dan pegang sama tangannja jang kiri, sedang tangannja jang kanan kloea ken ia poenja revolver.
Roepanja itoe njo ja djadi sanget koerang senang meliat itoe sendjata. la pindah doedoek di podjokan dari itoe kamar, tapi Bernard tida perhatiken.
Sasoeda preksa itoe kamar dengen teliti, Bernard dapet kepastian, Johan Goud tida ada disitoe.
„Apa njonja idzinken akoe preksa kamar seblah?“ Bernard menar ja:
„Boleh, toean,“ djawab itoe prempoean dan doedoek seperti ia hendak menoenggoe kasoedaannja itoe papriksaan.
Bernard boeka satoe pintoe dan hawa oedara jang masoek, ampir bikin padem itoe lilin. Itoe kamar seblah ada sanget besar dan diprabotin bagoes sekali. Tapi djoega di sitoe Bernard tida dapetken apa apa.
Tatkala Bernard dapet kenjataan di sitoe djoega tida ada jang ditjari, ia lantas kombali pada itoe njonja, mengoetjap trima kasi dan kloear dari itoe kamar.
Ia naek di loteng lebih tinggi, bikin bangoen orang orang jang tinggal disitoe dan tanja tentang itoe orang jang ia tjari.
Tapi djoega di sitoe ia tida dapetken apa jang ia tjari. Tapi sigra ia nanti dapet taoe apa sebabnja ia telah tida dapet tjari itoe orang. Sakombalinja ia di bawah, satoe boedjang dari roemah makan tjeritaken, bahoea itoe roemah ada mempoenjai lagi satoe pintoe jang kloear di djalanan.
Sajang sekali tadinja ia tida dapet taoe. Tapi, tida mengapa, asal sadja sekarang ia lekas pergi ka Clinton-street. la bisa sampe di sitoe ampir berbareng dengen Johan Goud.
Demikianlah Bernard djadi pergi ka itoe djalanan boeat tjari roemahnja Goud.
Boekhandel PEK & Co.
S O E R A B A I A.
XVIII.
LARI DARI ROEMAH GILA.
Malem jang gelap goelita soeda toeroen atas itoe, roemah roemah, dalem nana dokter Jefferson ada berkoeasa. Di blakang bebrapa djendela ada kiatan sedikit sinar tera g tapi gang gang dan kamar kamar besar, masih diterangin sampe tjoekoep Di pekarangan dalem jang loeas ada sepi sekali. Tida satoe manoesia ada kliatan. Mendadak satoe bajangan item kliatan djalan di sepandjarg tembok. Itoe bajangan mendatengin roemah sisir, di mana ada kamar kamar boeat orang orang jang keras gilanja.
Sekarang ia diam.
Pintoenja itoe roemah sisir diboeka. Sigra itoe bajargan item meng lang dalem itoe roemah.
„Njonja Vieuxiemps!“ kadengeran didepan pintoenja salah satoe kamar di sitoe. „Di sini ada akoe, Frits Scherer.“
Dalem itoe kamar kadengeran sedikit soeara.
„Apa kaoe daterg boeat menoeloeng, toean Scherer?“ tanja Clotilde.
Itoe djoeroe rawat pasang satoe lentera ketjil, jang ia ada bawa, soepaja ia bisa beka pintoenja itoe kamar.
„Beroentoeng!“ kala Clotilde sambil menapas lebih legah. „Akoe mati di sini... lidahkoe soeda melengket di lelangitan lantaran aoes.“
„Apa Vicky tida ada bawa aer?“
Clotilde mengkirik.
„Akoe ada minoem sedikit dari aer jang ia kasi, tapi dalem itoe aer tentoe ada ditjampoer apa apa, sebab djantoengkoe djadi memoekoel lebih keras sasoeda akoe minoem itoe aer.“
„Ditjan poer apa apa?“ tanja Scherer sambil terangin itoe kamar sama lenteranja.„Bagimana bisa djadi beg toe?“
Ia bongkoken badannja, poengoet botol aer dan minoem aernja sedikit. „Bah!“ karanja, „betoel sekali kaoe poenja perbilangan. Rasa apakah ini?... Moesti ada ditjampoer apa apa“
Ia taro poela itoe botol aer di tanah.
„Akoe poenja firasat bilang, orang maoe bikin akoe djadi mati,“ kata Clotilde. „Ajo, toean Scherer, marilah kita lari. . Anakkoe... Akoe poenja Emma... Satoe koeli areng soeda bawa ia lari Akoe moesti tjari padanja, akoe moest pergi ka Blackwell Island. . . .“
„Akoe telah dateng kemari boeat toeloeng kaoe lari, njonja.“
„O! Akoe mengortjap trima kasi, trima kasi.“
„Mari kita pergi Malem ada gelap, di deket sini tida ada satoe orang, tida ada djoeroe rawat jang djaga dan djoega tida ada orang djaga“
„Apa kita bisa kloear dari ini roemah?“
„Akoe ada pegang koentji ja pintoe loear.“
Clotilde menapas legahan. Ia koedoengken badannja dalem ia poenja mantel dan pake satoe kain koedoeng di kapalanja Scherer pademken api lenteranja dan pegang tangannja Clotilde
„Akoe aken anterken kaoe, sebab ada gelap sekali,“ katanja itoe djoeroe rawat.
„Poekoel bra pa sekarang?“
„Kita kira poekoel doea.“
„Apa kaoe tida koentji ini pintoe kamar ?“
„Tida, akoe tinggal ini koentji dalem lobang koentjinja, soepaja orang kira Vicky loepa tjaboet kombali.“
Clotilde ikoetin Scherer dan ini djoeroe rawat bitjara saorang diri:
„Siapa bisa kira, akoe aken bisa djadi penoentoen dari gravin Limburgh?...“
Baroe sadja marika kloear dari itoe roemah sisir, tatkala Scherer mendadak brenti bertindak. Clotilde, dengen amat kaget, pegang tangannja.
„Ada apa ?“ ia menanja dengen berbisik, sedang seloeroeh toeboehnja goemetar.
„Orang djaga jang djalan ronda.“
„Kaloe ia liat sama kita“
„Djangan takoet.“
Ta kala tindakannja itoe orang djaga dateng lebih deket, Scherer tarik Clotilde masoek dalem gang dan koentji pintoenja itoe gang.
„Apa itoe orang djaga aken djalan liwat itoe roemah sisir atawakah aken masoek?“
Scherer ketawa dengen pelahan.
„Ia males sekali,“ katanja dengen berbisik, „ia tida soeka tjapeken dirinja. Apa kaoe liat ? Ia sekarang soeda liwat.“
Clotilde menapas lebih senang.
Pelahan pelahan tidakannja itoe tida kadengeran lagi.
„Sekarang ia bikin ronda dalem roemah besar dan kita tida aken liat ia poela,“ kata Scherer dengen berbisik. „Lagi saperampa djam ia tidoer seperti mati.“
„Apa kita bisa liwatin dia?“
„Djangan takoet, njonja, kita sekarang tida aken ketemoeken ia lagi. Besok paginja ia aken garoek kapalanja lantaran heran.“
„Akoe dapet poela harepan baroe, toean Scherer.“
Dengen hati hati itoe djoeroe rawat boeka poela pintoenja itoe roemah sisir. Itoe orang djaga soeda tida kliatan lagi. Scherer toentoen poela tangannja Glotilde Dengen hati hati itoe doea orang djalan lebih djaoe.
Sheree kloearken satoe koentji dari kantongnja Dan berbisik :
„Bagimana heran marika nanti besok pagi. Marika nanti menanja, apakah sasoenggoenja Kita soeda pandjat itoe tembok jang tinggi, sebab tida satoe orang aken doega akoe soeda kasi kaoe lari."
Ia masoeken itoe koentji dalem lobang koentji dan kata lagi:
„Di sitoe ada satoe djalanan lebar, di seblah kanan ada tempat pekoeboeran, pergi di itoe djoeroesan, njonja Vieuxtemps, tapi pergi ka seblah kiri. Sekarng akoe poedjiken kaoe banjak oentoeng. Madjoelah dengen gagah boeat dapetken kaoe poenja maksoed“
„Trima kasi, trima kasi banjak, toean Scherer. Kaoe soeda toeloeng saorang jang bertjilaka.“
„Malem baek dan teroetama inget pergi ka kiri,“ itoe tjoeroe rawat berbisik lagi
Clotilde mendadak berada di satoe djalanan jang pandjang. la denger Scherer koentji poela itoe pintoe.
Angin jang dingin dari waktoe soeboeh bertioep di moekanja. la berdiri di sitoe saorang diri sadja. Bermoela ia tida bergerak barang sedikit. Itoe waktoe soeda kira kira djam tiga pagi. Sabentar lagi hari soeda
Pikiran pertama, jang timboe dalem kapalanja Clotilde, jalah mendjari anakoja. la moesti bisa berada di tempat djaoe dari ini roemah gila, apabila hari soeda siang. Aken tetapi ia tida taoe djalan dan tida menanja. la mengoembara sadja dengen oentoeng oentoengan. Achirnja ia sampe di pinggir kali, di mana ia moesti naek getek aken sampe di pasisir, di mana ia kira anaknja ada tinggal,
Dalem kamar tempa' menoenggoe dari itoe getek, Clotilde doedoek dan menoenggue, sampe hari soeda siang. Orang orang disitoe meman lang dengen heran pada ini prempoean jang poetjet, jang memake pakean item.
Itoe waktoe ada dingin sekali. Toekang praoe kasian sama itoe prempoean, jang bajar oewanguja dengen goemetar lantaran dingin Demikianlah ia djadi soeroe Clotilde doedoek deket masin. Tatkala Clouide sampe di sebrang, dalem goedang goedang areng orang soeda bekerdja.
Clotilde djalan di sepandjang djalanan djalanan, di mana ada terdiri roemah roemahnja koeli koeli areng, di blakang mana orang bisa liat menara api jang besar.
Kadang kadang Clotilde mengawasi djalan djendela djendela dalem kamar dari itoe roemah roemah. Men-dadak ia pasang koepingnja. Ia denger satoe anak menangis.
Ia djadi goemetar. Rasa girang tertjampoer dengen laen laen lagi, timboel dalem hatinja. Ia kenalin soeara anaknja, jang menangis mentjari iboenja. Ini soeara kloear dari roemah di sebrang itoe djalanan.
Itoe anak adalah Emma.
Sabentar lagi Clotilde berdiri di depan roemahnja satoe koeli areng. Koelinja tida ada. Pagi pagi ia soeda pergi kerdja. Istrinja roepanja djoega tida ada Itoe anak telah djadi bangoen dari tidoernja dan memanggil iboenja. Ia menangis dan mendjerit tida brentinja. Harepan jang ia aken dapet kombali anaknja memberi tenaga dan ketabahan baroe pada itoe iboe. Dengen tangan goemetar lantaran tida sabar dan hati terharoe, Clotilde boeka pintoenja itoe roemah. Apa ada orang dalem itoe roemah ? Clotilde masoek sadja. Tida ada satoe orang. Dengen tjepat Clotilde boeka pintoe kamar dalem itoe roemah.
„Emma! Anakkoe!“ katanja dengen amat girang tatkala ia liat anaknja doedoek dalem tempat tidoer sambil menangis.
Clotilde lantas gendong itoe anak, Ia inget, di segala saat bisa ada orang dateng dalem itoe roemah. Ada kadengeran tindakan mendatengin. Dengen boeroe boeroe Clotilde pakeken anaknja poenja pakean jang terletak atas satoe krosi deket itoe tempat tidoer. Dalem tempo tida brapa seconde pakerdjaan itoe soeda beres.
Waktoenja Clotilde hendak kloear dari itoe kamar bersama anaknja, ia denger ada soeara di loear djendela. Di blakang katja katja dari itoe djendela ia dapet liat satoe njonja jang berpakean perlente, jang tentoe lah boekan istrinja koeli areng jang tinggal dalem itoe roemah. Moekanja itoe njonja ditoetoep oleh kain koedoeng warna biroe.
Dengen boeroe boeroe Clotilde kloear dari itoe kamar sembari toentoen anaknja, jang djalan di sampingnja sebrapa bisa tjepat. Baroe sadja marika sampe di loear, tatkala itoe njonja dateng.
„Apa terdjadi di sini ?“ katanja „Kamana kaoe hendak bawa ini anak?“
Ia tjoba, reboet tangannja Emma jang dipegang oleh iboenja. Tapi itoe anak, jang djadi takoet boeat ini njonja asing, lantas pegang pakean iboenja. „Bawa akoe pergi, iboe. Bawa akoe pergi,“ ia mendjerit.
„Kaoe sendiri denger, ini ada anakkoe, njonja,“ djawab Clotilde jang lantas gendong anaknja itoe.
„Di sini ada roemahnja koeli areng“, djawab itoe njonja. „Ini anak aken tinggal di sini sampe njonja roemah poelang Kaoe, tida ada hak boeat bawa ini anak setjara pentjoeri.“
Ia tahan Clotilde jang hendak pergi dari sitoe, lantaran mana ini iboe djadi menanja;
„Siapa kaoe ini sabetoelnja ?”
Sembari oetjapken ini, pertanjaan ia pikir, lantaran pertjakepan jang rame, boleh djadi nanti banjak orang djadi berkroemoen. Oleh kerna itoe maka ia pikir baek lekas pergi.
Sekoenjoeng koenjoeng ia lolosken dirinja dari pegangannja itoe njonja dan lari dari itoe roemah sakeras kerasnja. Itoe njonja bertreak dan kedjar padanja.
Beroentoeng dalem itoe wijk jang soenji itoe waktoe tida ada satoe orang jang bisa denger treakannja itoe njonja dan mengalangi larinja Clotilde.
Itoe njonja, jang sanget goesar lantaran Clotilde bawa lari itoe anak, tida brentinja mengoeber. Clotilde dapet liat, tida djaoe adalah kali jang aken paksa ia moesti brenti lari dan deket didepannja ada menara api jang tinggi.
Sebab tida bisa djalan lebih djaoe maka ia lari ka ini menara api.
Brangkali di sini ia aken bisa dapet tempat semboeni. Pintoenja itoe menara kabetoelan terboeka. . . . Clotilde sanget lelah
XIX.
SIAPA ADANJA ITOE NJONJA?
„Marilah sekarang kita kom bali pada inspecteur Bernard, jang pergi ka Clinton-street boeat menoenggoe poelangaja Alfred Vieuxtemps alias Johan Goud. Bernard djalan dengen boeroe: boeroe, dengen n harepan aken bisa sampe di roemahnja Goud lebih doeloe dari ini orang sendiri dan begitoe bisa lantas targkep padanja
Marie telah serahken koentjinja itoe roemah pada ini detective. Djadi ia bisa masoek dalem itoe roemah zonder diliat oleh laen orang. Lebih doeloe Bernard hendak tjari taoe apakah Johan Goud soeda poelang.
Sasoeda masoek dalen itoe roemah, ia toetoep poela pintoenja. Dalem itoe roemah ada gelap goelita. Boeat perkara perkara begini ia selaloe ada bawa satoe lentera listrik ketjil jang ia simpen dalem kantongnja Ia kloearken itoe lentera dan bikin me jala. Ia masoek meneroes satoe kamar besar aken dateng dalem Alfred poenja kamar bekerdja, di mana lampoe masi menjala.
Segala apa di sitoe masi sama sadja seperti tempo Marie pergi. Oleh kerna ine maka Bernard pikir, toean Goud masih belon poelang. Tapi ia maoe dapet kepastian. Demikian ia djadi pergi ka kamar tidoer dari Johan Goud Di situe ia dapet kenjataan, tempat tidoer belon ada diganggoe dan itoe kamar ada kosong.
Bernard kombali ka kamar bekerdja dan memandang di sakiternja Sigra ia dapet liat itoe media toelis, jang latji lajinja terboeka. Di sitoe njonja Gud telah dapetken itoe boekti boekti jang terang dari itoe pemboenoean. Bernard berpikir, bagimana moesti rasa dan pikirannja itoe njonja tatkala ia mendadak dapetken itoe boekti boekti. Dan itoe orang, jang ia serahken pada politie, ia telah tjinta, tjinta sanget.
Bernard pasarg koepingnja.
Lontjeng diboeriken.
Apa Johan Goud jang sekarang poelang ? Apa ia tida ada koentji sendiri? Bernard tida berajal aken bekerdja seperti toekang pintoe: Ia poenja lentera listrik ia soeda pademken apinja. Ia ambil lampoe dari lemari soepaja bisa meliat tangga, djalan mana ia moesti toeroen. Sasampenja di bawah ia taro itoe lampoe atas satoe medja di pertengaan roemah dan boeka pintoe.
Marie masoek.
Ia meng wasi pada Bernard seperti orang hendak menanja, tatkala ia kata:
„Apa ia belon dateng?“
Bernard koentji poela itoe pintoe dan mendjawab tjoema dengen gerakan tangan.
„Apa kaoe kenal satoe njonja, jang berpakean perlente dan kain koedoeng biroe?“ Bernard menanja.
„Kenapa kaoe tanja begitoe, toean Bernard?“
„Akoe perloe dapet itoe katerangan. Tjobalah inget, apa kaoe ada kenal satoe njonja seperti itoe ?“
„Satoe njonja? Bagimana roepanja ?“
„Perlente, sebagimana akoe soeda bilang. Potongan badannja bagoes, tingkah lakoenja aloes, potongan moekanja aloes, boeat sebegitoe djaoe akoe bisa liat itoe moeka jang ditoetoep sama kain koedoeng biroe.“
„Tapi tjobalah bilang brapa djaoe akoe ada mempoenjai kapentingan dengen itoe njonja?“
„Akoe tjoema maoe taoe apa kaoe ada kenal, apa Goud ada kenal sama dia.“
„Kaoe maoe bilang....“ „Akoe belon ada kepastian apa apa, njonja, tapi akoe kira telah liat Goud masoek dalem satoe roemah, dimana sasaat kemoedian akoe ketemoeken itoe njonja jang pake kain koedoeng biroe“.
Marie djadi goemetar.
Moekanja, jang kliatannja soeda begitoe sedih dan poetjet, djadi lebih sedih kliatannja. Tapi ia bisa tahan sabarnja dan kata:
„Akoe kira akoe poenja prempoean pengawal ada pake kain koedoeng biroe, jaitoe njonja Vieuxtemps, tapi tida boleh djadi kaoe telah ketemoeken dia, sebab ia ada dalem roemah gila.“
„Akoe koeatir, di sini akoe menoenggoe dengen pertjoema pada Goud dan tempokoe jang berharga djadi ilang, kata itoe detective lagi. Ia tentoe soeda liat akoe atawa ia doega, kaoe soeda dapet apa apa dan begitoe ia djadi tida maoe poelang.“
„Poekoel brapa sekarang, toean Bernard?“
„Liwat djam doea, njonja.“
„Kaloe begitoe, akoe djoega merasa sangsi apa ia aken dateng.“
„Akoe aken ambil segala atoeran boeat menjeganh ia lari. Sekarang tida boleh ilang tempo barang satoe djam. Kaloe nanti ia poelang, akoe harep kaoe nanti djangan kasi ia taoe apa apa, baek dengen perkataan maoepoen dengen gerakan, kaoe djangan bikin ia djadi taoe tentang apa jang kaoe soeda dapet taoe. Poera poera seperti kaoe tida taoe soeatoe apa, soepaja ia pikir dirinja slamat Di waktoe pagi, apabila ia tidoer, kaoe soeroe orang kasi taoe padakoe.“
„Akoe nanti berlakoe precies sebagimana kaoe poenja titah titah, toean Bernard,“ djawab Marie,
Sasoeda itoe detective brangkat, Marie toetoep latjinja itoe medja toelis soepaja djangan ada bekas bekasnja jang ia soeda boeka itoe latji. Kemoedian ia pergi ka kamar tidoernja.
Ia masoek dalem tempat tidoer, tapi ia poenja pilingan dan nadi memoekoel begitoe keras, hingga ia tida bisa tidoer.
Djam liwat berganti djam zonder ada kadengeran soeara apa apa.
Achirnja sinar terang di waktoe soeboeh masoek dalem kamarnja. Marie pademken api lampoenja ia selaloe inget pada jang ditjentaken oleh Bernard, jaitoe itoe njonja jang pake koedoeng biroe.
Saben ia inget ini, romannja Clotilde berbajang di depan matanja. Marie rasanja inget, Clotilde ada poenja koedoeng biroe sematjem itoe Pikiran pikiran jang sanget menggoda, menambah siksaan pada itoe poetri millionnair.
Mendadak ia bangoen dari tempat tidnerja.
Berbagi bagi pikiran menggoda padanja, hingga ia bangoen dari tempat tidoernja dan pake pakean.
Pada harian pertama ia soeda dapeiken Clotilde bersama Johan dalem ini badjingan poenja kamar bekerdja dan itoe waktoe ia liat, soeaminja telah djadi sanget maloe tempo Marie dateng
Apa ada perhoeboengan resia antara itoe doea orang?
Apakah itoe lelakon, dalem mana ia zonder berpikir telah toeroetin soeaminja poenja kahendak, tida lebih dari satoe komedi, jang Marie sampe sekarang masi belon bisa mengarti maksoednja ?
Apakah itoe soeda diatoer lebih doeloe?
Apakah Johan dapet kasempetan aken sering sering mengoendjoengi padanja? Lebil banjak Marie pikir tentang hal ini, roepanja doegaani ja ada lebih boleh djadi. Rasa bentji djadi timboel dalem hatinja. Tapi ia moesti dapet kepistian, ia merasa perloe aken, terangken ini perkara. Ia poenja pengoeroes kamar dateng. Ini pre npoean memberi salam pada madjikannja dan bantoe si madjikan berpakean.
Marie menanja tentang Jha. Itoe pengoeroes kamar mendjawab, bahoea toean Gud sedari kemaren tida ada poelang. Kagoegoepan dari si madjikan poen ada diliat oleh itoe preimpoean. tapi ia tida brani menanja. Marie pake satoe mantel dan topi dan soeroe pasang kretanja.
Zonder makan Marie naek itoe kreta dan kasi prentah aken pergi ka roemah gila dari dokter Jefferson Ia bersender dalem itoe kreta dan berpikir. Ia poenja doega doegaan djadi lebih tetap.
Achirnja itoe kreta brenti depan pintoe besar dari itoe roemah. Koesirnja lompat toeroen boeniken lontjeng dan kemoedian boeka pintoenja itoe kreta. Marie toeroen, sedeng pintoenja itoe roemah gila diboeka.
Toekang pintoe kasi taoe ia poenja kedatengan pada directeur dari itoe roemah sakit Sigra dokter Jefferson dateng dengen sanget goegoep.
„Njonja“, katanja. „Satoe perkara, jang tida bisa dipertjaja bisa kedjadian telah kedjadian Di mana mana akoe soeda sueroe bikin papreksaan jang teliti....“
„Apatah soeda kedjadian ?“ tanja Marie dengen roepa, jang menoendjoeken ia soeda doega apa jang maoe dibilang oleh itoe dokter.
„Itoe orang sakit, jang kemaren akoe ambil dari roemahmoe, soeda....“
„Soeda lari“
„Apa? Kaoe soeda taoe, njonja.....“
„Tadi malem ia lari.....“ „Tida bisa dipertjaja..... Kliwat sekali“ Johan Goud telah dateng ambil padanja, telah bawa ia pergi.
„Kaoe poenja soeami, njonja ?“
„Ia telah dateng di sini. Ia moesti ada dateng disini....“
„Sampe pada ini djam akoe tjoema taoe, itoe orang gila soeda minggat.“
„Apa ia ada pake djoega kain koedoeng biroe?" Ini akoe tida taoe, njonja.“
„Siapa jang djaga padanja. Siapa moesti rawat ini orang gila?“
„Vicky.“
„Dimana adanja dia?"
Jefferson boeniken lontjeng.
„Kaoe nanti denger, njonja,“ kata Jefferson lagi.
„Kaoe nanti dapet kenjataan akoe sama sekali tida bersalah dalem ini perkara adjaib.“
Clotilde soeda ilang
Marie liat, bahoea ia poenja firasat ada benar. Inspecteur Bernard telah liat Johan diwaktoe tengah malem dan djoega itoe njonja jang pake kain koedoeng biroe.
Ini semoea ada tjotjok dan mengerasken mengerasken doegaannja Marie, bahoea Clotilde telah dibawa pergi oleh Johar.
Vicky masoek.
Marie sigra hampirken padanja dan kata sambil memandang padanja dengen tadjem:
„Kaoe kenal toean Goud. Toean Goud telah dateng di sini dan bitjara sama kaoe. Akoe taoe itoe. Kaoe telah toeloeng akoe poenja prempoean pengawal, njonja Vieuxtemps, aken ketemoein toean Goud di sini.“
Vicky goleng kepala.
„Kaoe kliroe, njonja,“ djawabnja. Toean Goud sama sekali tida ada ketemoe sama dia.
„Tapi telah dikasi kasempetan pada toean Goud boeat bawa itoe orang,“ kata Marie lagi.
„Itoelah akoe tida bisa pertjara, njonja. Pendeknja akoe tida ada berboeat begitoe.“
„Apa kaoe soeda toeloeng itoe orang boeat lari dari sini ?“
„Djoega tida, njonja, kata itoe djoeroe rawat sambil goleng kepala.“
Marie, jang soeda tida bisa lagi tahan sabarnja, madjoe satindak lebih deket pada Vicky dan kata dengen marah:
„Apa kaoe djoega tida taoe, bahoea itoe orang, jang dipertjajaken pada kaoe, soeda minggat?“
„Itoe orang sakit soeda ilang, tapi bagimana itoe telah kedjadian, itoelah belon bisa di terangken, njonja,“ djawab Vicky
„Tjoba ini djoeroe rawat tida soeda lama bekerdja di sini,“ Jefferson tjampoer dalem itoe pertjakepan, „tjoba ia soeda tida kasi banjak boekti dari ia poenja kasetiaan dan kedjoedjoeran, akoe aken pertjaja ia ada toeroet tjampoer dalem itoe perkara minggat, tapi....“
„Bagimana itoe orang telah bisa atoer aken lari dari satoe roemah, di mana segala apa ada dikoentji begitoe baek?“ Marie potong bitjaranja.
„Tjobalah tjeritaken segala hal hal, jang sampe sabegitoe djaoe telah bisa di tetapken,“ Jefferson prentah ia poenja djoeroe rawat.
„Ia berada dalem salah satpe kamar di roemah sisir,“ Vicky moelai. „Kamarnja dikoentji betoel.“
„Dan kaoe saorang jang moesti djaga,“ Marie menanja
„Di waktoe pagi sekali pintoenja itoe kamar terboeka,“ Vicky teroesken bitjaranja dengen tida mendjawab atas pertanjaannja Marie.
„Liat, itoelah akoe sama sekali tida bisa mengarti, Vicky,“ kata Jefferson. „Tentang hal itoe akoe djadi goesar. Akoe marah lantaran satoe kedjadian, jang boekan sadja membikin roesak namanja akoe poenja roemah sakit, hanja poen boeat akoe aken membawa keroegian besar... Begimana itoe pintoe bisa terboeka? Dan bagimana itoe prempoean telah bisa kloear dari pekarangan dalem ?“
„Tentang hal ini akoe tida bisa kasi katerangan, toean Jefferson.“
„Akoe sendiri soeda saksiken, bahoea orang djaga ada djalan ronda bebrapa kali dan toekang pintoe soeda koentji pintoe besar.“
„Apa tida ada laen pintoe ?“ Marie menanja poela.
„Ada lagi satoe pintoe blakang, tapi itoe pintoe, jang djoega soeda dikoentji baek, djarang sekali dipake. Tida ada tangga, tida ada soeatoe djalan laen boeat bisa lari.“
„Djadi, moesti salah satoe penggawe dari ini roemah sakit soeda menoeloeng itoe prempoean, tegasnja, kaloe sadja ia tida semboeni dalem ini roemah. Ini boekannja tida bisa djadi,“ kata Marie.
„Apa semoea soeda dipreksa ?“ Jefferson menanja pada itoe djoeroe rawat.
„Doea orang jaga dan pengoeroes soeda preksa di mana mana, tapi tida dapetken soeatoe apa,“ djawabnja.
„Dan apa tjoema kaoe saorang jang pegang koentji dari itoe kamar ?“ Marie menanja poela pada itoe djoeroe rawat.
„Akoe sendiri sadja, njonja.“
„Djadi orang soeda pake kaoe poenja koentji boeat boeka pintoenja itoe kamar?“
„Kemaren itoe koentji ilang.“
„llang?... Dan apa kaoe ada pegang koentji dari itoe pintoe blakang?"
„Tida, njonja."
„Sekarang akoe bitjara pada directeur dari ini roemah sakit,“ kata Marie pada Jefferson dan sambil menoeding pada Vicky ia kata:
„Akoe pertjaja pasti, ini djoeroe rawat soeda toeloeng itoe orang boeat lari dari sini. la tentoe dapet oepah boeat itoe pertoeloengan. Tjobalah liat matanja. Kaoe bisa taoe ia poenja kepalsoean, penipoean dan akal boesoek.“
Vicky teroes berdiri dengen tida bergerak. Moekanja tida berobah barang sedikit.
„Tjobalah pandang ia betoel betoel dan bilang padakoe apakah ia tida bersalah,“ kata Marie lagi. „Boeat akoe ini perkara soeda terang sekali. Akoe soeda ditipoe oleh itoe prempoean pengawal dan Johan Goud.“
„Akoe tjoema bisa oelangken, toean directeur, bahoea tida taoe soeatoe apa tentang minggatnja itoe prempoean dan akoe sama sekali tida ada toeroet tjampoer," kata Vicky dengen sabar.
„Ini ada satoe hikajat adjaib, njonja," Jefferson bitjara lagi. „Boeat sekarang ini perkara tida bisa ditrangken. Belon perna perkara sematjem ini kedjadian dalem ini roemah sakit. Belon perna.... Akoe sama kali tida mengarti, bagimana itoe prempoean telah bisa kloear dari pekarangan dalem, sekalipoen ini djoeroe rawat soeda berlakoe sanget tida hati hati dengen koentji koentji dari itoe kamar kamar diroemah sisir. Tida satoe orang bisa kloear dari pekarangan dalem."
Marie mengarti bahoea disini ia tida bisa dapet katerangan lebih djaoe. Lagipoen, apa goenanja, maski ia denger semoea hal hal tentang itoe pelarian?
Pengoesoetan ini toch tida bisa merobah perkara perkara jang soeda terdjadi. Clotilde soeda tida ada lagi dalem itoe roemah gila. Ia soeda lari Dan siapa telah bisa toeloeng ia boeat lari dari sini?
Apa inspecteur Bernard itoe malem telah tida liat itoe pendjahat jang ia tjari? Apa ia telah tida dapetken itoe njonja dengen koedoeng birce dalem roemah, dimana Goud telah masoek?
Tjoema ada doea hal jang bisa djadi, jaitoe: ini njonja ada satoe njai dari Goud, jang semboeniken ini pemboenoeh dalem roemahnja, atawa itoe njonja adalah Clotilde. Inilah Marie hendak terangken, biar bagimana djoega.
BOEKHANDEL PEK & Co.
S O E R A B A I A
Soeda sedia Prijscourant baroe, Dikirim
pertjoema pada siapa jang minta.
XX
DALEM MENARA API.
Dengen napas tersergal sengal, saban satindak ampir djatoh lantaran lelah, demikianlah Clotilde telah masoek dalem itoe menara api. la pikir di sitoe ia aken bisa dapet perlindoengan. Maski di sakiter sitoe tida ada satoe orang, pada siapa ia bisa minta toeloeng, la harep dalem itoe menara nanti ada satoe penggawe, jang aken menoeloeng padanja.
Tatkala ia sampe di bagian bawah dari itoe menara, ia denger di leear tindakan jang tjepat dari itoe prempoean jang boeroe padanja.
Lagi sasaat dan ini moesoe aken soeda masoek djoega dalem itoe menara.
Clotilde tida ambil tempo lagi boeat memandang di sakiternja. la lari hampirken pintoe jang pertama dan boeka itoe pintoe. la liat satoe kamar tidoer ketjil boeat satoe orang djaga, tapi itoe kamar kosong, tida satoe orang ada kliatan. Clotilde doega, itoe orang tentoe ada di atas. Di sampingnja ada satoe tangga batoe, jang pastilah pe gi sampe di atas itoe menara. Clotilde naek di tingkatannja itoe tangga. Ia memandjat itoe tangga dengen boeroe boeroe dan dengen dengkoel goemetar la sampe di satoe tempat, di mana itoe tangga.abis. Di depannja ada doea pintoe. Clotilde tida bisa naek lebih tinggi lagi, sebab itoe tangga tida djalan teroes. Maka ia boeka salah satoe pintoe itoe dan masoek di satoe pertengaan, dalem mana ada satoe djendela. Dari ini pertengaan orang bisa sampe di lankan, jang dikiterin oleh roedji besi. Pintoe aken pergi ka itoe lankan ada terboeka, Itoe waktoe Clotilde denger tindakan orang di tangga. Tentoelah itoe ada itoe prempoean jang kedjar ia dari roemahnja itoe koeli areng. Clotilde taro anaknja di lantei dan hampirken pintoe pertama jang ia koentji dari dalem. Djalan itoe pintoe itoe njonja pake koedoeng biroe tida bisa boeroe pada Clotilde. Brangkali di lankan Clotilde nanti bisa panggil orang orang, jang aken bisa dateng menoeloeng padanja. la toentoen anaknja dan pergi ka lankan terseboet.
Di sitoe ia bertreak sebrapa keras ia bisa, sedeng itoe anak ketjil menangis dan mendjerit. Soearanja Clotilde kadengeran sampe djaoe.
Sedeng ini semoea terdjadi, kolonel Rogers pergi tjari anaknja Clotilde. Apa jang ia tida bisa lakoeken dalem gelap, ia brangkali bisa lakoeken di tempo siang hari, demikian ia pikir. la sekarang berada di tempat, di mana itoe malem itoe doea koeli areng mendadak ilang antara tembok tembok jang soeda toea dan goedang goedang.
Di sitoe Rogers brenti.
Lama ia memandang di sakoelilingnja.
Ia liat saorang prempoean jang kloear dari satoe soemah ketjil. Ia boeroe boeroe hampirken itoe prempoean dan tanja apa ia ada kenal satoe koeli areng jang namanja Harry.
„Harry, Harry,“ itoe prempoean oelangken, „ini nama pendek sekali.“
„la, akoe tida kenal ia poenja nama familie. Akoe tjoema taoe, sadjek sedikit waktoe ia ada rawat satoe anak ketjil," kata Rogers lagi.
„Betoel," saoet itoe prempoean sambil ketawa, „Kaoe maksoedken Harry . . . . ." “la oetjapken satoe nama jang kolonel Rogers tida bisa mengarti.
„Kaoe moesti djalan lagi sedikit“, kata lagi itoe prempoean. „Ia poenja roemah ada disana, deket menara api. Di sitoe, apa kaoe liat ?“.
Ia menoendjoek sama djarinja pada itoe roemah.
Rogers mengoetjap trima kasi pada itoe prempoean serta menoedjoe di djoeroesan jang dioendjoeken. Sasoeda djalan kira saperampat djam, ia liat pintoenja itoe roemah terboeka dan di deket sitoe tida ada kliatan barang satoe machloek berdjiwa. Inilah tida membikin herannja itoe kepala politie. Dalem waktoe seperti itoe, djarang orang bisa liat orang di djalanan sitoe. Rogers berdiri di depan pintoenja itoe roemah dan memanggil. Tapi tida ada dikasi djawaban.
Ia masoek dalem itoe roemah. Tida ada satoe orang. Tempat tidoer ketjil, jang berdiri dalem kamar, ada kosong.
Rogers doega, istrinja Harry telah bawa Emma pergi belandja. Ia berpikir, apakah ia aken menoenggoe di sitoe. Mendadak ia angkat kepalanja dan mengawasi di sakoelilingnja. Koepingnja telah dapet denger soeara lapat lapat seperti orang bertreak minta toeloeng.
Lantaran djaoenja maka ia tida bisa bedaken betoel dari mana datengnja itoe soeara. la rasanja seperti denger soearanja lebih dari satee orang. Tapi soeda pasti ada orang dalem bahaja. Rogers ambi poetoesan aken pergi doeloe dari roemanja Harry, ka mana di segala waktoe ia aken bisa kombali.
Kabetoelan matanja dapet liat itoe menara api. la seperti liat ada orang di lankan dari itoe menara. Roepanja seperti itoe orang jang minta toeloeng. Soearanja ada soeara prempoean. Kenapa itoe prempoean minta toeloeng?
Rogers soeda pergi menoedjoe ka itoe menara api,
Sekarang dengen njata ia denger djoega soeara anak anak.
Apa terdjadi di atas itoe?
Bahaja apa ada mengantjem pada itoe prempoean jang bertreak minta. toeloeng?
Rogers soeda deket sama itoe menara dan kasi tanda tanda sama tangannja.
„Disini ada pertoeloengan," kata Rogers. „Akoe dateng."
Berbareng dengen itoe Clotilde tepok tepok tangannja. . . .Sasaat lamanja Rogers diam, sebab ia denger namanja dipanggil.
„Allah!“ katanja sambil meliat ka atas. „Njonja Vieuxtemps, Clotitde"
Ia kenalin romannja itoe nona bangsawan jang bertjilaka.
„Toean Rogers,“ kata Clotilde dengen.
„Toean Rogers! Toeloenglah akoe!"
„Akoe dateng. Di sini adanja akoe. Allah toentoen akoe kemari," kata itoe kepala politie. Apa soeda terdjadi?"
„Toeloenglah. Akoe tida bisa pergi dari sini sama anakkoe. Satoe prempoean hendak reboet anakkoe dan tida pertjaja, bahoea itoe anak ada poenjako. . . . .satoe prempoean jang kedjar akoe sampe di sini. la ada di sana. . . . . Lekas. Saksikenlah, bahoea ini ada anakkoe.”
„Sigra akoe dateng, njonja Vieuxtemps. Dimana adanja itoe prempoean? Pastilah itoe ada istrinja Harry.”
„Boekan, satoe prempoean laen. la pake kain koedoeng biroe. la ada di sini, dalem ini menara hendak dateng padakoe.“
„Akoe naek di atas. Akoe anti tjeritaken padanja, itoe anak ada poenjamoe."
Clotilde liat Rogers naek sampe di depan pintoe dari itoe menara. Di sitoe ia tida bisa liat lagi pada itoe kolonel. Tapi, tida apa, ia dateng toeloeng padanja. Sembari naek Rogers dapet liat bahoea itoe pintoe dikoentji. Tapi ia kira, tida soesa ia aken boeka itoe pintoe. la poeter koentjinja, tapi tida bisa terboeka, sebab dikoentji dari dalem.
Apa tida ada orang djaga dalem itoe menara?
Rogers liat pentilan dari satoe lontjeng listrik. Dengen tida sabar ia tekan itoe pentilan. la denger boeninja itoe lontjeng, tapi tida satoe orang ada dateng boeka itoe pintoe. la moesti masoek, biar bagimana djoega. Kombali ia boeniken itoe lontjeng dan poekoel itoe pintoe sama kepelannja.
„Boeka!" katanja. „Atas namanja wet. Akoe ada chef dari politie, kolonel Rogers.“
Tida satoe orang ada dateng.
Semoea ada sepi dalem menara dan itoe pintoe tida diboeka.
Kolonel Rogers tjoba poekoel petjah itoe pintoe, tapi sia sia. la moesti pake laen djalan. Dengen tjepat ja toeroen dari tangga dan memanggil ka atas:
„Njonja Vieuxtemps! Akoe tida bisa masoek. Toeroenlah ka bawah dan boeka pintoe.“
„Akoe tida bisa. Akoe poen dikoentji di sini“, djawab Clotilde
Rogers tida bitjara lebih banjak. Roemahnja toekeng djaga moesti tida djaoe dari sitoe. la mengawasi di sakiternja dan dapet liat antara pepoehoenan satoe roemah ketjil, jang dari roepanja soeda bisa diliat, bahoea itoe ada roemah jang ia tjari.
Ia pergi kasana.
Djoega di sitoe pintoenja dikoentji.
Ia hampirken salah satoe djendela jang tida tinggi dan mengawasi ka dalem. Ia liat satoe bankoe atas mana sala satoe orang djaga ada tidoer.
Rogers ketok djendela itoe.
Bebrapa lamanja baroe itoe orang denger. Ia bangoen dan tatkala Rogers ketok lebih keras dan memanggil, ia berbangkit dan boeka pintoe.
„Apa kaoe djadi orang djaga dari ini menara api?"
Rogers menanja. „Boeka pintoenja, akoe masoek dalem itoe menara“
„Ada apa?‘ itoe orang djaga menggrendeng. „Itoe boekan akoe poenja oeroesan. Dan lagi tida satoe orang boleh masoek dalem itoe menara“
„Boeat akoe moesti dibikin katjoeali, sobat," djawab Rogers. „Akoe ada chef dari politie dan perloe masoek dalem itoe menara.“
Mendenger itoe perkataan, sikepnja itoe orang lantas berobah.
„Akoe poenja collega moesti ada dalem sitoe, koloonel,“ katanja „Kemaren dan tadi malem akoe jang djaga dan tadi pagi ia ganti akoe."
„Tida ada satoe orang,“ kata Rogers dengen soeara keras. „Bagimana bisa djadi, dalem itoe menara ada orang djaga?”
„Akoe poenja collega barangkali pergi sabentar boeat beli barang makanan. Liat, itoe ia baroe dateng. . . . .Hola! Ton!"
Sasoenpgoehnja di djalanan ada mendatengin saorang lelak jang bawa satoe krandjang berisi barang makanan. la denger soearanja ia poenja collega menoedjoe ka roemah itoe.
„Kamana toch kaoe pergi?" kata itoe toekang djaga jang baroe bangoen. „Kaoe telah koentji pintoenja menara api dan di sini ada kolonel Rogers, jang hendak masoek.“
Tom djadi sanget heran.
„Pintoenja dikoentji?“ Ia menanja. „Gila! Apa kaoe jang koentji?“
„Akoe baroe dateng dari sana,“ Rogers potong bitjaranja dengen tida sabar. „Itoe pintoe dikoentji dan tida bisa diboeka....Tentoelah itoe prempoean jang koentji.“
„Prempoean mana?“ tanja itoe doea orang djaga
„Ada saorang prempoean dalem itoe menara jang kedjar saorang kenalankoe.“
„Sabentar kita pergi ka sana,“ kata itoe orang djaga jang ada dalem roemah. „Kita ada poenja lagi satoe koentji.“
„Ajo, lekas,“ kata Rogers jang djalan lebih doeloe bersama Tom.
Marika sigra disoesoel oleh itoe satoe orang djaga dan tiga orang itoe lantas djalan sebiapa bisa tjepit ka menara terseboet.
SOERAT-SOERAT PESENAN ADRES:
BOEKHANDEL PEK & Co.
XXI.
SOEDA KASEP.
Clotilde bersama anaknja telah kombali dalem kamar boeat samboet pada Rogers, jang ia kira saben saat bisa dateng. la denger tindakan di tangga. Djantoengnja memoekoel lebih keras lantaran girangnja. Dengen tida sabar ia boeka pintoe kamar. Tapi sakoetika itoe djoega ia moendoer dengen kaget. Di depannja ada berdiri itoe prempoean jang pake koedoeng biroe.
„Chef politie ada dibawah,“ kata Clotilde jang soeda djadi sabar lagi. „Ia aken tetapken, bahoea akoe djadi iboenja ini anak.“
Itoe prempoean koentji itoe pintoe sasoeda ia masoek dalem itoe kamar. Clotilde awasken sasoeatoe gerakannja dengen takoet.
Aken tetapi, maski bagimana mengantjem djoega sikepnja itoe prempoean asing, lagi tida brapa saat kolonel Rogers nanti soeda ada di atas boeat toeloeng padanja, pikir Clotilde. la hampirken pintoe, jang ditoetoep oleh itoe prempoean asing. Clotilde poenja maksoed jalah boeka poela itoe pintoe.
Itoe koetika digoenakan oleh itoe prempoean asing boeat tarik Emma.
„Apa kaoe maoe saina anakkoe?“ kata Clotilde sambil menoleh dan tjoba tarik anaknja, jang menangis dan oeloerken tangannja pada iboenja. Pergoeletan lantas terdjadi, tapi tida lama. Itoe prempoean asing reboet itoe anak dan pergi ka kamar ketjil, dalem mana di tengah tengah lantei ada satoe batoe besar pesagi ampat.
Soeara aneh kadengeran dan Clotilde, jang kedjar itoe prempoean, djadi kakoe lantaran kaget, sebab mendadak itoe batoe toeroen, atas mana itoe prempoean asing dengen Emma ada berdiri. ltoe batoe ada sematjem pekakas listrik boeat toeroen naek. Ini pekakas telah di kasi djalan oleh itoe prempoean asing, jang roepanja kenal betoel resianja pekakas sematjem itoe.
Lantaran kaget sasaat lamanja Clotilde tida begerak. Itoe prempoean mengilang di bawah bersama ia poenja Emma, sedeng satoe batoe laen menoetoep lobang tengah tengah lantei itoe, hingga treakannja itoe anak tida kadengeran lagi.
Tapi Clotilde tida djadi poetoes harepan. Dibawah ada kolonel Rogers, brangkali ia soeda ada dalem menara.
Itoe prempoean asing moesti kena ia tangkep. Dengen boeroe boeroe Clotilde boeka pintoenja itoe kamar dan memanggil: „Toean Rogers.“
Tida ada djawaban. Apa artinja itoe? Dimana adanja Rogers?
Di atas tangga Clotilde berdiri sambil pasang koepingnja.
Soeara lapat lapat kedengeran di koepingnja, itoe soeara datengnja dari bawah, dari djoeroesan pintoe. Tentoelah Rogers masi ada di loear dan tida bisa masoek. Clotilde sekarang mengarti, kenapa ia masi belon dateng menoeloeng.
Satoe hiboeran Clotilde djadi dapet. la pikir, sebab itoe kolonel tida bisa masoek, itoe prempoean jang bawa lari ia poenja anak, tentoe tida bisa kloear.
Dengen tjepat ia toeroen dari itoe tangga
„Akoe dateng. Akoe nanti boeka pintoe," katanja dengen soeara goemetar, sedeng ia denger dengen njata soearanja Rogers dan itoe orang orang djaga jang dengen sia sia tjoba boeka itoe pintoe.
Koentjinja ada dikasi masoek dari seblah dalem dan oleh kerna itoe maka itoe pintoe tida bisa diboeka dari loear. Clotilde boeka itoe pintoe dan dapet liat kolonel Rogers bersama doea orang djaga.
Clotilde poenja moeka poetjet sebagi mait. Mendada ia djadi sempojongan dan dipegang oleh Rogers.
„Astaga! la pangsan," kata itoe kolonel.
Tom boeka kamar tempatnja. orang djaga dan kata:
„Sini, kolonel, sini ada akoe poenja tempat tidoer.“
Rogers rebahken Clotilde atas itoe pembaringan. Kemoedien ia inget. pada Emma, jang tadi ia liat di samping iboenja.
Dimana sekarang adanja itoe anak?
Apa soeda terdjadi?
„Moesti ada lagi satoe prempoean laen dalem ini menara", katanja pada itoe doea orang djaga. „la telah rampas anaknja ink prempoean.“
„Kita aken pergi liat, kolonel," djawab itoe doea orang dan pergi aken preksa dalem itoe menara.
Clotilde boeka matanja separo. la djadi sedar dan pelahan pelahan baliken kepalanja. Di sampingnja ada Rogers berloetoet.
Mesam jang manis bermaen sabentar di bibirnja. Tapi sabentar lagi moekanja jang poetjet djadi merah. Ia bangoen dari itoe pembaringan
„Kaoe, kolonel?" ia berbisik. „Dimana adanja akoe? Apa soeda terdjadi?"
„Soekoer, kaoe soeda sedar lagi, Clotilde," kata Rogers dengen girang. „Akoe telah dapetken kaoe poela. . . Dan sekarang. . . ."
Dengen tjepat Clotilde bangoen dan preing nja kepalanja sama kadoea tangannja.
„Astaga....Ini ada menara api....Akoe....masih ada di sini....Dan anakkoe?“
„Sabar! Sabar, Clotilde“.
Clotilde pegang tangannja Rogers dan kata:
„Kolonel, toeloenglah akoe. Tinggallah bersama sama akoe boeat toeloeng padakoe.“
„Akne tida aken tinggalken kaoe, Clotilde“.
„Anakkoe....Dimana adanja itoe njonja?“
„Orang djaga lagi tjari padanja“.
„Ia telah bawa ari anakkoe“.
„Tjoba bilang, Clotilde, siapa adanja itoe prempoean dan apa ia maoe dari kaoe?“
„Akoe tida taoe. la pake kain koedoeng biroe. Akoe ketemoe ia dalem roemahnja koeli areng. Tentoe ia kira, akoe hendak ambil itoe anak, sedeng akoe tida ada poerja hak atas itoe anak.“
„Dan kemoedian?“
„Kemoedian ia pergi ka atas, dalem kamar menara....“
„Tapi akoe tadi ada liat anakmoe di sampingmoe, Clotilde.“
„Ja, tempo akoe ada di lankan, Emma ada di sampingkoe. Kemoedian akoe hendak ketemoein kaoe dan mendadak itoe prempoean berdiri di depankoe.“
„Ia berlakoe begitoe boeat kapentingannja sendiri atawa boeat kapentingann ja laen orang....“
„Akoe pikir, ia kira akoe ada seorang prempoean toekang tjoeri anak anak, sebagimana ada banjak dalem ini kota.“
„Apa ia telah ambil Emma dengen paksa?“
„Ia reboet itoe anak dari tangankoe. Di atas ada sematjem pekakas listrik boeat toeroen dan naek. Ia naek atas itoe batoe bersama Emma....Akoe telah tida bisa tjegah. . .Dan ia djalanken itoe perkakas..."
„Dijadi ia toeroen ka bawah bersama itoe anak?“
„Ia, dan akoe tida bisa berboeat soeatoe apa boeat menjegah itoe.“
„Kita sigra dapet taoe, siapa adanja itoe njonja. Ia tida ada liwat di sini. Kaloe ada, tentoe akoe telah liat padanja. Djadi ia masih ada dalem ini menara," kata Rogers boeat hiboerken hatinja itoe iboe jang bertjilaka. „Kaoe poenja hati telah terharoe begitoe keras, kaoe masih terlaloe lemas. Baek kaoe tinggal di sini dan mengaso sabentar. Ini perkara akoe nanti oeroes sendiri.”
„Akoe taooe bagimana baek adanja kaoe dan kaoe tentoe tida ada harep laen dari baek bagi akoe dan anakkoe. . . . Dan akoe telah berlakoe begitoe koerang trima.... "Apa kaoe bisa maafken akoe kolonel?“
„Clotilde. . . . Djangan tanja itoe. Apa kaoe belon mengarti, bagimana sanget akoe tjinta pada kaoe? Apa kaoe belon pernah pertjaja pada perkataan perkataankoe ?. . Apa kaoe telah anggep akoe sebagi saorang jang tida ada mempoenjai kahormatan?"
„Tida, kolonel, tida.“
„Djadi kaoe pertjaja, bahoea akoe tinta pada kaoe dengen soenggoeh soenggoeh. Dan kaoe telah toelis padakoe, bahoea kaoe bentji pada itoe bangsat...."
„Ia ada satoe pendjahat. Akoe tida ada mempoenjai perhoeboengan soeatoe apa lagi sama dia .... Itoe Johan Goud telah menikah di sini boeat kadoea kalinja dan.
„Johan Goud . . . . . itoe pemboenoe dari Willem Smith?“ Rogers menanja.
„Ja. Apa tida kliwat? Johan Goud jalah Alfred Vieuxtemps.“ „Kasian . . . . .Tapi kaoe sekarang bisa idoep santosa poela, kaoe soeda terlepas dari itoe pendjahat. Kaoe sasoenggoehnja merdika. Orang lagi tjari itoe bangsat, ia poenja kedjahatan soeda terboekti dan ada banjak harepan jang ia sekarang soeda ditangkep dan aken trima hoekoemannja jang pantes.“
„Akoe poenja firasat tida salah ia hendak lepasken dirinja dari akoe. Ia soeroe koeroeng akoe dalem satoe roemah gila, sebab akoe boeka resianja. Tapi beroentoeng akoe telah bisa minggat . . . . .“
„Ja, Clotilde, marilah kita mengoetjap trima kasi pada Allah, jang kaoe soeda terlepas dari dia,“ kata Rogers lagi sambil pegang tangannja itoe prempoean moeda. „Akoe aken menoendjang pada kaoe dengen soengeoeh soenggoeh dan dengen setia. Akoe tjinta pada kaoe déngen sagenap hatikoe dan akoe aken bikin kaoe-djadi loepa pada segala kasengsaraan jang kaoe soeda moesti rasaken.”
„Kolonel . . . . Emma ? . . .“
„Tinggal disini. Akoe pergi tjari itoe prempoean. Akoe nanti tjeritaken padanja doedoeknja perkara.“
Kolonel Rogers kloear dari itoe kamar tidoer djoestroe tatkala ia denger soearanja itoe doea orang djaga ditangga.
„Apa kaoe soeda dapetken itoe njonja?” ia menanja _sedeng Clotilde dengen hati takoet berdiri di blakangnja.
„Tida, kolonel. Kita soeda tjari di mana mana, tapi tida ada ketemoeken barang satoe manoesia,” djawab itoe doea orang.
„Itoe njonja telah goenaken itoe pekakas listrik boeat toeroen, kata itoe kolonel lagi. „Ia moesti ada dalem ini menara, sebab di sini tida ada orang liwat.” <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe perkakas ?“ kata salah satoe orang djaga sambil melirik pada kawannja. „Kaloe begitoe ia soeda pergi djaoe dari sini.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde mendjerit.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Di sini adanja kamar, di mana itoe perkakas toeroenan,“ kata itoe orang djaga lagi, sedeng ia boeka satoe pintoe. „Sebagimana kaoe liat, ini kamar ada mempoenjai pintoe jang kloear di seblah sana.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde bikin sabisa bisanja boeat menahan soepaja ia djangan mendjerit.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tinggal sabar,“ kata Rogers padanja dengen soeara aloes. „kaloe ini njonja djadi kapala atawa sebaginja dari satoe roemah amal, gampang sadja kita aken dapetken ia poela. Semoea nanti dapet diterangken dan kaoe nanti dapet kombali kaoe poenja anak. Kaoe ikoet sama akoe kombali ka kota dan akoe nanti sigra ambil segala atoeran jang perloe boeat dapetken maksoed kita. Dalem roemahkoe ada satoe kamar boeat kaoe. Sebab, saoeda akoe ketemoeken kaoe poela akoe tida kasi kaoe pergi lagi, Clotilde.“
BOEKHANDEL PEK & Co.
SOERABAIA
TERBOEKA TAON:
1915
}}
MARIE DAN ITOE PREMPOEAN PAKE
Tatkala soeda ternjata terang tida salahnja itoe boedjang toea, orang lantas kombaliken ia poenja kamerdikaan dan Marie kasi itoe boedjang jang setia tinggal daiem roemahnja.
Bob telah djadi amat kaget lantaran itoe kedjadian. Kasediian sanget besar jang telah bikin terharoe hatinja, telah meroesak, ia poenja kewarasan. Ia telah tida bisa dapet kombali ia poenja kesabaran biasa. Ia selaloe inget pada Johan Goud.
Oleh apa jang inspecteur Bernard soeda tjeritaken padanja dan oleh ia sendiri poenja atoeran atoeran, Marie pertjaja pasti, bahoea ia soeda berlakoe betoel tentang Clotilde Vieuxtemps.
Dengen alis jang dikeroetken dan moeka sedih ia inget poela pada segala apa jang soeda terdjadi. Itoe orang, sama siapa ia soeda menikah dan jang telah boenoeh ajahnja, boekan bernama Johan Goud, tapi Alfred Vieuxtemps. Ia djadi soeami jang sah dari Clotilde. Dan Clotilde telah bekerdja sama Marie perloenja tjoema soepaja bisa deket sama soeaminja dan bekerdja bersama sama dia.
Kabentjian, jang ia kandoeng tentang Alfred, sekarang ia kandoeng djoega tentang Clotilde, jang ia pandang sebagi kawan sarikatnja itoe bangsat.
Marie tetap pikir, bahoea Alfred: jang soeda bisa lepasken Clotilde dari roemah gila dan jang sekarang brangkat bersama sama itoe prempoean mengantoer laen laen maksoed djahanam. Marie pertjaja pasti, katjilakaan baroe ada mengantjem padanja dan tida satoe saat lagi ia poenja djiwa ada slamat.
Apa ia moesti bikin?
Pada soeatoe hari Marie ambil poetoesan aken tjari sendiri djawaban atas pertanjaan pertanjaan, jang senantiasa membikin ia djadi iboek. Selaloe ia seperti Hat Alfred dan Ciotilde di depan matanja. la soeda tanja dengen teliti letanjs roemah, dalem mana inspecreur Bernard telah ketemoeken iioe njonja jang tida terkenal. Sekarang Marie tjoema moesti pergi sadja ka itoe roemah boeat bikin ilang ia poenja rasa sangsi, boeka kain koedoengnja itoe prempoean dan liat moekanja itoe orang jang semboeni di blakang itoe kain.
Marie tida berajal lagi aken djalanken maksoednja itoe.
Waktoe malem ja pergi ka itoe roema. la mengganti, itoe roemah tida salah lagi, sebab bagian pawenae dipake sebagi roemah makan. Dengen hati berdebar detar Marie naek di tangganja.
Kaloe seandenja ia ketemoeken itoe prempoean dan ternjata betoel Clotilde . . . .
la boeniken lontjerg. tapi tiada ada orang dateng.
Marie toeroen ka bawah dan masoek dalem itoe roemah makan. Di sitoe tida ada satoe tamoe. Eigenaar hampirken padanja.
„Akoe maoe minta satoe tjangkir thee,“ kata Marie sambi! doedoek di pinggir satoe djendela, dari mana ia bisa liat siapa jang masoek dan kloear itoe roemah.
la hendak mennenggoe poelangnja itoe prempoang asing.
Bebrapa meniet kemoedian satoe boedjang premprempoean bawa thee Jang diminta. Sembari taro itoe thee atas medja deket itoe djendela ia memandang dengen heran pada Marie.
Marie bajar harganja itoe thee, kasi sedikit persen dan tanja:
„Apa kaoe kenal itoe njonja, jang selaloe pake kain koedoeng biroe dan tinggal dalem ini roemah?“
„Apa akoe kenal sama dia? Tida, njonja, akoe tjoema taoe ja tinggal di loteng pertama“
„Apa kaoe perna liat ia tida pake itoe kain koedoeng?“
„Tida, njonja, ia selaloe pake itoe kain.“
„Apa kaoe soeda perna liat ada satoe toean dateng padanja?“
„Ja, akoe taoe llat satoe toean pergi ka atas, satoe toean jang djenggotnja warna bruin, masih moeda dan berbadan besar, romannja tjakep.“
Marie djadi goemetar.
Itoe toean ialah Alfred.
„Tapi selama ini bebrapa hari Jang paling blakang akoe tida liat lagi itoe toean,“ kata itoe boedjang lagi. „Boleh djadi ia tida dateng lagi di waktoe siang, hanja di waktoe malem, hingga lantaran itoe akoe djadi tida liat ia lagi.“
Sebab Marie tida menanja lebih djace, itoe boedjang lan as kombali ka pakerdjaannja Marie teroes doedoek di sitoe, di mana ia tida bisa diliat oleh orang orang jang liwat.
Pelahan pelahan soeda moelai djadi gelap, dalem itoe roemah makan soeda di pasang lampoe lampoe. Mendadak Marie djadi kaget.
Satoe njona berbadan langsing, memake pakean perlente, mnenjebrang itoe djalan. Marie mengarti, jalah ini itoe orang jang ia tjari, sebab itoe njonja memake kain koedoeng biroe. Marie poenja hati djadi sanget terharoe dan ia tekan tangannja di djantoengnja jang memoekoel keras.
Itoe njonja masoek dalem itoe roemah.
Achirnja Marie aken dapetken kepastian jang ia perloe.
Dengen tjepat ia bangoen dari tempatnja doedoek dan denger orang naek di tangga jang pergi ka atas.
Marie kloear dari roemah makan. Tatkala ia sampe di bawah tangga, ia denger satoe pintoe diboeka.
Dengen tjepat dan dengen tida bersoeara ia naek itoe tangga.
Pada waktoenja itoe prempoean asing masoek di pertengaan dari ia poenja roemah, Marie berada deket di blakangnja dan toeroet masoek bersama dia. Itoe prempoean menoleh dengen heran "
Kaoe ialah Clotilde Vieuxtemps," kata Marie sambil hampirken pada ia poenja maroe.
,,Siapa kaoe? Djangan loepa, bahoea kaoe boekan berada dalem kaoe poenja roemah, tapi dalem akoe poenja roemah," djawab itoe prempoean. Akoe tida mengarti, begimana orang bisa ada mempoenjai itoe kakoerang adjaran...."
,,Ini ada satoe perboeatan jang disoeroeng oleh kapoetoesan akal, apa kaoe tida mengarti? Djawab pertanjaankoe. Siapa adanja kaoe. Akoe moesti taoe. Akoe moesti 1aoe, biar bagimana djoega."
,,Akoe tida kenal sama kaoe dan akoe ada hak aken perlakoeken kaoe sebagi satoe pentjoeri, kaloe kaoe tida lantas pergi dari sini, dimana kaoe soeda dateng zonder akoe poenja idzin."
,,Tjoba sadja," djawab Marie jang soeda tida bisa tahan sabarnja lagi dan ia bikin gerakan boeat pegang robek itoe koedoeng.
Tapi itoe prempoean asing lantas berbalik dan Marie didorong kloear dari itoe pertengaan roemah begitoe keras, hingga ia moendoer dengen sempojongan sampe di tangga dan ampir sadja ia djato ka bawah. Pintoenja itoe roemah ditoetoep dan Marie rasa seperti denger ketawa jang menghina.
Itoe semoea bikin Marie djadi lebih keras lagi kepingin dapet taoe doedoeknja perkara jang benar.
„Akoe aken pergi tjari inspecteur Bernard,“ katanja saorang diri. Ia toeroen dari tangga dan ambil satoe kreta jang bawa ia ka hoofdbureau dari politie. Marie begitoe goegoep, hingga rasanja seperti itoe perdjalanan tida ada achirnja.
Achirnja itoe kreta brenti di depan itoe kantor dan Marie dengen tjepat naek ditangganja. Tatkala ia masoek dalem kamar tempat menoenggoe, inspecteur Bernard djoestroe kloear dari kantornja.
„Akoe tjari pada kaoe, toean Bernard,“ kata Marie. „Kaoe ada tjeritaken tentang satoe njonja jang pake kain koedoeng biroe.“
„Ada apa sama itoe prempoean, njonja ?“
„Akoe sekarang dateng dari roemahnja itoe orang. Akoe rasa bisa taoe, siapa adanja dia dan akoe pertjaja Goud, jang sabetoelnja bernama Vieuxtemps, ada semboeni diroemahnja.“
„Apa kaoe ada pergi di sana, njonja? Apa kaoe ada liat Goud?“
„Tida, tapi itoe prempoean akoe ada liat.“
„Siapa adanja itoe prempoean ?“
„Istri jang pertama dari Vieuxtemps, doeloe bekerdja djadi akoe poenja prempoean pengawal. “ „Apa kaoe pikir, marika tinggal berkoempoel poela?“
„Akoe ada poenja alesan alesan aken pikir begitoe“
„Kaloe begitoe, akoe aken pergi ka sana, njonja."
„ltoe prempoean tida maoe boeka. ia poenja kain koedoeng. Inilah menetapken akoe poenja kapertiajaan. Akoe telah masoek dalem roemahnja.“
„Apa ia selaloe pake koedoeng?“
„Akoe telah tjoba boeka ia poenja koedoeng, tapi tida berhasil. Akoe pertjaja pasti, ia adalah Clotilde. Vieuxtemps, jang telah djadi baek poela sama soeaminja dan bersarikat bikin perkara boesoek. Brangkali ia semboeniken Vieuxtemps dalem roemahnja.“
„Kaloe kaoe poenja doega doegaan ada betoel, maka jadi terang mengapa kita belon bisa tangkep itoe Goud atawa Vieuxteimps,“ djawab Bernard. „Kaoe poenja pengoendjoekan pengoendjoekan bisa berharga besar.“
„Kaloe perloe, biarlah goenaken paksaan, toean Bernard, boeat ketahoei, siapa adanja itoe prempoean jang pake koedoeng Dan kaloe ternjata, ia sasoenggoehnja ada Clotilde Vieuxtemps, jang bersama soeaminja soeda tipoe akoe, tangkeplah padanja.“
„Goud masih belon bisa brangkat dari New York, njonja. Akoe soeda koendjoengi semoea kapal api, jang soeda brangkat dari pelaboean sadjek Goud lari. Sekarang akoe aken pergi preksa lagi satoe kapal, jang besok aken brangkat.“
„Dan kapan kaoe pergi pada itoe njonja?“
„Besok pagi.“
Marie pamitan dari itoe detective, jang anterken ia sampe di pintoe. Kemoedian Bernard pake ia poenja topi dan mantel.
Dengen memake ini pakean tida satoe orang bisa doega, bahoea ia adalah chef dari politie di New York. Inspecteur Bernard memang soeka bepergian dengen menjaroe, soepaja ia bisa lakoeken pakerdjaannja dengen lebih gampang. Ia pergi ka djembatan, dimana ia naek satoe praoe, jang bawa ia ka kapal besar, dimana orang soeda bikin persediaan boeat brangkat dan penoempang penoempang soeda ada semoea.
Itoe detective bertjampoer dengen orang orang jang ada dalem itoe kapal dan pandang satoe persatoe orang jang ia ketemoe: Kaloe Alfred ada di antara itoe penoempang penoempang, tentoelah bagi Bernard tida soesa aken kenalin dia, sebab Bernard soeda kenal sama Johan Goud.
Tjara begitoe Bernard saban hari preksa tiap tiap kapal jang hendak brangkat, sedang kolonel Rogers dan ia poenja agent agent lakoeken pakerdjaan begitoe djoega dalem kreta api dan di station station.
Pada tanggal 1 Mei, 1921, kita soeda pinda di Soerabaia.
Boekhandel Pek & Co.
Soerabaia.
XXIII
N G E R I
Kolonel Rogers telah kasi satoe tempat tinggal pada Clotilde dalem ia poenja rooemah di Brooklijn.
„Di sini kaoe tida oesah takoet apa apa, Clotilde,“ kata itoe kolonel, sembari bawa itoe prempoean moeda dalem kamar kamar jang disediaken boeat dia. Di sini kaoe bisa menoenggoe hal hal lebih djaoe dengen tida oesah takoet apa apa.
„Akoe trima kaoe poenja tawaran dengén mengoetjap trima kasi,“ djawab Ciotilde. „Akoe .soeda lama taoe, bahoea akoe soeda dapet satoe sobat jang moelia dan setia“.
„Akoe harep, sigra aken bisa berboeat lebih banjak bagi kaoe, Clotilde,“ kata Rogers lagi. „Sekarang uda ada soeatoe apa lagi jang bisa menjegah kaoe minta bertjere sama itoe orang jang djadi pendjahat. Dan kemoedian kaoe serahken kaoe poenja tangan padakoe aken hoeboengken kaoe sama akoe boeat selama lamanja. Samentara itoe akoé aken djalanken satoe kewadjiban besar dan senangken kaoe poenja hati tentang nasibnja Emma, dari siapa akoe hendak djadi ajahnija.
„O, ja, kolonel, toeloenglah tjariken anakkoe.“
„Akoe sekarang pergi boeat bikin pengoesoelan pengoesoetan jang perloe, aken tetapi akoe pastiken bahoea kaoe ada dalem slamat, Clotilde. Prempoean jang mengoeroes akoe poenja roemah, aken kasi pada kaoe segala apa jang perloe. Akoe harep ini hari djoega akoe aken bisa kombaliken kaoe poenja anak. Slamat tinggal dan teroetama tinggal sabar.“
ft ees a y gion
ie
y s P= a ae Ia berdjabatan tangan dengen Clotilde dan kloear dari itoe kamar.
Sasoeda kasi prenta prenta pada ia poenja pengoeroes roemah, ia brangkat aken mendjalanken kewadjibannja. ltoe pengeoroes roemah sigra bawa makanan pada Clotilde, sebab di waktoe malem poenja pakerdjaan sama itoe kolonel soeda abis. Sabentar lagi Clotilde soeda berada saorang diri sada dalem itoe roemah.
Ia semboeni di blakang djendela dari kamarnja dan memandang di depannja. Di loear masih ada sedikit terang, tapi pelahan pelahan itoe kamar soeda moelai gelap.
Mendadak ia pasang koepingnia.
Soeara dari djaoe sampe di koepingnja. Soeara soeara aneh ada kadengeran. ltoe soeara datengnja dari djoeroesan kali
Clotilde belom bisa kira apa jang menjebabken itoe soeara. Ia tjoema denger djeritan: „Tangkep dia!"
Pastilah ada satoe orang jang lagi dikedjar.
Pada soeatoe saat dateng itoe treakan dari bebrapa pendjoeroe. Mendadak di tikoengan djalanan kliatan satoe agent politie. Roepanja ia ada salah satoe orang jang bikin itoe pengedjaran.
Ini orang orang roepanja telah tida dapet lagi tjari itoe orang jang marika boeroe dari bebrapa pendjoeroe kadengeran treakan: „Tangkep dia!"
Clotilde tida bisa menerangken apa sebab maka itoe waktoe ia merasa sanget takoet. Itoe agent politie, jang masi selaloe djalan. soeda liwat djaoe Koetika itoe kliatan saorang lelaki djongkok di pinggir djalan. Dengen kaget ia berdiri sabentar aken memandang di sakiternja.
Tentoelah ini orang jang tadi dikedjar.
Pada itoe koetika, jang ia berdiri, Clotilde mendjerit:
Itoe orang laki, jang ampir dapet ditangkep, dengen tida pake topi dan ramboet jang koesoet, melirik ka sana sini dan sedia boeat lari poela, adalah Vieuxtemps alias Goud.
Ini pengliatan jang mendadak telah bikin Clotilde djadi amat kaget. la teroes berdiri dipinggir djendela seperti soeda djadi loempoeh, sedeng matanja mengawasi pada itoe bangsat.
Kemoedian Vieuxtemps menjebrang djalanan. Satoe seconde kemoedian pintoe moeka dari roemahnja kolonel Rogers diboeka. Dengen pelahan itoe pintoe ditoetoep poela. Tindakan amat pelahan kadengeran di lantei dari papan dari pertengaan roemah. Pintoe di seblah kiri diboeka dan Vieuxtemps masoek dalem kamar.
Apa ia ada liat Clotilde berdiri di pinggir djendela?
Dengen gagoe dan tida bisa berkiser barang sedikit Clotilde berdiri teroes di tempatnja tadi.
Vieuxtemps mengawasi di dalem itoe kamar.
„Di sini orang bisa ilangken tjapenja," katanja dengen pelahan dan dengen soeara serat. „Ini ada roemahnja commissaris van politie.... tida satoe orang aken tjari akoe di sini . . . .“
Kemoedian, sembari hampirken pada Clotilde ia kata:
„Kaoe moesti semboeniken akoe.“
Clotilde moendoer seperti ia berdepan dengen moesoe jang berbahaja.
„Pergi... Demi Allah, diangan pegang akoe," katanja
Vieuxtemps menerdjang padanja dan pegang tangannja.
Kombali itoe prempoean moeda bertreak:
„Bangsat!....Pergi dari sini....”
„Siapa sekarang ada dalem ini roemah selaennja kaoe?“ tanja Vieuxtemps dengen aseran.
Clotilde tjoba lepasken tangannja dari pegangannja, tapi pertjoema.
„Bilang!“ kata Vieuxtemps lagi dengen gergetan. Djawab, lekas!“
„Moendoer! Djangan pegang akoe, pendjahat!“ kata Clotilde lagi dan lepasken tanggannja dari pegangannja itoe pendjahat
Ia hendak lari ka djendela boeat boeka itoe.
„Apa kaoe maoe bikin?“ tanja Alfred.
„Panggil itoe agent agent dan serahken kaoe pada marika menoeroet kewadjibankoe.”
„Toeloeng, toeloeng,“ Clotilde bertreak.
Vieuxtemps tarik ia dari djendela dan dorong ia ke tenga kamar.
„Denger bitjarakoe!“ katanja. „Ini ada perkara kaoe poenja anak.“
Clotilde goemetar dan mengawasi pada itoe orang jang bikin ia djadi inget pada apa jang ia paling tjinta dalem doenia.
„Kaoe poenja anak ada dalem tangankoe.” kata Alfred lagi
„Kaoe djoesia!” djawab Clotilde.
„Kaloe kaoe lagi sekali bertreak begitoe keras, kaoe poenja anak mampoes”.
„Tida bisa djadi, tida betoel. Anakkoe tida ada sama kaoe.“
„Ada sama akoe dan manti akoe boektiken. Itoe njonja, jang kaoe ketemoeken dalem menara api, telah kasiken itoe anak. . . .” „Satoe njonja? . . . . Itoe orang sama djadi setan, sama boesoeknja seperti kaoe, jang sekongkol sama dia”
„Akoe soeda lama kenal sama dia. Akoe tjeritaken ini tjoema soepaja kaoe tida sangsi, bahoea itoe anak ada dalem kakoeasaankoe. Kaloe kaoe tida bikin apa jang akoe maoe, kaoe tida aken dapet liat lagi itoe anak.” „Orang nanti tangkep pada kaoe. Orang nanti reboet itoe anak”
Vleux emps toendoeken kepalanja.
„Kaoe khroes. Djangan harep itoe. Kaoe hoekoem dirimoe sendiri aken selamanja tida liat lagi itoe anak, sebab ia soeda tida ada lagi di New York dan selaennja akoe tida satoe orang ada taoe di mana adanja itoe anak.”
„Kaoe maoe boenoeh akoe.”
„Kaoe poenja anak masih idoep. Tegasnja sekarang masih idoep ia toeroet dengen satoe koempoelan toekang soenglap. Orang tida aken kombaliken itoe anak kaloe kaoe tida loeloesken kainginankoe.”
Clotilde djadi menangis dan toetoep moekanja sama kadoea tangannja. „Kaoe bisa ketemoe poela sama dia, ia aken teroes idoep, kaloe kaoe semboeniken akoe di sini.”
Kombali di loear djendela kadengeran soearanja agent agent politie, jang masi maoe tjari teroes itoe pendjahat jang bebrapa antaranja soeda liat dan kenalin.
Orang denger marika bitjara pada satoe sama laen sambil liwat itoe roemah dari kolonel Rogers. Samentara itoe Clotilde soeda djadi sabar poela dan satoe poetoesan. la bertindak setapak ka djendela soepaja bisa minta toeloeng.
„Kaloe kaoe bertreak kaoe poenja anak mati," Vieuxtemps berbisik sambil hampirken padanja.
„Allah toeloenglah akoe," kata Clotilde. „Apa akoe moesti bikin?"
„Kaoe boleh pilih,“ djawab itoe bangsat. „Kaloe kaoe serahken akoe pada politie, kaoe tida aken ketemoe lagi itoe anak. Akoe soempa kaoe tida aken dapet kombali itoe anak dan kaoe kenal bagimana adanja akoe"
Clotilde diam boeat pasang koepingnja.
Vieuxtemps, jang teroes mengintip, perhatiken sasoeatoe soeara.
Pintoe di djalanan diboeka.
Apa politie menjerang masoek?
Tapi orang tida denger tindakan di pertengaan roemah.
„Kaloe kaoe bersoeara, kaoe poenja anak djadi mait," Vieuxtemps menggrendeng dari podjokan jang gelap dari itoe kamar.
Ia aken lakoeken antjemannja. Clotilde kenal dia sampe baek dan ketakoetan boeat anaknja menoetoep ia poenja moeloet .....
Pintoe pintoe diboeka dan dikoentji. Orang masi denger boeninja, tindakan di pertengaan roemah. Politie soeda dateng poela di depan pintoe dan moelai kasi denger tanda lagi.
Apa marika aken dapet tangkep itoe djahanam?
Apa marika pertjaja itoe bangsat ada dalem itoe roemah?
Clotilde, lantaran takoet aken ilang anaknja, berdiri dengen tida berkiser seperti orang loempoeh.
Orang boeka pintoe dari itoe kamar, jang mendadak djadi terang. Rogers, dengen memegang lampoe di tangan jang satoe dan revolver di tangan jang laen, berdiri di depan pintoe.
„Kenapa kaoe tinggal di gelap, Clotilde?" ia menanja. „Kaoe tentoe koeatir tentang. . . ."
Ia tida bitjara teroes.
Ia poenja mata jang bengis memandang pada itoe prempoean moeda jang goemetar. Ia liat kakinja Vieuxtemps, jang telah tida bisa semboeni sekali di blakang itoe rustbank. Waktoe meliat ini, itoe kepala politie telah djadi begitoe kaget, hingga ia berdiri seperti patoeng. . . . .
Tatkala tadi ia soeda deket sama roemahnja, agent agent tjeritaken padanja, bahoea itoe orang pelarian ada di deket sitoe. la sigra inget pada Clotilde soeda pikir tentang Clotilde poenja ketakoetan, sebab ia berada saorang diri sadja dalem itoe roemah.
la telah boeroe boeroe poelang aken lindoengken padanja dan senangken hatinja. la telah pasang satoe lampoe dan sekarang.....
„Agent!" kolonel Rogers mendadak panggil dan ia poenja soeara jang keras kadengeran dalem gang gang dari itoe-roemah, jang pintoenja terboeka.
Atas itoe panggilan agent agent politie lantas dateng. Dengen tangan jang memegang revolver, itoe kolonel menoendjoek pada bagian blakang dari itoe kamar.
Alfred Vieuxtemps lompat kloear.
Itoe semoea terdjadi dalem satoe saat sadja, hingga Clotilde tida ada tempo boeat bitjara.
Kemoedian dalem itoe kamar terdjadi pemboeroean jang rame.
Vieuxtemps, jang liat ia soeda kedapetan, berdaja sabisanja aken lari kloear.
„Kaoe menjerah!“ kata itoe kolonel dengen soeara keras dan sambil angkat ia poenja revolver. „Akoe boenoeh kaoe seperti saekor andjing, kaloe kaoe tida menjerak, Johan Goud atawa Alfred Vieuxtemps."
Sasaat lamanja Vieuxtemps merasa keder lantaran denger itoe antjeman. Itoe saat digoenaken oleh agent agent politie boeat tangkep padanja. Dengen moeka poetjet lantaran marah itoe bangsat menjerah.
„Bawa pergi!" Rogers prentah.
Koetika itoe Clotilde hampirken pada itoe kolonel.
„Kolonel!" katanja dengen soeara goemetar; „ia telah antjem akoe aken boenoeh Emma. Emma ada dalem kakoeasaannja. Dan ia tida bilang di mana ia semboeniken anakkoe."
„ltoe tida bisa djadi!“ djawab Rogers dengen soeara bengis, jang Clotilde tida biasa denger dari moeloetnja.
„Bagimana ini pendjahat telah dateng dalem ini roemah? Bagimana ia bisa taoe, bahoea kaoe berdiam di sini dan kenapa kaoe semboeniken dia?“
„Akoe tida taoe bagimana ia dateng di sini, kolonel, dan akoe tida semboeniken dia. la mengantjem aken boenoeh anakkoe, kaloe akoe bertreak minta toeloeng.“
„Dan kaoe bilang, kaoe pertjaja padanja, njonja Vieuxtemps? Apa kaoe taoe betoel bahoea saorang prempoean jang telah bawa lari kaoe poenja anak?"
„Ia, ini prempoean ada ia poenja kawan. la tjeritaken anak padakoe, bahoea itoe prempoean telah serahken anak padanja."
Rogers roepanja tida bisa boeang itoe toedoehan, bahoea Clotilde ada sekongkol dengen itoe pendjahat dan telah trima ia dalem itoe kamar jang gelap aken semboeniken ia di sitoe.
Samentara itoe tiga agent politie bawa Vieuxtemps pergi.
„Kolonel, tjobalah soeroe ia mengakoe, dimana adanja anakkoe,“ kata Clotilde dengen soeara memoehoen.
Rogers berdjandji aken berlakoe begitoe dengen tjoema manggoetken ia poenja kepala. Dan sasoeda taro itoe lampoe di atas medja, ia kloear dari itoe kamar aken kombali ka kamarnja sendiri.
Bebrapa saat lamanja ia berdiri dalém itoe kamar. Apa jang ia tadi liat, ia selamanja tida bisa pertjaja atawa doega.
Apa ia soeda kasiken hatinja pada saorang jang tida haroes dapet ia poenja tjinta?....
MINTALAH PRIJSCOURANT PADA:
BOEKHANDEL PEK & Co.
SOERABAIA,
ALFRED POENJA DOEA ISTRI.
Nasib soeda memberi poetoesan.
Tatkala Clotilde esok paginja bangoen, ia soeda ambil poetoesan jang ia pikir ada paling baek. Ia merasa, bahoea antara dia dan Rogers soeda ada satoe djoerang, jang memaksa ia aken pergi dari sitoe boeat selama lamanja.
Ia bendak pergi dari roemahnja Rogers dengen diam, zonder kasi slamat tinggal padanja. Clotilde maoe hoeboengken dia dengen ia poenja nasib jang tjilaka. Clotilde pikir, maski sekarang ia bisa bikin Rogers djadi pertjaja bahgea ia tida sekongkol sama Vieuxiemps, toch itoe kepala politie tida aken merasa senang betoel dan pelahan pelahan ia poenja rasa tjemboeroe aken timboel poela.
Ada satoe orang, jang aken samboet ia dengen senang hati dan aken toeloeng padanja, jaitoe Marie Smith.
Kaloe Clotilde pergi padanja dan menerangken padanja, bahoea ia tida gila, hanja sebaliknja, segala apa jang ia soeda tjeritaken ada betoel, Marie tentoe aken pertjaja padanja. Ia kenal hati jang baek dari itoe poetri radja oewang.
Barangkali ia aken maoe toeloeng pada Clotilde boeat dapetken poela Emma, boeat reboet itoe anak dari orang orang, pada siapa Alfred atawa itoe prempoean asing soeda serahken itoe anak dan jang aken adjar Emma roepa permenan boeat ditontonken di depan publiek. . . . .
Clotilde jadi goemetar waktoe memikir tentang pengidoepan jang sengsara dari anaknja. Ia poenja hati djadi dapet kebranian aken berdaja sabisanja boeat lepasken anaknja dari itoe nasib, maskipoen ia moesti tjari padanjasampe di achirnja doenia.
Ini poetoesan ia soeda ambil selama itoe malem jang ia tida bisa tidoer barang sakediap mata.
Temponja boeat djalanken itoe maksoed soeda dateng.
Ia merasa sedikit senang tatkala ia doedoek di depan medja boeat menoelis soerat di bawah ini pada Rogers:
- Akoe brangkat, toean Rogers, sebab akoe merasa, bahoea, kendati akoe sanget tjinta, kendati akoe bertrima kasi pada kaoe, toch akoe tida bisa bikin kaoe djadi beroentoeng. Akoe aken moehoenken pada Allah soepaja ia kasi pada kaoe kebroentoengan jang kaoe haroes dapet. Kerna itoe akoe aken tida iket dirikoe sama kaoe. Akoe kombaliken kaoe poenja djandji jang kaoe soeda kasi padakoe. Akoe brangkat dan selamanja kaoe tida aken ketemoeken akoe poela. Tapi akoe tida maoe, kaoe pandang akoe sebagi satoe prempoean jang tida mempoenjai kahormatan dan pada ini djam, dalem mana akoe oetjapken slamat tinggal pada kaoe boeat selama lamanja, akoe bersoempah, bahoea akoe belon perna berlakoe sahingga akoe tida patoet dapet kaoe poenja tjinta, bahoea akoe belon perna sekongkol dengen ini djahanam, jang kaoe telah ketemoeken di sini, bahoea akoe tida semboeniken dia dan bahoea akoe tjoema diam, dari sebab ia antjem aken boenoeh anakkoe.
- Dan sekarang, sasoeda akoe tjeritaken perasaankoe, sasoeda akoe oendjoeken, bahoea akoe boekan saorang jang koerang trima dan bahoea akoe tida maoe hoeboengken kaoe poenja nasib sama akoe poenja nasib jang tida lebih dari satoe roentoenan dari perklaian dan kasengsaraan, sasoeda itoe akoe brangkat. . .
Moedahan kaoe selama lamanja ada beroentoeng, kaoe, jang akoe selamanja tida aken loepaken, kaoe, jang akoe telah tjinta sanget. Idoeplah selaloe dengei beroentoeng dau dengen santosa. Moedahan Allah kasi pada kaoe segala kebroentoengan, jang dimintaken boeat kaoe oleh Clotilde Vieuxtemps jang tjilaka dan bestrima kasi pada kaoe.
Ia bangoen dari krosinja sainbil taro itoe soerat atas medja.
Ia pasang koepingnja sabentar.
Dalem roemah ada sepi sekali.
Ia pergi ka pintoe dan boeka itoe dengen pelahan.
Rogers tida denger dan djoega tida kilatan.
Clotilde kloear dari itoe roemah Sekarang ia saorang diri poeia tida mempoenjai tempat tinggal.
Tapi ia poenja hati dibikin besar oleh katjintaan pada ia poenja anak.
Brangkali Marie bisa biiang, siapa adanja itoe prenmpoean pake koedoeng biroe, jang pastilah soeda lama ada berhoeboeng rapet sama Alfred. Laen dari itoe, Clotilde poen wadjib djoega kasi katerangan satjoekoepnia pada Marie. Demikianlah ia lantas pergi ka roomahnja itoe poetri trillionnair.
Dan kaloe Marie tida kenal itoe prempoean asing?. . .
Clotilde sampe di roemahnja Goud, dimana ia soeda mengalami tempo jang begitoe ngeri, di mana ia soeda denger segala keboesoekan dari Alfred Vieuxtemps.
Salah satoe Doedjang tentoe baroesan kloear, sebab pintoe terboeka.
Zonder boeniken lontjeng, Clotilde teroes masoek dan naek di tangga. la berada di depan pintoe kamarnja Marie dengen tida ada ketemoeken barang satoe orang. Ia ketok. Orang kasi djawaban: „Masoek!" Clotilde boeka itoe pintoe.
Marie doedoek di depan ia poenja medja, toelis. Ia bangoen dan berdiri berdepan dengen ia poenja prempoean pengawal doeloe.
Sorot bentji kliatan dalem matanja dan ia poenja moeka djadi poetjet lantaran marah.
„Kaoe brani dateng dalem ini roemah?" katanja dengen soeara goemetar. „Kaoe brani mengindjek ini roemah?“
Dengen maloe dan gemetar Clotilde mendjawab:
„Njonja, adalah soearanja akoe poenja hati, jang menjoeroeng akoe pergi pada satoe kawan jang tjilaka...."
„Ha, ha, ha, kaoe sembabat betoel dengen dia," kata Marie dengen ketawa menghina. „Akoe soeda taoe ini penipoean."
Clotilde djadi kagoem dan ampir tida bisa pertjaja koepingnja.
„Adalah satoe persekoetoean dari machloek machloek jang tida mempoenjai kasian, dari siapa akoe soeda djadi korban,“ kata Marie lagi dengen amat moerka.
„Kaoe djadi kawan sekoetoenja itoe pemboenoeh Dan kaoe masih brani dateng padakoe.....“
„Njonja, segala apa jang kaoe salahken padakoe, ada kliroe dan tida mengena padakoe, “ djawab Clotilde jang soeda dapet kombali kesabarannja. „Segala kaoe poenja toedoehan tida mempoenjai alesan. Semoea toedoehan itoe tida lebih dari kosong. Kaoe soeda ditipoe, sama djoega seperti akoe“.
„Kenapa kaoe telah bekerdja sama akoe?“
„Akoe dapet ketahoei Alfred tinggal di sini.“
„Dan kaoe maoe lada di deketnja soepaja dengen lebih gampang kaoe berdoea melakoeken kaoe poenja perboeatan perböeatan bangsat?“
„Ini ada satoe doegaan hina dan kliroe sekali. Akoe ada mempoenjai hak lebih banjak dari laen orang atas Alfred.“
„Akoe soeka kasiken itoe hak pada kaoe.“
„Akoe doeloenja harep bisa pimpin soeamikoe jang tersesat, pada perasaan perasaan jang lebih baek. Akoe doeloenja harep aken bisa peringetken ia pada ia poenja kewadjiban kewadjiban, aken bisa paksa ia boeat pilih antara. . . . .“
„Djangan bitjara lagi..... Apa kaoe maoe dateng di sini ?“
„Jalah kainginan boeat dapetken kombali akoe poenja anak, jang bikin akoe pergi kemari, njonja. Saorang prempoean jang pake koedoeng biroe telah rampas anakkoe dan akoe dapet denger, ini prempoean ada berhoeboeng rapet sama Alfred. . . . .“
„Ha! ha! Ini kombali ada satoe komedi baroe. Kaoe tida doega, bahoea akoe lebih doeloe soeda taoe permaenan jang kaoe maenken. . . . . ltoe njonja jang pake koedoeng biroe, sasoenggoehnja. . . . .“
Ketawa jang terpaksa dari itoe njonja jang goesar, dari siapa Clotilde harep aken bisa dapet pertoeloengan, menoesoek sanget hatinja Clotilde.
„Akoe kira, kaoe brangkali kenal ini prempoean,“ ia bitjara teroes.
„Ja... akoe kenal. Akoe kenal ini prempoean, jang moelai djalanken satoe lelakon komedi baroe. Ini prempoean adalah kaoe, djahanam jang terkoetoek.“ Clotilde soeda bersedia atas segala apa, tapi sama sekali ia tida bersedia atas toedoehan sematjem ini.
Ia mendjawab dengen soeara dingin :
„Apa kaoe pertjaja, njonja,bahoea akoe adalah itoe prempoean jang pake koedoeng biroe?“
„Akoe soeda taoe, bahoea kaoe djadi satoe anak komedi jang amat pande. Selama kaoe tinggal sama akoe, kaoe soeda kasi tjoekoep boekti boekti dari itoe kepandean. Tapi akoe tida ingin djadi kaoe poenja korban poela.“
„Kaoe hinaken akoe poela, njonja...“
„Soeda tjoekoep. Diam! Akoe bentji dan pandang hina pada kaoe. Inilah ada satoe satoenja perasaankoe bagi kaoe. Kaoe adalah itoe prempoean; jang pake koedoeng biroe dan kaoe soeda atoer ini komedi boeat lakoeken satoe kedjahatan baroe Kaoe telah berlakoe dengen sefakatnja itoe bangsat, jang sama akoe bentji seperti kaoe. Apa kaoe maoe menjangkal, bahoea orang soeda ketemoeken ia poela, tatkala ia semboeni sama kaoe? . . . Apa kaoe maoe menjangkal djoega, bahoea dengen kaoe poenja perantaraan ia telah bisa lari ?“
„Lari ?... Siapa? Vieuxtemps ?“ kata Clotilde dengen heran.
„Kaoe liat, akoe soeda taoe semoea apa jang terdjadi semalem,“ djawab Marie. „Dan akoe taoe, bahoea ini semoea ada kaoe poenja. pakerdjaan.“
„Apa kaoe denger betoel? Apa Alfred Vieuxtemps soeda lolos ?“
„Pergi dari sini! Kaoe poenja kedatengan disini bikin akoe djadi inget pada katjilakaan paling hebat jang soeda menimpah selama akoe idoep. Djangan lagi dateng sama akoe selama lamanja djangan lagi . . . . .“
Marie tida bisa bitjara lagi. Mendadak ia djadi menangis. Seloeroeh toeboehnja moelai goemetar lantaran goegoepnja. la djatohken dirinja atas satoe divan.
Kendati Marie perlakoeken ia dengen tida adil dan dengen kedjam, kendati ia poenja hati merasa sakit lantaran itoe perlakoean dari Marie, toch Clotilde merasa begitoe kesian sama itoe poetri radja oewang, hingga ia loepaken senioea kagoesarannja dan dengen soeara aloes bitjara padanja:
„Njonja, kita tjilaka, kita doea doea tjilaka kerna satoe roepa sebab. Tapi akoe disiksa dengen lebih kedjam lagi dari kaoe, sebab akoe soeda kailangan semoea, sampepoen anakkoe ilang Boeat dapetken itoe anak maka akoe dateng pada kaoe. Akoe dateng pada kaoe dengen pikiran jang poetih bersih, sebab akoe tida bersalah. Akoe mengarti sekarang, bahoea kaoe tida kenal itoe prempoean jang berhoeboeng dengen Alfred Vieuxemps, sebab kaoe kira akoe adanja itoe prempoean. Djadi di sini akoe tida aken dapet toer djangan. Baeklah, akoe aken tjari anakkoe zonder penoendjoek djalan, selaennja katjintaankoe dan nasib jang baek. Moedahan Allah menoeloeng pada kaoe. Itoe kedjahatan, jang kaoe lakoeken padakoe, akoe maafken Kaoe ada saorang prempoean tjilaka dan kena ditipoe, sama sadja seperti akoe“
Tapi Marie tida dengerken itoe perkataan perkataan, hanja teroes menangis atas itoe divan.
Clotilde berlaloe dari sitoe dengen kamenesalan baroe . . . . .
Sekarang ia djadi saorang diri sadja dalem doenia. Sekarang ia djadi saorang tjilaka, jang dioesir oleh segala orang, zonder familie, zonder tempat tinggal, tida poenja oewang dan tida dapet bantoean. Dalem keadaan demikian ia pergi menjari-anaknja. Dari satoe gravin ia telah djadi satoe pengemis.
Aer mata kloear dalem matanja. Tapi ia tida maoe toeroetken djalannja ia poenja kasedihan, la tida ada hak boeat djadi lembek.
Apa Alfred soeda bitjara sabenarja? Apa ia poennja Emma betoel soeda diserahken pada toekang soenglap, toekang toekang dansa di kawat, jang mengoembara ka sana sini? Apa itoe orang orang telah bawa ia poenja Emma? Ka mana?
Ia moesti pergi pada anaknja la moesti tjari padanja. Ajolah, djalan! Ia tida boleh bikin ilang tempo barang satoe miniet.
Tapi, djoeroesan mana telah diambil oleh itoe kawanan toekang soenglap? Biasanja toekang toekang soenglap pergi ka kota kota depan, jang didiami, oleh pendoedoek jang miskin dan kaoem koelt. Kaloe Clotilde ketemoeken anaknja dalem salah satoe tempat toekang soenglap seperti itoe, dengen moeka jang ditjontreng tida karoeanan sebagi satoe badoet. . . . .?
Boekannja tida bisa djadi, jang itoe koempoelan, pada siapa orang soeda kasiken itoe anak, masih ada di New York.
Dengen mengandoeng ini harepan Clotilde pergi ka wijk wijk jang djaoe. XXV.
KARIBOETAN DALEM PRAOE GETEK.
Kita moesti kombali pada kemaren malem boeat ketahoei, apakah Marie soeda dapet katerangan betoel tatkala ia jeritaken pada Clotilde, bahoea Vieuxtemps soeda terlepas dari ia poenja pendjaga pendjaga.
Itoe tiga agent politie baroe sadja sampe di djalanan, dimana orang moelai pasang lampoe lampoe, tatkala marika borgol tangannja itoe orang angkepan, soepaja ia djangan menjoesahken pada marika
Vieuxemps djadi sanget moerka. Tapi, apa ia bisa bikin tentang tiga agent politie? Kaloe ta poenja tangan tida diborgol, ia bisa menoenggoe tempo boeat djotos denger mendadak salah satoe agent itoe, banting jang kadoea dan boenoeh jang katiga atawa bikin remoek tangannja dengen roejoeng ketjil jang ada dalem kantongnja.
Tapi sekarang ia tida bisa tjoba barang sedikit boeat dapetken kombali ia poenja kamerdikaan. Itoe agent agent seret ia di sepandjang djalan, di tengah orang orang jang liwat, jang mengawasi pada itoe pertoendjoekan. Itoe orang orang politie meliwatin goedang goedang tempat simpen areng batoe. Sasampenja di ini tempat, maranja Vieuxemps djadi menjala Loear biasa.
Ia kenal betoel ini wij. Tida djaoe dari sitoe ada djalan jang pergi ka tempatnja praoe praoe getek. Pastilah itoe agent agent aken naek praoe boeat kombali ka New York.
Koeli koeli areng baroe poelang dari kerdjanja. Bebrapa antaranja pergi ka praoe terseboet boeat pergi ka wijk wijk jang sedikit djaoe. Antara itoe koeli koeli dan orang politie tida ada sympathie barang sedikit. Sebaliknja, seringkali ada pertjidraan antara itoe doea kaoem, lantaran politie moesti pegang tetap kaamanan, kaloe ada kariboetan kariboetan.
Tatkala itoe agent agent bersama marika poenja orang tangkepan, sampe di tempat berlaboehnja itoe praoe praoe, di sitoe soeda ada berkoempoel banjak orang, jang menoenggoe brangkatnja itoe praoe.
Antara orang orang jang menoenggae ada banjak koeli parit dan tatkala politie dateng, orang denger roepa roepa perkataan tida sedap di oetjapken dengen pelahan. Tapi itoe agent agent poera poera tida denger. Marika boeroe boeroe soepaja nanti dapet tempat jang baek, apabila itoe praoe, jang soeda mendatengin, soeda rapet di pinggir.
Itoe waktoe selaloe terdjadi berdesakan antara publiek dan sasoeatoe orang maoe toeroen paling doeloe dalem praoe.
Dengen soesah itoe agent agent politie boeka djalan antara itoe orang banjak, tatkala mendadak saorang prempoean terpleset dan djatoh dari bebrapa tingkatan dari tangga boeat toeroen ka praoe.
Itoe waktoe dateng saorang item jang berbadan besar, jang djoega djadi koeli parit, la berdiri di depan itoe agent agent politie dan katain marika, bahoea marika soeda lempar orang sampe djatoh soengsang soembel.
Inilah adanja tanda boeat kariboetan oemoem.
Salah satoe agent itoe hendak dorong itoe orang item ka pinggir, tapi hal ini menerbitken amarahnja itoe orang item.
Di segala pendjoeroe lantas kadengeran soeara amarah dan politie bersama ia poenja orang tangkepan, berada di tengahnja satoe koempoelan orang orang, jang sanget bermoesoe pada agent agent politie.
Praoe mendatengin, soeitannja bertjampoer dengen treakan dari orang banjak jang bersikep mengantjem. Sakoempoelan orang lompat toeroen dari praoe di tepi kali, sedeng orang orang jang hendak pergi menjebrang, dengen sikoetnja berdaja oepaja boeat toeroen dalem praoe dengen tida maoe menoenggoe lagi-sampe semoea penoempang soeda toeroen.
Vieuxtemps sigra mengarti, bahoea ia bisa goenaken ini keadaan. Salah satoe agent pegang padanja dan seret ia ka salah satoe praoe besar. Agent jang kadoea djalan di blakangnja, sedeng jang katiga tjoba djaoeken itoe orang item dan bebrapa koeli laen, dari badannja. Tatkala meliat djalan soeda lapang lantas itoe agent jang katiga berkoempoel pada kawan kawannja.
Itoe orang item djalan dengen pelahan, diikoet oleh sakoempoelan koeli koeli, jang sambil djalan, bertreak treak dengen keras.
Demikianlah dalem sakedjapan mata itoe tiga agent politie soeda dikepoeng oleh sakoempoelan orang orang kasar, jang tida maoe denger pada segala tegoran.
Salah satoe agent politie itoe hendak menerangken pada publiek, bahoea marika telah langkep satoe pemboenoeh. Tapi soearanja tida dapet didenger oleh orang banjak lantaran kerasnja soeara riboet ia djadi moelai memoekoel di sakiternja dengen ia poenja roejoerg.
Inilah adanja tanda boeat satoe perklaian.
Satoe agent laen tembaken ia poenja revolver di oedara sebagi tegoran, tapi baroe sadja itoe tembaken dilepas, tatkala orang banjak lantas menjerang padanja dan rampas ia poenja sendjata. Bebrapa koeli, jang tida taoe dan djoega tida maoe perloeken dapet taoe, siapa adanja itoe orang tangkepan, lantas reboet itoe orang dari tangannja itoe agent agent dan atas permintaannja Vieuxtemps, salah satoe koeli boeka ia poenja borgolan.
Agent agent itoe dengen sia sia berichtiar boeat tangkep poela itoe pendjahat. Itoe koeli koeli parit tambah lama tambah riboet dan sigra terdjadi perklaian sengit antara itoe koeli koeli dan politie, jang kena dikepoeng begitoe rapet, hingga tida bisa melawan sama sekali.
Kapitein dari praoe (kapal), jang liat itoe perklaian, anggep soeda sampe temponja aken brentiken itoe perklaian dan soeroe boeniken fluit tanda brangkat.
Masin masin bergerak dan tali tali dilepas.
Sasoeda terlepas dari ja poenja borgolan dan dari itoe orang orang politie, Vieuxtemps sekarang mempoenjai tjoema satoe toedjoean, jaitoe mentjari keslamatannja dengen lantas lari. la lompat dari kapal ka darat. Ia djadi sedikit lingloeng lantaran kerasnja ia djatoh ditanah. Ambtenaar dari kantor getek hampirken padanja. Vieuxtemps sigra ilang ia poenja lingloeng dan kata pada itoe ambtenaar:
„Di sitoe orang berklai. Baek akoe toenggoe laen praoe sadja. Marika maen hantem kromo sadja.“
Itoe ambtenaar, jang tida taoe betoel apa ada terdjadi, kombali oeroes pakerdjaannja, zonder perdoeliken lebih djaoe pada itoe orang jang telah melompat dari kapal. Vieuxtemps berpikir sabentar.
Ia soeda djadi merdika. Tapi ka mana ia aken pergi soepaja djangan dapet diketahoei orang?
Ia moesti djaga, soepaja ia sebrapa bisa lekas ada dalem slamat. la pergi dari itoe tepi kali dan manoejoe ka tempat gelap boeat tjari tempat semboeni, dimana ia bisa berpikir dengen şabar, apa ia sekarang moesti bikin.
Samentara itoe kakaloetan dan kariboetan di kapal telah djadi begitoe besar, hingga penoempang penoempang jang tida soeka riboet, lari dalem kamar boeat melindoengken djiwanja.
Itoe agent agent politie poenja keadaan soenggoeh tida bisa bikin orang djadi mengiri.
Dengen sia sia marika kata pada marika poenja penjerang penjerang, bahoea marika bawa satoe pendjahat ka pendjara dan bahoea itoe pendjahat ada bersama sama marika di dalem kapal, sebab dalem kakaloetan dan desak desakan marika tida taoe, Vieuxtemps soeda lari. Itoe koeli koeli tida maoe perdoeli pada apa jang marika bilang, sebaliknjak, lebih lama marika djadi lebih goegoep.
Mendadak kadengeran soeitan njaring.
Kapitein brentiken kapalnja di tengah tengah kali. Ini tipoe jang tida terdoega, bikin itoe toekang toekang bertreak djadi diam sabentar. Matros matros berkoempoel di depan itoe koeli koeli.
„Sasoeatoe orang, jang bergerak dilempar ka dalem kali,“ kata kapitein dengen soeara seperti petir. „Dengen tida banjak terewer akoe aken bersiken kapalkoe dari sasoeatoe orang, jang tida menoeroet prentahkoe. Politie moes'i pergi ka bagian paling blakang, koeli koeli parit ka bagian paling moeka.“
Sikep jang mengantjem dari matros matros, memberi kakoeasaan loear biasa pada perkataan perkataannja itoe kapitein. Koeli koeli jang djadi lebih sabar lantaran bahaja jang mengantjem, moendoer sambil mengomel. Agent agent politie, jang sekarang menapas lebih legah, sekarang pergi tjari marika poenja tangkepan.
Lentera lentera menerangin deknja itoe kapal, aken tetapi tida gampang boeat kenalin saorang antara begitoe banjak orang, sekalipoen orang pake pererangan lampoe.
Tentoe sadja marika tida dapetken Vieuxtemps antara itoe orang banjak, djoega tida ada dalem podjokan podjokan dan dalem kamar, jang marika preksa semoea. Kapal soeda deket sama tepi sebrang, di mana penoempang penoempang moesti toeroen.
Salah satoe agent politie pergi pada kapitein.
„Kapitein, kita ada bawa satoe pendjahat, Goud atawa Vieuxtemps namanja,“ kata itoe agent. „Kita telah bawa ia toeroen dalem ini kapal, tapi tempo itoe kariboetan ia telah terpisah dari kita. Kita moesti dapetken ia kombali. la tentoe ada dalem ini kapal.“
„Kaloe ia soeda toeroen, tentoe ia masih ada“, djawab itoe kapitein. „Tjari padanja dan djangan kasi ia lari.“
„Kita minta pada kaoe aken toeloeng pada kita dengen soeroe penoempang penoempang toeroen dari kapal dengen satoe per satoe.“
„Baek,“ kata itoe kapitein lagi. „Kaloe kaoe poenja tangkepan ada dalem kapal, ia tentoe tida aken lolos.“
Itoe kapitein lantas kasi prentah aken pake tangga besi jang ketjil boeat penoempang penoempang toeroen, lantaran mana marika djadi kepaksa toeroen dengen satoe per satoe.
Matros matros djalanken itoe prentah dengen teliti tatkala itoe kapal soeda rapet di pinggir dan agent agent politie berdiri di kadoea belah dari itoe djembatan ketjil, di mana sasoeatoe penoempang moesti liwat. Tjara begitoe marika bisa kenalin sasoeatoe penoempang dengen tida lompat barang satoe orang.
Roepa roepa hinaan kasar dilempar ka kepalanja itoe orang orang politie, marika ini tida bisa berboeat soeatoe apa. Tapi tatkala semoea penoempang, orang lelaki dan prempoean, soeda liwatin marika dengen satoe per satoe, Vieuxtemps tida kliatan.
Dalem itoe kapal tida ada orang lagi, selaennja marika sendiri dan anak kapal.
Maskipoen marika soeda pertjaja pasti, itoe pendjahat aken tida bisa diketemoeken lagi, toch kapitein tida maoe lantas kasi permisi penoempang penoempang baroe naek itoe kapal. Ia prentah ia poenja orang orang aken preksa itoe kapal lagi sekali dengen teliti.
Lobang lobang jang paling ketjil, di mana satoe orang tida bisa semboeni, poen toeroet dipreksa, aken tetapi pertjoema sadja.
Vieuxtemps tida diketemoeken.
Di kapal penoempang penoempang jang hendak pergi ka sebrang, soeda ada banjak dan moelai menggrendeng. Kapitein terpaksa menoeroet pada djam brangkat jang soeda ditentoeken. Itoe agent agent polilie ambil poetoesan aken toeroen dari dek, jang sigra penoeh dengen penoempang penoempang.
Sasampenja di darat, itoe agent agent ampir bertjidra sama satoe dengen laen, sebab masing masing kasi salah pada jang laen tentang itoe pelarian.
Tapi, itoe semoea tida merobah itoe perkara. Itoe pendjahat tetap tida ada Marika tinggal di sitoe bebrapa lamanja, dengen harepan, Vieuxtemps aken kloear atawa orang aken ketemosken ia di antara anak kapal, tapi marika poenja harepan tida terkaboel.
Tida ada laen djalan lagi dari pada di waktoe malem pergi dari itoe tempat dan dengen kepala toendoek, tjeritaken tentang terlepasnja itoe orang tangkepan. Hoofdbureau van politie sigra kirim marika poela aken tjari itoe pendjahat.
——————
XXVI.
ITOE PREMPOEAN ASING.
„Kaoe poenja doegaan ada kliroe, Inspecteur“ kata kolonel Rogers esok paginja pada inspecteur Bernard.
„Bitjaranja njonja Goud, jang telah bikin akoe dapet ini pikiran,“ djawab Bernard. „Ia pertjaja pasti, Vieuxtemps poenja istri pertama dan itoe njonja jang pake koedoeng biroe, ada satoe orang sadja.“
„Akoe bisa boektiken, bahoea itoe sangkaan tida betoel, sebab njonja Vieuxtemps ada sama akoe,“ kata Rogers jang waktoe pagi sekali soeda pergi dari roemahnja dan belon taoe tentang perginja Clotilde.
„Tapi, menoeroet kaoe poenja perkataan perkataan sendiri dan menoeroet tjeritanja agent agent, kaoe moesti idzinken akoe bilang, bahoea ini prempoean masih bergaoel dengen Vieuxtemps.“
Moekanja Rogers djadi berobah.
„Di sitoe ada satoe perkara jang akoe tida mengarti,“ katanja. „Akoe mengadepin satoe badean. Itoe bangsat roepanja ada mempoenjai kakoeasaan setan.“
„Djangan taro kapertjajaan pada orang orang prempoean, apabila ada ketarik perkara tjinta. Brapa banjak perkara kita soeda liat, bahoea saorang lelaki jang ditjinta, telah bisa boedjoek orang orang prempoean dari golongan pertama, anak anak dari orang toea jang terhormat, jang dididik dengen hati hati, boeat lakoeken kedjahatan.“
Rogers mengawasi di depannja seraja berpikir.
„Akoe tida bisa pertjaja,“ kata kolonel Rogers lagi. „Akoe tida bisa pertjaja!“
„Satoe voorstel, kolonel!“ „Bilanglah!“
„Ada satoe atoeran bagoes, jang kaoe kasi tempat tinggal pada itoe prempoean. Akoe kasi slamat pada kaoe dengen itoe pikiran bagoes. Tapi, biarlah akoe tjeritaken akoe poenja voorstel. Djangan kasi ia kloear, kolonel, tahan ia dalem kaoe poenja roemah dan soeroe intip segala perboeatannja, zonder ia dapet taoe. Akoe pertjaja, tjara begini kita gampang sekali bisa dapet tangkep lagi itoe bangsat, jang kemaren lari.“
Rogers diam.
„Kaoe liat, kita beroeroesan dengen satoe pendjahat jang tjerdik,“ kata Bernard lagi. „Tapi kita ada pegang ia poenja istri jang pertama. Itoe bangsat tentoe aken kasi tanda tanda pada istrinja itoe. Ia aken berhoeboeng sama itoe prempoean . . . . Djadi, kaoe berdjandji padakoe, aken berlakoe awas?“
„Akoe nanti bikin begitoe, pertjajalah !“
„Dan sekarang marilah kita bitjaraken itoe prempoean asing. Kaoe bilang, tida bisa djadi ia itoe ada Vieuxtemps poenja istri jang pertama. Abis, siapa adanja itoe prempoean?“
„Djoestroe itoe jang belon dapet diketahoei. Apa kaoe soeda soeroe tahan itoe prempoean?“
„Akoe nanti sigra ambil atoeran atoeran aken tangkep padanja.“
„Ini ada djalan satoe satoenja aken dapet katerangan“, kata Rogers, „Tapi akoe koeatir, ini tida aken bawa kita lebi djaoe, inspecteur. Ia tida nanti maoe bitjara. Ia nanti brangkali tjeritaken, bahoea ia ada mempoenjai perhoeboengan resia sama itoe toean Goud jang kaja, bahoea ia djadi gendaknja. . . .“
„Akoe nanti soeroe kepoeng ia poenja tempat tinggal waktoe ia tida ada di roemah dan kita nanti liat, apa nanti kasoedahansja ini atoeran”, djawab Bernard.
„Kaoe maoe bilang.....”
„Bahoea Vieuxtemps nanti dateng di sitoe? Tida, akoe tida pertjaja begitoe. Boeat itoe ia ada terlaloe tjerdik. Tapi kita brangkali aken bisa dapet katerangan katerangan, jang bisa berharga boeat kita”.
„Namanja poen kita tida taoe, inspecteur”.
„Dalem hal ini, ia poenja nama tida ada pentingnja. Ada gampang sekali boeat pake nama palsoe. Satoe hal soeda pasti, jaitoe ia soeda lama berhoeboeng dengen Vieuxtemps Sekarang poen ia masi berhoeboeng, sebab kaoe tjeritaken, menoeroet katanja Vieuxtemps poenja istri, itoe prempoean jang telah serahken ia poenja anak pada Goud dan ini Goud kasiken poela itoe anak pada laen orang.....“
„Satoe boekti bagoes, bahoea itoe prempoean jang pake koedoeng biroe boekannja njonja Vieuxtemps, sebab itoe prempoean telah rampas itoe njonja poenja anak.“
„Soenggoeh ada penting sekali aken kita ketahoei sedikit tentang ini prempoean asing jang moelai djalanken rol penting dalem ini perkara, kolonel.“
„Apa kaoe pergi ka sana?“
„Akoe nanti sigra pergi pada agent politie, jang djaga di ia poenja djalanan. Ia tentoe kenal itoe prempoean".
„Akoe toeroet sama kaoe“, kata Rogers.
Itoe doea toean kloear dari kantor politie dan naek kreta pergi ka djalanan, di mana itoe prempoean tinggal.
Sasampenja di itoe djalanan, marika toeroen dari kandaraan dan tjari agent jang diwadjibken mendjaga di sitoe. Itoe agent, jang soeda lama mendjaga di satoe tempat itoe sadja, djadi sama sadja dengen boekoe adres jang berdjiwa. Marika kenal semoea orang, jang berdiam dalem marika poenja bilangan. Dengen diam marika tilik segala perboeatan dan gerak gerakannja itoe orang orang.
Bernard dan Rogers sigra ketemoeken itoe agent ang marika tjari.
„Alton,“ kata Bernard sambil liwatia itoe agent dan dengen djari ia menoendjoek pada satoe lowongan antara doea: roemah, di mana Rogers menoenggoe padanja.
Alton boeroe boeroe pergi ka sana.
Dari sitoe orang bisa liat itoe roemah jang didiami oleh itoe prempoean jang tida terkenal.
„Apa kaoe maoe, toean toean ?“ tanja Alton sambil memberi hormat pada ia poenja doea chef.
„Apa kaoe taoe siapa berdiam di loteng pertama dari itoe roemah di tikoengan ?“ tanja Bernard.
„Itoe politie agent mengawasi di djoeroesan jang dimaksoedken.
„Soeda brapa lamanja di sitoe ada tinggal satoe njonja, doeloe. . . .“
„Akoe tida bitjara perkatal doeloe. Apa kaoe kenal itoe njonja?“
„Akoe tjoema taoe, bahoea ia poenja ramboet merah dan, dari sebab orang soeka ketawaken ia poenja ramboet, maka ia selaloe pake kain koedoeng biroe.“
„Apa kaoe ada liat djoega, Alton, jang ia dapet koendjoengan dari satoe toean?“
„Sadjek itoe njonja tinggal disitoe, atjapkali satoe toean dateng.“
„Kaoe kenal itoe toean?“
„Tida, inspecteur. Romannja tjakep, badannja besar, masih moeda, moekanja poetjet. . . “
„Betoel dia," Rogers menggrendeng.
„Siapa adanja itoe njonja? Siapa namanja?“ Bernard menanja teroes.
„Akoe tida taoe namanja, inspecteur, ia djadi toekang toenggang koeda dan mempoenjai tenaga-loear biasa. Demikianlah katanja kabar kabar jang akoe ada taoe, sebab ia tinggal di sitoe belon lama dan tetangga tetangganja djoega tida taoe soeatoe apa tentang dia.“
„Apa ia ada di roemah?“.
„Ini hari akoe belon liat dia“.
„Apa ia bekerdja sama komedi koeda?“
„Itoe akoe tida taoe, inspecteur.“
„Apa selama ini bebrapa hari jang paling blakang ia ada bawa satoe anak ketjil?“
„Itoe akoe tida liat.“
„Baeklah, trima kasi. Kombali sadja ka tempatmoe djaga.“
Itoe agent kasi salam dan berlaloe.
„Kita pergi ka atas,“ kata Rogers pada Bernard. „Ia brangkali masi ada di roemah. Kita nanti bawa ia ka kantor.“
Bernard manggoetken kapalanja sebagi tanda moefakat.
„Kaoe moesti tangkep ini orang,“ katanja. „Ia djadi pekakasnja Goud“
„Dan kita moesti tjari taoe, dimana adanja itoe anak.“
„Segala apa bikin akoe djadi pertjaja, bahoea ia djadi kawan sarikatnja Goud. Boleh djadi ia semboeniken itoe bangsat dalem roemahnja atawa ia simpen oewang jang Goud soeda bisa tjoeri dengen gampang dari roemahnja almarhoem toean Smith tempo dioeroes ia poenja Warisan,“ kata Bernard sambil djalan ka roemah itoe. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pendeknja ia taoe tentang itoe pemboenoehan dan brangkali ia telah toeroet membantoe.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe moesti tahan ini njonja“, kata Rogers.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe doea orang sampe di itoe roemah.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe kira, ia tida aken boeka pintoe,“ kata Bernard dengen pelahan. „Tapi akoe soeda bersedia. Kita aken boeka itoe dengen paksa.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe sama sadja seperti setan, Bernard,“ kata itoe Kolonel, jang tjoema inget pada Clotilde dan ampir tida bisa semboeniken ia poenja rasa sedih. Ia soeda tida pertjaja lagi pada Clotilde, ia soeda anggep Clotilde seperti satoe prempoean hina, en toch ia tjinta padanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marika pergi ka roemahnja itoe prempoean asing dan doegaannja itoe inspecteur ternjata benar. Kendati marika boeniken lontjeng bebrapa kali, toch Marika tida dapet djawaban.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantas Bernard kloearken satoe koentji palsoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Orang moesti poekoel bangsat bangsat dengen marika poenja sendjata sendiri,“ katanja dan boeka pintoe dari kamar depan dengen perlahan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marika djoega soeda kloearken marika poenja revolver. Dengen bersiap tjara demikian marika masoek dalem satoe kamar. Itoe kamar kosong.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen tida berajal barang satoe saat, Bernard pergi ka pintoe jang berhoeboeng dengen laen laen kamar, sedeng Rogers tjari taoe, apa tida ada orang jang semboeni di blakang perabot perabot roemah atawa klamboe klamboe. Kemoedian ia ikoetin sobatnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marika preksa semoea : lemari lemari, tempat tempat tidoer dan rustbank. Marika preksa segala podjokan podjokan, tapi tida dapetken soeatoe apa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Persetan !“ kata Bernard dengen goesar. „Kita dateng di saat jang tida baek.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sampepoen soerat atawa tanda paling ketjil jang bisa mentjoerigaken, tida ada kedapetan,“ kata Rogers.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe soeda ambil poetoesankoe. kolonel,“ itoe inspecteur kata lagi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe maoe bikin ?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tinggal di sini dan mengintip.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, ini ada paling baek. Tapi hati hati, kaoe taoe sama siapa kaoe beroeroesan.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard ketawa menghina dan kasi liat ia poenja revolver, jang ia taro atas medja dalem kamar, jang marika pertama masoekin.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe kenal akoe. Akoe tida gegabah.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe maoe depet bantoean dari agent agent politie ?“ tanja itoe kolonel.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida perloe. Agent agent aken menarik orang poenja pikiran,“ djawab Bernard. „Sebagimana kaoe taoe, akoe pertjaja pada dirikoe sendiri.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„kaloe begitoe, akoe tinggal kaoe di sini dan aken bikin papreksaan sendiri. Akoe harep kaoe dapet tangkepan jang baek, inspecteur.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„kaloe itoe prempoean jang pake kain koedoeng, dateng di sini, akoe pegang padanja dan toenggoe. Itoe boeroeng jang laen brangkali aken kena ditangkep djoega. Akoe soeda bisa bikin tangkepan tangkepan lebih penting dengen djalan begini. Tapi, hati-hati, apabila kaoe berlaloe dari sini, soepaja kaoe tida dapet diliat oleh moesoe kita.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe nanti pergi djalan pintoe laen. Ini ada satoe atoeran bagoes. Ini roemah mempoenjai doea pintoe. ... Djadi, slamat tinggal dan moedahan kaoe dapet hasil bagoes.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe doea sobat berpisah dari satoe sama laen. Rogers kloear dari itoe kamar dengen pelahan dan toeroen dari tangga dengen tida ada ketemoeken barang satoe orang.
Sasampenja di bawah ia menjebrang pekarangan dalem, kloear dari pintoe blakang dan sampe di satoe djalanan laen.
Dengen satoe kali memandang ia soeda dapet taoe, bahoea tida satoe orang ada perhatiken padanja dan ia mengilang di antara orang banjak.
Samentara itoe Bernard menoenggoe dalem kamarnja itoe prempoean jang tida terkenal. la boeka ia poenja overjas, boeka topinja dan doedoek atas satoe krosi deket medja, atas mana ia telah taro ia poenja revolver.
Kemoedian ia menoenggoe dengen kesabaran, jang memang djadi ia poenja salah satoe sifat.
Itoe prempoean jang pake koedoeng biroe, tida bisa doega, bahoea orang pasang satoe pikatan dalem ia poenja kamar sendiri. Djoega Bernard harep, ia sigra aken dateng.
Aken tetapi, bebrapa djam soeda liwat, tida satoe orang ada dateng. Hari soeda moelai gelap.
Bernard memandang di sakiternja. la perloe sama penerangan.
Atas satoe medja ketjil ia ada liat satoe lampoe.
Tapi, itoe api tida boleh diliat orang dari djalanan.
Sasoeda berpikir sabentar ia dapet satoe djalan. la aken toeroenken klamboe klamboe jang besar dan tebal dari djendela djendela.
Orang tida aken dapet liat itoe klamboe klamboe dari bawah dan tjahaja api tida aken bisa menemboes itoe klamboe klamboe. Bernard menoenggoe lagi saperampat djam.
Di loear soeda djadi begitoe gelap, hingga lentera lentera di djalanan soeda dipasang. Dalem kamar soeda ampir gelap sama sekali.
Bernard bangoen dari tempatnja doedoek, menoedjoe ka djendela dan toeroenken itoe klamboe klamboe, lantaran mana dalem itoe kamar djadi lebih gelap lagi.
Tatkala ia menoedjoe ka djendela laen boeat toeroenken djoega klamboe klamboenja, ia mendadak diam, pasang koepingnja dan badannja djadi sedikit goemetar.
Pintoe diboeka.
Jang dateng adalah itoe njonja. Ia telah menoenggoe sampe soeda gelap, baroe ia poelang. Orang denger boeni spatoenja dalem kamar samping.
Bernard lantas berlaloe dari djendela. Ia belon sampe deket medja, tatkala pintoe kamar diboeka.
Djalan djendela, jang klamboe klamboenja belon ditoeroenken, masoek sedikit sinar terang, tjoekoep boeat bisa meliat itoe bajangan gelap di tengahnja itoe kamar.
Bernard sendiri, jang matanja soeda djadi biasa dengen kegelapan di sitoe, kenalin romannja saorang. prampoean, jaitoe prampoean jang memake koedoeng biroe.
Apa ia sendirian sadja, atawakah Vieuxtemps toeroet sama dia ?
Dengen satoe kali angkat mata itoe prempoean memareksa itoe kamar dan liat itoe bajangan gelap, jaitoe bajangan dari Bernard. Bernard dapet liat saorang prempoean jang potongan badannja bagoes.
Itoe inspecteur pergi ka medja boeat ambil ia poenja revolver, tapi itoe prempoean tida kasi itoe tempo.
Bernard liat ia hampirken padanja dan, berbareng dengen itoe, ia merasa kepalanja sakit keras.
Dengen satoe barang keras dan tadjem, jang ia tida bisa liat di dalem gelap, itoe prempoean telah poekoel padanja, hingga Bernard mengarti perkataan perkataannja itoe agent politie, tatkala ia ini bilang bahoea itoe prempoean ada satoe toekang naek koeda jang mempoenjai tenaga loear biasa.
Sabelonnja sampe di medja, Bernard djadi sempojongan dan djato tjelentang dengen pangsan. Ia tjoba bangoen, tapi djatoh poela.
Bernard soeda tida berdaja lagi. Itoe prempoean telah bekerdja lebih tjepat dari dia Ia telah tida dapet tempo boeat membela diri atawa boeat mendjerit.
Satoe ketawa menghina kadengeran dalem itoe kamar gelap.
„Siapa adanja kaoe dan apa kaoe tjari di sini?“" kata itoe prempoean sambil boeka koedoengnja dan bongkoken badannja memandang itoe detective. „Kalde? Pendeknja, ini aken kasi peladjaran pada kaoe aken laen kali lebih berhati hati. Kenapa kaoe mengganggoe padakoe? Apa akoe ada tjampoer kaoe poenja oeroesan? Dan kenapa kaoe sampe mengintip akoe dalem roemahkoe sendiri, seperti akoe djadi pendjahat?“
Itoe koetika itoe prempoean dapet pikiran, brangkali deket di sitoe ada agent agent politie. Sebab ia tida soeka ketemoe dengen itoe orang orang politie dan ia tida berasa slamat dalem roemahnja, maka ia pake poela ia poenja koe loeng dan brangkat dengen boeroe boeroe.
Ia koentji pintoe pintoe, toeroen dari tangga dan mengilang.
Bernard tinggal saorang diri dalem itoe kamar, terletak di lantei.
XXVII.
APA JANG ROGERS BIKIN.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers rasaken hatinja sanget loeka. Belon pernah selama ia idoep, ia merasa hatinja begitoe sanget di serang oleh tjemboeroe dan tjinta seperti sekarang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe orang laki, itoe soeami, jang Clotilde bilang ia pandang hina dan bentji, apakah Rogers telah tida dapetken itoe soeami dalem kamar bersama sama Clotilde ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apakah ini boekan boekti jang tegoeh, bahoea Clotilde masih teroes berhoeboeng sama dia, maski ia taoe, itoe orang ada satoe per djahat, jang ditjar oleh politie?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Berpikir sampe di sini, Rogers rasa seperti romannja Clotilde berbajang di depan matanja, lebih bagoes dari doeloenja. Apakah ini moeka, jang menoendjoeken hati jang djoedjoer, sabenarnja pinter berpoera poera?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers gojang kepalanja. Sembari berpikir ia djalan kaki ka roemahnja. Itoelah ada satoe perianjaan kedjam, atas mana ia tida bisa mendjawab Tapi, ia taoe betoel satoe perkara, satoe perkara jang bikin ia djadi kaget jaitoe ia tjinta pada Clotilde, kendati ia taro sangkaan sangkaan besar pada itoe prempoean.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasampenja di depan roemahnja ia mengawasi ka djendela dari kamarnja Clotilde. la tida liat Clotilde.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rasa koeatir mendadak timboel dalem hatinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa ia soeda pergi? Apa ia telah toeroet Alfred Vieuxtemps lari?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia madjoe ka djendela itoe sampe deket dan mengawasi ka dalem kamar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe kamar kosong. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen tjepet ia masoek.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Moekanja soeda djadi sanget poetjet dan rasa sedih menggoda hatinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen keras ia boeka pintoenja Clotilde poenja kamar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde soeda lari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia mengawasi pada medja dan dapet liat satoe potong kertas jang ditoelis, barangkali satoe soerat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia ambil itoe kertas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sedeng ia membatja itoe toelisan, tangannja goemetar. Ia batja Clotilde poenja slamat tinggal jang, bikin terharoe hati, ia dapet kapastian dari itoe soerat bahoea Clotilde tida bersalah, itoe soerat tida bisa mendjoesta, sebab itoe telah kloear dari hati jang djoedjoer dan soesah.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe brangkat . . . dan kaoe tida aken ketemoe akoe poela, selama lamanja tida," Rogers oelangken perkataan perkataan dari itoe soerat. „En toch, Clotilde," itoe kolonel menggerendeng teroes, „en toch akoe telah berlakoe tida adil pada kaoe, sanget tida adil, sebab akoe kira, roepanja kaoe ada salah . . . Lantaran kaoe poenja anak, maka kaoe telah toetoep moeloet. Sekarang perkara soeda terang boeat akoe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoeda abis batja itoe soerat, Rogers diam, matanja memandang pada itoe kertas, jang menjampeken padanja perkataan perkataan manis dan getir.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satetes aer mata djatoh dari matanja. Tjinta jang timboel dalem hatinja, merampas sekalian kakoeasaannja dan ia inget dengen kaget dan menesal pada Clotilde poenja kasedihan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoedanja kasoesaan jang tida sedikit dipikoel oleh itoe prempoean tjilaka, Rogers telah tambahken lagi kasedihan lantaran ia poenja koerang adil. Sekarang ia pergi tjari anaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers poenja pikiran djadi sabar lagi. la soeda ambil satoe poetoesan, jang ia moesti djalanken dengen lantas. Ia ikoetin itoe prempoean tjilaka, kaloe ketemoe, nanti ia minta maaf padanja boeat itoe tida adil,
jang ia soeda lakoeken padanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi, kamana Clotilde soeda pergi?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe prempoean, jang hendak ditangkep oleh Bernard, soedah serahken Emma pada Vieuxtemps dan ini bangsat, soepaja bisa bikin Clotilde djadi djatoh dalem kakoeasaannja, soeda serahken itoe anak pada satoe koempoelan toekang toekang soenglap.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clotilde sekarang jari ini kawanan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers maoe ketemoeken ini koempoelan toekang soenglap djoega, sebrapa bisa lekas, sebab Vieuxtemps telah antjem Clotilde dengen itoe toekang toekang soenglap.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers tida pertjaja, Clotilde telah pergi dari New York dengen mengambil djalan besar. Tentoelah ia berniat aken pergi di kota kota depan, jang dikoendjoengi oleh roepa roepa matjem erang dagang jang mengoembara kasana sini.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan boleh djadi Clotilde diboentoetin oleh Vieuxtemps, jang roepanja tida ada ingetan aken kasi lolos itoe prempoean dari koekoenja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kolonel Rogers masoeken newang dalem sakoenja, sasoeda ambil atoeran atoeran boeat berpergian dalem tempo jang lama. Esok harinja ia pergi di stal stal dari politie, di mana ia soeroe pasang pakean dari saekor koeda.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Demikianlah ia kloear dari kota New York.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di salah satoe kota depan jang loeas ia liat satoe loods, dalem mana ada bebrapa toekang soenglap.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di depan itoe loods ada berdiri sakoempoelan orang orang, teroetama anak anak, jang mendengerken bitjaranja badoet jang mengoendang publiek aken masoek menonton.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers brentiken ia poenja koe ja dan panggil itoe toekang soenglap, jang lantas dateng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ada laen koempoelan di deket sini ?" tanja itoe kolonel.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, toean," djawab jang ditanja, „komedi koeda Bumpo, tapi soeda brangkat ini hari."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa dalem itoe komedi koeda ada satoe anak prempoean, jang dikasi adjar roepa roepa permaenan ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ha, apa kaoe djoega tjari itoe anak?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe djoega? Kenapa kaoe bilang begitoe ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sebab kemaren soeda ada liwat di sini saorang prempoean, jang tanja akoe begitoe djoega."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saorang prempoean... bagimana roepanja ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Poetjet dan sedih. Ia memake pakean item."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers tarik napas pandjang. Itoe prempoean adalah Clotilde.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ka mana itoe prempoean soeda pergi ?" Ia menanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ka satoe tempat ketjil, York namanja, toean. la hendak ikoetin djoeroesan jang soeda diambil oleh itoe circus."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers soeda dapet katerangan katerangan jang ia perloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia mengoetjap trima kasi pada itoe orang boeat ia poenja manis boedi. la sekarang pertjaja pasti, ia aken ketemoeken Clotilde. la ini djalan kaki dan Rogers naek koeda, tentoelah tida lama Rogers soeda bisa soesoel dia.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ada doea djalan jang pergi ka itoe kota ketjil, jang ditoedjoe oleh itoe komedi koeda. Rogers ambil salah satoe djalan itoe dan kerasken djalan koedanja lantaran mana di waktoe malem ia soeda sampe di York. Di sepandjang djalan ia berlakoe awas betoel, sebab ia harep aken ketemoeken Clotilde.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasampenja di roemah roemah, jang pertama Rogers soeda moelai tanja katerangan katerangan. Tapi ia tida dapet denger soeatoe apa tentang Clotilde. Ia tjoema denger satoe komedi koeda, jang aken bikin pertoendjoekan pertoendjoekan, ada mondok di laen bagian dari kota York.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers pertjaja pasti itoe komedi koeda adalah jang ditjari oleh Clotilde. Sebab itoe orang politie pertjaja, di sitoe ia nanti ketemoeken Emma, maka ia soeroe bawa koedanja dalem stal dari satoe losmen dan dengen djalan kaki ia melantjong dalem itoe kota.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Diterangin oleh sinarnja boelan ia sigra dapet liat itoe komedi koeda, jang soeda sedia boeat menerima datengnja penonton.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Atas satoe tameng besar dari kaen ada ditoelis dengen letter letter besar: CIRCUS BUMPO. Di segala pendjoeroe orang liat orang orang lelaki dan prempoean dari itoe koempoelan komedi koeda.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers hampirken pada marika.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Siapa eigenaarnja ini circus ?" ia menanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Directeur Bumpo," djawab salah saorang itoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan directeur Bumpo adalah akoe. Kenapa kaoe tanja begitoe?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe liat siapa adanja akoe ?" kata itoe kolonel sambil kasi oendjoek ia poenja medaille.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe directeur angkat poendaknja seperti orang jang tida perdoelian. „Baek,“ katanja. „Akoe tida oesah liat itoe medaille boeat ketahoei, bahoea kaoe ada orang politie.“
„Akoe kolonel Rogers, kepala dari politie pendjaga kaamanan. Apa kaoe ada trima koendjoengannja satoe njonja jang moekanja poetjet dan berpakean item ?“
„Dateng sama akoe? Kenapa?....Apa kaoe kira akoe ada piara laen prempoean selaennja istrikoe?...Akoe perdoeli apa sama itoe njonja jang moekanja poetjet dan berpakean item?“
„Ia tjari ia poenja anak. Tempo kaoe berada di New York, ada saorang kasiken pada kaoe satoe anak prempoean ketjl. Betoel apa tida?“
Bumpo poenja moeka kliatannja tida terlaloe girang. Kentara ia poenja kakoeatiran, jang ia tjoba semboeniken.
„Satoe anak?“ katanja boeat dapet tempo. „Satoe anak prempoean?“
„Ia ada di sini, dalem kaoe poenja tenda,“ kata Rogers dengen soeara keras.
„Apa mengartinja ini?“ Bumpo, jang telah djadi marah, bertreak. „Kaoe brani bilang, akoe dagangken anak anak?“
Dengen tida dengerken bitjaranja itoe orang, Rogers menoedjoe ka pintoe tenda, boeka kiamboe jang menoetoep itoe pintoe dan masoek.
Dengen diterangin oleh sinar jang goeram dari satoe lampoe minjak tanah, Rogers dapet liat satoe pemandangan aneh. Bumpo ikoet di blakangnja itoe kolonel.
Dalem kalangan tempat kasi pertoendjoekan ada bebrapa koempoelan orang orang, jang doedoek di lantei atawa berbaring atas pasir aloes. Satoe toekang muziek maenken biola. Bebrapa anak prempoean' dengen berpakean loear biasa, ketawa dan beromong omong sama satoe dengen laen. Bebrapa orang moeda lelaki memaen sama kertas berwarna. Dalem ini koempoelan jang boeka soeara paling besar adalah istrinja itoe directeur, satoe prempoean gemoek, jang doedoek di depan satoe medja ketjil mengitoeng oewang.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Semoea orang toedjoeken matanja pada itoe orang asing, jang baroe masoek, Njonja Bumpo menoleh.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Siapa kaoe bawa? ia menanja pada lakinja. „Repetitie besok pagi tapi belon tentoe besok dikasi pertoendjoekan, sebab badoet sakit dan kakinja ia poenja kalde pintjang."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ini toean dateng di sini boeat tjari satoe anak," djawab itoe directeur dengen soeara menjindir
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Satoe anak?" kata itoe prempoean gemoek dengen moeka seperti orang jang merasa dihinaken.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers tambah pertjaja, bahoea keadaan dalem itoe circus Burpo tida beres.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Anak anak prempoean maenin mata pada itoe commissaris jang tjakep, tapi ia ini tida perhatiken itoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Satoe anak?" tanja orang orang jang djadi toekang naek koeda.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, satoe anak prempoean ketjil," djawab Rogers.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia moesti ada di sini. Akoe dateng dari New York dan denger di sana, bahoea kaoe orang telah bawa itoe anak."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Njonja directeur ketawa besar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Siapa soeda tjeritaken itoe tjerita djoesta pada kaoe, toean?" katanja seraja deketin pada Rogers.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang precies delapan boelan jang kita orang dateng dari Londen, di mana kita ambil orang orang komedi bangsa Spanjol dan Fransch jang kesohor. Kita tida ada poenja oewang boeat bawa anak anak asing, terlebih tida lantaran kita belon ada dapet pendapetan soeatoe apa." <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ada apa dalem ini kamar?“ tanja Rogers dengen tida perdoeliken pada apa jang dibilang oleh itoe prempoean.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers menoendjoek pada satoe klamboe jang dipake sebagi pintoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ini tempat nona nona toekar pakean“, djawab njonja Bumpo dengen angkoel. „Di sebrang itoe ada stal stal, dan di seblahnja ada tempat orang orang lelaki toekar pakean.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa semoea anggota dari kaoe poenja koempoelan ada disini?“ kata Rogers lagi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boeat dapet taoe itoe, lebih doeloe akoe moesti itoeng“, djawab Bumpo. „Akoe poenja koempoelan ada besar dan kesohor. Servoea anak komedi, baek lelaki maoepoen prempoean, teritoeng dalem golongan klas satoe.....“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kolonel Rogers tida bisa tahan tida djadi mesam tatkala denger itoe perkataan perkataan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi selaennja orang orang jang ada di sini, apa kaoe tida poenja orang lagi?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, toean.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi akoe tida liat itoe orang sama siapa kaoe tadi beromong omong di loear.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia tentoe ada kerdja dalem stal.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan apa ini adanja semoea anak anak, jang bekerdja dalem ini circus?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers mengawasi pada sakoempoelan anak anak lelaki dan prempoean, jang berdiri deket sama dia.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ini tida tjoekoep banjak?“ djawab itoe directeur. „Akoe poenja circus ada circus klas satoe, toean.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers pertjaja pasti, Emma ada di deket sitoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ambil lentera!“ ia prentah.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Salah satoe anak lelaki bawa dateng satoe lentera jang soeda dipasang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mari!“ kata Rogers pada itoe directeur seraja ambil itoe lentera.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bumpo tida bikin kaberatan. la toentoen itoe kolonel meneroes kalangan tempat maen, di mana di satoe fihak ada stal stal dan di laen fihak kamar kamar dari anak komedi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoeda Rogers preksa stal stal dan dapet taoe di sitoe tida ada disemboeniken anak, ia pergi di kamar kamar anak komedi, dimana ia dapetken badoet jang sakit. Tapi djoega dalem itoe kamar kamar ia tida ketemoeken Emma.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sembari djalan itoe directeur tida brentinja poedji ia poenja circus, ia poenja orang orang dan binatang binatang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemoedian Rogers pergi di kamar kamar, dimana orang orang prempoean lagi berpakean boeat kasi pertoendjoekan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ha, apa kaoe masih selaloe tjari itoe anak, toean?“ tanja Bumpo. „Kaoe liat, kaoe poenja tjape sis sia sadja.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, akoe liat begitoe djoega. Ini malem djoega akoe aken brangkat dari ini tempat,“ djawab Rogers, jang maoe ilangken itoe directeur poenja kakoeatiran. „Akoe soeda djalanken kewadjibankoe di sini dan akoe pertjaja pasti, itoe anak tida ada disini.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bumpo roepanja sanget senang mendenger ini katerangan. la kasi Rogers kloear djalan pintoe blakang, kasi slamat malem dan kombali dalem ia poenja circus, sedeng itoe kolonel djalan pergi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ini kepala politie soeda atoer ia poenja maksoed. Ia hendak toenggoe di deket sitoe dan intip apa Clotilde ada dateng. Ia aken toenggoe teroes sampe besok malem. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemoedian ia nanti dateng poela dalem itoe circus dengen mendadak dan ia harep, ini kali ia nanti ketemoeken Emma. la pertjaja Emma moesti ada dalem itoe circus.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tida djaoe dari sitoe ada satoe park besar, dimana ada satoe bankoe dari batoe. Rogers doedoek disitoe, dari mana ia bisa liat tanah lapang di depan itoe circus. Di sitoe ia aken menoenggoe.
XXVIII.
SATOE KATERANGAN PENTING.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoeda ilang pangsannja, inspecteur Bernard liat di sakiternja ada gelap goelita dan amat sepi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia bangoen dari lantei.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pelahan pelahan ia moelai inget apa soeda terdjadi dan sekarang ia taoe poela di mana ia berada.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaloe ia bergerak, ia rasaken rasa aneh di djidatnja. Ia <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]rasaken satoe toesoekan sakit dan djoega rasanja di moekanja ada aer panas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe aer panas tentoelah darah.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia telah dapet poekoelan keras di djidatnja dengen satoe barang tadjem dan keras, jang bikin ia djadi dapet loeka.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Jalah itoe prempoean pake koedoeng biroe jang kasi itoe poekoelan, brangkali dengen satoe roejoeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa itoe prempoean masih ada dalem roemah? Itoelah Bernard maoe tjari taoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia hampirken medja dan sambil menggrepe ia dapetken ia poenja revolver. la tjari ia poenja lampoe listrik dan dengen diterangin oleh ini lampoe ia memereksa dalem itoe kamar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tida ada satoe orang selaennja dia.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa itoe prempoean soeda pergi?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Roepanja soeda pergi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard ambil satoe lampoe, taro itoe atas medja deket ia poenja revolver dan pasang itoe lampoe. Kemoedian ia pegang itoe lampoe dan mengawasi dalem katja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Antero moekanja katjipratan darah. Ia lantas moelai bikin bersih moekanja dan brentiken darahnja kloear, Djidatnja rasa sakit, tapi ia merasa lebih sakit lagi ia soeda dapet kekalahan sematjem itoe.
Dalem kamar tidoer, jang berdamping dengen kamar di mana ia berada, ia ambil aer, tjoetji moekanja dan kemoedian ia dapet liat, di djidatnja, deket ia poenja ramboet kepala ia telah dapet satoe loeka ketjil, jaitoe tandanja satoe perklaian, dalem mana ia soeda dapet kekalahan.
Dari sebab ia poenja rasa angkoeh telah dapet loeka lebih keras dari djidatnya, maka ia sanget bentji itoe prempoean dan ia berniat aken tjari dan tangkep itoe prempoeen, biar bagimana djoega. la djoega harep, dengen perantaraannja itoe prempoean, ia nanti bisa dapet tangkep djoega Vieuxtemps.
Waktoe moelai soeboeh ia kloear dari itoe kamar dan lantas pergi ka kantornja.
Di sitoe ia sigra moelai preksa rapport rapport dari orang orang sebawahannja. ltoe orang orang mengawasi pada loeka di djidat dari madjikannja, tapi tida saorang brani tanja sebabnja.
Itoe rapport rapport tida memoeat kabar kabar penting. Vieuxtemps masih belon ditangkep.
Semoea agent soeda ditanjai, tatkala Perin, salah satoe agent jang toeroet bawa Vieuxtemps, masoek dalem kamar bitjara. Ia ada salah satoe agent jang pakerdjaannja sanget dihargaken oleh Bernard. la djoega taoe tentang pakerdjaannja itoe prempoean jang pake koedoeng biroe dan tentang perkoendjoengan perkoendjoengan dari Vieuxtemps pada itoe prempoean.
„Apa kaoe soeda dapet tanda tanda dari Vieuxtemps, Perin?“ tanja Bernard.
„Tida, akoe tjoema ada dapet tanda tanda dari itoe pimpinan jang pake koedoeng biroe,“ djawab itoe agent.
Matanja itoe inspecteur moelai menjala.
„Kaoe tentoe soeda tangkep dia, Perin“ kata itoe detective.
„Akoe dateng telat, chef. Semalem ini prempoean ada kliatan di kota depan.“
„Oleh siapa ?“
„Oleh satoe agent politie. Ini agent tjeritaken padakoe, ia bekerdja pada satoe komedi koeda, jang boeka pertoendjoekan di sitoe boeat lamanja bebrapa hari.“
„lni ada tjotjok dengen laen laen katerangan jang akoe trima. Apa itoe circus masih ada di sini?“
„Tida, chef, soeda tida ada lagi.“
„Dan itoe prempoean ?“
„ltoe agent tjeritaken padakoe, dalem itoe circus ia diseboet nona listrik.“
„Ini ada satoe kabar penting, Perin. Apa itu agent ada tjeritaken djoega, bahoea ramboetnja itoe prempoean merah?“
„Ja, betoel, chef! Ramboetnja merah dan loear biasa tebal dan pandjang.“
„Betoel, betoel dia jang kita tjari.“
„Itoe agent tjeritaken lebi djaoe,“ kata Perin, „bahoea semalem itoe prempoean dengen pake koedoeng biroe telah masoek dalem satoe roemah di sana.“
„Apa kaoe ada pergi ka sana, Perin ?“ tanja Bernard.
„Ada, chef.“
„Apa kaoe soeda preksa itoe roema ?“
„Itoe roemah dikoentji dan tida ada satoe orang di dalemnja.“
„Siapa tinggal dalem itoe reoemah ?“
„Saorang jang sewaken kreta kreta.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa itoe circus soeda pergi?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, tapi akoe tida bisa taoe kamana ia soeda pergi."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa namanja itoe circus?'
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Circus Bumpo."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan apa namanja itoe „Nona Listrik ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia ada mempoenjai satoe nama bagoes, sebagimana memang semoea namanja orang orang sematjem itoe. Tapi itoe agent soeda loepa namanja.'
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa itoe circus tida ada kasi masoek advertentie atawa siarken programma?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe belom ada tempo boeat njari taoe ini. Akoe nanti kasi taoe pada kaoe sebrapa bisa lekas."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baek Perin, baek. Menoeroet pikirankoe, kita soeda dapet tanda tandanja ini prempoean."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia masih belon menikah. Itoe circus soeda bebrapa hari brangkat."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baek, kita nanti bisa dapet tjari itoe komedi koeda. Ikoet sama akoe, Perin. Di sana kita nanti tjari katerangan katerangan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Di sana tentoe ada terdjadi satoe perkara loear biasa," kata Perin lagi tatkala ia kloear dari kantor politie bersama inspecteur Bernard. „Itoe circus mendadak brangkat, sedeng akoe denger orang tjerita, saben malem ia menarik sanget banjak penonton, teroetama sadjek itoe „Nona Listrik" toeroet maen“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hm! Ini boeroe boeroe akoe pikir bisa terangken,“ kata Bernard. Tapi, kita nanti berkenalan lebih djaoe sama itoe prempoean bawa satoe anak prempoean?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, chef, akoe tida denger sama sekali tentang hal itoe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard dan Perin bermoela naek kreta, kemoedian marika djalan kaki menoedjoe tempat, di mana orang orang komedi biasanja tinggal. Itoe waktoe soeda ampir lohor.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marika ketemoeken tjoema tenda dari toekang soenglap, jang Rogers soeda denger pengakoeannja. Di deket sitoe tjoema ada bebrapa roemah”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Di sitoe ada tinggal itoe orang jang sewaken kreta kreta," kata Perin.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Marika boeniken lontjeng dan ketok pintoenja, tapi semoea tertoetoep dan tida saorang ada dateng. Eigenaarnja brangkali belon poelang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard dapet liat satoe roemah ketjil, sematjem roemah makan atawa lebih baek dibilang satoe dapoer, jang bagiannja jang paling moeka ditjat merah.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ikoet sama akoe, Perin,” kata itoe inspecteur dan bersama itoe agent politie ia pergi ka itoe dapoer.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marika masoek dalem kamar makan jang penoeh sama asep, dimana ada dijoeal roepa roepa matjem barang santapan
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala marika dateng, saorang lelaki jang berbadan besar hampirken pada marika. ltoe orang ada boeka sematjem tempat djoedi. Ia telah moelai itoe pakerdjaan, dari sebab itoe tempat pelahan pelahan telah perloe mempoenjai pendjoedian lantaran teroes meneroes ada dateng dan pergi ,,orang orang jang tjari peroentoengan“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe jang oeroes di sini?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, toean,“ djawab itoe orang dengen soeara angkoeh.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa di sini ada dateng djoega koempoelan orang orang komedi jang soeka mengembara ka sana sini?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, ada."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tentoe kenal itoe ,Nona Listrik ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Astrella?’
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bernard sekarang dapet taoe namanja itoe prempoean jang ia tjari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Astrella, itoe nona, dengen bintang bintang. Ia sesoenggoehnja ada satoe bintang dan satoe bintang jang amat penting.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Saban kali maen ia telah tarik sanget banjak penonton,“ kata itoe toekang losmen. „Apa kaoe taoe liat dia, toean?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apatah ia ada mempoenjai keanehan?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe ia kloear di tooneel. lantas bintang bintang mengkredep di atas dan di sakiternja. Astrella haroes dapet itoe nama. Sabetoelnja itoe tida heran. Ia tjoema berdiri atas satoe masin listrik jang diiket di bawah kakinja. Boeat itoe ia dapet banjak oewang. Kaloe orang pegang padanja, orang lantas dapet rasa gontjangan dari hawa listrik.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe kenal dia?“ Bernard menanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, ia belon dateng di sini.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia poenja ramboet merah?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Betoel, dan orang bilang, tiap tiap lembar ramboetnja ada listrik.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ia ada bawa satoe anak?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Satoe anak? Tida, itoe akoe tida ada denger orang bilang.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa circus Bumpo soeda pindah tempat?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, sajang. Selama ada di sini ia ada kasi akoe oentoeng bebrapa dollar.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ka mana ia soeda pergi?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe toekang losmen angkat poendaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida taoe, toean. Ia telah brangkat dengen boeroe boeroe. Bumpo dengen mendadak telah trima tawaran bagoes. Bumpo ada satoe directeur, jang tida banjak bandingannja. Ia mengarti betoel pakerdjaannja. Kapan keadaan ada baek, ia aken djadi kaja besar.“ <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa Kaoe brangkali taoe nama jang betoel dari itoe nona listrik ?‘ tanja Bernaid lagi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia poenja nama betoel ? Kaoe tanja terlaloe banjak. Marika semoea mempoenjai doea nama. Namanja jang betoel tida ada pentingnja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Marika toch moesti ada soerat soerat."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Soerat soerat!" itoe toekang losmen oelangken dengen soeara menghina, ,,Orang bisa dapet soerat soerat itoe sebrapa banjak orang maoe dengen tida oesah kasi taoe namanja jang betoel. Ada sadja djalan boeat dapet soerat soerat."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tentoe tida taoe apa dalem itoe circus ada satoe anak ketjil ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bumpo tjoema moesti oeloerken ia poenja tangan, akoe maoe bilang, ia tjoema moesti kasi satoe tanda aken dapet anak anak. Orang bawa anak enaknja padanja, soepaja ia bikin itoe anak djadi orang orang komedi jang pande,“ djawab itoe toekang losmen. ,,Tapi akoe tida taoe soeatoe apa jang ia ada bawa satoe anak prempoean ketjil dari sini.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa itoe nona listrik telah toeroet brangkat bersama sama itoe circus?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Nona Astrella ? Tentoelah. Apa kaoe tia tjari dia ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ada satoe perkara poesaka.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe toekang losmen boeka mata lebar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ia dapet warisan ?" katanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe moesti tjari taoe doeloe, apa betoel dia jang kita tjari.’
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tentoe sadja. Tjobalah tanja katerangan pada itoe orang toea Bloom di sebrang sana."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bloom ? Siapa itoe ?" kata Bernard.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe koesir toea, tida djaoe dari sini. Ia ada poenja saekor koeda dan satoe kreta toea. Kemaren ia telah dapet poekoelan bagoes. Ia moesti bawa itoe nona, akoe tida taoe ka mana. Brangkali itoe nona telah telah ketahan dalem kota, maka itoe koesir moesti bawa ia lantas pada ia poenja circus,“ kata itoe toekang losmen, jang sekarang moeloetnja djadi lebih terboeka sasoeda ia denger tentang satoe warisan. „Bloom ada dateng disini minoem ia poenja jenever dan ia telah anterken itoe nona."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ia tidak bilang ka mana?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida akoe tida tanja. Akoe tida perdoeli, ka mana itoe orang orang komedi pergi, apabila marika tida tinggal lagi di sini."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia poenja roemah dikoentji."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Jenever djang bikin itoe roemah djadi tertoetoep," djawab itoe toekang losmen. „Bloom minoem satoe botol Jenever dengen satoe kali minoem abis, apabila ia dalem perdjalanan. Kaloe ia soeda poelang, ia tidoer doea belas djam seperti oran toeli. Orang boleh ketok ia poenja pintu sampe orang poenja tangan djadi patah, ia tida aken denger."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoeda Bernard dan Pering sekarang dapet denger apa jang marika kepingin taoe tinggal tjoema boeat boedjoek Bloom soepaja ia tjeritaken, ka mana ia ka mana ia soeda bawa nona Astrella. Djadi marika pergi ka roemahnja itoe toekang sewaken kreta.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kita nanti bikin ia bangoen," kata Bernard, „dan kita nanti denger, dimana kita bisa dapetken itoe nona jang pake koedoeng biroe. Sampe sabegitoe djaoe ita ini hari ada beroentoeng, Perin."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ini agent politie moelai gedor pintoenja Bloom poenja roemah dengen kadoea kepelannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pertjoema sadja,“ kata Bernard sasoeda liwat bebrapa saat. „Kita moesti pake laen djalan. Itoe toea ka dalem sakedjapan mata sadja aken djadi bangoen."
Itoe inspecteur djalan dikoelilingnja itoe roemah ketjil. Di sebla blakang ada goedang dan satoe stal. Bernard pergi ka itoe stal. Perin ikoetin dia.
,,Kaloe kita kloearken ia poenja kreta dan koeda ia tida aken tidoer lagi,“ kata Bernard.
Perin ketawa dengen pelahan.
,,Bawa itoe kreta kloear," itoe inspecteur prentah ia poenja agent. ,,Tadi kita boleh ketok lagi lama dengen sia sia. Toean Bloom telah sengadja taro ia poenja tempat tidoer dalem stal, soepaja ia tida dapet ganggoean. ltoe dia, liat sadja.“
Deket ia poenja koeda, jang tidoer atas roempoet kering, Bloom melondjor dan tidoer seperti tikoes. Ia poenja koelit mata jang merah dan ia poenja napas soeda menoendjoeken tjoekoep, bahoea ia ada di bawah pengaroehnja alcohol.
Perin hampirken padanja dan gojang badannja. Bebrapa kali itoe agent moesti oelangken ini pakerdjaan, baroe Bloom djadi doedoek dan mengawasi dengen bingoeng di sapoeterrja.
,,Hola, Bloom!“ Bernard bertreak,
,,Ja, toean, ja,“ djawabnja sambil koetjek koetjek mata. ,, Apa toean maoe kreta?"
,,Ja, Bloom, lekas."
Si toea garoek kepalanja jang soeda beroeban.
,,Lantas, toean ? Itoe tida bisa," katanja.
,,Kenap tida bisa?"
,,Sebab akoe baroe kembali dari York. Perdjalanan pajah betoel, toean. Semalem pergi dan kombali dengen tida brenti boeat mengase.“
Bernard kedipken matanja. Ia sekarang taoe, mana itoe nona jang pake koedoeng biroe semalem telah pergi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe maoe pergi ka York, Bloom ? katanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ini hari djoega ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Lantas, Bloom. Akoe nanti bajar brapa sadja kaoe minta."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pertkataan perkataan ini roepanja ada berpengaroeh atas sitoe koesir toea.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Persetan, kaloe moesti, ja, soeda,“ katanja dan bikin persediaan persediaan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard soeroe Perin kombali ka kota, sebab ia tida maoe bawa laen orang. Dengen soeara pelahan ia kasi bebrapa prentah pada itoe agent dan kemoedian menoenggoe sampe Bloom soeda pasang koeda dan kretanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard sekarang soeda taoe djalannja itoe prempoean, jang djadi kawan sekoetoe dari satoe pendjahat dan pada siapa Bernard hendak bikin pembalesan.
XXIX
PERTEMOEAN DALEM ,,PENGGILINGAN MERAH."
Deket soengai Delaware jang lebar, delapan mijl djaoenja dari kota New York, ada satoe penggilingan toea jang antero pekakasnja ditjat merah. Pernahnja ini penggilingan di satoe tempat sepi di djalanan besar, jang djalan di sepandjang itoe kali, Di daerah sitoe itoe penggilingan terkenal dengen nama ,,Pagilingan Merah,” maskipoen soeda lama itoe pengilingan tida berpoeter dan saorang Duitsch, Schultz namanja, telah boeka satoe Losmen dalem roemah, jang berdampingan dengen itoe penggilingan. ltoe roemah ada satoe roemah besar dan tinggi, mempoenjai goedang goedang jang besar dalem tanah, jang doeloe dipake boeat tempat simpen tepoeng dari jang poenja itoe penggilingan.
Dalem kamar jang besar dari itoe losmen ada di taro medja medja dan krosi jang ditjat merah, di situ ada doedoek Vieuxtemps deket satoe djendela, di mana ia bisa liat di sepandjang djala besar dari doea fihak.
la pertjaja, dirinja di sitoe ada slamat, sebat depannja atas satoe medja ada satee botol anggoer dan ia beromong omong dengen sabar sama Schultz.
Di sampingnja Vieuxtemps, atas lantei dari papan, ada satoe karoeng besar, warna item.
,,Kaloe kaoe menginep di sini ini malem, akoe nanti soeroe sediaken satoe kamar di loteng,” kata Schultz. ,,Sigra soeda sedia tempat tidoer dan kaoe boleh mengaso dalem Penggilingan Merah sabegitoe lama kaoe maoe. Kaoe roepanja maoe mengaso di sini, boekan?" <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan dari sini akoe bisa pergi teroes ka York?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, York pernanja deket sadja. Kaoe pergi ka sana tentoe boeat beli ini itoe ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tentoe soeda denger tentang pemboenoeh dari toean millionnair toea, William Smith ?“ tanja Schultz. Soerat soerat kabar tjeritaken, bahoea itoe bangsat jang terkoetoek pada bebrapa hari berselang telah ditangkep, tapi ia soeda bisa lolos poela dari tangan politie."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Vieuxtemps ketawa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe agent agent politie tentoe semoeanja pengetjut jang bikin terlaloe banjak rewel sama itoe orang." katanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Orang tjeritaken, bahoea ia ada saorang Duitsch," kata itoe toekang losmen. „Inilah tida membikin girang hatikoe, sebab soeda ada dateng tjoekoep bangsat bangsat dari Duitschland, jang bikin orang poenja kapertjajaan pada orang Duitsch djadi ilang. Tapi soerat soerat kabar sekarang tjeritaken ia ada saorang Fransch. Namanja Goud dan telah menikah sama poetrinja almarhoem Smith. Soenggoeh adjaib satoe nona sematjem itoe, satoe poetri dari satoe millionnar, telah bisa menikah sama satoe badjingan.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Anak anak prempoean semoea kepingin kawin dan kaloe saorang lelaki bisa bikin ia djadi gila, tida ada satoe anak prempoean jang tida kena dipikat,“ djawab Vieuxtemps dengen soeara senang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Smith terlaloe lama idoep menoeroet kahendaknja sendiri sadja ... Sekarang orang taoe, itoe bangsat boekan bernama Goud."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ia poenja nama jang benar ada diseboet dadalem soerat kabar ?"
„Tida, roepanja orang belon taoe itoe nama jang betoel atawa orang hendak toetoep sadja itoe nama. Tapi, itoe nama tida ada pentingnja.”
Vieuxtemps kliatannja tida koeatir, djoega tida soesa. Ia minoem dengen sabar. Tapi mendadak ia bangoen dari krosinja, matanja dengen koeatir memandang ka djalanan, dimana ada mendatengin saorang prempoean jang memake pakean item.
Waktoe meliat „Penggilingan Merah“ dan itoe losmen, itoe prempoean moeda, jang kliatannja saorang miskin, mendadak brenti bertindak boeat berpikir.
Vieuxtemps boeroe boeroe bangoen dan hampirken djendela. Ia kenalin Clotilde dan liat, bahoea ia menoedjoe ka itoe losmen.
Schultz djoestroe hendak pasang lampoe. Tapi Vieuxtemps hampirken padanja dan kata.
„Kaoe bisa toeloeng padakoe. Apa disini ada tempat, dimana akoe bisa semboenji ?"
„Kenapa kaoe mendadak djadi begitoe ?" tanja Schuitz.
„Apa kaoe liat itoe anak prempoean didjalanan ?"
„Ja, roepanja ia ada saorang asing.“
„Akoe kenal dia. Akoe hendak bikin dia djadi kaget."
Schultz djadi tjemboeroe tatkala denger ini katerangan.
„Kenapa kaoe hendak bikin dia djadi kaget ?" ia menanja.
„Ada sebabnja.”
Berbareng dengen itoe Vieuxtemps sodorken salembar oewang kertas dari sepoeloe dollar dalem itoe tangannja itoe toekang losmen. „Djangan bilang disini ada orang,“ kata itoe badjingan lagi. „Akoe tjoema hendak bitjara orang doea sadja sama dia. Kaloe ia liat akoe, brangkali ia aken kombali."
„Ha, akoe mengarti. Toean tjinta ini anak prempoean, he?“ kata Schultz, itoe toekang losmen.
„Oh, gila! Tapi semboenjiken akoe, lekas"
„Tida soesah,“ kata Schultz lagi, jang anggep itoe sepoeloe dollar sebagi satoe boekti jang sanget terang.
„Di sini ada satoe pintoe jang kloear dalem goedang dalem tanah. Kaloe toean maoe toeroen disini ?“
Sambil kata begitoe, Schultz pergi disatoe tempat, dimana ada satoe tjintjin ketjil dari besi, jang disekroep dalem lantei dari papan. la bongkoken badannja, tarik itoe tjintjin dan boeka satoe pintoe.
„Ja, boleh. Dan apa kaoe aken tinggalken akoe berdoea sadja sama dia?“ kata Vieuxtemps.
„Apa toch maksoednja ini toean? Ia bikin akoe sedikit koeatir,“ Schultz menggrendeng, sedeng Viuxtemps mengilang ditangga dan itoe orang Duitsch toetoep poela itoe pintoe.
Clotilde masoek dalem itoe losmen dan berdiri di depan pintoe dari kamar, jang sanget gelap.
Schultz pasang lampoe dan mengawasi itoe prempoean asing.
Ia lantas mengarti kainginan jang dikandoeng oleh itoe tetamoe lelaki boeat bikin kaget itoe prempoean, sebab ini prempoean ada loear biasa tjantik, sedeng moekanja ada kliatan roepa sedih, jang moesti bikin orang merasa kasian bagi dirinja.
Dengen maloe maloe Clotilde madjoe bebrapa tindak sambil menanja dengen amat plahan pada itoe toekang losmen: „Malem baek, toean. Sekarang soeda malem dan akoe takoet di djalanan. Apa kaoe maoe kasi tempat menginep boeat ini malem?“
la kloearken ia poenja oewang jang pengabisan dari dompetnja.
„Ka mana kaoe maoe pergi? Kaoe maoe pergi lebih djaoe lagi?" tanya Schultz
„Akoe pergi ka York."
„Kaloe begitoe, kaoe poenja perdjalanan tida djaoe lagi."
„Akoe tjari akoe poenja anak"
„Dan apa kaoe maoe menginep di sini ?"
Clotilde mendjawab ja dan taro ia poenja oewang atas medja.
„Simpen toch kaoe poenja oewang,"kata Schultz. „Tida perloe begitoe boeroe boeroe. Kapan kaoe maoe menginep dalem ini losmen, kaoe boleh tinggal dalem ini kamar besar. Laen kamar semoea ada tamoenja. Di sini ada satoe rustbank toea, di mana kaoe bisa tidoer. Kapan kaoe soeka akoe nanti bawaken sedikit makanan.“
Itoe toekang losmen jang tjerdik pikir, itoe toean jang roepanja sanget hartawan, tentoe aken soeka bajar harganja segala apa jang dimakan oleh itoe prempoean.
Sedeng Clotilde doedoek di pinggir medja, atas mana ada satoe lampoe, itoe toekang losmen dateng bawa roti, ham dan mentega serta satoe glas anggoer. Ia memandang pada itoe prempoean moeda jang tjantik jang dengen koeatir menanja, apakah harganja itoe makanan tida lebih dari jang ia bisa bajar.
„Makan sadja, perkara ketjil,“ kata Schultz dengen soeara njaring, hingga Vieuxtemps gampang bisa nger. ,,Senangken kaoe poenja hati. Akoe sekarang tinggal kaoe sendirian sadja di sini. Kaoe tentoe soeda tjape. Malem baek."
Ia kloear dari itoe kamar dan koentji pintoenja.
Clotilde, jang tjoba makan sedikit, memandang dalem itoe kamar jang besar. Lampoe menerangin tjoema sedikit bagian dari itoe kamar. Bagian jang paling besar terkoedoeng dalem gelap goelita.
Rasa aneh timboel dalem hatinja itoe prempoean moeda. la poenja boeloe badan rasa bangoen semoea.
Tatkala tindakannja itoe toekang losmen soeda tida kadengaran lagi, di sakiternja Clotilde soeda djadi amat sepi. Di djalanan ada gelap.
Clotilde berniat besok pagi pagi aken pergi poela boeat tjari ia poenja Emma. la hendak tjari itoe circus....
Mendadak ia denger soeara pelahan. Itoe soeara datangnja begitoe mendadak, hingga Clotilde djadi goemetar.
Dari mana datangnja itoe soeara? Apa tikoes tikoes jang gigit apa apa? Atawa soeara tindakan manoesia?
Clotilde tida bergerak. Ia pikir, itoe soeara datengnja dari bawah lantei....
Clotilde djadi takoet. Tapi ia pikir, ia moesti brani. Boekankah ia ada satoe iboe jang hendak reboet kombali ia poenja anak jang dirampas orang ?
Ia pikir sabentar. Brangkali itoe ada soearanya aer di kali.
Tapi, tida bisa djadi.... Tida djaoe dari tempatnja doedoek ada apa apa bergerak.
Clotilde bangoen.
Lantei bergerak di satoe tempat.
Ia djadi amat kaget. Matanja jang besar ditoedjoeken di tempat, jang ia liat bergerak. Kemoedian diboeka satoe pintoe di lantei, dari mana kloear kepala dan poendak dari saorang lelaki.
Djeritan jang keras kloear dari bibirnja Clotilde. Ia poenja kaget djadi tambah besar, tatkala ia kenalin itoe orang, jang kloear dari bawah lantei, adalah ia poenja soeami, Alfred Vieuxtemps.
Vieuxtemps toetoep poela itoe pintoe. la hampirken pada Clotilde, jang dengen moeka poetjet sebagi mait, oeloerken tangannja boeat toelak itoe bangsat.
,,Toeloeng! toeloeng!" ia mendjerit. ,,Astaga! toeloenglah !"
,,Djangan bertreak !" kata Vieuxtemps sambil pegang tangannja. ,,Tida satoe orang bisa denger kaoe poenja treakan, tida satoe orang aken dateng. Eigenaar dari ini roemah taoe, bahoea akoe bitjara sama kaoe.”
,,Pergi!" Clotilde bertreak. ,,Kaoe ada satoe setan.”
,,Sebab akoe tinggalken kaoe? Akoe moesti berboeat begitoe, sebab akoe tida poenja apa apa lagi dan lebih doeloe akoe moesti tjoba sabisanja boeat djadi kaja soepaja bisa bikin kaoe djadi beroentoeng.”
,,Beroentoeng ?”
,,Ja, sekarang akoe hendak bikin kaoe djadi beroentoeng. Akoe tjinta pada kaoe. Akoe tjinta pada kaoe lebih dari doeloe. Kaoe moesti djadi istrikoe poela."
,,Tida, selanmanja tida. Kaloe kaoe tida pergi, akoe panggil toekang losmen daa tjeritaken padanja, bahoea kaoe adalah Vieuxtemps, si pemboenoeh."
,,Kaoe tida aken bikin begitoe. Hati hati!"
,,Toeloeng !“
,,Akoe bersoempah, kaloe kaoe boeka resiakoe, kaoe poenja anak aken mati.”
,,Akoe taoe, dimana adanja anakkoe dan akoe pergi ambil dia” ,,Dengerlah bitjarakoe.”
,,Djangan pegang akoe.” Clotilde bertreak sembari moendoer dengen goemetar, sedeng Alfred tjoba tarik dia.
,,Kaoe aken djadi istrikoe poela,” kata itoe bangsat poela. ,,Segala perboeatankoe jang doeloe kliroe, akoe bikin betoel. Akoe tjinta pada kaoe. Kaoe moesti istrikoe, Clotide. Kaoe masih selamanja djadi istrikoe."
,,Moendoer! lepas tangankoe! Sasoeatoe perhoeboengan antara kita berdoea soeda lama poetoes.“
,,Kita aken lari, djaoe dari sini. Kita aken pergi ka tempat di mana tida satoe orang kenal pada kita. Kita tjari satoe ladang, di mana kita bertiga bisa idoep dengen santosa dan beroentoeng. Akoe nanti beli ladang begitoe. Liat! Akoe ada poenja banjak oewang, stenga mijoen."
Ia keluarken dari kantongnja satoe dompet dan oendjoeken pada Clotilde, bahoea itoe dompet berisi oewang kertas.
,,Akoe kaja..."
,,Pergi! Pada itoe oewang ada melengket darah."
,,Kaoe gila! moesti begitoe! Akoe tida bisa berboeat laen."
,,Bangsat! . . akoe merasa djidji boeat kaoe “
,,Kaoe nanti loepaken semoea, sebab kaoe nanti liat begimana keras akoe poenja tjinta psda kaoe dan kita anak. Djangan toelak . . . . Kaoe moesti djadi istrikoe.”
,,Tida, selamanja tida.“
,,Kaoe moesti maoe. Akoe nanti bikin kaoe djadi kaja dan kaoe poenja anak. Akoe nanti bikin betoel apa jang akoe doeloe soeda kliroe berboeat pada kaoe poenja anak." ,,Pergi dari sini... Akoe lebih soeka mati dari pada djadi istrimoe.“
,,Tjobalah pikir... Kaloe kaoe tida maoe, kaoe bikin akoe djadi tjilaka. Kaoe saorang sadja bisa menoeloeng padakoe."
,,Tida satoe orang bisa menoeloeng pada kaoe, bangsat."
,,Clotilde....dengerlah. Akoe telah ikoetin kaoe poenja djalan. Akoe tela ketemoeken kaoe. Kaoe, kaoe punja ketjantikan, peringetan pada tempo doeloe ini semoea tida memberi kasantosaan lagi padakoe."
,,Kaoe sendiri mesti pikoel segala apa jang soeda terdjadi, jang soeda bikin akoe djadi melarat dan sengsara. Kaoe telah bikin akoe djadi pengemis. Semoea bintjana kaoe soeda djatohken atas kepalakoe. Kaoe soeda bawa lari akoe poenja anak...“
,,Kaoe nanti ketemoe poela sama kaoe poenja anak, akoe bersoempah...."
,,Akoe tida maoe trima apa apa dari kaoe."
,,Clotilde. .. “ kata Alfred sorot mata jang mengantjem.
,,Toeloeng !"
,,Kaoe tida maoe denger akoe poenja bitjara ?"
,,Akoe maoe serahken kaoe pada agent agent jang tjari pada kaoe."
,,Kaoe maoe dorong akoe sampe djatoh dalem djoerang kadjahatan ?"
,,Djahanam ! Kaoe soeda lama djadi orang djahat."
,,Tida, tida! Kaoe masih bisa toeloeng padakoe. Lari sama akoe. Akoe nanti pergi ambil kita poenja anak. Kita nanti beli satoe roemah bagoes di loear kota... . Clotilde, akoe aken tjinta pada kaoe, dan aken merasa beroentoeng, kaloe bisa loeloesken segala kainginanmoe..."
Clotilde lompat moendoer dengen merasa takoet dan djidji.
,,Pemboenoeh!" katanja dengan soeara tertahan.
,,Loepaken apa jang soeda liwat. Pangidoepan baroe aken terboeka boeat kaoe. Akoe kaja. Akoe akan idoep melaenkan boeat kaoe dan kita poenja anak. Akoe nanti bekerdja . . ."
,,Maski kaoe djandji aken kasi semoea harta dalem ini doenia, toch idoep bersama kaoe masih selaloe aken djadi satoe noraka bagi akoe"
,,Kaoe djoesta! Tjoba tanja kaoe poenja hati. Kaoe masih tjinta padakoe."
,,Akoe tadinja tjinta pada kaoe, itoe betoel. Akoe telah tjinta kaoe begitoe sanget, begitoe soenggoeh soenggoeh, hingga boeat toeroet sama kaoe, akoe telah tinggalken ajah dan ibo koe. Tapi sekarang . . ."
,,Kaoe nanti tjinta akoe poela, Clotilde."
,,Akoe merasa djidji boeat kaoe. Akoe pandang hina pada kaoe."
,,Djangan oelangken ini perkataan. Hati hati. . ."
,,Lepas . . . . Kaoe poenja pegangan, kaoe poenja napas, kaoe poenja moeka bikin akoe djadi takoet."
,,Denger . . . . Djangan kaoe tida maoe, bilang ja. Harepankoe jang pengabisan ditoendjoeken pada kaoe."
,,Kaoe masih brani mengharep?"
,,Toeloenglah akoe," Alfred oelangken dengen soeara jang menoendjoeken ketakoetan besar. ,,Toeloenglah akoe. Akoe bersoempah selama lamanja aken tjinta dan setia pada kaoe. Akoe nanti moelai pengidoepan baroe. Pengidoepan jang lama akoe nanti loepaken... Kaoe tida nanti djadi menesal jang kaoe soeda kasi ampoen padakoe. Akoe nanti kasi kaoe idoep dengen makmoer. Akoe nanti bikin kaoe djadi orang prempoean jang paling beroentoeng...Kasianlah Clotilde. Akoe nanti tjinta pada kaoe, kaoe dan kita poenja anak..... "
Clotilde berontak lepasken tangannja jang masih dipegang oleh itoe bangsat dan lari ka pintoe. Ia hendak boeka itoe pintoe dan lari dari depannja itoe orang, jang tjintanja bikin ia djadi lebih takoet dari ia poenja kabentjian. Aken tetapi itoe pintoe dikoentji.
Koetika itoe djoega Alfred menerdjang padanja sambil oetjapken antjeman antjeman.
Clotilde menjingkir dan lari ka laen fihak dari itoe kamar. Sasampenja deket pintoe, Alfred Vieuxtemps rasanja denger satoe soeara jang mentjoerigaken. Ia berdiri sasaat boeat dengerken.
Itoe saat digoenaken oleh Clotilde. Ia lari ka salah satoe djendela, boeka itoe dengen paksa dan naek di atas bankoenja itoe djendela. Vieuxtemps liat dan boeroe padanja. Tetapi Clotilde sueda lompat toeroen di tanah dan mengilang seperti satoe bajangan dalem malem jang gelap goelita.
Di pinggir djendela itoe Vieuxtemps berdiri mengawasi djalannja itoe prempoean tjilaka sebrapa lama ia bisa. Ia ampir lompat djoega toeroen, tetapi sigra ia robah poetoesannja.
,,Kaoe toch tida bisa lari dari akoe,” ia menggrendeng, sedeng tjahaja girang menerangin moekanja jang poetjet dan kedjam. ,,Kaoe tida aken bisa lolos. Akoe nanti ketemoe kaoe poela di tempat, di mana adanja kaoe poenja anak jang kaoe tjari. Kaloe soeda begitoe, kaoe nanti djadi poenjakoe poela, kita nanti sama sama lari."
—————————
XXX
CIRCUS BUMPO
,,Ia tida ada dan itoe anak poen tida, inspecteur kata kolonel Rogers pada detective Bernard jang itoe kolonel telah ketemoeken di tempat di mana klontong-klontong tinggal berkoempoel, jaitoe di oedjoengnja kota York dan jang ia telah bawa pergi ka satoe losmen di deket sitoe soepaja bisa omong dengen tida ada jang ganggoe.
,,Akoe pikir. kata itoe kolonel lebih djaoe, ,,itoe orang soeda tjioem bahaja dan soeda melarikan diri. Pastilah ia bawa djoega itoe anak.
,,Kaoe maoe bilang, ia telah bawa itoe anak dari New York? ... Inilah tida betoel seanteronja, akoe taoe betoel. djawab Bernard, Itoe nona listrik, itoe njonja jang pake koedoeng biroe atawa Asirella, telah brangkat saorang diri sadja dengen naek kreta sewa."
,,Tapi, kaoe, seperti djoega akoe, soeda saksiken sendiri, bahoea ia tida ada dalem circus Bumpo."
,,Akoe nanti tjari ia di laen tempat."
,,Clotilde Vieuxtemps poen tida ada di sini. Akoe pikir, ia ikoetin itoe prempoean dan Emma di djoeroesan laen."
,,Ada satoe perkara jang akoe masih belon mengarti." kata Bernard, ,,jaitoe di mana adanja Vieuxiemps?"
,,Ia semboeni di New York," kata Rogers.
,,Atawa, apakah ia soeda minggat? Tjoba inget pada itoe djoemblah jang sanget banjak dari losmen losmen dan waroeng waroeng arak di New york jang djadi sarangnja sekalian bangsat bangsat." kata itoe kolonel poela. ,,Dan tjoba itoeng djoemblahnja orang-orang jang saban hari masoek dalem tempat itoe. Akoe kira, dalem ini doenia tida ada kota jang kadoea, di mana ada begitoe soesa boeat tjari saorang jang tjoba semboeniken dirinja.“
,,Akoe pikir, Kolonel, kaloe kita dapet tangkep itoe prempoean jang pake koedoeng biroe, kita nanti dapet ptngkep djoega Veuxtemps. ltoe prempoean tentoe ada poenja soerat soerat, ia tentoe taoe, di mana adanja itoe bangsat. Ja, akoe pertjaja pasti he Vieuxtemps tida terpisah djaoe dari ini prempoean.”
,,Liat, di sana ada dateng saorang jang pergi kemari. Ia mengawasi ka segala fihak sperti ia tjari apa apa,” kata Rogers sambil pergi ka djendela, ,,Roepanja ia ada saorang dari itoe circus."
Bernard boeka itoe djendela. Itoe orang liat itoe doea toean toean dan lantas angsoerken tangannja dengen ketawa.
,,Achirnja akoe ketemoe sama kaoe, toean toean," katanja. ,,Akoe soeda lama tjari pada kaoe. Directeur Bumpo soeroe akoe kemari.
,,Ada apa?“ tanja Bernard sambil. pandang itoe orang dengen tjoeriga.
,,Akoe sampeken satoe katerangan dari directeur, toean," djawab itoe orang, ,,saetoe katerangan jang tentoe penting boeat kaoe. Apa kaoe soeda tjari taoe tentang itoe nona?”
,,Itoe nona listrik? Ja, soedah"
“Ia, nona Astrelia. la soeda brangkat ka York, itoe betoel, tapi kaoe taoe, selaennja ini kota ketjil di sini, ada lagi laen kota York, jang lebih besar, pernahnja lebih djaoe ka Oetara. Ka sana, boekan ka sini, itoe nona soeda brangkat"
,,Kliroe, sobat," Bernard sambil gojang kepala ,,Itoe nona soeda pergi kemari atawa di deketnja ini kota, Koesir, jang bawa ia kemari, telah tjerita padakoe.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Di sini ia tida ada brenti, toean, di laen kota York. Brangkali ia telah naek kreta sampe di sini dan selandjoetnja ia naek kreta api. Ia tida ada dalem kita poenja circus."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Boekannja tida boleh djadi jang itoe nona dan Vieuxtemps, jang pasti ada temenin itoe nona soeda ambil laen djalan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kolonel Rogers moelai pertjaja pada apa jang dibilang oleh itoe orang Circus.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard, jang soeda preksa sendiri bahoea itoe nona tida ada dalem circus, djoega pikir itoe nona tentoe mendadak soeda robah maksoednja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe sekarang bisa bikin apa jang kaoe maoe, toean,“ kata itoe oetoesan dari directeur Bumpo lagi. „Akoe soeda sampeken apa jang diwadjibken padakoe.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saabis kata demikian, ia lantas berlaloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemoedian Rogers kata pada Bernard :
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia tida ada dateng dalem ini circus. Itoe anak ketjil djoega tida ada. Djadi kita moesti tjari laen djalan, Bernard. Tapi..."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kita selaloe bisa kombali poela di sini," kata Bernard. „Kaloe kita sekarang bekerdja dengan lekas, kita bisa taoe, bagaiaman kasoedaannja besok."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Doea doea orang politie itoe kloear dari losmen dan pergi ka station. Marika baroe sadja sampe di sitoe, tatkala saorang lelaki, Schultz dari „Penggilingan Merah", mendatengin dari blakang dan panggil pada marika.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe kolonel dan inspecteur brenti.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe orang politie, boekan ? Demikian orang telah tjeritaken padakoe“, kata itoe toekang losmen dengen napas tersengal sengal. „Akoe aken kasi satoe kabar penting pada kaoe Semalem Vieux'emps ada menginep dalem losmenkoe. Tadi malem djoega ia telah pergi dengen diam bersama satoe prempoean . . . .”
Rogers keroetken alisnja dan kata:
„Vieuxiemps?... Apa ia telah menginep dalem kaoe poenja roemah dan sekarang, sasoeda ia pergi, baroe kaoe kasi taoe pada kita ?.“
„Kaoe toch tida pikir, bahoea akoe sekongkol sama ini bangsat, jang telah boenoch William Smith ?“ tanja Schultz. „Bagimiana bisa djadi begini, sedeng roemahkoe akoe tinggal kosong, perloenja tjoema boeat kasi ini katerangan pada politie ?“
Bernard lantas tjampoer bitjara.
„Kaoe bilang, semalem ia menginep sama kaoe. Tapi siapa adanja kaoe ?“
„Akoe Schultz dari „Penggilingan Merah“, saorang jang djoedjoer. Itoe orang asing dateng padakoe di waktoe siang.“
„Apa itoe waktoe kaoe belon taoe, bahoea orang tjari itoe pendjahat?“
„Akoe taoe hal itoe, toean dan akoe ada bitjaraken djoega hal itoe sama dia“
„Dan apa kaoe taoe djoega, bahoea itoe pendjahat namanja Vieuxtemps?“
„Siapa orang ja anggep sasoeatoe orang pelantjongan djadi pendjahat?“ kata Schultz. „Dan siapa orangnja jang lantas tanja pada ia poenja tamoe, siapa namanja ?“
„Tapi, bagimana kaoe bisa taoe, bahoea itoe orang ada Vieuxtemps?“
„Begini. Di waktoe malem ada dateng dalem los menkoe satoe prempoean moeda, jang sanget tjantik“
„Apa ia pake pakean item ?“ tanja Rogers dengen mendadak.
„Ja, ia pake pakean item.“
„Dan Vieuxtemps tentoe toenggoe ia poenja dateng?“
„Tida, ia kabetoelan sadja liwat moeka roemahkoe, toean dan dari sebab hari soeda moelai gelap, maka ia masoek dalem losmen. Tapi tatkala Vieuxiemps, jang bawa banjak oewang, liat itoe prempoean, lantas ia poenja lakoe djadi aneh.“
„Kasian !“ Rogers menggrendeng.
„Ia bilang, ia hendak bikin kaget itoe prempoean, sebab ia soeda kenal lama“, kata Schultz lagi.
„Kemoedian, tempo itoe prempoean masoek, dengen tida doega soeatoe apa, ia masoek dalem goedang dalem tanah.“
„Dan kaoe telah idzinken ia masoek dalem itoe goedang ?“ Rogers kata dengen goesar.
„Toean, apa akoe taoe apa ia poenja maksoed dan siapa adanja dia? Dengerlah lebih djaoe. Itoe prempoean moeda minta menginep dan akoe kasi ia tinggal dalemokamai besar di bawah. Kemoedian akoe pergi ka kamarkoe di atas. Akoe sendiri tida taoe, begimana akoe telah dapet itoe pikiran, tapi benar adanja, pintoenja itoe kamar akoe koentji dari loear. Sasaat kemoedian akoe denger pertjidraan keras. Akoe denger namanja Vieuxtemps diseboet. Dan ini pagi akoe batja dalem soerat kabar, bahoea orang jang ditjari bernama Vieuxiemps. Tapi soeda kasep; doea doea orang itoe soeda lari djalan djendela. Brangkali itoe prempoean moeda hendak lari dan Vieuxtemps kedjar padanja.“
„Marika tentoe telah pergi ka (station jang paling deket, tegasnja Vieuxtemps tentoe soeda pergi ka sitoe, sebab ia tida bisa tinggal lebih lama lagi dalem losmenkoe Ia tentoe koeatir, akoe telah denger marika poenja pertjidraan. Pendeknja, baek itoe prempoean moed baekpoen itoe pemboenoe akoe tida ada ketemoeken lagi.“
„Soenggoeh terlaloe,” kata Rogers. „Djadi itoe prempoean tjilaka telah djatoh poela dalem tangannja itoe setan.“
Berbareng dengen itoe Rogers dapet satoe pikiran.
„Mari inspecteur, mari lekas,“ katanja. Kita moesti tangkep Viet xtemps dan akoe pertjaja.
„Ia telah pergi ka York ?“ tanja Bernard. „Akoe kira djoega begitoe.“
„Apa akoe moesti bikin kaloe itoe orang dateng lagi ditempatkoe ?“ tanja Schultz.
„Kaoe diam sadja, djangan bitjara tentang apa jang kaoe soeda denger; djangan kasi ia pergi dan lantas kasi taoe pada kantor politie jang paling deket,“ djawab Bernard.„Tapi akoe doega ia tida akan datang lagi ketempatmoe“
Satoe djam kemoedian, tatkala soeda gelap betoel, itoe orang circus, jang disoeroe oleh Bumpo ketemoeken itoe doea orang politie, poelang ka tempatnja dengen moeka girang.
Ia lantas pergi pada Bumpo, jang memandang lagi sekali pada persediaan persediaan oentoek bikin pertoendjoekan lagi sabentar.
„Marika soeda brangkat, itoe orang bertreak sambil gosok gosok tangan, tatkala liat itoe directeur. Sekarang kita soeda terlepas dari marika boeat bebrapa hari.“
„Soenggoeh? Apa kaoe soeda liat marika ?“ tanja Bumpo.
„Akoe dateng dari djalan kreta api. Di mana adanja itoe nona ?“
„Dalem kamar tempat pakean.“ ,,Akoe aken kasi taoe padanja, bahoea ini malem, besok dan loesa ia boleh kasi pertoendjoekan dengen tida terantjem bahaja jang ia aken dapet ganggoean."
Ia djalan ka bagian paling blakang dari itoe circus.
Directeur Bumpo treakin boedjang jang lagi bikin betoel lampoe lampoe:
,,Kaoe taoe, di mana adanja gambar gambar boeat ditempel Lekas tempel semoea, di mana ada tertoelis, bahoea Nona Listrik ini malem kasi pertoendjoekan. Pastilah tempat penonton aken penoeh."
Sedeng itoe boedjang boeroe boeroe djalanken itoe prentah dan tempel biljet biljet jang besar di depan tenda dan di tempat tempat jang terang, antero orang orang dari itoe circus berkoempoel dan dengerken, bahoea itoe nona boleh maen dengen tida terantjem bahaja.
Itoe soeroean dari Bumpo, jaitoe satoe toekang soenglap, pergi ka satoe kamar ketjil, di mana ada menjala satoe lampoe. Di satoe podjokan dari itoe kamar, di mana barang barang bertoempoek tida karoeanan, ada djongkok Emma, anaknja Clotilde.
Ia tida brenti menangis, ia poenja mata jang besar memandang pada nona Astrella, jang berdiri di tengahnja itoe kamar.
Lampoe menerangin roman jang besar dan koeat dari itoe nona, jang dirias sama perada dan pita pita.
Itoe nona betoel tjantik sekali. Tapi tjahaja moekanja ada goeram dan warnanja koening, kaloe ia belon pake poepoer. Matanja besar dan seperti matanja orang jang berpikir.
,,Ada apa ?" katanja pada orang jang masoek dalem itoe kamar dengen moeka girang.
,,Semoea ada baek. Marika soeda pergi, nona," djawab itoe toekang soenglap. „Ha, ha, ha, marika tida aken begitoe lekas kombali di sini.“
„Akoe tida taoe, apa marika maoe dari akoe.“
Itoe toekang soenglap tida bisa tahan boeat melirik pada itoe anak jang djongkok di podjokan dari litoe kamar.
„Marika tida aken bikin soesah lagi pada kaoe, nona. Kaoe boleh senangken hatimoe“, katanja.
„Bilang dan pada directeur, ini malem akoe aken maen.“
„Kaoe denger ?“ kata itoe toekang soenglap. „Orang orang soeda berkoempoel di depan tenda. Kabar bahoea nona Listrik aken maen, soeda tersiar. Dalem tempo stengah djam ini circus aken penoeh.“
„Dan akoe djoega pergi berpakean. Sampe ketemoe, Astrella jang tjantik, sampe ketemoe !“
Itoe toekang soenglap kloear dari itoe kamar.
Di laen kamar kadengeran ketawa jang njaring dari pemoeda pemoeda dari itoe circus, jang iboek salin pakean boeat kasi pertoendjoekan.
Bumpo ada di stal dan kasi prentah-prentah.
Istrinja doedoek di depan medja ketjil dipintoe circus boeat trima oe wang dari publiek
Sadjoemblah besar lampoe-lampoe menerangin bagian loear dari itoe tenda, di depan mana badoet badoet dengen soeara njaring batjaken permaenan permaenan jang bakal dipertoendjoeken, antara mana adalah permaenan dari nona Astrella jang paling oetama.
Oewang djatoh seperti oedjan dalem kas dari directie dan tempat tempat penonton sigra soedah penoeh.
Muziek jang bagoes kasi denger lagoenja. Itoe orkest terdiri dari satoe biola, satoe klarinet dan satoe has.
Pertoendjoekant moelai dengen badoet, jang dapel poedjian besar dari publiek.
Sabelonnja masoek dalem circus, Astrella panggil Emma jang dengen goemetar dan takoet dateng padanja.
„Akoe nanti bakar kaoe sama ini besi panas, kaloe kaoe tida toeroet semoea apa jang akoe nanti prentah,“ katanja pada itoe anak, „Hati hati, kaloe kaoe menangis. Kaoe selaloe moesti ketawa. Ketawa ajo, lekas.“
Itoe anak paksa sebrapa bisa boeat tahan ia poenja aer mata dan tjoba ketawa.
„Dan hati hati, kaloe kaoe takoet, apabila bara bara nanti djatoh dan akoe pegang pada kaoe. Kaoe moesti ketawa, apabila itoe bara bara djatoh di sakitermoe.“
Lontjeng diboeniken. Inilah tandanja nona Astrella moesti maen.
Astrella bersama Emma naek atas satoe bankoe ketjil.
„Ketawa“, ia bisikin itoe anak, dan ia sendiri ketawa, sedeng dari seloeroeh badannja kloear bara bara api listrik.
Itoe anak, jang dikiterin oleh api dan tida brentinja kena ditoesoek oleh kakoeatan listrik, djadi amat ketakoetan. Ia tida bisa tjegah jang ia achirnja djadi goemetar.
Tapi, maskipoen penonton liat itoe anak goemetar, toch marika tida perhatiken, sebab semoea mata ditoedjoeken pada Astrella jang seperti mandi dalem sinar terang.
Mendadak kadengeran djeritan keras dalem itoe circus. Soeara jang mendjerit itoe adalah soearanja orang prempoean.
Di bagian paling blakang dari itoe circus djadi terbit kariboetan, tapi laen laen penonton, jang djadi amat heran meliat itoe pertoendjoekan, tida maoe kasi kasenangannja di ganggoe oleh itoe djeritan. Tampik soerak jang rioeh sekali membikin ilang soeara riboet, jang diterbitken sabentar oleh itoe djeritan.
Djoega ini malem nona Astrella soeda dapet hasil amat bagoes dan kasnja directeur penoeh poela.
„HONG SIN”
XXXI.
ACHIRNJA DAPET KOMBALI.
Tatkala Clotilde lari dari „Penggilingan Merah“ soepaja terlepas dari Alfred Vieuxtemps, ia telah tida berajal lagi boeat menoedjoe ka djalan besar jang masi amat sepi dan gelap.
Sebab tida denger di blakangnja ada tindakan orang, maka Clotilde brenti sabentar boeat ilangken tjape.
Ia pikir, Vieuxtemps tida kedjar padanja, atawa itoe bangsat tida dapet tjari padanja. Pendeknja, Clotilde soeda terlepas dari itoe orang. Tapi itoe djalanan di waktoe tengah malem ada berbahaja. Clotilde djadi takoet. Sasoeda djalan bebrapa lamanja, ia tjari satoe tempat semboeni di bawah bebrapa poehoen kajoe, jang berdiri di pinggir djalan. Di sitoe ia aken menoenggoe sampe malem soeda diganti dengen siang.
Dengen amat lelah ia rebahken dirinja atas satoe boekit jang banjak roempoet. Djantoengnja memoekoel keras sekali. Di sakiternja ada sepi sekali. Clotilde djadi tidoer njenjak sekali, lantaran mana ia djadi loepa di mana ia berada dan apa soeda terdjadi.
Tatkala ia sedar dan bangoen dari itoe boekit, ia liat, matahari soeda silam. Ia mengarti, la soeda tidoer seantero hari.
Ia merasa badannja ada banjak lebih koeat dari kemarennja.
Pikiran pertama jang timboel dalem kepalanja, jalah pergi ka itoe kota ketjil, di mana ada itoe circus dan liat, apakah ia poenja anak ada di sitoe.
York tida terlaloe djaoe dari sitoe. Itoe waktoe soeda laat tatkala Clotilde moelai djalan. la brenti sabentar di depan satoe roemah ketjil, di mana saorang prempoean jang berhati dermawan kasi roti dan soesoe padanja. Memang Clotilde soeda lapar betoel. Tatkala hari soeda gelap ia sampe di djalanan dari kota York
Ia djalan dari oedjoeng jang satoe ka oedjoeng jang laen. Lebih lama ia djadi lebih takoet. Achinja ia liat satoe tanah lapang, di mana matanja ampir djadi boeta lantaran terangnja lampoe lampoe dari Circus Bumpo.
Clotilde poenja djantoeng seperti brenti memoekoel Disitoe ia aken dapet taoe apa ia aken dapetken poela ia poenja anak atawa tida.
Clotilde madjoe sampe di pinggir tenda, besar. Istrinja directeur Bumpo masi ada doedoek di depan kas.
„Masoek sadja, masoek“, badoet bestreak seraja kasi tanda. „Kaoe aken liat permaenan jang paling bagoes... nona Astrella bersama anaknja.....“
Clotilde djadi goemietar Kaloe seandenja itoe anak ada ja poenja anak ?...
Ia rogo sakoenja.
„Sekarang kaoe bajar separo sadja“, kata njonja Bumpo.
Dengen tangan goemetar Clotilde kasiken oewang jang diminta dan boeat itoe ia dapet satoe kaartjis.
Penonton ada begitoe banjak, hingga Clotilde dapel tempat tjoema di bagian paling blakang. Dalem ito: tempat besar ada gelap. Nona Astrelia baroesan naek atas bankoe, dalem mana ada disemboeniken batterij listrik, jang mengeloearken itoe api.
Sasoenggoehnja itoe nona memberi pemandangan amat bagoes. Sasoeatoe orang bongkoken badannja boeat bisa liat lebih njata. Mendadak Clotilde dapet liat deket sama itoe nona listrik itoe anak prempoean ketjil jang goemetar lantaran takoet. Clotilde lantas kenalin ia poenja Emma. Ia poenja kaget ada begitoe sanget, hingga ia mendjerit dan pangsan.
Tida satoe orang di deketnja ada mergarti lantarannja. Kebanjakan penonton mengawasi pada itoe prempoean dengen tida perdoeli. Marika ada poenja oeroesan lebih baek dari pada iboekin satoe prempoean pengemis, jang djatoh pangsan.
Tapi ada doea orang lelaki, jang hampirken pada Clotilde. Marika kira, hawa panas dalen itoe kamar tempat penonton telah bikin itoe prempoean djadi pangsan.
„Pegang ia di sitoe,“ kata salah satoe orang laki itoe pada kawannja. „Kita bawa ia kloear, begitoe ia nanti sedar poela“
„Baek, di tanah lapang ada bankoe bankoe.“ Itoe doea orang laki bawa Clotilde kloear. Dari djaoe kadengeran tampik soerak penonton.
Marika sanget goembirah tatkala itoe nona bersama itoe anak prempoean toeroen dari bankoenja dan api listrik djadi padem.
Ia poenja rol soedah abis. Lampoe lampoe dipasang poela, sedeng itoe nona sembari memberi hormat di segala pendjoeroe, berlaloe dari tooneel bersama Emma.
Semoea orang kliatannja memordji. Orang tjoema bitjara tentang Astrella jang tjantik. Orang minta soepaja itoe nona lagi sekali kasi pertoendjoekan.
Bumpo berdjandji aken sampeken itoe permintaan. Tida lama kemoedian itoe directeur kombali dan kasi taoe, bahoea itoe nona aken poeasken kainginannja publick.
Penonton penonton bersoerak.
Ini kali Astrella dateng saorang diri sadja.
Samentara itoe doea orang laki, jang djoega kepingin liaat itoe pertoendjoekan, dengen boeroe boeroe soeda taro itoe prempoean jang kalenger atas satoe/bangko dan kemoedian kombali dalem circus.
Clotilde sigra djadi sedar. Ia bangoen dan mengawasi pada itoe circus jang terang.
Di sitoe ada ia poenja Emma, ia poenja djantoeng hati
Ia moesti dapetken kombali anaknja itoe.
Emma telah djatoh dalem tangannja itoe prempoean jang ramboetnja merah. Dengen tida berajal lagi Clotilde pergi ka itoe circus. Dari djaoe soeda kadengeran lampik soeraknja publiek jang goembirah.
Clotilde tida brani liwatin istrinja Bumpo. Ia pergi ka laen pendjoeroe dengen harepan di sitoe akel dapetken satoe pintoe, jang tida begitoe terang dan djalan mana ia bisa masoek zonder diliat orang.
Di blakang itoe tenda sasoenggoehnja ia dapet liat satoe pintoe, jang terboeka sedikit. Djalan ini pintoe orang bikin bersih kamar kamar pakean dari orang orangnja itoe circus.
Sasampenja di itoe pintoe, Clotilde pasang koepingnja. Ia joema denger muziek. Ia boeka itoe pintoe dan masoek.
Ia berada di satoe gang jang di terangin sedikit sadja. Di oedjoengnja itoe gang adalah tempat kasi pertoendjoekan.
Antero orang orang dari itoe circus tentoelah soeda pergi ka sitoe, sebab di itoe gang tida ada satoe orang.
Clotilde djalan dengen pelahan. Di seblah sini ada pintoe pintoe jang terboeka dari stal stal. Di seblah sana ada djoega pintoe pintoe, tapi tertoetoep. Ia hampirken salah satoe pintoe itoe.
Di sitoe ia denger orang ketawa dengen pelahan. Di sitoe ada bebrapa nona circus, jang beromong omong dengen senang.
Clotide pergi ka pintoe jang kadoea.
Ia poenja badan djadi goemetar. Apa itoe boekan soeara merintih dari anaknja?
Maski djoega di blakang itoe pintoe ia aken disiksa dibikin mati, toch ia aken boeka djoega itoe pintoe.
Ia moesti taoe apakah betoel Emma jang menangis. Dengen tida takoet bahaja dan joema menoeroet pada bitjara dari hatinja, ia masoek dalem itoe kamar.
Ampir sadja ia mendjerit.
Di satoe podjokan ada terletak Emma di iket begitoe keras, hingga ia tida bisa lari. Tali-talinja itoe ada begitoe kentjang, hingga badannja dapet loeka loeka.
Clotilde, seraja menangis, lantas peloek anaknja itoe. Emma liat ia poenja iboe dan kenalin dia, tapi ia tida bergerak barang sedikit. Ia tjoema bisa kata dengen palahan:„mama, mama.“
Achirnja Clotilde soeda dapetken kombali ia poenja anak. Tida satoe orang ada liat dia, tida satoe orang ada denger ia poenja tangisan, sebab itoe waktoe penonton penonton rame poela bertampik soerak.
Clotilde moesti lekas boeka tali tali jang mengiket anaknja itoe. la tjari dan dapetken di deket lampoe satoe piso. Dengen boeroe boeroe ia ambil itoe piso, dengen mana ia potong itoe tali tali.
Itoe tali tali ada koeat sekali. Clotilde moesti pake banjak tenaga boeat potong ia sampe poetoes. Di segala saat bisa ada orang dateng di sitoe. Nona Astrella bi a kombali dari tooneel
„Mari kita pergi, mama, mari kita pergi dari sini“, kata Emma dengen pelahan. „Ia dateng... ia nanti bakar akoe sama ia poenja besi panas. Perkataan perkataan ini ada seperti satoe toesoetan piso di djantoengnja Clotilde.
„Astaga!“ katanja. „Apa marika soeda bikin sama anakkoe? Akoe bawa kaoe pergi dari sini, anat, akoe toeloeng kaoe...“
„Tangankoe sakit, mama...“
Clotilde menangis. Tapi ia paksa tahan aer matanja. Ia perloe pake antero pikirannja boeat djaga soepaja ia djangan bikin sakit anaknja sedeng ia potong itoe tali tali, jang sampe masoek dalem daging. Dan berbareng dengen itoe ia moesti boeroe boeroe sekali.
Ia harep aken bisa toeloeng anaknja melaenkan dengen kesabaran.
Achirnja tali jang pengablean soeda poetoes. Emma soeda terlepas.
Dengen gendong itoe anak Clotilde djalan menoedjoe ka pintoe. Djoestroe itoe waktoe pertoendjoekan kadoea dari nona Astrella soeda abis. Lagi satoe meniet dan ia tentoe sampe di gang, di mana permanja itoe kamar.
Clotilde soeda bersedia aken melawan sampe mali. Sasoeda liat, pintoe blakang tida ada jang djaga, Clotilde lantas kloear. Dari dalem kadengeran soeara riboet, menandaken ada orang orang dateng, tapi Clotilde soeda ada di loear.
Ia soeda dapetken kombali ia poenja Emma.. Sebagi satoe bajangan, demikianlah ia djalan dalem gelap goelita bersama anaknja, jang peloek leher iboenja.
Ia djalan teroes dengen tida brentinja. Aken tetapi, ka mana ia menoedjoe ?
Sekarang ia tjoema moesti pikir boeat menjingkir dari orang orang itoe circus. Ia djalan teroes dengen tjoema pikir, bahoea la semangkin lama semangkin djaoe terpisah dari itoe circus, jang muziek dan soeara penonton penontonnja ia soeda tida bisa denger lagi...
XXXII.
LADANG LINCOLN.
„Marika tentoelah soeda kete moe ditengah djalan, inspecteur, sebab niarika selaloe berhoeboeng pada satoe dengen laen," kata kolonel Rogers pada inspecteur Bernard, sama siapa ia kombali dengen sia sia dari York, jang pernanja lebih djaoe ka Oetara, ka mana marika telah pergi atas oendjoekannja itoe toekang soenglap dari circus Bumpo. Marika naek koeda dan mendatengin dengen pelahan pada satoe djalanan boesoek, jang penoeh dengen lobang lobang loempoer.
„Kita moesti liat apakah kita tida ketemoeken marika," kata Bernard. .,Semoea apa ada mengoendjoeken, bahoea marika soeda ambil ini djoeroesan. Brangkali marika pikir, ada bahaja mengantjem kaloe marika doedoek kreta api. Tapi soeda pasti, bahoea marika ada sefakat dan ada bersama sama."
„Akoe kesian sama istri jang jilaka dari itoe bangsat," kata Rogers. „Allah sadja jang taoe ka mana ia soeda pergi."
„la kedjar itoe premposan jang pake koedoeng biroe, dengen harepan aken dapetken kombali ia poenja anak..."
„Satoe hal soeda pasti: kaloe Vieuxtemps djatoh dalem tangankoe, ia tida aken dapet tipoe akoe. Katoe itoe bangsat bantahan, akoe kasi pelor di kepalanja."
„Itoe premoean jang tjilaka tida bisa laloe dari pikirankoe. Betoel, ia ada prempoean paling tjilaka dalem ini doenia," djawab Bernard.
„Tida ada poenja oewang, tida ada poenja sobat sobat jang bisa menoeloeng dan tida ada poenja tempat tinggal."
,.Ja, ja! Tapi katjintaan dari satoe iboe pada anaknja bisa lakoeken perkara perkara adjaib, itoelah moesti diakoe," kata Bernard lagi, ,,Dan itoe prempoean komedi dengen ia poenja ramboet jang merah ada begitoe kedjam boeat rampas anaknja itoe prempoean tjilaka. Kaloe akoe ketemoeken itoe badjingan prempoean, akoe pertjaja, akoe aken bisa tjekek lehernja, banting la di tanah dan boenoeh padanja, sebab ia ada orang paling berbahaja, jang akoe soeda pernah ketemoe, satoe oeler, tentang bisa siapa orang moesti berhati hati
„Itoe anak ketjil ada sama dia," kata Rogers lagi. „Bagimana sanget tentoenja itoe anak dapet siksaan dari itoe orang orang jang kasar, jang didik dan kasi peladjaran padanja seperti marika mendidik satoe andjing Akoe koeatir, Clotilde tida aken dapetken kombali la poenja anak."
„Sekarang soeda moelai malem dan sabegitoe djaoe matakoe bisa liat, akoe tida ada liat satoe tempat jang bisa ditoempangin, tida satoe losmen, tida soeatoe apa ada kliatan."
„Kaloe begitoe, ini malem kita aken djalan teroes sampe kita ketemoe satoe goeboek," djawab Rogers.
„Akoe ampir djadi gila lantaran tida sahar," kata Bernard lagi. „Akoe tida bisa sabar kaloe inget, jang kita belon kete moeken dan tangkep itoe bangsat Vieuxtemps"
„Senangken hatimoe, ia tida aken bisa lolos dari tangan kita. Kaloe sadja kita soeda dapetken itoe nona, kita sigra aken dapet tangkep dia djoega. Dan akoe harep. . . . . Ada apa ?" itoe kolonel mendadak potong bitjaranja sendiri tatkala ia liat, Bernard brentiken koedanja.
Itoe inspecteur menoendjoek sama djarinja pada satoe tempat di mana ada sakoempoelan poehoen poehoen kajoe dan di atas mana orang bisa liat asep mengeboel.
„Di sana tentoe ada satoe losmen," katanja.
„Akoe kira, boekan, losmen, tapi roemahnja saorang peladang jang kaja, diliat tanah tanah jang ditanemin amat bagoes"
„Marilah kita pergi ka. sana. Disana kita bisa tidoer senang ini malem."
„Brangkali di sana kita aken ketemneken itoe nona dan ia poenja katjintaan, tegasnja kaloe marika tida dateng blakangan dari kita dan telah an b.l ini djalan djoega'
„Di sitoe ada satne djalanan, jang tentoe pergi ka itoe roemah," kata Bernard sembari toedjoeken koedanja ka sitoe.
„Dan di sitoe ada satoe roemah besar."
Itoe doea orang politie djalan di itoe djalanan, jang di kadoea tepinja ada poehoen poehoen jang soeda toea.
Marika ketemoe doea košli. Rogers brentiken koedanja dan menanja:
„Apa ini roemah ada roemahnja peladang atawa losmen?'
„Roemahnja saorang peladang," djawab salah satoe koeli itoe. „Apa kaoe tida kenal Lincoln jang hartawan? Ini ia poenja ladang. la ideep di sitoe seperti satoe radja. Apa jang kaoe bisa liat ada djadi kepoenjaannja."
„Persetan!" kata Bernard dengen mesam, „ia tentoe maoe kasi tempat pada kita boeat ini malem, boekan ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida djadi halangan boeat dia," djawab itoe koell.
„Di samping ada satoe roemah jang di sediaken boeat orang orang asing. Di sitoe orang orang pelantjongan dikasi tempat menginep."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa sekarang ada djoega orang pelantjongan ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe kita tida taoe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Iloe wakioe Bernard pasang koepingnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa itoe ?" ia menanja. Orang bisa bilang, itoe ada socaranja orang prempoean menangis, tegasnja kaloe boekan binatang jang kasi denger itoe soeara."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe koeli koeli roepanja tida maoe mendjawab. Marika angkat poela poko kajoe, jang marika telah taro di tanah bocat mengaso sabentar dan teroesken djalannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers djoega soeda denger toe sorara. Itoe soeara
mendjerit, apakah itoe socara manoesia? ...
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kenapa kaoe tida mendjawab,?" Bernard menanja
pada itoe koeli koeli, jang roepanja anggep itoe soeara ada biasa sadja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kita tida tjampoer sama itoe perkara," salah satoe
antara tarika menggrendeng.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Njalalah marika tida mace kala apa apa lagi. Itoe
doea orang politie feroesken djalannja dengen tida menanja lebih djaoe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Marika soeda ampir sampe di oedjoengnja itoe djalan. Di satoe fihak ada satoe roemah besar dan bagoes, di seblah mana ada lagi satoe roemah. Lebih djaoe ada lagi laen laen roemah dan di tengah tengah ada stal stal besar. Tanah lapang dikoeilling itoe roemah roemah, ada besar dan lebar. Dari segala apa orang bisa liat, bahoea eigenaarnja soeka sama kaberesan dan hartawan. „Soeara manoesia. Ada saorang prempoean jang disiksa. Apa kaoe denger? Itoe soeara roepanja kloear dari itoe roemah besar. Kita moesti preksa,“ kata Rogers sambil toeroen dari koedanja, jang ia iket di satoe tjintjin di tembok stal.
Bernard poen berlakoe begitoe dan marika berdoea boeroe boeroe pergi ka itoe roemah dengan berniat tetap aken tjari taoe, kenapa itoe prempoean mendjerit-djerit begitoe sedih.
Itoe roemah besar terboeka. Rogers dan Bernard teroes menoedjoe ka pintoe kamar, dari mana itoe djeritan, Marika denger satoe soeara bertjampoer dengen itoe soeara treakan dari satoe soeara jang mirip dengen boeninja tjamboek.
Kolonel Rogers boeka itoe pintoe dan itoe doea orang politie lantas dapet liat satoe pemandangan ngeri.
Di tengahnja satoe kamar jang diperabotin bagoes ada berloetoet saorang prempoean moeda. Di depannja ada berdiri saorang laki jang koeat. Koelitnja bruin lantaran dibakar matabari. Moekanja merah minoem minoeman keras.
Ia poenja mata jang tida tetap seperti kloear matanja. Ia poenja moeka jang kedjam soeda tida karoean roepa lagi lantaran marah. Dengen tida kasian pada itoe prempoean moeda jang tjantik, ia ajoen tjamboeknja, seperti jang biasa dipake oleh toean toean kebon boeat paksa koeli koeli koelit item bekerdja.
Itoe tjamboek jang diajoen, djatoh atlas poendaknja itoe prempoean tjilaka jang berloetoet.
Itoe orang telaki doeloenja ada mempoenjai satoe kebon di Amerika Selatan. Di sitoe ia telah beladjar kabiasaan kabiasaan, jang hawa alcohol robah saban hari djadi amarah besar.
Sasaat lamanja itoe doea orang politie djadi kaget lantaran meliat itoe pemandangan jang kedjam dan tida terdoega. Kemoedian dengen goesar marika masoek dalem itoe kamar.
„Brenti !“ Bernard bertreak. „Apa kaoe bikin? Jang sekarang kaoe poekoel ada saorang prempoean jang lemah.“
Dengen aseran Lincoln menoleh dan toedjoeken pada itoe toean toean ia poenja mata, jang bersorot boeas lantaran amarah dan alcohol.
„Siapa kasi idzin pada kaoe aken masoek di sini ?“ katanja. „Persetan, apa kaoe tjari di sini? Pergi dari roemahkoe, kaloe tida akoe oesir kaoe pergi dengen ini tjamboek.“
„Kaoe tida aken brani berlakoe begitoe,“ djawab Rogers dengen sabar. „Akoe kepala dari politie di New York.“
„Kepala dari politie ? Apa akoe perdoeli, Akoe djadi toean dalem roemahkoe. Djangan ganggoe sama akoe, kaloe tida akoe lempar kaoe kloear pintoe.“
Ia ajoen poela tjamboeknja boeat poekoel itoe prempoean jang masi teroes beloetoet.
Kesabarannja itoe kolonel sekarang soeda abis. Dengen doea tindakan ia soeda berada deket sama Lincoln. Sama tangannja jang koeat ia pegang itoe orang boeas, hingga dalem sakedjepan mata tjamboeknja soeda terampas. Dengen sanget moerka ia melawan sakerasnja. Tapi ia poenja treakan treakan dan amarah membikin koerang kakoeatannja, hingga Rogers angkat la seperti satoe anak ketjil.
„Kaloe kaoe tida diam, akoe banting kaoe di tanah sampe antjoer. Kaoe tida maloe boeat memoekoel saorang prempoean ?“ kata Rogers seraja lempar itoe orang ka laen fihak dari itoe kamar.
Lincoln. djadi sabar dan menerdjang pada istrinja boeat bales apa jang Rogers bikin padanja. Tapi itoe prempoean keboeroe lari pada 'Rogers, jang soeda pegang itoe jamboek dan sembari berloetoet itoe prempoean peloek kakinja itoe kolonel dan memandang padanja seperti ia poenja penoeloeng, seperti satoe machloek dari langit jang soeda dikirim boeat menoeloeng padanja.
Bernard sekarang daleng disama tengah. Ia hampirken pada Lincoln dan pegang tangannja.
„Djangan begitoe, toean Lincoln," katanja dengen manis. „Toeroetlah pikiran jang sehat. Kenapa kaoe moesti djadi begitoe amarah ?
„Dari sebab Henriette tida maoe kasi lagi anggoer padakoe, dari sebab ia tida tjinta padakoe."
„Kaoe tida denger bitjaranja pikiran jang betoel. Bagimana kaoe maoe, kaoe poenja istri tjinta padamoe, kaloe kaoe perlakoeken ia tjara begitoe ?"
„Sasocatoe orang seboet dia orang mempoenjai hati matjan, "Henriette bertreak. „Akoe soeda lama lari, tjoba akoe taoe, di mana akoe bisa dapet tempat boeat berlindoeng"
„Sabar!" kata Bernard lagi. „Kaoe soeda minoem terlaloe banjak."
„Kaloe ia soeda minoem, ia siksa akoe," kata itoe prempoean sembari menangis.
„Kasi akoe bitjara sama dia," kata Bernard. „Ajo, Lincoln, sabar. Kaoe tida ada hak bocat perlakoeken kaoe poenja istri tjara begitoe. Apa kaoe tida ada mempoenjai hati, hingga kaoe kasi ia menanggoeng sengsara dan menangis sampe begitoe?"
Itoe toean tanah djadi ketawa. „Biarken sadja,“ katanja.
„Kaoe ada saorang lelaki jang koeat dan kaoe poenja istri, dibandingken sama kaoe, ada satoe machloek jang aloes dan lemah,“ kata itoe inspectur sembari kasi Lincoln doedoek atas satoe divan.
„Mari.“ Henrielle menggrendeng pada kolonel Rogers. „Akoe takoet boeat dia.“
„Kaoe ada di bawah perlindoengankoe,“ djawab Rogers. Djangan takoet. Kaoe tida aken diganggoe lagi . . . Tapi ada lebih baek ia tida liat pada kaoe. Akoe aken bawa kaoe dalem itoe kamar.“
Koetika Rogers dan Henriette berlaloe, Bernard teroes kasi nasehat pada Lincoln.
„Kaoe ada poenja satoe ladang jang amat bagoes, satoe istri jang tjantik,“ kata Bernard pada Lincoln.
„Kaoe ada poenja harta, apa kaoe tida anggep, bahoea adalah kaoe poenja kewadjiban aken idoep dengen santosa dan dengen djalan jang terhormat ? “
„Kenapa ia semboeniken koentji dari goedang dalem tanah ? Siapa djadi toean dalem ini roemah ? “ kata itoe toean tanah dengen soeara jang koerang ketoesnja dari tadi.
„Apa ia boekan akoe poenja boedak ? ia miskin. AKoe bikin ia djadi istrikoe. Ia moesti toeroet segala bitjarakoe.“
„Kaoe soeda moelai sabar. Kaoe sekarang moelai berpikir. Kaoe taoe, kaoe poenja peroendingan ini tida betoel seanteronja. Tjoba bilang, apa kaoe bisa, apa maoe kasi kita orang tempat boeat menginep ? “ „Kenapa tida? Roemah boeat orang asing ada sedia boeat kaoe. Akoe soeka kasi tempat mondok.“
„Apa kemaren atawa tadi pagi kaoe ada liat saorang prempoean jang pake koedoeng biroe, toean Lincoln ?“
„Saorang prempoean jang pake koedoeng biroe? Tida.“
„Saorang anak komedi, jang pergi kasana sini dan seboet namanja Astrella?“
„Tida, toean, tida.“
„Dan saorang laki jang lari, jang tjoba semboeniken dirinja?“
„Djoega tida.“
„Brangkali ia belon sampe di sini.“
„Kaoe tjari dia?“
„Kita maoe menoenggoe dia di sini.“
„Tinggal sadja sabegitoe lama kaoe, maoe, Tapi itoe jang laen.....“
„Itoe kolonel ada saorang jang berboedi, toean Lincoln.“
„Ia telah menjerang akoe.....“
„Djangan dendam sakit hati. Kaloe kaoe soeda pikir tentang hal itoe, tentoelah kaoe poenja pikiran nanti berobah laen sekali. Kaoe kasi djoega tempat boeat menginep pada itoe kolonel, boekan?“
„Ja, lantaran kaoe. . . . .“
Samentara itoe kolonel Rogers, jang telah anter Henriette ka kamar di seblahnja kamar Lincoln, berada dalem satoe keadaan jang sanget tida enak.
Tatkala itoe prempoean moeda berada saorang diri sadja sama itoe kolonel, ia lantas pegang tangannja Rogers dan tjioem itoe dengen bernapsoe. Katjintaan keras mendadak timboel dalem hatinja bagi itoe orang jang telah menoeloeng padanja.
Dalem ia poenja katjintaan jang soenggoeh soenggoeh, ia pandang itoe kolonel seperti saorang jang pantes ditjinta dan itoe katjintaan telah reboet ia poenja antero hati, jang soeda sekian lamanja kosong, diloekain dan dihinaken.
Dengen pelahan Rogers toelak itoe prempoean. „Njonja,“ katanja, „apa kaoe bikin?“
„Toeloeng akoe. Lepasken akoe,“ Henriette mendjawab seraja menangis. „Akoe mati disini. Akoe bentji padanja.“
„Njonja, djangan begitoe lekas poetoes harepan,“ kata itoe kolonel lagi. “Segala apa nanti bisa djadi beres poela. Kaoe poenja soeami.....“
„Djangan pertjaja, jang ia aken robah adatnja," kata Henriette. „Segala akoe poenja rasa tjinta bagi dirinja soeda lama padem. Ja, akoe pandang hina adanja. Akoe takoet boeat dia. Ia ada saorang gila jang boeas, jang perlakoeken akoe sebagimana ia doeloe perlakoeken ia poenja boedak boedak prempoean bangsa koelit item. Akoe tida aken tinggal lagi sama dia.....Kasianlah sama akoe, bawa akoe pergi dari sini.“
Rogers pastilah kasian sama dia, tapi ia poenja perkataan perkataan jang bernapsoe dan ia poenja permintaan aken bawa ia pergi dari sitoe, membikin heran itoe kolonel.
„Kaoe pikir apa ?" ia menanja. Kaoe telah menikah sama toean Lincoln dan akoe tjoema bisa doaken dengen soenggoeh hati, soepaja kaoe poenja soeami berlakoe lebih manis pada kaoe.“
Koetika itoe inspecteur Bernard dateng di depan pintoe dan kata:
„Kolonel, itoe toean tanah sekarang soeda sabar. Kaoe boleh bawa kombali ia poenja istri padanja.“ Tapi Henriette lantas berpegang dengen takoet pada Rogers sambil kata:
„Tida, tida, kasianlah sama akoe.“
„Kaoe djadi kepoenjaannja soeamimoe, njonja," kata Rogers dengen soeara tetap. „Kaloe kaoe tida pergi padanja, ia nanti dateng di sini dan kaoe tida dapet oentoeng apa apa.
Dengen hati takoet itoe prempoean tjilaka ikoet Rogers ka kamarnja Lincoln. Itoe toean tanah sasoenggoehnja soeda dapet kombali ia poenja kesabaran.
„Kita boleh tinggal di sini," kata Bernard pada Rogers. Kita boleh tinggal dalem roemah boeat orang orang asing.“
„Djangan tinggalken akoe saorang diri sadja sama dia," kata Henriette dengen pelahan.
Sasoeda kombaliken Henriette pada soeaminja, Rogers dan Lincoln pergi ka roemah jang disediaken boeat orang orang asing.
PRIJSĆOURANT GRATIS
XXXIII.
PERTJAKEPAN JANG DI-INTIP.
Esok paginja Rogers djadi kaget. Sedeng ia dan inspecteur Bernard doega, Vieuxtemps dan Astrella aken dateng menginep di roemah, di mana Lincoln oendang marika makan pagi, Clotilde mendatengin bersama anaknja.
Sasoeda berdjalan djaoe, itoe prempoean tjilaka dapet liat satoe roemah besar dan bagoes ia harcp, di sitoe orang nanti maoe kasi ia mondok, soepaja ia bisa mengaso sedikit. Henriette djoestroe ada dalem kebon tatkala Clotilde, sembari toentoen ia poenja Emma, dengen amat lelah dateng dan minta tempat menginap pada itoe njonja toean tanah, sebab ia tida bisa lagi djalan lebih djaoe.
Henriette lantas soeka trima itoe prempoean miskin dan oendang ia aken toeroet ia ka roemah.
Lincoln, Rogers dan Bernard ada dalem kamar makan jang besar. Saabis makan marika bitjara perihal Vieuxtemps dan menjataken herannja jang marika belon ketemoe sama itoe bangsat. Pintoe kamar diboeka oleh Henriette. Rogers lantas dapet liat Emma, jang digendong oleh Henriette dan di blakangnja ada Clotilde. Dengen tjepat itoe kolonel bangoen dari krosinja. Dari sini ternjata, bagimana ija sanget tjinta pada itoe orang, jang dateng di blakangnja Henriette.
„Astaga! Clotilde !“ katanja sambil oeloerken tangannja, „Djadi akoe ketemoe kaoe poela. Dan kaoe soedadapetken anakmoe?“
Clotilde poenja moeka djadi merah Ia toendoeken matanja. Ia tida kira, di sini ia aken ketemoeken itoe orang, jang ia soeda tinggalken, oleh kerna itoe orang soeda hoekoem ia dengen tida adil, tapi toch ia masi teroes tjinta, kendatipoen ia soeda ambil poetoesan aken selandjoetnja menjingkir dari itoe orang.
„Dari mana kaoe dateng ?“ tanja Rogers jang dengen soesah paksa semboeniken ia poenja kagirangan. „Akoe mengoetjap trima kasi pada Allah, jang ia soeda toentoen kaoe kemari.“
Henriette djadi sanget heran tatkala ia liat, Rogers kenal ini prempoean pengemis dan samboet ia dengen begitoe manis, seperti melaen kan biasanja saorang lelaki jang tjinta pada itoe prempoean.
„Akoe tentoe tida dateng kemari, kolonel, tjoba akoe taoe, kaoe ada di sini,“ kata Clotilde dengen soeara plahan.
„Ja, akoe taoe, tapi perkara soeda berobah. Akoe soeda taoe semoea, Clotilde, akoe soeda batja kaoe poenja soerat....“
Bernard dan itoe toean tanah mendengerken itoe pertjakepan aneh dengen tida toeroet bitjara soeatoe apa.
„Kasi apa apa pada ini prempoean asing boeat ia segerken badannja," kata Lincoln. „Segala apa masih ada di medja.".
Clotilde bersama anaknja disilaken doedoek.
Bernard menanja dengen pandjang lebar tentang Vieuxtemps Clotilde poenja pipi djadi merah. Ia tjeritaken tentang ia poenja pertemoean dalem losmen Penggilingan Merah dan bagimana ia telah ketemoeken dan bawa pergi ia poenja anak.
Itoe doea orang politie djadi sanget heran tentang apa jang marika sekarang dapet denger.
„Djadi itoe nona sasoenggoehnja ada dalem itoe circus dan kita soeda kasi diri kita ditipoe,“ kata Rogers jang tjoema memandang dan mendengerken pada Clotilde.
Marika tida perhatiken, jang Henriette dergenken marika poenja bitjara dengen memperhatiken betoel.
„Kita tentoe soeda kliroe, Clotilde. Apa itoe nona masi ada diitoe kota ?“
„Itoe akoe lida taoe, kolonel, akoe telah lari dan akoe sendiri tida taoe ka mana . . . . . . Alfred telah semboeni.“
„Ia tentoe ada di deket sitoe. Akoe tida aken diam, sabelonnja akoe dapet ketahoei ia poenja tempat semboeni," kata Bernard.
„Apa itoe nona telah ikoetin kaoe djoega ?" Rogers menanja.
„Akoe inget tjoema satoe hal, jaitoe, bahoea akoe telah bawa lari akoe poenja anak. Akoe dapetken ia diiket, akoe potong tali talinja, laen dari itoe akoe telah tida perdoeliken.“
Sekarang djangan koeatir lagi,“ kata Rogers, „toean Lincoln nanti soeka kasi kaoe menginep boeat bebrapa hari dan selama itoe waktoe kita nanti beremboek, apa kita moesti bikin lebih djaoeh.“
Clotilde kasi anaknja satoe glas soesoe dan sedikit roti, ia sendiri makan djoega sedikit.
Kemoedian Henriette bawa Clotilde dan Emma ka roemah ketjil di samping itoe roema besar, di mana ia bikinken satoe tempat tidoer boeat itoe iboe dan anak. Selama itoe waktoe ia tanja pada Clotilde, apa ia soeda lama kenal sama Rogers. Tjara bagimana ia telah berkenalan dengen itoe kepala politie. Clotilde mendjawab dengen teroes terang dengen tida merasa tjemboeroe apa apa. Tatkala semoea soeda beres, Hanriette berlaloe dari sitoe.
Sakombalinja di roemah besar Henriette ketemoeken Bernard dan Rogers, jang bersama Lincoln bitja ra tentang Clotilde. Henriette pasang koepingnja. Sekarang ia dapet denger hikajat jang sedih dari itoe gravin Limburgh Stirum jang tjilaka. Tapi, sebaliknja dari merasa sedih, ia mengandoeng maksoed maksoed besar.
„Pengidoepan betoel ada tjilaka boeat dia, boekankah begitoe, njonja Henriette ?“ kata Rogers dengen hormat.
„Sasoenggoehnja begito," djawab Henriette. „Ini prempoean, kaloe diliat sakedjapan sadja, kliatannja lebih banjak seperti satoe pengemis dari pada gravin.“
Abis kata begitoe ia ketawa menjindir.
Rasa djeloes soeda masoek dalem hatinja. Ia telah dapet rasa tjoeriga, bahoea Clotilde dan Rogers ada tjinta pada satoe sama laen. Dan itoe tali, jang mengiket marika berdoea roepanja bagi Henriette ada begitoe koeat, hingga aken ada sanget soesa boeat dibikin poetoes.
O, itoe prempoean asing! Bagimana sanget Henriette bentji padanja!
Lincoln teroes doedoek terpekoer. Apa ia perdoeli sama itoe semoea ? Achirnja ia djoega toeroet bitjara. Ia tjeritaken tentang ia poenja kadiaman di Selatan, ia poenja pertjidraan sama orang orang item, sama itoe orang orang males, jang melaenkan maoe bekerdja kaloe marika diantjem sama tjamboek.
Rogers memandang padanja Ia liat, bahoea itoe toean tanah ada mempoenjal roepa seperti binatang jang tida bisa berpikir, jaitoe ia poenja djidat jang lebar dan pesagi ampat, ia poenja mata jang seperti kloear dan ia poenja moeloet jang menandaken saorang jang mempoenjai napsoe birahi keras. Itoe orang betoel kedji, tjoema ia poenja tenaga ada menarik Rogers poenja pikiran.
Henriette tjoema memandang pada itoe kolonel.
Waktoe baroe liat, ia soeda merasa senang sama itoe kolonel, boekan sadja dari sebab ia soeda membela padanja, hanja poen Henriette liat ia tjakep, hingga bebrapa djam lamanja ia bisa memandang teroes pada itoe kapala politie. Apa sadja ia maoe kasiken, kaloe itoe orang laki maoe tjinta padanja.
Mendadak Bernard moelai bitjara. Sembari menoendjoek pada piano, jang ada di satoe podjokan dari itoe kamar, ia kata dengen ketawa:
„Apa kaoe pande maen muziek, njonja Henriette ?“
„Doeloe akoe ada maen sedikit," djawabnja, „tapi soeda lama akoe tida maen lagi, hingga semoea peladjaran akoe soeda loepa.“
„Kaloe begitoe, boeninja ini piano soeda tida tjotjok lagi," kata Rogers sambil hampirken itoe tetaboean.
Ja boeka itoe piano dan djari djarinja jang bagoes lantas maenken itoe tetaboean.
Satoe soeara jang njaring kadengeran dalem itoe kamar, satoe soeara jang amat bagoes.
„Oh, ia masi baek," katanja.
Henriette hampirken padanja dan kasi ia satoe krosi.
Itoe kolonel lantas maenken satoe lagoe pertjintaan jang bagoes sekali.
Lincoln, jang tida perdoeli pada segala apa jang terdjadi di sakiternja, isi ia poenja pipa jang pandjang dan telan alcohol tida sedikit, sedeng Bernard pikir tentang roepa roepa penangkepan. Tapi Henriette dengerken dengen teliti sekali. Sambil memandang pada Rogers ia pikir, brapa banjak lebih senang tentoenja ia poenja pengidoepan, kaloe ia berteman dengen saorang soeami jang begitoe loear biasa.
Hari soeda malem. Gelap goelita soeda toeroen menoetoep moeka hoemi. Tjoema tanda jang poeti dari tekenan tekenan itoe piano masi bisa kliatan dalem itoe kagelapan.
Buodjang prempoean dengen pelahan boeka pintoe, taro lampoe besar atas medja dan pasang lilin lilin di pinggir piano sambil kasi lirikan pada itoe orang jang tjakep jang telah kloearken soeara begitoe bagoes dari itoe tetaboean toea.
Rogers teroes mainken itoe piano dengen tida taoe, bahoea orang memoedji padanja. Baroe sadja itoe boedjang prempoean berlaloe, pintoe diboeka lagi sekali.
Clotilde masoek.
Dalem kamarnja ia telah denger itoe lagoe jang sedih dan sedeng Emma tidoer, ia kloear dari itoe roemah lantaran ketarik oleh kakoeatan loear biasa dari itoe muziek
Sekarang ia mendengerken betoel betoel Ini lagoe, jang ia soeda lama loepa, bikin ia inget pada temponja ia masih moeda, pada waktoe malem dalem gedong Limburgh apabila tetamoe tetamoe jang banjak pada mendengerken dengen heran pada ia poenja soeara jang bagoes
Tempo soeda berobah.
Mendenger ada soeara di pintoe, Rogers menoleh. Moekanja djadi terang tatkala ia liat itoe orang jang baroe dateng. Mendadak ia bangoen dari krosinja.
„Sekarang kaoe poenja giliran, Clotilde,“ katanja sambil mendjoera. „Muziek adalah obat paling mandjnoer boeat semoea penjakit penjakit kita.“
Matanja itoe doea orang ketemoe pada satoe sama laen. Pipinja Itoe prempoean djadi merah boeat sakedjepan. Dan sasoeda ia doedoek di depan piano, ia kasi kloear soeara soeara jang begitoe sedih dari itoe tetaboean, hingga semoea orang dengerken dengen memoedji. Sampe poen Lincoln telah brenti isep pipanja dan djadi heran mendenger itoe soeara jang amat bagoes.
Clotilde loepa ia poenja keadaan pada itoe waktoe. Ia poenja pikiran melajang ka doenia laen. Repanja ia sanget girang, sedeng djari djarinja jang aloes dan bagoes memaenken itoe tetaboean. Mendadak ia menjanji..dengen soearanja jang bagoes
„Ini soeara ada satoe milik jang tida bisa tjoekoep ditaksir harganja,“ kata Bernard pada kolonel Rogers. „Satoe toekang menjanji jang mempoenjai itoe soeara bisa dapet pengasilan amat besar.“
Clotilde denger ini kalimat jang paling blakang. Mendadak ia dapet satoe pikiran. Kenapa ia tida aken goenaken ini kepandean jang soeda di kasi padanja oleh Allah? Doeloe ia belon tjoekoep brani, tapi ia soeda dibikin djadi mateng oleh ia poenja katjilakaan. Ia toeh moesti kasi makan dan pake pada anaknja. Iboe mana bisa koerang kebranian, kaloe ada tersangkoet nasib, atawa lebi baek dibilang pengidoepan dari anaknja?
Pikiran pikiran ini bikin ia djadi berpikir.
Rogers minta ia menjanji lagi sedikit. Clotilde loeloesken itoe permintaan.
Itoe njanjian ada begitoe menarik hati, lagoenja ada begitoe sedih, hingga matanja Clotilde penoeh dengen aer. Kemoedian ia doedoek di seblahnja Henriette.
Tapi Rogers tida maoe biarken sobatnja dalem itoe pikiran sedih. la doedoek di depan plano, maenken bebrapa lagoe jang senang dan menjanji djoega satoe njanjian jang senang.
Clotilde berdiri dan angsoerken tangannja pada itoe kolonel, sebab ia mengarti, itoe permaenan dan njanjian telah dimaksoedken boeat djadi hiboeran padanja.
„Sekarang soeda laat, sobat sobat," kata Clotilde kemoedian, idzinkenlah akoe kombali pada Emma."
Abis kata demikian, ia berlaloe.
Bebrapa saat kein badian semea orang pergi kamasing masing kamar boeat tidoer.
Itoe malem Rogers tida bisa tidoer. Clotilde poenja roman selaloe berbajang di depan matanja. Clotilde dateng di depannja seperti gambar dari saorang jang bertjilaka, jang begitoe membikin terharoe orang poenja hati, sedeng kaelokannja ada begitoe soetji, hingga Rogers itoe waktoe maoe kasiken djiwanja, kaloe ia bisa tjioem tangannja.
Rogers pergi ka djendela kamarnja.
Itoe malem ada bagoes sekali. Boelan menoempahken sinarnja jang poetih sebagi perak atas poentjaknja poehoen poehoen kajoe, atas roempoet dan atas dedaonan. Dari djaoe kadengeran saekor boeroeng menjanji satoe lagoe jang sedih dari pertjintaan.
Mendadak Rogers pikir seperti ia ada liat satoc bajangan sampe dikakinja satoe poehoen.
la memandang lebih tadjem dan dengen amat heran. la kenalin itoe bajangan adalah Clotilde...
Rogers ampir tida bisa pertjaja ia poenja mata. Tapi tida salah lagi, betoel Clotilde, sinar boelan ada menerangin moekanja . . . .
Sebab hatinja terlaloe goegoep, maka ia poen telah tide bisa tidoer dan sebab kira, ia saorang diri sadja, maka ia doedoek di sitoe dengen lajangken pikirannja sadjaoe djaoenja.
Rogers moesti pergi padanja. Ia moesti bitjara padanja. Tatkala Clotilde liat padanja, ia hendak pergi, tapi ditahan oleh Rogers.
„Djangan tida maoe kasi ini kagirangan padakoe, marilah akoe bilang, bagimana sanget menesel adanja akoe jang akoe soeda bikin kaoe soesah hati. Katjintaankoe jalah jang mendjadi sebab.”
„Sekarang kaoe soeda taoe,” djawab Clotilde dengen pelahan. „Akoe toelis semoea atas kertas, sebab akoe tida ada kebranian boeat mengakoe dengen moeloet.”
„Clotilde,” kata Rogers sambil pegang tangannja itoe prempoean moeda. „Djangan toelak akoe. Akoe nanti djadi terlaloe tjilaka. Kasilah akoe kasiken padamoe semoea katjintaankoe.”
Dengen pelahan Clotilde lepasken tangannja dari pegangannja itoe kepala politie.
„Akoe moehoen pada kaoe, Rogers, kasilah akoe pergi, akoe merasa bahoea akoe tida ada mempoenjai itoe kakoeasaan boeat kasi padamoe itoe kebroentoengan jang kaoe maoe.”
„Djangan kata begitoe,” djawabnja dengen bernapsoe. „Kaoe saorang sadja bisa kaboelken semoea harepan, semoea impiankoe. Akoe soeda tjinta pada kaoe sedari akoe bermoela liat padamoe.”
Demikian Rogers bitjara teroes dengen tida liat, bahoea ada saorang meliwatin dia. Itoe otang mengintip padanja dan soeda denger tiap tiap patah dari bitjaranja
„Apa kaoe tida inget, bahoea pada soeatoe malem kaoe mengakoe ada tjinta padakoe?” kata Rogers lebih djaoe. „Kenapa sekarang kaoe maoe kasi akoe memikoel soesah, kenapa kaoe toelak akoe ? Kaoe koeatir, kaoe nanti bawa akoe dalem bahaja bahaja jang tjoema ada dalem pikiran sadja. . . . Ketahoeilah, Clotilde, bahoea akoe takoet tjoema boeat satoe perkara, jaitoe takoet bahoea akoe moesti berpisah dari kaoe. . . . sekalipoen akoe soesali, kaloe ada bersama sama dengen kaoe, itoe kasoesaan masih senang rasanja. Kenapa akoe tida bisa menikah sama kaoe?“
„Tida bisa," djawab Clotilde, “Akoe tetap djadi istrinja saorang pemboenoeh..... ia ada poenja hak hak atas dirikoe.“
„Apa kaoe maoe lagi idoep sama dia ?“
„Tida, tapi akoe tida bisa bikin ilang apa jang soeda terdjadi. Tangan jang berdarah dari itoe orang telah mengaso dalem tangankoe, itoe noda jang merah masi selaloe ada, tida bisa di tjoetji lagi, tida soeatoe apa bisa bikin ilang itoe noda.“
„Tempo adalah satoe tabib jang amat pande," kata Rogers. „Tempo nanti bikin orang djadi loepa pada apa jang soeda liwat dan akoe nanti tjinta padamoe. Tjoema nasib jang bagoes nanti terbit bagi kaoe djadilah istrikoe,“ ia memoehoen, „djadilah istrikoe jang tertjinta.“
„Akoe terlaloe sanget perhatiken kaoe poenja peroentoengan, sobatkoe, aken bisa gaboeng nasibkoe sama kaoe poenja nasib. Siapa tace kasedihan, jang ada teriket sama akoe poenja nasib. . . .“
„Kaoe poenja nasib ? Pergilah sama akoe ka New York, Idzinkenlah akoe bagi pengidoepankoe sama kaoe.
„“Ini ada satoe poetoesan jang sedikit keboeroe napsoe, poetoesan mana nanti bisa bikin kaoe djadi {{hws|me|menesal)) menesal. Kaloe akoe loeloesken kaoe poenja kainginan, akoe nanti bikin kaoe djoega djadi tjilaka."
„Kasilah akoe sepatah perkataan jang memberi harepan, sepatah perkataan sadja.“
„Tida, sekarang belon temponja, kasi akoe tempo doeloe boeat berpikir.“
„Baeklah, tapi perijajalah, tida satoe orang laki jang begitoe sanget menjinta pada kaoe seperti akoe."
Clotilde djadi goemetar waktoe denger itoe perkataan perkataan jang bernapsoe. Jang bitjara begitoe adalah soearanja hati.
Ia djalan bebrapa tindak.
„Akoe nanti kasi taoe akoe poenja djawaban," katanja dengen secara goemetar. Kemoedian ia pergi. Rogers liat ia mengilang dalem roemah, di mana Emma tidoer.
Rogers tinggal di sitoe memikirken dirinja. Djantoengnja memoekoel keras. Sasaat lamanja ia ampir sadja ikoetin Clotilde aken memoehoen soepaja Clotilde dengerken bitjaranja. Rogers maoe pergi padanja, ia maoe berloetoet di depan Clotilde, ia aken panggil Allah djadi saksi dari ia poenja katjintaan, jang ia tida bisa tahan lagi..... Tapi koetika itoe ia moelai berpikir lagi..... Ia tida aken berlakoe tjara begitoe, sebab Clotilde nanti bisa pandang rendah padanja. Apa Clotilde tida maoe kasi ia poenja poetoesan?..... Dengen pelahan ia sampe poela di kamarnja... pelahan pelahan la djadi lebih sabar.
Baroe sadja ia pergi dari itoe poehoen, tatkala gombolan roempoet diboeka dan kliatan Henriette....
Dengen hati koeatir Henriette telah dengerken itee pertjakepan. Sekarang ia soeda taoe semoea. Ia poenja firasat soeda ternjata benar. Djadi, semoea harepannja soeda dibikin ilang oleh saorang asing... la selamanja tida aken dapet rasa beroentoeng.
Dengen tida bersoeara ia kombali ka roemahnja. Segala apa di sakiternja ada sepi. Kadang kadang dari djaoe kadengeran saekor boeroeng menjanji. Boelan terang sekali dan siarken sinar terang sebagi perak atas tetaneman, poehoen poehoen dan djalanan djalanan jang soenji. Mendadak kliatan doea bajangan di tikoengan dari satoe djalanan. Henriette soeda ampir panggil, tapi itoe bajangan bajangan mendatengin, ja itoe saorang laki dan saorang prempoean. Ini orang prempoean pake koedoeng biroe jang menoetoep antero moekanja.
Itoe doea orang djalan dengen hati hati sampe di tanah lapang. Di sitoe marika brenti dan mengawasi pada satoe djendela dari itoe roemah ketjil jang masi terang.
Itoe djendela adalah djendela kamarnja Clotilde. Ini prempoean moeda itoe waktoe berdiri dipinggir djendela dan mengawasi ka langit. Roepanja ia lagi berpikir....
Itoe prempoean jang pake koedoeng biroe kenalin Clotilde la bisikin bebrapa patah perkataan pada kawannja dan kemoedian doea doea orang itoe mengilang poela. XXXIV.
ORANG LAKI YANG POENJA HATI MATJAN
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Perkara ngeri menoenggoe pada Henriette tatkala ia poelang. Baroe sadja ia masoek pintoe, tatkala dengen amat kaget ia liat Lincoln.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen satoe kali angkat mata ia soeda liat bahaja jang mengantjem padanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sedari Rogers dan Bernard pergi, itoe orang telah tida brentinja minoem. Di depan medja, jang penoeh dengan botol botol, ada doedoek itoe toean tanah dengen moeka merah seperti darah, matanja poen merah, sedeng tangannja teroes goemetar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kager dan takoet timboel dalam hatinja Henriette. Ia hendak mengilang dengen hati hati, tapi Lincoln soeda liat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen sekoenjoeng koenjoeng ini pemabokan bangoen dari krosinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette lari ka kamarnja dengen diikoet oleh soeaminja. Tapi sebelomnja Lincoln sampe, ia soeda koentji pintoe kamar . . . . . Ia menapas legah poela, ia soeda ketoeloengan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe koetoekan kloear dari bibirnja itoe toean tanah. Ia tjoba boeka itoe pintoe, tapi pertjoema. Kemoedian ia djadi marah besar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengan satoe poekoelan keras ia tjoba bikin petja itoe pintoe, tapi djoega tidak berhasil.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boeka !" ia bertreak dengen soeara serat. "Boeka! hati hati kaoe!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette tida bergerak dalem kamarnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia goemetar seperti salembar daon jang ditioep angin. Ia kenal itoe orang laki jang mempoenjai hati matjan Lama kelamaan la aken dapet masoek dalem itoe kamar dan tida ada satoe orang boeat menoeloeng padanja, tida ada satoe orang .... Lincoln tjoba boeka itoe pintoe dengen poekoelan dan tendangan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe ada di sini, akoe taoe!" ia bertreak seperti orang gila lantaran marahnja.,,Akoe nanti kasi pengadjaran pada kaoe, toenggoe sadja.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette lebih baek mati dari pada idoep. Dengkoelnja goemetar, pilingannja memoekoel keras. Roepanja ia soeda djadi loempoeh lantaran kaget.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe poenja tjamboek! Mana akoe poenja tjamboek?" itoe toean tanah bertreak. „Ha! kita nanti ketawa! Akoe nanti kasi ia dansa menoeroet kahendakkoe," katanja sambil pergi ..... la poenja ketawa seperti soeara binatang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia nanti kombali dengen bawa tjamboek. Henriette soeda kenal ini pekakas jang hebat. Dan kaloe ia bikin petjah itoe pintoe .....
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen tangan disekap dan dengen soeara pelahan Henriette mentoehoen pertoeloengan. la denger tindakan keras. Lincoln kombali, ia boeniken tjamboeknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette menangis. Tapi itoe waktoe matanja dapet liat djendela, la pergi ka sitoe, boeka itoe djendela dan melompat kloear.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia telah bisa lolos. Koetika itoe ia denger soeara amat keras. Soeaminja telah boeka pintoe dengen paksa. la boeroe masoek dalem itoe kamar. Dalem hati Henriette pikir, sasoeda tjari dengen sia sia dalem itoe kamar, Lincoln nanti dapet taoe ia soeda lari djalan djendela dan kedjar padanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Djadi, Henriette moesti tjari tempat jang slamat.
Tapi, di mana!
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bahaja soeda mengantjem, Mendadak Lincoln ada di pinggir djendela, ia liat istrinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lincoln djadi lebi marah pada istrinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia tjoba djoega kloear dari itoe djendela, tapi djatoh di tanah. Hal ini bikin ia djadi lebih marah lagi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette djadi poetjet sebagi mait lantaran takoet.
Apa ia moesti bikin? Apa aken terdjadi sama dirinja?
Achirnja ia liat satoe lampoe dalem roemah di samping.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette aken pergi ka sana. Ia aken minta pertoeloengan dan perlindoengan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia lari menoedjoe pintoe, jang aken memberi pertoeloengan padanja. Dengen tangan goemetar ia ketok.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tindakan orang mendatengin ada kadengeran dan itoe pintoe diborka.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers masi belon tidoer. la liat Henriette, jang sekarang terdiri di depannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Djoestroe itoe tempo orang denger soeara jang mabok dari Lincoln. Itoe binatang lagi tjari istrinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers mengarti semoea.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Herriette masoek dan pegang tangannja itse kolonel.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Toeloeng akoe," katanja. Toeloenglah akoe. la aken boenoeh akoe. Semboenikenlah dirikoe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan takoet, njonja," djawab Rogers dengen sabar. „Kaoe di sini ada di bawak perlindoengankoe, kaoe tida aken dapet soesah apa apa."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette toetoep pintoe dengen amat takoet.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Seantero malem ia telah minoem," katanja lebih djaoe, „kaloe ia ketemoeken akoe, tentoelah ia aken
tida mengenal ampoen lagl.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Binatang betoel betoel. la selamanja tida boleh minoem barang satetes minoeman keras. Kaloe ia tida mabok, la tida aken lebih boesoek dari laen orang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe denger dia?" Lincoln mendatengin sambil mengantjem. Boeni tjamboeknja kadengeran.
,,Akoe mati," kata Henriette, kaloe akoe tinggal di sini. Akoe mati,"
,,Sabarlah," kata Rogers. ia tida aken dapetken kaoe poenja tempat semboeni."
,,Dan inget akoe besok dan sateroesnja moesti dapet pengidoepan jang begini sengsara, soenggoeh katerlaloean. Kasianlah sama akoe, perlindoengilah akoe."
,,Tentoe, tapi boeat sekarang sadja," djawab Rogers dengen dingin. ,,Lebih djaoe akoe tida bisa berboeat apa apa. Tapi kaoe bisa minta bertjere dari ini orang. Boeat itoe kaoe moesti pergi ka New York. Akoe tida bisa tahan kaoe di sini," Rogers kata teroes, sebab Henriette telah bikin mati lampoe soepaja orang tida taoe ia ada di sitoe. ,,Kaoe poenja nama jang baek, seperti djoega akoe poenja nama, aken bisa dapet noda."
,,Akoe taoe, kaoe tjinta ini prempoean asing, djawab Henriette, ,,tapi ia tida tjinta sama kaoe, ia tida aken bikin kaoe beroentoeng. Djadi, pilihlah, sedeng masi ada tempo."
,,Apa kaoe maoe bilang ?"
,,Pilihlah antara dia dan akoe."
,,An ara dia dan kaoe? Tapi, kace soeda ada soeami, njonja. Dan tambahan lagi akoe soeda bikin pilihan, akoe poenja poetoesan soeda tetap."
Mendenger ini perkataan perkataan Henriette djaoehken dirinja dari Rogers, seperti ia telah digigit oleh oeler.
,,Baeklah!" ia menggrendeng, ,,akoe taoe, bagimana akoe moesti berlakoe. Lincoln sekarang roepanja soeda pergi.“ Rogers dengerken.
„Betoel ia soeda pergi," katanja, „tapi hati hatilah, tinggal dalem satoe kamar, di mana ia tida bisa masoek. la tentoe marah besar dan aken tidoer njenjak.“
Dengen tida mendjawab Henriette berlaloe.
Boelan soeda silem, oedara ada gelap sekali.
Di mana adanja Lincoln ?
Henriette ambil poetoesan jang tetap. Kaloe Lincoln deketin padanja, Henriette aken siksa ia sampe mati, ia aken boenoen soeaminja seperti saekor andjing.
Dengen begitoe ia aken djadi merdika.
Ia soeda boses sama ini pengidoepan jang hina dan tjilaka.
Dalem satoe kamar ketjil, jang pernanja deket dapoer, Lincoln ada simpen ia poenja sendjata sendjata dan laen laen barang kaperloean boeat memboeros. Antaranja ada lima pistol dan doea revolver. Henriette ambil jang paling ketjil. Satoe kotak berisi patroon ada deketnja itoe sendjata api. la isi itoe sendjata sama patroonnja dan kemoedian dengen hati legah ia kombali di kamarnja. Itoe revolver ia semboeniken di bawah pakeannja.
Kaloe soeaminja dateng padanja, djiwanja tentoe melajang.
Henriette sanget bentji padanja, sekarang terlebih lagi dari sebab ia (Henriette) ada tjinta pada laen orang. la merasa heran dalem itoe roemah ada begitoe sepi. Kamana soeaminja soeda pergi
Lagi sekali Henriette pergi dari kamarnja dan djalan dengen pelahan sampe di tanah lapang. Di blakang satoe poehoen ketjil ada bergerak apa apa.
„Siapa di sitoe ?" ia menanja dengen soeara tetap. Kasepian adalah djawaban atas itoe pertanjaan.
„Siapa adanja kaoe ? tanja Henriette lagi.
„Kaloe kane djadi njonja toean tanah, akoe kepingin bitjara sama kaoe.“
„Siapa adanja kaoe?"
„Saorang prempoean, djangan takoet.“
„Saorang prempoean? Apa kaoe tjari di sini?"
„Kolonel Rogers tentoe menginep sama kaoe"
Henriette memandang dengen menghina pada itoe prempoean dan kemoedian menanja:
„Kolonel ? Kaoe tjari dia? Kaoe kenal dia?“
„Apa Clotilde Vieuxtemps djoega ada di sini ?" djawab itoe prempoean.
„Clotilde ? Kaoe kenal dia?“
„Ja, apa kaoe taoe djoega siapa adanja dia itoe?“ Pertanjaan ini di sertaken dengen ketawa jang koerang adjar.
Denger baek baek," kata itoe prempoean asing lagi, „Clotilde kedjar itoe kolonel boeat bikin ia ini dapet tjilaka." Kemoedian, sembari deketin pada Henriette, itoe prempoean jang ternjata memake koedoeng biroe kata lagi:
„Akoe aken tjeritaken pada kaoe satoe resia besar. . . . besok kaoe tjoba tjari satoe tempat, di mana akoe bisa menginep.“
„Akoe tida perloe sama kaoe poenja resia.“
„Akoe poenja resia ada amat penting beat kaoe, djawab itoe prempoean jang pake koedoeng.
Henriette djadi kepingin taoe.
„Ini malem akoe bisa kasi kaoe tempat menginep“
„Kaoe tida anti djadi menesel. Tapi, baek Rogers, baekpoen ia poenja gendak, tida boleh liat akoe... Kaoe mengarti? Ah, akoe bentji pada itoe kolonel . . .“ „Apa ia soeda bikin pada kaoe ?" tanja Henriette dengen berbisik.
„Kaoe nanti dapet denger semoea Akoe bersoempak aken tjernaken semoea, tapi aken moesti bitjara orang doea sadja sama kaoe.“
„Akoe mengarti, mari, ikoet sama akoe.“ Kemoedian, sembari oendjoeken satoe kamar ketjil, jang dilindoengken oleh satoe scherm, Henriette kata:
„Djalan teroes ini kamar, njonja Di blakang itoe kaoe nanti dapetken satoe kamar dan satoe tempat tidoer. Segala apa jang kaoe perloe akue nanti anterken sendiri dan besok kita boleh mengomong.“
„Clotilde dan Rogers teroetama tida boleh taoe, akoe ada di sini. Inilah ada fatsal jang paling penting."
„Kaoe boleh pertjaja padakoe, djawab Henriette. Ia anterken itoe prempoean sampe di kamar ketjil, jang diperabotin dengen saderhana, tapi tampe tjoekoep.
„Di sitoe kaoe slamat," katanja... „Tida satoe orang aken bisa doega kaoe ada di sitoe“
„Trima kasi. Akoe liat, kita mengarti satoe sama laen. Apa tida betoel begitoe ?“
Sedeng Henriette dengen pelahan berlaloe dari itoe kamar, ketawa menjindir kadengeran dari bibirnja itoe prempoean asing.
———————
XXXV.
PERSEKOETOEAN.
Esok harinja Lincoln, seperti biasa, pergi ka tanah tanahnja. Dari ia poenja mabok soeda tida kliatan apa apa lagi. Henriette memang taoe aken begitoe dan sendjata, jang ia simpen, bikin ia djadi banjak lebih sabar dari semalem.
Ia sanget kepingin lepasken dirinja dari itoe orang, jang begitoe menjiksa padanja, teroetama kaloe ia bisa harep aken bisa menikah sama itoe orang jang ia tjinta.
Sajang, harepannja tida terkaboel. Saorang laen telak reboet ia poenja katjintaan. Pikiran ini teroes meneroes menggoda pada Henriette.
Di waktoe sore dateng doea agent politie. Marika tentoe sadja sanget heran tatkala marika telah boentoetin Vieuxtemps sampe di sitoe. Marika tentoe sadja sanget heran taikala marika ketemoeken Rogers dan Bernard di sitoe Rogers kata:
„Nell, angin apa soeda bawa kaoe kemari ?“
Itoe orang jang ditanja, lantas membri hormat pada chefnja dan toeroen dari koeda. Temannja poen toeroet toeroen dari koedanja.
„Kita boentoetin Vieuxtemps,“ djawab Nell. „Ia moesti ada di deket sini, sebab itoe prempoean jang pake koedoeng biroe ada di sini. Orang soeda kawatken jang itoe prempoean ada di sini dan ia tida berpisah dari Vieuxtemps.“
„Sasoenggoehnja,“ kata Bernard. „Kita orang djoega menoenggoe marika. Tapi siapa telah tjeritaken padamoe Vieuxtemps ada di sini ?“
„Satoe klontong, jang pergi dari satoe desa ka laen desa boeat djoeal barang barangnja. Ia ketemoe saorang lelaki, jang tanda tandanja tjotjok sama orang jang kita tjari. Tangannja jang satoe memegang satoe koffer ketjil dari koelit koening, tangannja jang laen memegang satoe toengket, jang banjak mirip dengen satoe tjabang kajoe jang dibikin bengkok. Bersama itoe prempoean jang pake koedoeng, ia telah brenti mengaso di roemahnja satoe toekang kajoe, bebrapa mijl dari sini. Itoe toekang kajoe telah kasi marika satoe kamar diroemahnja djanda dari salah satoe sobatnja. Di sana marika mengilang.
Itoe klontong telah ketemoeken marika di djalan besar. Itoe prempoean jang pake koedoeng telah bikin soesa itoe klontong, lantaran mana marika djadi menarik pikirannja ini orang."
„Sanget tida hati hati dari marika," kata Bernard.
„Pendeknja," Nell teroesken bitjaranja, sasoeda lakoeken bebrapa daja oepaja dan banjak pengoesoetan, achirnja kita ketemoe sakoempoelan orang orang jang kata, marika telah liat saorang prempoean jang pake koedoeng biroe dalem roemahnja ini toean tanah. Itoe prempoean pastilah Astrella. Kita pertjaja ia masi ada di sini.“
„Saorang diri sadja ?" tanja Bernard.
„Roepanja saorang diri sadja, sebab itoe orang orang telah liat tjoema dia sadja."
„Tida bisa djadi ia ada di sini," Roger potong bitjaranja. „“Kaloe ia ada di sini tentoe kita soeda liat dia."
„Ia toch bisa semboeni,“ Nell pikir dalem hati dan dengen soeara njaring ia kata:
„la tida bisa djalan lebih djaoe. Tentang Vieuxtemps, kita soeda tida bisa dapet lagi tjari ia poenja tanda tanda. Menoeroet pikirankoe, ia telah kirim ini prempoean kemari boeat menjoeloeh. la sendiri ada di deket sini, sedia aken dateng apabila dikasi tanda. Akoe pertjaja begini."
„Kita nanti bisa dapet tangkep marika,“ kata Rogers. „Tapi, di sitoe djoestroe ada njonja roemah."
Rogers, bitjara padanja.
Henriette mengawasi dengen heran pada itoe doea orang lelaki jang baroe dateng.
„Kaoe taoe, njonja Lincoln, kemaren kita soeda tjeritaken, politie lagi jari saorang nama Vieuxiemps. Sekarang ini doea orang telah dapet tanda tandanja itoe bangsat Marika kata, saorang prempoean jang bernama Astrella dan memake koedoeng biroe. . .“
Henriette tjoba kenalin moekanja itoe doea orang. Bagimana marika bisa taoe itoe prempoean?
„ . . . . telah pergi kemari, di mana ia masi ada," Regers te oesken bitjaranja, „Ini orang ada saorang berbahaja dan djahat. Djawablah: Apa kemaren ada saorang lelaki atawa saorang prempoean dateng di sini ?“
Henriette inget pada resia jang itoe prempoean asing aken tjeritaken padanja
„Tida, toean toean, akoe tida ada liat barang satoe orang," djawabnja dengen belaga bodo.
„Kaoe liat," kata Rogers, „akoe tadi soeda bilang, kaoe soeda kliroe, sobat sobat.“
Nell dan ia poenja kawan memandang satoe sama laen. Marika taoe apa maksoednja itoe perkataan perkataan dari Rogers.
„Tida bisa djadi," kata Nell, „“itoe nona moesti ada disini Kita aken tjari.“
Henriette tida bisa tahan sabarnja lebih lama lagi „Ini ada satne pemboernean pada manoesia", katanja, „pakerdjaan boesoek sekali."
Koetika itoe dateng Lincoln.
Roepanja ini toean tanah djoega tida terlaloe girang sama kedatengannja itoe doea orang.
„Toean Lincoln," kata Bernard, „apa kaoe kabetoelan ada ketemoe saorang, jang bawa satoe koffer ketjil dari koelit koening, diikoet oleh satoe njonja pake koedoeng biroe?"
Itoe toean tanah toeroen dari koedanja.
„Kita maksedken itoe Vieuxtemps, tentang siapa kemaren akoe ada tjeritaken padamoe," Rogers samboeng itoe perlanjaan.
„Ia pasti ada di deket sini," kata Nell. Itoe toean tanah mendjawab:
„Kaoe kliroe, akoe tida ada ketemoeken saorang asing atawa saorang jang bisa mentjoerigaken."
„Persetan! marika toch tida bisa mengilang," kata Nell. „Kaoe tida bisa bikin akoe djadi tida pertjaja, bahoea marika ada disini."
Akoe toeh bisa taoe kaloe marika ada disini ?" djawab Lincoln Akoe djadi eigenaar dari ini roemah. Tapi di itoe roemah samping kaoe boleh preksa semoea, sebab di roemah besar marika tida ada Bernard kasi tanda pada itoe doea orang politie.
„Poera poera kaoe berlaloe dari sini," katanja pada marika dengen pelahan. „Di waktoe malem kaoe kombali disini Kaloe akoe tida kliroe, ini njonja toean tanah ada semboeniken satoe resia".
Itoe doea agent politie naek koedanja.
„Djadi kita aken tjari di laen," kata marika dan kemoedian pergi.
Rogers hampirken pada Bernard. "Ini malem kita aken brangkat," katanja pada itoe inspecteur. "Soeda pasti Vieuxtemps ada di deket sini. Brangkali sigra sasoeda kita pergi, ia aken dateng pada istrinja".
"Ini ada satoe maksoed jang soeda diatoer lebih doeloe,” djawab Bernard.
Rogers pergi ka istal dan kasi taoe pada Lincoln, bahoea ia hendak pergi sambil oetjapken trima kasi boeat ia poenja kemoerahan hati. Kemoedian ia kasi persen pada koesir seraja minia aken siapken koeda koedarja manti sore.
Marika semoea makan bersama sama dalem kamar besar dan pamitan dari Henriette.
Ini njonja roepanja sanget sedih lantaran ini brangkatan jang terboeroe boeroe. Dengen tjepet ia pergi pada Astrelia.
"Itoe kolonel maoe pergi," katanja pada itoe nona dan soeara, dengen mana ia oetjapken itoe perkataan perkataan, menandaken ia amat kepoetoesan harepan.
ltoe prempoean ketawa dengen setjara menjindir, sebagimana biasanja.
"Sabar toch, sobatkoe," katanja. Sabegitoe lama Clotilde ada disini, kaoe tida oesah takoet, kaijintaannja pergi dari sini. Ia nanti dateng lagi disini."
"Orang tjari pada kaoe, doea agent politie telah dapet taoe kaoe poenja djalan.”
"Tapi kaoe toch tida aken kasi taoe akoe ada di sini," djawab itoe nona. "Dan boeat oendjoekan trima kasikoe padamoe, akoe nanti tjeritaken satoe resia, dengen mana kaoe bisa bikin itoe kolonel djatoh dalem kakoeasaanmoe"
Henriette madjoe lebih deket.
"Bilanglah lantas," katanja. "Dengen satoe perdjandjian, jaitoe kaoe aken semboeniken akoe, hingga marika tida aken ketemoekan akoe"
"Kaoe boleh pertjaja. Sekarang, tjeritakenlah. Lekas, lekas."
"Akoe nanti kasi padamoe kakoeasaan, soepaja kaoe bisa pisaken Rogers boeat selama lamanja dari Clotilde. Tjoema kaoe moesti toeroet akoe poenja titah titah."
"Apa toch kaoe maksoedken?"
"Gampang sadja."
"Bagimana ?"
"Itoe kolonel tida boleh kembali kemari dan ketemoeken poela ini prempoean."
"Betoel, tapi bagimana bisa dibikin begitoe ?"
"Pergilah ka oetan, tjoba dapetken tempo dan kasilah akoe bekerdja."
"Dan itoe resia, jang kaoe maoe tjeritaken ?"
"Kaloe soeda sampe temponja, kaoe nanti dapet denger semoea. Dengerlah sekarang baek baek. Ini prempooan ada bawa satoe anak."
"Ja, satoe anak prempoean oemoer ampat taon," kata Henriette.
"Ia lebih tjinta sama itoe anak dari sama djiwanja," kata itoe nona pake koedoeng biroe lagi. "Di mana ada itoe anak, di sitoe aken ada djoega iboenja. Djadi reboetlah anak dan Clotilde nanti djatoh dalem kekoeasaanmoe."
"Ini perkara boekan gampang. Ia djaga betoel itoe anak. Tida satoe saat ia tinggalken itoe anak."
"Memang djoega ini ada perkara paling soesa. Goenakenlah saat jang ia pergi dari itoe roemah. Sakombalinja di itoe roemah, ia tentoe aken tjari itoe anak. Kaloe itoe anak soeda tida ada, apa ia perdoeli sama Rogers? Demikian kita poenja akal djadi berhasil. Kaoe djadi pisahken itoe doea orang dari satoe sama laen.“
„Akoe nanti bikin begitoe,“ djawat Henriette. Melaenkan soepaja bisa dapetken itoe orang laki. Melaenkan lantaran itoe.
„Djangan diloepa, dengen itoe kaoe djadi membales djoega pada itoe prempoean jang saombong.“
„Akoe bentji padanja,“ kata Henriette.
„Atoerlah begitoe roepa, hingga Rogers besok pagi, sakombali ia di sini, tida dapetken lagi ia poenja katjintaan.“
„Akoe nanti berdaja sabisanja. Akoe nanti oesir ia dari sini.“
„Djangan begitoe,“ kata itoe prempoean jang pake koedoeng. „Dengen berlakoe begitoe, kaoe djadi tida madjoe barang setapak. Sebaliknja, segala apa nanti berdaja boeat kasi bantoean dan toendjangan pada ia poenja Clotilde..... Dengen bitjarakoe baek baek. Ia moesti brangkat ini malem dari sini. Kaoe bisa.....“
„Dan itoe resia?“ tanja Henriette.
„Kita soeda deket sampe di sitoe. Rampas itoe anak, kamoedian bawa ia sampe di moeloet oetan. Di sitoe kaoe nanti ketemoeken ia saorang, jang kaoe boleh pertjaja.“
„Ada satoe perdjalanan djaoe aken sampe di oetan. Itoe anak bisa bertreak.“
„Ada nanti ambil atoeran atoeran. Marilah kita andeken kaoe sampe di roemah jang katiga. Di sitoe kaoe nanti dapetken saorang lelaki, pada siapa kaoe aken serahken itoe anak. Selaennja itoe akoe nanti oeroes sendiri.“
„Kaoe pertjaja, tjara begini akoe nanti terlepas dari itoe prempoean jang akoe bentji?“
„Tentoe. Ia nanti boeroe boeroe tjari anaknja. Tjara begitoe kaoe nanti terlepas dari satoe saingan jang berbahaja, jang djadi halangan bagi kaoe poenja kabroentoengan.“
Henriette berpikir bebrapa saat laanja. Pikiran pikiran jang koesoet timboel dalem kepalanja. Rasa menesal..... rasa kasian.....
Tapi rasa tjinta achirnja beroleh kamenangan.
„Akoe nanti berlakoe begitoe,“ katanja dengen soeara pelahan. „Ini malem djoega itoe anak aken ada dalem tangakoe, akoe nanti serahken ia pada orang laki jang menoenggoe di roemah katiga.“
„Teroetama djangan loepa oetjapken perkataan boeat tanda perkenalan,“ itoe prempoean asing bitjara lagi.
„Bagimana boenjinja itoe perkataan?“
„Katjintaan jang tjilaka.“
„Akoe nanti inget.“
Itow prempoean jang pake koedoeng biroe angsoerken tangannja pada Henriette, tapi ia ini soeda pergi dengen hati jang tida tentoe. Ia rasa seperti tida aken dateng hari malem. Astrella liat Henriette pergi dan denger ia oelangken dengen separo njaring:
„Katjintaan jang tjilaka. Katjintaan jang tjilaka.“
Astrella tida bisa tahan ketawanja lantaran senang.
XXXVI.
LARI.
Nell dan ia poenja kawan telah semboeni dalem oetan dengen bersiap atas segala kedjadian.
Itoe tempat ada baek. Dari sitoe marika bisa liat segala apa jang terdjadi di ddjalanan, dikemoediken oleh orang orang tani dari daerah sitoe, kamoedian itoe djalanan djadi sepi sekali.
Itoe doea agent politie mengintip dengen sia sia. Mendadak dateng saorang laki.
„Itoe si Fox itoe klontong,“ kata Nell.
Fox mendatengin lebih deket sambil gendong ia poenja peti barang barang. Ini klontong ada saorang toea jang berbadan ketjil dan bongkok. Ia memake katja mata dan djas item. Ia mendatengin dengen pelahan pelahan, blakangnja roepanja lebih lama lebih bongkok.
Mendadak ia denger treakan.
Ia pegang koepingnja.
„Fox!“ demikian ia denger.
Siapa panggil namanja?
Ia brenti, betoelken katja matanja dan mengawasi di sakiternja.
„Tjoba liat,“ katanja, „satoe agent politie.“
Ia telah lat satoe uniform dan pergi ka tempat, dari mana dateng itoe soeara.
Sigra ia kenalin Nell.
„Akoe senang ketemoe kaoe poela,“ katanja pada itoe agent politie, „kaoe tinggal disini tentoe boeat mengintip.“
„Mari toeh lebih deket. Di blakang ini poehoen poehoen kaoe bisa dapet tempat semboeni,“ djawab Nell.
Fox madjoe lebih deket.
„Kaoe soeda pergi ka itoe roemah?“ Ia menanja.
„Ja, tapi Vieuxtemps tida ada, djoega itoe prempoean tida ada.“
„Tentoelah ia semboeni,“ pikirnja itoe klontong.
Dengen hati hati ia taro ia poenja peti di tanah. Soepaja ia poenja barang jang bisa petja, tida djadi roesak. Kemoedian ia menanja lagi:
„Kaoe sama sekali tida ada liat Vieuxtemps?“
„Baek ini bangsat maoepoen itoe prempoean, akoe tida ada liat,“ djawab Nell.
„Toch, marika soeda ambil ini djoeroesan. Sampepoen itoe prempoean, zonder akoe tanja, telah tjeritaken padakoe, bahoea ia pake koedoeng biroe boeat semboeniken moekanja.“
„Apa kaoe tida ada bitjara tentang ia poenja kawan?“
„Ada, ia djawab kawannja itoe adalah ia poenja soeami.“
„Betoel loetjoe,“ kata Nell sambil ketawa. „Itoe boekannja tida bisa djadi. Tjara begitoe ia djadi istrinja jang katiga. Tapi, tjobalah bilang sobat, apa roepanja Vieuxtemps tjinta sama itoe prempoean?“
„Ja, ia pegang tangannja itoe prempoean. Akoe tadija kira, itoe doea orang lagi bertjinta tjintaan.“
Itoe doea agent politie ketawa besar.
„Apa kaoe masi inget, tentang perkara apa itoe prempoean ada bitjara?“
„Tentang banjak perkara perkara, jang tida ada tentoenja,“ djawab itoe klontong. „Pada soeatoe saat Vieuxtemps tinggalken ia sendirian. Akoe soesoel itoe prempoean dan ia tjerita, soeaminja ada satoe anak komedi dan aken kasi pertoendjoekan di satoe kota ketjil deket sini. Kasana itoe prempoean nanti soesoel soeaminja.“
„Kenapa ia tida pergi ka itoe roemah toean tanah?“
„Ia hendak menoenggoe soeaminja di sitoe.“
„Ia telah tjeritaken itoe semoea melaenkan dengen maksoed boeat tipoe padamoe.“
„Itoelah akoe tida bisa pertjaja.“
„Tapi di sana ada kolonel dan inspecteur Bernard.“
Di oedjoeng djalan, jang diterangin oleh matahari jang hendak silem, ada mendatengin doea toean toean. Marika soesoel itoe doea agent politie.
„Kabetoelan sekali.“ pikirnja Nell.
„Sekarang kaoe maoe pergi kamana?“ tanja kawannja Nell pada Fox
„Ka itoe roemah toean tanah. Akoe kepingin taoe apakah itoe prempoean jang pake koedoenng biroe tida ada disitoe.“
Itoe doea kapala politie soeda dateng lebih deket.
„Siapa itoe?“ tanja Bernard.
„Ia ini adalah itoe klontong, tentang siapa akoe soeda tjeritaken.“
„Djangan toch begitoe gampang pertjaja pada sembarang orang.“
Fox mesem waktoe denger itoe perkataan perkataan.
„Toean,“ katanja, „romankoe tida sampoerna, tapi akoe tida mendjoesta dan menipoe, tida, selamanja tida.“
Rogers soeda toeroen dari koedanja.
„Kaoe bilang, itoe nona dan Vieuxteps ada dalem ini bilangan?“ tanja Rogers.
„Fox baroesan tjeritaken, itoe prempoean jang pake koedoeng biroe telah tjerita padanja, jang ia djadi istri jang sah dari Vieuxtemps.“
„Marika berdoea memang sembabat djadi laki-istri,“ Bernard menggrendeng.
„Dan Fox bilang djoega, itoe prempoean moesti ada di roemah toean tanah.“
„Omong kosong,“ kata Rogers. „Ia tida ada di sitoe.“
Fox angkat poendaknja.
„Kaloe toean toean tida maoe pertjaja padakoe,“ katanja, „akoe tida bisa berboeat apa apa Akoe tida bisa tjeritaken laen dari apa jang akoe soeda denger dan liat.“
„Kolonel, akoe pertjaja pada itoe orang.“ Kata Nell.
Rogers pandang itoe klontong.
„Djadi kaoe bilang, itoe nona soeda tjeritaken iapoenja resia resia padamoe?“ ia tanja dengen menjindir.
„Akoe sama sekali tida kenal itoe nona, toean, tapi akoe liat saorang prempoean jang pake koedoeng biroe, akoe telah beromong omong sama dia, itoelah betoel.“
„Kaoe pertjaja, ia soeda bitjara sabenarnja?“
„Akoe pertjaja. Ia tjeritaken padakoe, bahoea ia pergi ka itoe roemah dan menoenggoe di sana pada soeaminja.“
„Toch orang tida ada liat dia.“
„Ia bisa ada di sitoe zonder ada orang jang taoe,“ djawab itoe klontong.
„Sasoenggoehnja bisa djadi ia ada disitoe.“ kata Bernard. „Toch kita sekarang tida bisa pergi ka sana, dalem hal begini ia soeda liat kita dan soeda ambil atoeran atoeran.“
„Betoel,“ kata itoe klontong, „dan ia bisa menoenggoe koetika jang baek aken lari atawa soesoel itoe Vieuxtemps.“
„Ini ada satoe doegaan jang bisa djadi benar,“ kata Rogers.
„Bagimana kaoe pikir, kaloe akoe pergi ka roemah itoe. Ia tida tjemboroe padakoe.“
„Bagoes,“ kata Bernard.
„Dan tjoba kasi tanda pada kita kaloe ia ada di sitoe.“ Rogers bitjara lagi.
„Ja,“ kata Nell, „kasi taoe sama kita, Fox.“
„Di waktoe malem tida gampang boeat kasi itoe tanda,“ djawab Fox.
„Kenapa tida? Kaoe taoe, ini ada perkara menangkep satoe pendjahat jang berbahaja. Biaralah kita djangan alpaken barang soeatoe apa boeat djalanken kita poenja niat.“
Hari soeda moelai malem. Tjoema lagi tida sebrapa saat gelap goelita aken toeroen.
Bernard hampirken itoe klontong.
„Kaoe kliatannja seperti saorang jang djoedjoer,“ katanja. „akoe pertjaja pada kaoe.“
„Trima kasi, toean. Tapi kaloe jang lae laen tida pikir djoega begitoe, akoe tida bisa berboeat ap apa.“
Sambil kata demikian ia hendak gendong poela ia poenja peti.
„Toenggoe doeloe,“ kata Bernard. „Dari sini kita bisa liat satoe lampoe dari itoe roemah, di djendela jang kadoea seblah kanan. Apa kaoe liat?“ Bernard menoendjoek sama djarinja ka itoe djoeroesan jang dimaksoedken.
„Tida bisa,“ kata Rogers, „terlaloe djaoe. Kita moesti pake teropong.“
„Persetan, sekarang akoe dapet satoe pikiran,“ kata Nell.
„Tjoba boeka kaoe poenja peti barang barang, Fox,“ katanja pada itoe klontong.
„Bikin apa?“
„Kaoe nanti liat.“
„Ajo boekalah, sobat,“ kata Rogers tatakala ia liat Fox merasa koerang senang.
„Akoe nanti tjeritaken akoe poenja maksoed,“ kata Nell. „Itoe pei ada besar dan lebar akoe poenja badan ketjil dan koeroes. Kaloe akoe bisa masoek dalem itoe peti... Kaloe akoe bisa masoek, akoe djadi bisa ikoet sama Fox dan sesampenja di sitoe, ia boleh taro akoe dalem kamarkoe.“
Beroelang oelang Nell tjoba masoek dalem itoe peti, tapi sia sia sadja, itoe peti koerang besar.
„Ini boekan namanja anggep perkara ada penting,“ kata Rogers. „Mari kita tjari laen dialan. Denger! Poekoel sepoeloe kaoe bikin padem lilin atawa lampoe dalem kaoe poenja kamar. Kaloe semoea soeda sepi, itoe nona tentoe aken kloear dari itoe roemah. Kaoe nanti ketemoeken kita orang di djalanan.“
„Teroetama djaga, djangan itoe nona dapet liat apa apa,“ kata Bernard.
Fox soeka menoeroet.
„Akoe maoe djalanken itoe maksoed.“ katanja, „tapi kaoe moesti hati hati, sebab itoe bangsat bisa tipoe padamoe.“
„Djangan koeatir boeat kita orang,“ djawab Rogers. „Biarlah kaoe sendiri berhati hati.“
„Sekarang akoe pergi,“ kata Fox dan ia masoeken poela barang barangnja dalem koffer jang Nell taro di blakangnja. „Ia mempoenjai tenaga seperti saorang Turki,“ kata Bernard. „Itoe koffer ketjil soenggoeh ada berat sekali.“
„Djadi poekoel sepoeloe soeda tentoe,“ Rogers oelangken.
„Baek,“ djawab Fox dan ia berlaloe dari sitoe dengen pelahan, dengen blakang bongkok.
Hari soeda malem.
Lantaran gelap jang bertambah sanget, orang ampir tida bisa liat apa apa lagi. Sigra Fox soeda tida kliatan lagi.
„Oedara ditoetoep mega,“ kata Rogers. „tjoba liat mega mega jang tebal bertoempoek di sana. Akoe koeatir lantaran halunoen nanti tida bisa liat api“
„Pendeknja poekoel sabelas kita nanti pergi dari sini,“ djawab Bernard. „Akoe harep achirnja kita nanti dapetken maksoed kita.“
„Asal sadja itoe prempoean tida taoe dengan adanja Clotilte di sitoe,“ kata Rogers sambil mengeloeh. „Ini pikiran bikin akoe poenja hati djadi koerang senang. Rasanja seperti Clotilder terantjem bahaja. Ini prempoean ada satoe machloek jang berbahaja Brangkali akoe telah berlakoe kliroe dengen tinggalken sadja Clotilde di sitoe.“
„Senangken hatimoe, kolonel, tida ada bahaja jang mengantjem. Lagi doea djam kita soeda kombali di itoe roemah dan tangkepan kita nanti bagoes sekali. Tjara begitoe njonja Vieuxtemps nanti terlepas dari sekalian moesoe moesoenja.“
„Bersiaplah sobat sobat,“ kata Rogers pada ia poenja doea agent politie. „Djam sabelas kita aken pergi, kewadjiban moesti diperhatiken paling oetama.“ katanja dengen pelahan boeat tabahken hatinja sendiri.
Tatkala hari soeda moelai gelap, Henriette pergi ka roemah ketjil. Satoe lampoe ada menjala dalem kamarnja Clotilde, jang sedeng berpikir. Baroesan ia kasi tidoer ia poenja Emma.
Pintoe diikotok dan diboeka.
Henriette masoek dalem itoe kamar.
Clotilde menanja dalem hatinja, apa artinja ini perkoendjoengan di waktoe malem.
„Kaoe barangkali hendak menanja, apa akoe aken tinggal lebih lama di sini,“ katanja itoe iboe jang bertjilaka. „Kaoe soeda berlakoe begitoe moerah hati padakoe, njonja, hingga akoe saoemoer hidoep aken bertrima kasi padamoe.“
„Och, boekan perkara itoe.“ djawab Henriette dengen tjepat, „itoe tjoema perkara ketjil. Akoe hendak bitjaraken perkara lebih penting. Kaoe taoe pengidoepankoe, kaoe taoe, bagimana tjilaka adanja akoe. Akoe tida bisa idoep bersama soeamikoe lebih lama lagi. Akoe moesti pergi dari sini.“
„Betoel satoe perkara sedih sekali,“ kata Clotilde dengen merasa kesian, „betoel memang ada tjilaka sekali boeat teriket selama lamanja sama satoe soeami, jang orang tida tjinta.“
„Sasoenggoehnja, dan tambahan lagi itoe soeami orang pandang hina. Tapi poetoesankoe soeda tetap. Akoe pergi dari sini.“
„Kaoe baran kalim ia poenja kenalan kenalar, jang bisa trima pada kaoe?“
„Tida ada saorang ketjoeali... Rogers“.
„Dan akoe taoe ia soeda menoeloeng pada kaoe. Ia ada mempoenjai sifat baek, sifat jang moelia.“
„Akoe tjoema mempoenjai dia saorang sadja dan kerna itoe akoe hendak poenjain dia sendirian.“
Kamoedian dengen soeara bernapsoe ia teroesken bitjaranja:
„Akoe tjinta padanja, kaoe mengarti, ja, akoe tjinta sanget padanja, akoe maoe ia djadi kepoenjaankoe sendiri sadja.“
„Djangan kandoeng terlaloe banjak impian semantjem itoe, njonja Lincoln,“ djawab Clotilde dengen pelahan, „kita tida selamanja bisa atoer pengidoepan dari laen orang....“
„Djangan kaoe harep lagi padanja, moesti kaoe boeang itoe harepan,“ kata Henriette.
Clotilde mengawasi dengen heran pada itoe prempoean.
„Kenapa kaoe bitjara begitoe padakoe, njonja?“ tanja Clotilde.
„Djangan maen komedi lebih lama. Boeang kaoe poenja topeng, sebab pengidoepanmoe dan boleh djadi djoega akoe poenja pengidoepan ada bergantoeng dari ini pertjakepan. Maka itoe akoe aken kasi tjonto dan berlakoe teroes terang.“
„Denger baek baek! Kaoe bilang, kaoe hendak tinggalken kaoea poenja soeami, inilah ada kaoe poenja perkara, kaoe ada merdika boeat berlakoe sesoekamoe. Tapi, perkara Rogers, akoe tida maoe menipoe. Ia soeda toeloeng padamoe, tapi kaoe tida lantas bisa anggep ia aken kawin sama kaoe....“
„Barangkali kaoe harep kawin sama dia.“
Clotilde gojang kepalanja.
„Tida, njonja, akoe boekan orang jang mengalangi padamoe, toch akoe pertjaja pasti, Rogers tida aken minta kaoe djadi istrinja.“
„Kenapa tida?“
„Sebab ia tida tjinta padamoe.“
„Bagimana kaoe bisa taoe? Apa kaoe barangkali djadi ia poenja orang kapertjajaan ?“
„Kita soeda sering bitjara prihal kaoe. Betoel akoe tida taoe, kaoe ada tjinta padanja.“
„Ia tjinta padamoe, akoe taoe.“
„Dan apa lantaran itoe kaoe djadi marah sama akoe?“
„Ja, sebab kane dateng merampas, kaoe semboeniken kaoe poenja maksoed maksoed, soepaja bisa bikin ia tergila gila betoel.“
Clotilde berdiri.
„Kaoe menghina padakoe, njonja,“ katanja.
„Apa akoe perdoeli sama kaoe poenja perkataan perkataan ? Zonder kaoe taoe, akoe soeda intip kaoe dari deket; kaoe poenja poera poera tida maoe tjoema bikin ia djadi gila, tapi kaoe moesti robah itoe kelakoean, akoe minta kaoe lepas tangan dari itoe orang jang akoe tjinta.“
Henriette poenja moeka merah lantaran amarah, dengen toelak pinggang dan bitjara dengen sombong, ia roepanja seperti saorang prempoеan jang djahat.
„Perkara begitoe tida bisa djadi,“ djawab Clotilde dengen sabar. „Tida, akoe tida bisa bikin apa jang kaoe maoe, sebab sekarang akoe taoe betoel, kaoe tida pantes djadi pasangannja itoe kolonel. la moesti dapet saorang istri jang berhati moelia, berpikiran moelia, melaeriken saorang prempoean seperti ini pantes djadi istrinja.“
„Dan tjoema kaoe saorang jang mempoenjai itoe sifat, boekan ?“ kata Henriette dengen amat moerka.
„Akoe djawab tida, njonja, akoe rasa tida sanggoep bikin ia djadi beroentoeng, tida sanggoep kasi ia keberoentoengan jang ia haroes dapet dan jang akoe dengen sagenep hati doaken soepaja ia dapet.“
„Persetan! kaoe bitjara bagoes sekali dan sama ini poeloet kaoe maoe tangkep itoe boeroeng ? Soenggoe kaoe ada lebih tjerdik dari akoe. Akoe terlaloe djoedjoer, kaoe tjerdik seperti oeler.“
„Katjerdikan, jang djadi sendjatanja orang djahat akoe tida kenal, njonja, akoe pandang hina pada katjerdikan; akoe bilang apa jang akoe pikir.“
„Soeda tjoekoep!“ kata Henriette, „lagi sedikit perkataan apa kaoe aken lepas tangan atawa tida dan Rogers? Ja ?“. . . . . .
„Akoe poenja pikiran melarang akoe boeat serahken ia pada saorang jang aken bikin ia djadi tjilaka.“
„Baeklah. Perkara soeda diatoer dan sekarang akoe taoe, bagimana akoe moesti berlakoe. Dan dari sebab salah satoe dari doea moesti lepas tangan dari dia, baeklah akoe nanti bikin begitoe. Akoe serahken ia pada kaoe. Tapi, boeat gantinja itoe kaoe toch tentoe mane toeloeng padakoe ?“ kata Henriette dengen tjerdik. „Kaoe mengarti, sekarang moesti dioeroes perkara bikin baek poela akoe sama Lincoln. Nah, kaoe ada mempoenjal kalemasan dan kesabaran, jang akoe tida ada poenja. Apa kaoe maoe pergi pada soeamikoe dan toeloeng bitjara baek perkara akoe ?“
„Kaloe dengen itoe akoe bisa menoeloeng padamoe akoe soeka sekali,“ djawab Clotilde, akoe nanti tjoba bitjara dan bikin lemas hatinja kaoe poenja soeami.“
„Akoe sekarang tida brani lagi indjek itoe roemah begitoe takoet adanja akoe boeat itoe orang. Barang kali kaoe aken bisa bikin ia dapet perasaan perasaan lebih baek, apa kaoe maoe? Akoe nanti toenggoe di sini.“
Matanja Henriette imenjala loear biasa.
Satoe soeara di dalem hati kasi inget pada Clotilde.
„Djangan pertjaja padanja, ia djoesta, djangan pergi dari kaoe poenja anak. Ini prempoean ada satoe machloek berbahaja.”
„Apa kaoe tida maoe lantas pergi?" tanja Henriette. „Sekarang soeda djam sabelas dan soeamikoe sigra aken pergi ka kamarnja.”
„Baeklah, akoe pergi.”
„Lekas, boroe boroe.”
„Pergilah doeloe ka roemah besar dan toenggoe di sana dalem satoe kamar jang berdamping dengen kamar makan,” djawab Clotilde.
„Kaoe nanti dateng, boekan? Akoe harep padamoe ... sebrapa bisa lekas.”
„Akoe sigra ikoet padamoe.”
Henriette poenja maksoed soeda diatoer. Sedeng Clotilde beromong omong sama Lincoln dalem kamar makan, ia nanti boeroe boeroe kombali ka roemah ketjil dan bawa lari Emma sampe di roemah jang katiga sebagimana ia soeda berdjandji.
Di sitoe ia nanti serahken itoe anak pada saorang lelaki, sobatnja itoe nona jang baroe dateng. Baeklah, akoe pergi,” kata Henriette lagi. „Akoe toenggoe padamoe.”
Clotilde berpikir beberapa saat.
Ia toenggoe sampe Henriette soeda pergi.
Djoega Clotilde soeda ambil satoe poetoesan.
Sedeng Henriette poelang ka roemahnja, Clotilde pergi ka tempat tidoer anaknja dan boeroe boeroe pakein itoe anak.
Ia moesti sigra pergi dari sitoe. Ia moesti lolosken dirinja dari tangannja ini prempoean jang niat bikin djilaka padanja.
Dengen gendong anaknja. Clotilde pergi ka djendela.
Di sakiternja ada sepi sekali.
Djadi, koetika ada baek sekali boeat ia lari.
Sambil peloek Emma, ia kloear dari pintoe.
Sasaat kemoedian ia pergi dari itoe toemah.
Selama itoe tempo Henriette menoenggoe pada Clotilde dalem kamar makan.
Tapi Clotilde lari. Ia menjebrang tanah lapang dan terpisah lebih djaoe dari itoe roemah. Ia soeda djalan djaoe djoega. Ia soeda ketoeloengan ... Koetika ia soeda deket sama roemah jang katiga, djantoengnja memoekoel amat keras lantaran girang.
Henriette soeda masoek dalem ia poenja djebakan sendiri.
Tapi Clotiide moesti lari lebih djaoe lagi, amat djaoe, soepaja bisa terlepas sama sekali dari itoe prempoean.
Henriette masi teroes menoenggoe. Ia tida isa sabar lagi. Tapi ia pikir, Clotilde pastilah aken dateng. Teroes-meneroes Henriette mengawasi pada Pintoe, sebab ia sanget kepingin itoe pintoe diboeka.
Tapi bebrapa banjak meniet soeda liwat. la aken tjoba liat apa Clotilde belon dateng.
Ia boeka pintoe. Di mana mana ada sepi sekali.
Henriette pergi ka roemah ketjil.
Clotilde soeda lama moesti dateng.
Tapi toch ia tida ada kliatan.
Kenapa Clotilde djadi begitoe berajal?
Dalem itoe roemah ada menjala api, tapi siapa taoe soeda kedjadian apa?
Ia ambil poetoesan aken masoek dalem itoe roemah.
Itoe waktoe soeda ampir stenga doeabelas.
Henriette masoek dalem itoe roemah dan pergi ke kamarnja Clotilde.
Ia mendjerit lantaran kaget.
Itoe kamar soeda kosng. Tempat tidoer kosong. Clotilde soeda lari bersama anaknja.
Henriette djadi amet moerka dan memaki kalang kaboet.
Achirnja ia pergi dari itoe kamar. Brangkali masi ada tempo boeat soesoel. Tapi djooroesan mana soeda diambil olen Clotilde?
Henriette berpikir, semoea pertjoema sadja, Clotilde tentoe soeda sampe di oetan.
Siapa taoe? Brangkali ia telah lari boeat berkoempoel poela sama Rogers.
Ia inget pada itoe prempoean jang pake koedoeng. Ia inget ini prempoean ada bilang, di deket roemah jang katiga ada menoenggoe satoe kawan dari itoe prempoean.
Henriette aken pergi tjari ini orang laki.
Henriette kenal djalan meneroes padang padang. Itoe djalan aken bawa ia lekas sampe pada toedjoeannja. Ia tida oesah pake djalan besar.
Ia pergi ka tanah lapang dan boeka grendelnja pager besi. Ia tida perdoeli pada loeka loeka lantaran ketoesoek doeri. Sekarang tjoema satoe perkara ia perhatiken. Ia moesti soesoel itoe prempoean, biar bagimana djoega. Ia moesti ketemoein itoe orang laki jang menoenggoe.
Dengen tjepat Henriette djalan, sabentar meneroes djalanan djalanan jang sempit. Tjabang tjabang pepoehoenan di pinggir itoe djalan bikin loeka ia poenja moeka, tapi ia singkirken itoe tjabang tjabang sama tangannja dengen tida perdoeli doeri doerinja.
Mendadak ia dapet pikiran ngeri. Itoe orang laki jang ia hendak tjari, adalah Vieuxtemps, itoe jahat jang berbahaja, jang dikedjar oleh politie.
Dalem tangan matjem apa ia aken djato? Oedara gelap goelita, bintang bintang tida ada, pedoet jang tebal menoetoepi segala apa di sakiternja.
Apa ia moesti bikin?
Sasaat lamanja ia berpikir aken poelang sadja.
Djoestroe tatkala itoe satoe bajangan bergerak tida sebrapa tindak djaoenja dari tempat ia berdiri.
Ia djadi goemetar.
Ia ampir tida bisa bernapas lagi. Ia djadi takoet.
Itoe bajangan adalah itoe orang lelaki jang menoenggoe padanja, soeaminja Clotilde, pemboenoeh dari millionnair Smith.
„Apa kaoe di sitoe ?“ tanja Henriette dengen searo njaring. „Akoe sendirian sadja.“
„Akoe taoe,“ djawab satoe socara lelaki. „Tapi di mana adanja itoe anak? Di mana adanja akoe poenja anak?“
„Akoe hendak bawa itoe anak, tapi. . . . . . . . .“
„Kenapa kaoe berajal ?“
Clotilde telah boeroe boeroe pergi. la soeda lari.“
„Apa? soeda pergi ?“ tanja itoe orang lelaki.
„Ia belon djaoe lari.“
„Dan itoe anak?“
„Ia bawa.“
„Apa kaoe ada bersama dia?“
„Akoe tadi tinggalken ia sabentar.“
„Dan apa kaoe tida taoc, ka djoeroesan mana ia soeda pergi?“
„Akoe tida taoe, tapi brangkali ia telah pergi pada Rogers.“
Koetika itoe Henriette liat itoe orang lelaki dengen tjepat mengilang.
„Ia pergi tjari,“ Henriette pikir. Ini pikiran bikin djadi sedikit senang.
Satoe ketawa jang senang kliatan dimoekanja.
Kaloe itoe Vieuxiemps tjari pada Clotilde, itoela dari sebab Vieuxtenips hendak pisahken istrinja da Rogers.
„Sekarang akoe moesti pergi pada itoe nona dan tjeritaken serioea padanja.“
Ia kombali dengen ambil djalan tadi djoega.
Roepanja ia poenja hati soeda banjak lebih senang dari tadi. Ia poenja pikiran pikiran jang soesa soeda pergi.
Sasampenja di tanah lapang, ia rasa seperti ada denger tindakan orang.
Tapi boleh djadi ia kliroe. Pastilah tadi itoe ada angin jang bertioep di poehoen poehoen kajoe.
Atawa, apakah brangkali itoe prempoean jang pake koedoeng, jang kloear dari tempatnja semboeni dan hendak makan sedikit hawa jang segar di waktoe tenga malem?
Tapi kenapa ia tida bitjara apa apa? Brangkali ia tida kenalin Henriette.
Malem memang begitoe gelap.
Pedoet bertambah lebih tebal, hawa oedara djadi basah, tentoelah aken toeroen oedjan atawa angin keras
Henriette rasa amat tjape. Semoea perkara itoe soeda bikin ia djadi lelah. Tapi ia tida bisa tidoer, sabelonnja bitjara sama itoe nona. Ia aken toenggoe di kamarnja:
XXXVII.
PENGOESOETAN.
Fox ada saorang tjerdik.
Ia telah atoer ia poenja penjelidikan dengen sebrapa bisa tjerdik. Tatkala hari soeda malem ia sampe di roemanja Lincoln.
Sasoeda kasi liat ia poenja barang barang pada Lincoln, ia minta dan dapet satoe kamar dalem roemah ketjil.
Ia tjoba denger sia sia boeat dapet denger apa itoe prempoean sama koedoeng biroe ada di sitoe. Lincoln tjoema tjeritaken, bahoea Clotilde soeda bebrapa hari tinggal di sitoe.
Sebab Fox tida miace menarik pikirannja orang orang di sitoe, maka ia sigra pergi ka kamarnja, pasang lampoenja dan tida brapa meniet kemoedian pademken poela itoe lampoe, soepaja orang kira, ia soeda tidoer.
Kemoedian ia doedoek deket, djendela, soepaja bisa lantas taoe kaloe ada apa apa.
Ia liat, Henriette pergi pada Clotilde, kemoedian ia liat Henriette pergi diikoet oleh Clotilde, tapi ia tida liat tanda tanda dari Vieuxtemps atawa dari itoe premoean jang pake koedoeng.
Ia dapet taoe djoega, Clotilde bersama anaknja soeda pergi dan ambil djalan besar. Soeda itoe, semoea soeda sepi.
Poekoel sepoeloe ia pasang koepingnja lebih teliti. la denger, satoe pintoe diboeka.
Dengen hati hati ia madjoe lebih deket ka djendela.
Tapi di loear ada begitoe gelap, hingga ia tida bisa liat ada apa terdjadi.
Poekoel sabelas orang orang politie aken dateng. Djadi ia masi ada tempo setenga djam.
Dengen pelahan ia toeroen ka bawah, boeka pintoenja itoe roemah ketjil dan djalan sampe dibagian paling blakang dari tanah lapang. Roepanja didepannja ada apa apa bergerak. Satoe bajangan kliatan terajoen ajoen. Apa itoe bajangannja toean tanah ?
Tapi, boekan, itoe boeni tindakan jang enteng lida bisa laen dari tindakannja orang prempoean.
Fox tida bisa pertjaja, bahoea itoe nona jang pake koedoeng ada diroemah besar.
Ia mengawasi lebih teliti. Matanja pelalian pelahan djadi biasa dengen kagelapan di sitoe.
Itoe bajangan adalah njonja Lincoln. Ia tida liat pada Fox Ini klontong berdiri dengen tida bergerak, sampepoen napasnja ia tahan.
„Apa ia moesti bikin di loear waktoe begini ?“ Fox pikir. „Kenapa djalannja begini hati hati ?“
Fox soeda pikir aken boentoetin dia.
Inilah boekan satoe pakerdjaan gampang. Djalanan djalanan sempit, sanget djelek, doeri doeri ada amat banjak. Pelahan pelahan ia tida liat lagi bekas djalannja itoe njonja.
Tapi mendadak ia dapet satoe pikiran bagoes.
Di mana djoega itoe njonja berada, toch tentoe ia nanti poelang. Fox aken kombali ka tanah lapang, djongkok di satoe podjokan dan menoenggoe di sitoe kombalinja itoe njonja.
Fox berlakoe begitoe.
Kedjadian djoega sebagimana la soeda pikir.
Njonja Lincoln sedikit tempo kemoedian kombali, ini kali Fox boentoetin dia.
Ia liat, Henriette dengen pelahan pergi ka satoe pintoe, jang tersemboeni di bawah satoe klamboe dari edaonan. Henriette boeka satoe pintor dan sigra megilang, tapi kemoedian ia boeka satoe pintoe laen.
Di waktoe tenga malem hal hal ini sanget mentjoegaken.
Fox djadi tjemboeroean.
Tentoelah dalem ini kamar kedjadian satoe perkara pear biasa.
Siapa taoe? Brangkali itoe kamar djadi tempat permoean diwaktoe tenga malem. Atawa ada laen oerosean lagi.
Fox madjoe sampe di pintoe, jang ditoetoep oleh Henriette dari dalem. Dengen sebrapa bisa hati hati joe klontong boeka itoe pintoe, djalan meneroes sabe gang dan sampe di depan satoe pintoe laen, ia menggrepe di sitoe dan dapet pegang koentjinja. Itoe jonja dan ia poenja kawan djadi terkoentji di sitoe.
Marika tida aken bisa kloear.
Itoe klontong kombali ka tanah lapang.
la pasang koepingnja.
Semoea ada sepi.
Apa orang orang politie belon dateng ? Tatkala Fox ampe dideket roemah jang katiga, mendadak ia deiger bebrapa patah perkataan.
Ia hampirken tempat, dari mana itoe soeara dateng.
„Siapa di sitoe ?" Fox denger orang menanja.
Saorang lelaki kloear dari gelap dan berdiri deket i depannja. Di tangannja ada barang jang mengkilap, rang denger boeni laras revolver.
„Akoe, Fox," djawab itoe klontong dengen berbisik.
Itoe agent politie mendjawab:
„Kaoe bawa, kabar apa ?"
„Di mana adanja kolonel ?" „Kolonel dan Bernard ada di blakang poehoen. Tap di sitoe ada dateng Mac Nell.“
Fox berpaling.
„Akoe,“ katanja pada Nell,„dan akoe pertjaja, ako soeda bikin tangkepan penting.“
Sambil kata begitoe ia kasi liat koentji jang ia pegang Rogers dan Bernard hampirken.
„Apa achiroja orang soeda dapetken Vieuxtemps?“
Bernard menanja.
„Akoe tida ada liat dia atawa itoe prempoean jang pake koedoeng,“ kata Fox, „tapi pastilah ada saoran semboeni dalem itoe roemah. Pendeknja itoe doea eko boeroeng tida aken terlepas dari tangan kita.“
„Baeklah, kita aken preksa.“
„Di sini soenggoeh ada terdjadi hal hal aneh, toean,kata Fox lagi dan tjeritaken semoea apa jang dia soeda liat.“
„Apa Clotilde dan anaknja soeda brangkat ?“ tanja Rogers dengen takoet.
„Apa kaoe tida ketemoe samia marika, toean ?“
„Tida, akoe tida ada liat barang satoe orang.“
„Brangkali marika soeda kombali. Siapa taoe?“
„Dan apa kaoe. telah koentji njonja Lincoln ?“ tanja Bernard.
„Akoe tida bisa berboeat laen dari begitoe,“ djawab Fox.„Tjara begini kita taoe pasti, marika tida ake lolos.“
Bernard ketawa.
„Ini orang mempoenjai idoeng jang tadjem,“ ia pikir dalem hati.
„Apa kaoe pertjaja betoel, ada orang semboeni dalem itoe kamar ?“ tanja Rogers.
„Akoe brani bertaro potong kepala.“
„Tapi njonja Lincoln nanti dapet taoe, la nanti bertreak dan bikin riboet.“
„Pendeknja, hal itoe tida aken bisa menoeloeng soeatoe apa padanja,“ djawab Fox lagi, sambil kasi liat itoe koentji.„Tambahan lagi akoe soeka ilang akoe poenja nama jang baek, djikaloe njonja Lincoln dalem itoe kamar tida ada poenja teman baek.“
„Marilah kita bekerdja,“ Rogers prentah.
— „Kita aken bikin begini:
„Mac Nell dan kawannja moesti djaga dimoeloet ini djalanan. Tida satoe manoesia-baek siapa djoega boleh pergi dari sini.“
„Mengarti,“ kata Nell jang sigra pergi katempat jang dioendjoeken, sedeng kawannja mendjaga di sebrangnja.
„Pegang revolver di tangan. Kaoe taoe sama siapa kaoe beroeroesan. Djangan kesian.“
Fox dan Bernard lantas djalan lebih doeloe.
Rogers ikoetin marika di blakang.
la menanja dalem dirinja, dimana Vieuxtemps bisa berada. Kaloe ia ada di itoe roemah, tentoelah ia tida aken bisa lolos.
Dan Clotilde? . . . . . Rogers poenja moeka djadi kliatan sedih, tapi ia mempoenjai terlaloe banjak kakerasan bati aken itoe tempo mendjadi ilang harepan.
Sekarang ia melaenken moesti pikir tentang itoe tangkepan.
Itoe tiga orang sampe di tanah lapang. Di roemah ketjil ada menjala api jang goeram.
Itoelah djendela kamarnja Clotilde.
Itoe kolonel djadi tabah poela.
Fox tentoe telah kena tipoe. Clotilde pastilah sekarang sedeng tidoer njenjak di samping anaknja.
Sekarang orang moesti moelai itoe papreksaan. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]T„oean tanah brangkali belon tidoer,“ kata Rogers dengen pelahan pada kawan kawannja, „akoe hendak sigra pergi padanja dan kasi taoe apa jang kita hendak bikin.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baeklah, kita aken toenggoe kaoe disini,“ djawab Bernard.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem itoe roemah ada sepi sekali. Rogers pergi ka kamar makan dan ketok pintoenja dengen pelahan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Masoek!" djawab Lincoln.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala Rogers soeda masoek, itoe toean tanah mendjerit lantaran kaget.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe di sini ?" katanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe soeda kombali lagi, toean Lincoln," kata Rogers dengen pelahan, „kita djadi boeroeng jang kloear di waktoe malem. Kita sekarang pertjaja pasti, Veuxtemps dan itoe prempoean jang pake koedoeng ada disini."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Disini ?" kata Lincoln, „Tapi akoe toch paling doeloe moesti taoe, kaloe betoel begitoe ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ini semoea soeda terdjadi zonder kaoe poenja taoe, toean Lincoln dan kerna itoe akoe dateng kasi kabar pada kaoe, bahoea kita moesti bikin pengoesoetan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baeklah."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sabetoelnja akoe koeatir, istrimoe sendiri jang kasi tempat pada itoe nona."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lincoln moelai memaki. Sama kepelannja jang koeat ia poekoel medja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mari kita pergi," katanja. „Mari kita moelai preksa itoe roemah ketjil."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe kaoe maoe pertjaja sama akoe," kata Rogers, „djangan kita moelai preksa itoe roemah. Dalem ini roemah tida ada orang selaennja itoe klontong, njonja Clotilde dan ia poenja anak. Kita poenja papreksaan aken sia sia sadja.“
„Mari kita preksa segala kamar kamar dari ini roemah besar.“
„Akoe taoe satoe kamar di oedjoengnja satoe gang, di bawah dedaonan.
„Betoel,“ djawab Lincoln. „Mari kita pergi ka sitoe.“
„Baek.“
Lincoln pasang satoe lilin dan itoe doea orang lantas kloear dari kamar makan.
Di tanah lapang marika ketemoe Bernard dan Fox. Marika sampe ditempat di mana tetaneman menoetoepi satoe pintoe. Fox oendjoeken tempat jang betoel.
„Di sini ada koentjinja,“ kata Bernard.
„Bagimana itoe koentji bisa ada sama kaoe?“ kata Lincoln.
„Kita telah bawa ini koentji, soepaja pasti marika tida aken bisa lepas.“
„Ini koentji ada poenjakoe dan tida safoe orang ada hak boeat pegang dia,“ kata Lincoln.
„Mari kita pergi dan kaoe sendiri boeka, pintoenja, kata Rogers.
Lincoln masoek dalem gang. Tangannja jang kanan memegang itoe koentji dan tangannja jang kiri memegang lilin. Rogers anterken dia. Di blakangnja ada Fox dan Bernard.
Marika brenti di depan pintoe.
„Siapa di sini ?“ tanja Lincoln dengen soeara keras sambil poeter koentji pintoe itoe.
„Akoe!“ djawab Henriette.
Henriette kloear.
„Kaoe? Apa kaoe bikin ?“ tanja soeaminja dengen marah.
„Akoe tjari tempat semboeni boeat loepoetken dirikoe dari kaoe poenja siksaan."
„Apa kaoe tida maoe bitjara teroes terang?" tanja Bernard. „Kaoe semboeniken itoe nona dan Vieuxtemps.
Henriette ketawa.
„Diam!" kata Lincoln. „Sekarang boekan temponja ketawa. Hati hati kaoe, kaloe kita dapetken marika disini."
„Itoe prempoean jang pake koedoeng biroe tida djaoe dari sini," kata Rogers dengen mendadak sambil poengoet apa apa dari lantei. „Tjoba liat. . . ."
Semoea orang dateng lebih deket.
„Satoe saroeng tangan," kata Bernard.
„Satoe saroeng tangan prempoean," Fox tambahken.
„Bilang toch!" kata Lincoln pada istrinja. „Kaoe tida oentoeng soeatoe apa dengen menoenggoe. Kaoe toch tida aken terloepoet dari akoe poenja tjamboek."
Apa ini prempoean aken mengakoe? Tjara bagimana orang bisa paksa ia mengakoe, Rogers pikir.
Fox soeda pergi lagi dengen hati hati. la djaga itoe pintoe.
Tapi Henriette liat padanja.
„Bangsat!" katanja pada Fox. „Djahanam! Kaoe telah koentji akoe disini. Akoe nanti bales!"
„Akoe pergi dari sini," katanja mendadak dan lari sabelon orang doega ia aken lari. „Tapi akoe nanti bales."
Lincoln masoek dalem itoe kamar sama lilinnja dan preksa di segala podjokan.
Rogers masih pegang itoe saroeng tangan, jang Fox soeda kenalin sebagi saroeng tangannja itoe nona.
Tapi ini nona sendiri tida ada kliatan.
la telah tida bisa lari djalan djendela, sebab ini djendela pake roedji dari besi, jang tida gampang bisa diboeka.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pintoe tadinja dikoentji, djadi djalan pintoe ia djoega telah tida bisa lari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bagimana ini badean moesti ditebak ?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rogers dan Bernard tida bisa pikir lagi. Marika diam sadja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mari akoe pergi,“ Lincoln bertreak. „Akoe nanti bisa dapet djalan boeat bikin ia bitjara. Ha! Toean toean, kaoe nanti ketawa !“ katanja lagi sambil berlaloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia kombali ka roemah besar dan pergi ka kamar makan, kemoedjan ka kamarnja Henriette, tapi ia tida ketemoeken istrinja itoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bernard dan Rogers teroesken papreksaan. Mendadak kadengeran di loear ada orang mendjerit.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette telah djato dalem tangannja itoe doea politie agent tatkala ia tjoba lari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mac Nell dan kawannja lantas tangkep.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette berdaja sabisa bisanja boeat lari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe tida liat siapa adanja akoe ?“ ia menanja. „Apa kaoe tida kenalin akoe? Kenapa kaoe pegang akoe? Lepas, akoe bilang lepas.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem amarahnja ia gigit tangannja itoe agent, jang djadi mendjerit lantaran sakit, tapi toch tida lepas itoe prempoean.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida satoe orang boleh pergi dari sini,“ kata Mac Nell. „Kita soeda trima prentah dari kita poenja chef.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lincoln telah denger orang bitjara dan pasang koepingnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkala ia kenalin soearanja Henriette, ia lantas boeroe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Henriette kenalin boeni tindakan lakinja. Ia ampir djadi gila lantaran takoet.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kasianlah sama akoe!“ katanja. „Djangan serahken akoe sama dia.“ „Kaoe di sitoe?“ kata Lincoln dengen napas tersengal sengal. „Akoe soeda bilang, kaoe tida aken bisa lari. Sekarang akoe aken bikin kaoe bitjara. Djawab: dimana adanja itoe prempoean jang kaoe soeda semboeniken ?“
„Akoe tida taoe, ia soeda lari,“ djawab Henriette dengen goemetar.
„Mengakoe toch,“ kata Lincoln lagi sambil mengantjem. „Siapa kaoe soeda semboeniken dalem roemah? Saorang prempoean dan saorang lelaki,boekan ?“
„Tida, lida ada orang lelaki.“
„Tapi kaoe taoe, di mana adanja itoe orang laki, bilang !“
„Akoe tjoema taoe, ia menoenggoe itoe nona tida sebrapa tindak dari sini.“
Mac Nell dan kawannja soedah lepas Henriette dan denger itoe pertjakepan.
„Pastilah ia ada diblakang roemah,“ kata Lincoln lagi, „dan kaoe soeda soeroeh ini prempoean pergi padanja.“
„Tida, ia ada dalem itoe kamar.“
„Kaoe djoesta! mengakoe toch," katanja Lincoln sambil angkat tjamboeknja.
„Akoe bersoempah bitjara sabenarnja, akoe tida taoe apa soeda terdjadi sama itoe prempoean.“
„Dan itoe "orang laki, itoe bangsat Vieuxtemps?“
„Pastilah ia ada dalem roemah ketjil bersama istrinja,“ djawab Henriette dengen soeara menghina. „la toch moesti sepakat sama Clotilde aken sama sama lari.“
„Apa Clotilde soeda pergi?“
„Sekarang akoe tida maoe kata apa apa lagi.“
Lincoln pegang tangannja Henriette dan bawa ia kombali ka tanah lapang.
Djoestroe disitoe ada djoega Rogers bersama Bernard dan Fox.
Marika telah denger bitjaranja Henriette dan Rogers lantas boeroe pergi ka roemah ketjil.
Clotilde dan anaknja soeda tida ada lagi. Kamarnja kosong
Bagimana bisa djadi Clotilde telah lari sedeng malem begitoe gelap goelita?
„Orang moesti sigra soesoel padanja,“ kata Rogers pada Bernard. „Ini antero perkara kombali ada, pakerdjaannja itoe prempoean jang pake koedoeng biroe. Tapi kenapa istri Lincoln toeroet dalem itoe persekoetoean? Itoe akoe tida bisa mengarti.“
„Itoe toean tanah tida salah jang ia labrak itoe prempoean sama tjamboek,“ djawab Bernard. „Ini prempoean ada lebih tjerdik, lebih berbahaja dari semoea kita poenja bangsat bangsat.
„Naek koeda!“ kata Rogers.„Djangan kita boeang tempo. Akoe koeatir boeat Clotilde. Ini djahanam djahanam tentoelah soedah pasang djebakan boeat dia. Siapa taoe dalem tangan siapa ia djato. Naek koeda dan ajo, djalan!“
XXXVIII.
DALEM GELAP GOELITA.
Djangan menangis, anak, djangan nangis lagi," kata Clotilde sembari oesap oesap anaknja. Tapi Emma menangis keras.
Iboenja peloek ia lebih keras. „Kita moesti djalan lagi djaoe," ia bisikin itoe anak.„Kita moesti pergi dari sini, kita moesti lari sebrapa bisa djaoe.
Itoe anak ampir djato lantaran tjape dan ngantoek.
„Mama! Mama!" ia mengeloeh.
„Djangan nangis, djangan riboet, soepaja orang tida denger kita. Allah nanti toeloeng kita dan besok pagi kita nanti sampe di satoe desa, di mana bisa mengaso."
„Akoe bisa djalan, iboe," djawab itoe anak sebab inget pada tjapenja ia poenja iboe.„Kasi akoe djalan, kaoe nanti liat, akoe djalan sama tjepatnja seperti kaoe dan orang tida nanti dapet tangkep akoe."
Clotilde dan anakija soeda djalan djaoe.
„Kaloe sadja lekas pagi," kata Clotilde. „Kita tida taoe, ka mana kita moesti menoedjoe: Akoe rasa seperti kita terpoeter sadja dan tida madjoe barang satindak la brenti dan tjoba meliat di sakiternja, tapi la tida bisa liat apa apa.
Ia tida denger laen dari pada boeninja angin.
„Iboe, dimana kita sekarang ?" tanja Emma. „djangan kasi itoe prempoean djahat bawa akoe poela ka komedi koeda. Akoe takoet boeat dia. la soeda poekoel akoe begitoe sanget. Akoe maoe tinggal sama kaoe selama lamanja."
„Tida, anak, kaoe tida aken pergi lagi pada itoe prempoean djahat. Djangan takoet. Kaoe tinggal sama iboe selama lamanja.“
„Dimana adanja oom Rogers ?“
„Anak, ia tida bisa lagi tjampoer oeroesan kita.“
„Mari kita pergi padanja, iboe.“
„Akoe tida taoe, dimana ia ada. Benar, ia aken bisa djadi ajah jang baek boeat kaoe, tapi itoelah ada satoe perkara jang tida bisa djadi,“ kata Clotilde, sedeng aer matanja djatoh.
„Marilah kita pergi pada oom Rogers, iboe, akoe nanti minta ia toeroet sama kita.“
„Ja, kita orang sanget soeka sama dia, tapi kita tida bisa tinggal teroes sama dia.“
„Kenapa tida, kaloe kita begitoe sajang sama dia?“
„Djoestroe kerna itoe kita djangan kombali padanja. la aken djadi lebih beroentoeng, kaloe tida ada kita.“
„Apa kita djalan lagi djaoe ?“
„Sampe kita dapet satoe roemah, di sitoe kita bisa mengaso.“
„Apa masih djaoe ?“
„Kaloe kaoe tjape, akoe nanti gendong.“
„Tida iboe, akoe sekarang soeda besar dan terlaloe berat. Dan akoe djoega bisa djalan koeat. Tjoema sadja akoe sekarang ngantoek betoel. Apa kita tida bisa tidoer sabentar di roempoet ?“
„Roempoet terlaloe basah, tapi boleh, djadi lagi sedikit djaoean kita bisa dapet tempat jang kering.“
Itoe anak djalan teroes dengen pegang tangan iboenja. Mendadak marika rasa seperti ada saorang mengedjar marika.
„Apa kaoe ada denger, iboe ?“ kata Emma dengen kaget.
„Brangkali itoe ada saorang pelantjongan jang kesasar,“ pikirnja Clotilde.
Soeara tindakan mendatengin lebih deket.
Bajangannja saorang lelaki kliatan.
„Clotilde !“ katanja satoe soeara di deketnja itoe iboe, jang djadi mendjerit lantaran takoet. Dengkoelnja goemetar.
la hendak gendong anaknja dan bawa lari tapi itoe orang laki soeda ada di sampingnja.
Clotilde djadi diam lantaran kaget.
„Ini kali akoe tida lepas,“ kata itoe orang laki sambil pegang tangannja Clotilde. „Akoe tjari kaoe terlaloe lama,“
Itoe orang laki adalah ia poenja soeami.
Moekanja poetjet, djenggot dan ramboetnja koesoet, kliatannja seperti satoe pengemis.
„Kaoe poenja treakan pertjoema sadja,“ katanja dengen soeara aseran,„tida satoe orang bisa denger. Di deket sini tida ada satoe roomah. Denger! Lagi sekali akoe kasi kaoe pilih antara melarat dan kaja. Sama akoe kaoe aken djadi kaja, tida sama akoe, kaoe aken adjar kenal sama kamiskinan dan kasengsaraan. Kaoe taoe akoe ada poenja oewang, banjak oewang. Semoea aken boeat kaoe, kaloe kaoe naoe ikoet sama akoe. Besok sore kita aken pergi, tida satoe orang aken denger lagi tentang kita dan kita nanti beroentoeng seperti sepasang boeroeng merpati.“
Clotilde pegang tangan anaknja lebih keras dan berpaling dari itoe orang laki, boeat siapa ia tida merasa laen dari djidji dan takoet.
„Kasi akoe pergi,“ katanja.„Lebih baek mati dari pada tinggal bersama satoe machloek seperti kaoe.“
„Itoe bitjara gila dari orang prempoean,“ djawab Vieuxtemps.„Pikirlah. Akoe pertjaja, kaoe sigra aken dapet pikiran laen. Apa nanti djadinja sama kaoe dan kaoe poenja anak...djoega akoe poenja anak djikaloe kaoe teroes tidà poenja oewang?“
Emma peloek iboenja dan mengawasi itoe orang laki dengen takoet.
„Kaoe tida kenal sama akoe,“ katanja pada itoe anak dengen soeara sedikit lebih sabar. „Akoe adalah ajahmoe.“
la ijoba pegang tangannja itoe anak.
„Djangan pegang ini anak sama tanganmoe jang berdosa,“ kata Clotilde. „Tida baek boeat ini anak kaloe kaoe pegang dia. Antara kita orang soeda tida ada perhoeboengan apa apa lagi.“
„Apa kaoe bilang? Itoe anak ada poenjakoe, menoe roet wet ia sama djadi anakkoe seperti djadi anakmoe.“
„Pergi, ini anak tida aken pisah dari akoe.“
„Dari akoe djoega tida.“
„Kaoe kira begitoe.“
„Clotilde, pakelah akal boedimoe, dengerlah bitjarakoe, akoe sanget tjinta padamoe. Zonder kaoe, akoe tida aken bisa idoep. Maafkenlah apa jang soeda ter djadi.“
„Akoe bentji pada kaoe, djahanam! Kaoe djadi sebab maka akoe idoep begini tjilaka Akoe tida aken pake lagi kaoe poenja nama, jang akoe pandang hina. Dar kaloe kaoe paksa akoe toeroet sama kaoe, akoe nani serahken kaoe pada politie, jang tjari padamoe.“
„Brenti!“ katanja. Djangan bitjara begitoe pada sajah di depannja ini anak.“
Clotilde toetoep moekanja sama kadoea tangannja.
„Ini anak tida moesti taoe apa jang doeloe soedas terdjadi,“ kata Vieuxtemps. „la aken djadi kita poenja hiboeran, aken djadi tali jang mengiket kita pada satoe sama laen, apabila kita achirnja soeda ada dalem slamat. Clotilde, akoe soeda perlakoeken kaoe dengen djelek, itoe betoel, tapi tjilaka telah mengedjar padakoe. Kaloe tida, selamanja akoe telah tida tinggalken kaoe dan itoe perkara di New York selamanja tida aken terdjadi. Maka itoe, akoe moehoen pada kaoe aken loepaken itoe tempo doeloe. Kita poenja pengidoepan aken lebih beroentoeng dari doeloe. Kita nanti pergi ka Salta atawa New-town. Akoe nanti beli satoe kebon, akoe ada poenja oewang. Di sana tida satoe orang kenal pada kita, tida satoe orang aken doega, siapa adanja akoe dan kita nanti rasaken kebroentoengan jang sampoerna.“
„Bikin apa jang kaoe maoe, akoe tida perdoeli, tapi akoe tida aken toeroet sama kaoe. Antara kita orang soeda tida ada perhoeboengan apa apa lagi. Akoe nanti tjari akoe poenja makan, akoe nanti didik anakkoe dan koe lebih soeka mati dari pada idoep bersama sama kaoe.“
„Djangan toelak, Clotilde, kaoe taoe, apa nanti kasoedahannja.“
„Akoe maoe pergi sama anakkoe, kasi akoe pergi.“
„Kaoe moesti toeroet sama akoe.“
„Akoe pandang hina pada kaoe,“ djawab Clotilde.
„Akoe tida aken senang, sabelonnja akoe bertjerei dari kaoe.“
„Djangan sampe akoe pake paksaan,“ kata Vieuxtemps dengen amat marah. „Antero nasibkoe bergan Toeng dari kaoe.“
„Akoe bersoempah, akoe dan anakkoe. aken lebih Soeka mati dari pada idoep sama kaoe.“
„Dengen aloes akoe tida bisa bikin berobah kaoe poenja pikiran, akoe nanti pake laen djalan.“
Ia pegang tangannja Clotilde.
Emma mendjerit.
Mendadak Alfred roepanja hendak ambil laen poetoesan.
„Sebab kaoe tida maoe laen, backlah kaoe moesti tjari padakoe.“
Ia lepas tangan istrinja dan rampas itoe anak, sabelonnja Clotilde bisa bergerak.
Vieuxtemps bawa lari itoe anak.
Clotilde hendak boeroe, tapi badannja soeda terlaloe lelah. Ia rasa seperti segala apa di sakoelilingnja ada terpoeter. la djatoh pangsan. Tindakannja Vieuxtemps tambah lama tambah djaoe dan achirnja tida kadengeran lagi.
Orang tida denger apa apa lagi selaennja angin jang bertioep dengen keras dan bikin poehoen poehoen kajoeja djadi bergojang. Clotilde masih teroes terletak di tanah.
Bebrapa djam soeda liwat.
Pelahan pelahan moelai socboel, sinar sinar jang pertama dari matahari menerangin langit di bagian bawah.
Hari soeda moelai siang.
Angin jang segar dari tempo pagi bikin Clotilde djadi sedar dari pangsannja.
Ia rasa seperti ia bangoen dari impian jang sanget ngeri.
Sekarang soeda terang betoel.
Mendadak ia inget apa jang itoe malem soeda terdjadi. Ia tida mengimpi. Anaknja soeda dibawa lari oleh Vieuxtemps.
„Allah!“ ia berbisik, „kasianlah sama akoe poenja Emma.“
XXXIX.
GOEROE SEKOLA.
Di depan satoe hotel ketjil di Philadelphia ada sakoempoelan kreta kreta loear biasa, hingga orang lantas bisa kenalin itoe kreta kreta ada dari bangsa Zigeuner, jang biasa idoep mengoembara dengen djadi anak komedi dan bikin itoe kreta kreta djadi roemah tangganja.
Anak anak komedi, jang tinggal dalem itoe kreta kreta, semoeanja idoep bertjampoer sama satoe dengen jang laen dan sama roepa roepa binatang djinak dan barang barang jang paling adjaib.
Tatkala itoe ada bebrapa orang doedoek di bawah atoe poehoen boeah di blakang itoe hotel. Marika roepanja bitjaraken satoe perkara, sebab marika berdiri deket satoe sama laen dan bitjara dengen soeara pelahan.
Dari djendela jang ketjil dari itoe kreta kreta ada kliatan bebrapa kapala anak anak.
Antara orang orang laki di sitoe ada kliatan saorang jang sanget moeda, dengen moeka poetjet dan berpakean perlente.
Satoe kreta dengen doea sapi laki jang amat bagoes, baroesan brenti di depan itoe hotel. Dalem itoe kreta ada doedoek doea orang laki. Satoe antaranja pastilah ada saorang tani dan jang laen roepanja seperti satoe goeroe sekola atawa klerk. Pakeannja ada sanget saderhana.
Itoe orang tani roepanja telah ketemoe sama dia di tengah djalan dan bawa ia dalem kretanja. Ini orang sekarang toeroen dari itoe kreta dan mengoetpja trima kasi pada itoe orang tani.
Badannja itoe orang ada tinggi, koeat dan koeroes
Itoe waktoe kira kira djam anem sore. Hari tadinja sanget panas. Matahari masih mementjarken sinarnja sapenoehnja.
Itoe orang koeroes masoek dalem itoe hotel dan mengawasi dengen maloe maloe di sakiternja.
Dalem itoe hotel ada tjoema bebrapa tamoe. Itoe orang koeroes doedoek didepan satoe medja ketjil minta roti, kedjoe dan bier.
Satoe boedjang prempoean melajani dia.
Roepanja itoe orang jang baroe dateng ada sanget lapar. Dalem tempo tida sebrapa meniet ia soeda telan makanan jang ia pesan. Tatkala itoe ia rogo sakoenja dan kloearken satoe dompet jang isinja tida terlaloe penoeh.
Waktoe berpaling, ia liat di oedjoeng kamar besar dalem mana ia doedoek, ada satoe djendela.
Mandadak ia bangoen boeat tjari taoe, apakah ada orang taoe ia ada disitoe.
Mendadak moekanja djadi mesam. Itoe mesam ada banjak mirip dengen meringis.
Ia doedoek poela didepan medjanja, tapi selaloe awasin itoe koempoelan orang orang jang doedoek di blakang hotel.
Di satoe medja, deket sama dia, ia liat satoe botol jang separo berisi dan bebrapa piring, atas mana ada roepa roepa barang makanan.
Ia tida toenggoe lama, teroes makan abis itoe semoea makanan. Djoestroe sigra dateng itoe orang laki jang moekanja poetjet dan pakeannja perlente.
Ini orang jang baroe dateng, boekan laen dari Vieuxtemps. la djadi kaget tatkala liat itoe orang jang kelaparan.
Tapi ia paksa tida kasi kentara kagetnja. Itoe orang oeroes memberi salam dan bangoen dari krosinja.
„Persetan, kaoe di sitoe ?" kata Vieuxtemps.
„Ja, Evans, goeroe sekola dari New York, toean Goud", djawab itoe orang koeroes.
Vieuxtemps mengawasi dengen takoet di sekoelilingnja.
„Djangan toch seboet itoe nama," katanja.
„Akoe mengarti," djawab itoe goeroe sekola. „Akoe soeda taoe. Tapi djangan takoet, akoe tida aken boeka kaoe poenja resia, akoe taoe, apa akoe moesti bikin. Kita aken doedoek sama sama. Kaoe minoem anggoer? Akoe djoega soeka sana anggoer, ini minoeman bikin orang djadi girang."
Ia doedoek di sampingnja Vieuxiemps.
„Kaoe ada poenja oewang," kata itoe goeroe pada Vieuxtemps. „Kita bisa mengarti satoe sama laen."
„Apa toch kaoe bikin di sini? Bagimana kaoe bisa dateng di sini ?"
„Akoe nanti tjeritaken, Akoe soeda bosen sama sekolaan. Itoe pakerdjaan tjoekoep boeat bikin orang djadi kelaparan. Akoe tida bisa idoep sama itoe sedikit gadjih jang akoe dapet.
„Itoe sekolaan betoel bagoes dan pernanja betoel di depan kaoe poenja roemah."
Vieuxtemps minta satoe glas, isi itoe glas dan taro di depannja Evans. Ia minoem dan kata pada Vieuxtemps:
„Djadi kaoe lari tjara begini? Dan ka mana kaoe maoe pergi? Sampe sabegitoe djaoe kaoe telah bisa terloepoet dari tangan polite, kaoe memang tjerdik!"
„Kaloe kaoe boeka akoe poenja resia, akoe kasi pelor dalem kaoe poenja kepala. Akoe tida aken bisa loepoet pasang."
„Oh," kata itoe goeroe dengen ketawa, „kaoe madjoe terlaloe djaoe. Kaoe salah pandang akoe. Akoe terlaloe sajang sama akoe poenja koelit, Tambahan lagi akoe tida poenja oewang barang sapeser dan akoe pertjaja pasti, kaoe nanti bikin penoeh akoe poenja dompet."
Vieuxtemps memandang padanja dengen tadjem.
Evans ambil botol anggoer, isi ia poenja glas dan glasnja Vieuxtemps.
„Apa kaoe taoe, apa akoe aken bikin, tjoba akoe djadi kaoe? Akoe pergi ka Californie. Disana, dimana tida ada satoe orang jang kenal, kaoe robah kaoe poenja nama," kata itoe goeroe.
„Apa kaoe ada niat ?" tanja Vieuxtemps.
Evans minoem, kemoedian angkat poendaknja.
„Tjoba," katanja, „bawa akoe, kaloe kaoe lari. Akoe tida maoe tinggal di sini. Tanah rasanja seperti membakar akoe poenja kaki. Tapi akoe perloe oewang.
„Apa kaoe maoe kloear sama sekali dari golongan peladjaran ?"
„Akoe soeda lebih dari bosen, sobat. Sebagimana akoe soeda bilang, saben hari akoe kelaparan, belon lagi dibilang akoe poenja dahaga."
Abis kata begini, ia minoem poela.
„Kaoe maoe bilang, akoe moesti kasi oewang boeat toetoep kaoe poenja moeloet?"
„Ini perkataan tida bagoes. Akoe tjoema maoe minta pindjem sedjoemblah ketjil, bilang sadja seriboe dollar; boeat kaoe ini djoemblah tida ada artinja."
„Kaoe minta terlaloe banjak, toean goeroe sekola."
Evans oeloerken tangannja jang koeroes.
„Akoe mengoetjap trima kasi lebih doeloe, toean „O. . . . . ! “ katanja sambil taro satoe djari di moeloetnja. „Akoe tida aken loepa lagi. Kabiasaan jang tjilaka !“
Kemoedian ia teroesken bitjaranja:
„Mari kita bitjara befoel betoel. Apa goenanja itoe semoea oewang, djikaloe kaoe dapet ditangkep oleh politie? Ada lebih pinter, kaloe kaoe kasiken itoe oewang pada saorang miskin seperti akoe.“
„Siapa tanggoeng kaoe aken toetoep moeloet?“
„Akoe poenja perkataan, toean, akoe poenja kahormatan !“
„Akoe moesti bajar ?“
Akoe soeda bilang: „tjoema seriboe dollar. Saoran laen tentoe aken minta sepoeloe kali lebih banjak.Akoe berdjandji aken menoeloeng padamoe sebrapa bisa.“
„Baeklah, nah, trima!“
Vieuxtemps kloearken dari dompetnja salembar oewang kertas dari sariboe dollar dan kasiken pada Evans.
Evans poenja mata djadi terboeka lebar dan moelai ketawa.
„Diam!“ kata Vieuxtemps.
Itoe goeroe simpen oewangnja dalem dompet dan toeang lagi satoe glas.
Ia adjak Vieuxtemps minoem
„Apa kaoe gila ?“ kata jang diadjak.
Tetamoe tetamoe moelai ketawa.
„Atas kaoe poenja kasehatan, sobat sobat“, kata itoe goeroė sekola, jang soeda djadi sedikit mabok.
„Djangan toch begitoe ketawa,“ kata Vieuxtemps. Tapi Evans tida bisa tahan ia poenja kagirangan,
„Soenggoeh, kaoe soeda minoem terlaloe banjak, kaoe spęda mabok.“
„Tida, itoe tida, laen dari kagirangan.“
„Dan kaloe kaoe taoe, hikajat brapa bagoes akoe nanti tjeritaken! Soenggoeh, ampir tida bisa dipertjaja,“ kata Evans lagi.
„Sekarang djangan bitjara lagi, Evans, toetoep kaoe poenja moeloet.“
„Denger toeh lagi sabentar, kaoe moesti taoe, bahoea akoe sekarang ada dalem pelarian. Djadi, kaoe sekarang aken pertjaja, akoe tida bisa serahken kaoe pada politie. Kita setali tiga oewang sadja, sobat, maka itoe kita nanti bisa djadi sefakat sama satoe dengen laen.“
Abis kata begitoe ia minoem lagi.
„Kaoe tida dapet minoem lagi,“ kata Vieuxtemps.
„Sajang! Akoe soeka ini anggoer dan akoe poenja pikiran djadi terang dengen minoem ini anggoer. Akoe tadi bilang kita poenja nasib sama sadja. Akoe poen lagi di kedjar. Orang lagi tjari padakoe. Akoe soeda bikin enteng kas sekolaan boeat bebrapa ratoes dollar. Akoe perloe oewang boeat akoe poenja perdjalanan dan tjoba akoe minta, orang tentoe tida kasi. Djadi, akoe ambil sendiri.“
„Doeloe kaoe toch selaloe ada saorang djoedjoer.“
„Betoel, tapi apa akoe aken bilang? Kasempetan bikin pentjoeri, boekan? Dan kemoedian akoe beladjar kenal sama Harry.“
„Siapa itoe, Harry?“
Satoe toekang bakar areng. Dalem kas ada banjak oewang, jang menoesoek matanja. Silver djadi kassier, ia djoega kepingin sama itoe oewang. Kemoedian itoe doea orang djadi sobat. Blakangan lagi akoe adjar kenal sama marika. Marika atoer maksǝed maksoed. Akoe tjoema djadi pembantoe sadja. Akoe aken dapet satoe pertiga. Boeat saorang miskin seperti akoe, djandji itoe menarik hati sanget, oewang ada begitoe banjak, hingga dengen itoe akoe bisa idoep senang sampe mati. Tatkala itoe . . . . . akoe lakoeken itoe pakerdjaan . . . . .“
Vieuxtemps berpaling sabentar.
Evans bitjara teroes dengen pelahan :
„Akoe nanti tjeritaken, bagimana doedoeknja itoe perkara. Denger! Pada soeatoe malem, jang angin riboet ada toeroen, kita bertiga masoek dalem goedang goedangnja si soedagar areng. Silver ada bawa koentji dari kas ketjil, djadi ini kas gampang sadja diboeka. Tapi lemari besi jang besar tida dapet kita boeka Kita bertiga laloe angkat itoe lemari. Kemoedian Harry panggil satoe kreta. Kita naeken itoe lemari dalem kreta dan djalan pergi. Silver ada bawa pekakas, dengen mana ia bisa boeka itoe lemari. Sanget banjak oewang kertas ada di dalemnja. Apa tjilaka itoe doea bangsat lantas bereboet ambil. Akoe dapet tjoema sedikit. Bangsat betoel!“
„Apa orang tjari padamoe?“
„Akoe kira dan kaloe orang dapet tangkep, akoe bisa dapet nasib jang tida terlaloe bagoes.“
„Kerdja paksa ?“
„Brangkali.“
„Dan itoe doea orang?“
„Marika soeda toeroet akoe poenja toeladan, marika sigra lari.“
„Sekarang akoe senang, kaoe tida aken adoeken akoe pada politie," kata Vieuxtemps dengen mesam.
„Kita tida aken berchianat pada satoe sama laen, sobat,“ djawab Evans. „Kita aken djadi sobat betoel.“
„Ah, tjoba akoe tadi taoe begitoe,“ kata Vieuxtemps. „Akoe mengarti, tjoba kaoe tadi taoe, kaoe tida aken begitoe baek hati boeat kasi itoe oewang kertas, boekan?“
Evans ketawa.
Tapi Vieuxtemps soeda bosen sama itoe goeroe sekola. Ia moelai koerang senang meliat itoe goeroe poenja koerarg adjar.
„Apa toch kaoe bikin sama itoe orang orang Zigeuner?“ tanja Evans. „Roepanja, seperti akoe ada liat satoe anak prempoean ketjil menangis dipinggir djendela dari itoe kreta.“
„Oh, tida apa apa.“
„Sabenarnja, apa akoe moesti perdoeli ? Itoe boekan akoe poenja perkara. Jang paling oetama jalah kita djadi sobat.“
„Tentoe kita nanti djadi sobat. ― Hari soeda malem, akoe sanget tjape.“
„Kaoe tentoe menginep dalem ini hotel ?“
„Ja, tapi sampe besok pagi sadja.“
„Dalem satoe kamar ?“
„Ja. Dan sekarang soeda temponja pergi tidoer.“
Evans panggil boedjang prempoean dan soeroe sediaken satoe kamar.
Njonja hotel pasang bebrapa lampoe sebab soeda gelap.
„Malem baek,“ kata Vieuxtemps pada Evans sambil berdiri.
„Toenggoe doeloe, kita pergi sama sama,“ kata Evans sambil ikoetin Vieuxtemps.
„Persetan“ pikirnja Vieuxtemps. „Ini orang tida maoe lepas sama akoe. Tida gampang aken akoe lepaskan dirikoe dari dia.“
Doea orang itoe kloear dari kamar tempat makan dan mionem, di mana masih ada bebrapa tamoe.
Satoe tangga bawa itoe doea orang pergi ka loteng. Tatkala narika naek ka atas, dateng boedjang prempoean, jang bawa Evans sanpe di kamarnja. Ini kamar berdamping sama kamarnja Vieuxtemps.
Itoe doea orang kasi salam pada satoe sama laen dan masoek dalem masing masing kamarnja.
Di depan Evans poenja djendela ada tergantoeng klamboe klamboe.
Evans berniat aken tida berpisa lagi dari Vieuxtemps. Ini orang moesti kasi pengidoepan dan tempat tinggal padanja, sebab ia sangef kaja. Itoe oewang kertas dari sariboe dollar aken tida terpake. Evans doega, Vieuxtemps aken berdaja sabisanja boeat tinggalken dia.
„Akoe nantig anggoe padanja,“ pikirnja Evans „Perklaian antara kita berdoea aken djadi sanget bagoes."
Sekarang soeda gelap betiel. Tapi itoe bekas goeroe sekola tida maoe pasang lanpoenja. ia ada poenja satoe maksoed.
Mendadak ia liat, di gang orang pasang lampoe dan djalan pintoe jang dibikin dari katja, ia bisa liat sasoetoe orang jang kloear dan masoek, la berbaring di bankoe pandijang dan berniat aken tidoer di sitoe.
„Begini akoe bisa djaga pada kaoe lebih baek," pikirnja itoe goeroe. „Akoe taoe, satoe djiwa manoesta boeat kaoe tida ada harganja. " Mendadak ia bangoen.
la denger soeara aneh dan tida terang.
Kadengerannja seperti orang memaen sama pistol pistol.
Apa terdjadi dalen itoe hotei ? Ia pergi ka djendela dan mendadak ia rasa amai takoet. Seloeroe toeboehnja goemetar dan boeloe badanja bangoen.
Ia liat bebrapa orang naek koeda dengen bersendjata lengkap.
B A T J A L A H
„HONG SIN"
Tjerita Tionghoa djaman koeno jang paling
rame, paling menarik hati.
SEKARANG SOEDA TERBIT.
XXXX.
BADEAN BAROE.
Rogers dan Bernard bersama bebrapa orang lantas pergi. Achirnja marika dapet sorsoel itoe orang orang Zigeuner. Perklaian lantas terdjadi.
Itoe orang orang Zigeuner senboeni dalem kreta kretanja. Perklaian ada sengit sekali. Oedjan batoe ditoeroenken pada politie jang soeda siap dengen pedang terhoenoes.
Achjrnja orang orang Zigeuner menang, sebab marika soeda biasa sama perklaian begitoe dan marika poenja dịjoemblah ada lebih besar dari djoemblahnja politie.
Aken tetapi Bernard tida maoe lari. Sedeng Rogers kasi inget pada itoe orang orang aken menjerah, Bernard kloearken pistolnja.
Orang orang Zigeuner djadi begitoe moerka, hingga marika lantas menerdjang pada politie. Mendadak orang Orang prempoean, jang tinggal dalem kreta kretanja, poekoel koeda koedanja sebrapa bisa kersa. Orang orang lakinja, jang moendoer boeat politie, laloe lompat dalem itoe kreta kreta dan dalem sakedjapam sadja marika soeda brenti berklai. Koeda koeda lari seperti terbang. Mac Nel! dan ia poenja doea collega hendak kedjar itoe orang orang, tapi Rogers kasi mengarti, pengedjaran itoe tida ada goenanja.
„Biarken marika pergi. Toch kita nanti dapet tangkep. Dan siapa taoe apakah narika beioel salan ?"
„Ini hotel menimboelken akoe poenja rasa tjoeriga lebih banjak dari itoe. orang orang, kata Bernard,. „Kabarnja ini hotel djadi sarangnja perampok perampok dan smokkelaar smokkelaar. Akoe maoe preksa.“
Lantaran riboetnja itoe perklain, semoea orang dalem itoe hotel telah pergi mengintip. Toean hotel dan boedjang prempoean berdiri di depan pintoe. Ampir semoea tetamoe berdiri dipinggir djendela dan bitjaraken hal itoe.
„Marika nanti djadi sebab sampe semoea tetamoe kita pergi,“ kata toean hotel dengen soeara marah.
Bernard kasi prentah prentah dengen berbisik pada agent agent sebawahannja. Kemoedian ia pergi ka itoe hotel bersama Rogers.
Waktoe liat marika dateng, moekanja goeroe sekola djadi poetjet, sebagimana kita soeda tjeritaken. Sigra kemoedian ia denger tindakan di gang... ada orang mendatengin. Evans pergi ka pintoe dan mengawasi di gang. Ia liat saorang prempoean jang moekanja ditoetoep sama satoe koedoeng biroe. Itoe prempoean djalan di itoe gang.
Tatkala ia soeda ilang, Evans boeka pintoe kamarnja dengen amat hati hati.
Ia djadi kagoem.
Di mana adanja Vieuxiemps? Soeda pergi?
Kamarnja kosong, tempat tidoernja poen kosong! Adjaib!
Apa brangkali ia ambil kamar laen? Atawa, apakah waktoe moelai itoe perklaian, ia soeda lari? Apa ia brangkali soeda lari dengen diam diam, zonder ada orang dapet liat ?
Evans rasanja ada denger soeara apa apa.
Ia pasang koepingnja betoel betoel.
Tentoelah itoe ada itoe prempoean jang pake koedoeng.
Ia bitjara sama njonja hotel di bagian paling blakang dari itoe gang.
„Toeloeng soeamikoe, toeloeng akoe,“ itoe prempoean memoehoen.„Politie soeda ada dibawah, Kemaren akoe soeda tjeritaken, orang taro sangkaan kliroe pada kita, orang tjari pada kita dan kita maoe lari.“
„Di mana adanja kaoe poenja soeami ?“ tanja njonja hotel.
„Dibawah, ia soeda semboeni dibawah.“
„Toeroet sama akoe, akoe nanti atoer semoea.“
„Apa politie ada di blakang roemah ?“
„Tida, politie masih ada dalem kamar besar dan kaoe ada tempo boeat lari.“
Evans denger, itoe doea orang prempoean berlaloe.
Djadi Vieuxtemps soeda pergi. Sekarang ia moesti pikir boeat singkirken dirinja sendiri.
Sigra ia dapet satoe pikiran bagoes, jang boekan sadja moesti toeloeng padanja, hanja poen aken bikin ia bisa soesoel Vieuxtemps. la aken ikoetin djalannja itoe prempoean jang pake koedoeng, jang tentoe anter soeaminja dan ini soeami, Evans pikir, tentoe tida laen dari Vieuxtemps.
Tapi, apakah ini prempoean betoel njonja Goud? Dari mana ia dateng? Brangkali ia tjoema gendaknja itoe bangsat, jang ditjari oleh politie.
Itoe goeroe sekola toeroen dari loteng.
Agent agent politie tida ada dalem kamar besar, tapi di segala saat marika bisa dateng di sitoe.
Ia liat, njonja hotel boeka satoe pintoe ketjil, jang pernanja di bagian blakang dari Itoe hotel. Itoe prempoean jang pake koedoeng kloear dari itoe pintoe.
Njonja hotel kemoedian toetoep itoe pintoe dan kombali pada tetamoe tetamoenja.
Dengen tida bersoeara Evans pergi ka itoe pintoe, boeka itoe dan mengilang.
Ampir sadja ia djato dalem satoe lobang dalem, sebab amat gelap. Dengen menggrepe ia sampe di satoe tangga, djalan mana ia bisa toeroen ka bawah.
Itoe prempoean jang pake koedoeng telah mengilang djalan itoe tangga. Di sitoe poen ada amat gelap. Dengen hati hati achirnja ia sampe di bagian bawah dari itoe tangga dan kakinja dapet indjek tanah.
Di mana ia berada?
Ia ada poenja satoe kotak korek api. Ia pasang satoe korek api. Ia dapet taoe, ia berada di satoe gang jang pandjang dan sempit. Itoe prempoean jang pake koedoeng soeda ilang. Di sakiternja ada soenji sekali.
Ia pasang lagi satoe korek api dan djalan meneroes itoe gang, jang sanget pandjang. Rasanja seperti tida ada achirnja.
Mendadak ia denger seara orang.
Itoe soeara datengnja dari oedjoeng itoe gang. Siapa adanja itoe orang orang jang bitjara? Evans inget pada politie dan djadi goemetar.
Tapi ia rasa seperti ia kenalin salah satoe soeara itoe.
„Harry,” katanja dengen pelahan. „Itoe adalah Harry dan Silver djoega ada.“
Angin jang dingin seperti ijs menioep di moekanja Evans. Mangkin djaoe ia madjoe, mangkin dingin rasanja. Achirnja Ia seperti ada liat bebrapa bintang.Kagelapan pelahan pelahan djadi koerang.
Apa ia sekarang liat?
Bebrapa poehoen toea dan di deket sitoe ada dibikin kamar ijs dari itoe hotel.
Itoe kamar tida besar. Di sitoe ditoempoek potongan potongan ijs. Dalem satoe podjokan dari itoe kamar ada satoe lentera. Di sitoe kabetoelan ada kambratnja itoe goeroe sekola. Itoe prempoean jang pake koedoeng biroe telah djato dalem marika poenja tangan. Marika hendak ganggoe itoe prempoean, zonder taoe bahoea politie ada di deket sitoe.
Mendadak dateng Evans. Itoe doea orang djadi mendjerit lantaran heran.
Tatkala itoe premporan jang pake koedoeng liat padanja, ia (itoe prempoean) lantas bisikin Harry. Harry djadi kagoem lantaran heran.
„Djangan ganggoe ini prempoean,“ katanja pada Silver, jang menoeroet itoe prentah.
Itoe prempoean lantas mengilang.
Politie masi ada dalem hotel. Djalanan masi lapang. Itoe waktoe soeda tengah malem.
„Siapa adanja itoe prempoean?“ tanja Evans.
„Apa kaoe perdoeli? Boekan kaoe poenja perkara,“ djawab Harry.
„Apa kaoe taoe, bahoea Goud, itoe millionnair, ada di sini ?“
„Omong kosong!“
„Baroesan akoe beromong omong sama dia dalem hotel. Ia ada bawa banjak oewang.“
„Ia tida ada di sini,“ kata Harry.
„Kaloe begitoe ia soeda pergi. Dengen sebrapa bisa lekas kita moesti lari djoega,“ kata Evans lebih djaoe, „politie kedjar pada kita.“
„Persetan!“ kata Silver„,di segala saat marika bisa tangkep kita.“
Tapi Harry sama sekali tida merasa bergerak hatinja lantaran ini kabar jang sekoenjoeng koenjoeng.
„Apa kaoe kira, orang aken tjari kita di sini?Dan hikajat apa itoe, jang kaoe tadi tjeritaken?“
„Akoe bersoempa, itoe ada sabenarnja.“
„Dan bagimana kaoe bisa taoe?“
„Akoe ada dalem hotel, tatkala itoe pemboenoeh dan itoe prempoean dateng.“
„Akoe moelai mengarti kaoe poenja maksoed,“ kata Harry.
Silver mendadak pasang koepingnja.
Jang doea laen toeroet itoe toeladan.
Marika rasanja ada denger orang boeniken fluit.
„Apa akoe tida soeda bilang?“ kata itoe goeroe sekola dengen moeka poetjet sebagi mait.
„Mari kita pergi,“ kata Harry.
Dalem satoe seconde itoe tiga orang soeda lari djaoe.
Itoe prempoean poen telah lari di djoeroesan jang sekarang diambil oleh itoe tiga orang.
„Denger,“ kata Silver. „Akoe taoe, deket sini ada satoe tempat, di mana kita aken bisa semboeni dengen slamat.“
„Kenapa kaoe kasi itoe prempoean pergi?“ tanja Evans.
„Apa goenanja dia boeat kita?“
„Akoe bilang, ia tadi ada dalem hotel bersama toean Goud. Kenapa? Dengen maksoed apa ? Itoelah akoe tida taoe. Tapi sekarang kita tida bisa bikin apa apa lagi. la soeda pergi. Tjoba ia masih ada sama kita, kita bisa ketemoein lagi itoe millionnair.“
„Hary tentoe kenal ini prempoean,“ kata Silver.
„Biar toch dia pergi,“ kata itoe bekas koeli areng.
„Kita ada poenja laen oeroesan. Di mana adanja itoe tempat semboeni?“
„İkoet sama akoe. Waktoe soeboeh kita nanti sampe disitoe.“
„Politie moesti amat pinter, kaloe ia bisa dapetken kita,“ kata Evans, „marika sekarang bisa preksa itoe hotel dari bawah sampe ka atas.“
„Dan kaoe djadi penoeloeng kita,“ kata Harry dengen soeara menjindir.
„Akoe masi teroes bertrima kasi pada kaoe, dari sebab kane doeloe soeda rampas akoe poenja bagian, apa kaoe masih inget? Akoe tida loepa dan kaoe moesti kasi kombali apa jang djadi bagiankoe.“
„Kaoe boleh harep, sobat!“ pikirnja Silver dan ia mendjawab:
„Itoe voorstel datengnja ada sedikit laat. Akoe poenja kantong soeda ampir kosong. Orang moesti idoep dan itoe meminta oewang. Oewang jang didapet dengen soesah pajah, soedah abis. Omong soenggoeh soenggoeh, sobat sobat, sekarang soeda sampe temponja kita lakoeken satoe pakerojaan baroe. Oeroesan berdjalan djelek dan kita moesti dapet keadaan jang lebih baek.“
„Siapa antara kita orang,“ djawab Harry, „bisa kas voorstel jang penting? Akoe kepingin bikin poekoelan jang baek. Akoe tida soeka sama dompet jang kosong. Bagimana kaoe poenja pikiran, Silver?“
Jang ditanja, ketawa.
Kemoedian, sambil pegang tangannja Evans, ia kata:
„Sebagimana kaoe taoe, Philadelphia tida djaoe dari sini. Disitoe ada safoe tempat amat bagoes boeat bangsat bangsat, jang tida ada poenja tempat tinggal. Kaloe kita pergi ka sana, bagimana? Akoe pikir tida salah.“
„Di sana atawa di laen tempat,“ djawab Harry, „orang toch moesti makan djoega. Dan, soenggoeh, toekang toekang roti djarang sekali ada dalem ini bilangan bilangan.“
„Orang tida bisa idoep dari roti sadja,“ kata Silver. „Di sana akoe ada kenal saorang nama Sullivan. . . . .“
„Sullivan ? Siapa itoe ?“
„Saorang kaja; satoe prins, prins darí Philadelphia. Evans, sobat, akoe dapet satoe pikiran bagoes. Itoe orang tjari satoe goeroe. . .ini djoestroe ada satoe pakerdjaan boeat kaoe, kaoe pergi ketemoein dia dan tjoba berichtiar soepaja ia trima kaoe djadi goeroe dari anak anaknja.“
„Kalde !“ kata Evans, sembari oendjoeken ia poenja pakean jang penoeh tembelan. „Itoe toch tida bisa.“
„Kenapa tida bisa ?“
„Sebab tida bisa.
Kasi toch Silver bitjara. Apa doeloe tida kaoe sendiri jang taoe bawa kila pada Sullivan? Kaoe poera poera loepa sama sekali sama dia“
„Akoe tida maoe bitjara soeatoe apa lagi tentang itoe orang,“ djawab Evans„akoe kenal ia terlaloe baek.“
„Kaoe ada satoe bangsat!“ kata Silver.
„Djangan toch ganggoe sama akoe. Akoe bikin apa jang akoe maoe“
„Djangan toch djadi bodo,“ kata Silver lagi dengen soeara manis. „Tjoba tjeritaken apa jang kaoe taoe tentang Sullivan.“
„Ia jang doeloe kasi akoe oewang boeat siarken akoe poenja boekoe. Inilah jang djadi permoelaan dari akoe poenja pakerdjaan djadi goeroe.“
„Kaoe tentoe lebih soeka gigit gigit kaoe poenja boekoe boekoe, boekan ?“ tanja Harry. „Tapi dengen begitoe kaoe tida bisa dapet apa apa. Apa kaoe inget pada tempo kita berkenalan sama kaoe? Itoe tempo kaoe begitoe koeroes seperti pakoe. Kaoe timboelken kita poenja rasa kesian.“
„Kaoe poenja kedjoedjoeran itoe waktoe djoega boekan tida ada tjatjatnja. Kaoe poenja kantong kosong, belon lagi dibilang kaoe bekerdja dari pagi sampe malem seperti saekor kerbo,“ kata Silver.
„Denger dia poenja bitjara,“ Harry samboeng lagi.
„Ia ada saorang jang soeda banjak mengalamin. Dan saorang seperti itoe bisa kasi peladjaran sama banjaknja seperti kaoe, goeroe. la taoe semoea, soeda liat semoea, soeda rasaken semoea.“
„Kaloe kaoe berdoea toeroet akoe poenja nasehat,“ kata Silver lebih djaoe, „kita aken djadi kaja seperti president jang doeloean. Orang teroetama tida boleh moendoerken temponja bekerdja. Apa kita bikin disini, dengen berpakean rombeng, tida poenja tempat tidoer, atjap kali tida poenja makan, sedeng laen orang, jang sama sadja boesoeknja seperti kita, makan enak, poenja roemah roemah bagoes dan segala apa jang marika maoe? Akoe maoe dapet bagian djoega dalem itoe kasenangan. Ikoet sama akoe, denger akoe poenja bitjara, akoe nanti bawa kaoe orang pada satoe astana, jang sama djadi kapoenjaan kita seperti ia djadi kapoenjaan laen orang. Mas ada disediaken bagi orang, jang maoe ambil dan simpen.“
„Betoel sekali,“ kata Harry. „Bagoes!“
„Sabelonnja soeboeh kita moesti ada disana. Itoe pakerdjaan tida soesah dan sigra aken abis.“
Harry kasiken pada Evans ia poenja botol jang berisi minoeman keras. Dengen ijepat itoe goeroe trima itoe botol dan minoem sebagian besar dari isinja. Kemoedian Harry dan Silver toeroet toeladannja dan minoem sampe tida ada katinggalan barang satetes.
„Atas kaoe poenja kasehatan, toean Evans,“ kata Silver sambil poera poera hormat. „Atas kasehatannja kaoe poenja toean penoeloeng dan sobat.“
„Djangan seboet namanja itoe orang berboedi.“
„Kaoe poenja kahendak aken ditoeroet.“
Itoe tiga orang teroesken perdjalanannja dan achirnja sampe, waktoe soeboeh, di moeloetnja satoe goha jang dalem. Moeloetnja itoe goha ampir ditoetoep seanteronja oleh roepa roepa batoe. Ini goha tentoe tida banjak dikoendjoengi orang, sebab sarang laba laba jang sanget besar dan banjak koetoe koetoe ada- iah isinja itoe goha.
Silver palah satoe tjabang dari satoe poehoen dan pake itoe boeat singkirken koetoe koetoe jang begroemoen di moeloetuja itoe goha. Kemoedian ia bawa doea sobatnja ka itoe goha jang ia soeda kenal. Sasoenggoehnja, boekan pertama kali jang ia semboeni di sitoe, sebab soeda bebrapa kali ia bertjidra sama politie, jang djadi tjari padanja
„Mari kita preksa doeloe, siapa menginep di sini,“ katanja sambil djalan lebih doeloe. „Itoe laba laba jang sanget besar akoe tida soeka. Akoe nekat, betoel, tapi seperti djoega Nelson, akoe poen goemetar boeat saekor laba laba.“
Sasoenggoehnja djoega moekanja poetjet.
„Tjoba liat,“ kata Harry. „begini akoe bikin sama itoe binatang binatang.“ Dan ia indjek itoe sama spatoenja
„Kaoe sadja djalan doeloe,“ kata Silver dan kasiken padanja itoe tjabang kajoe.
„Mari toch kita toenggoe,“ djawab Harry. „Akoe pasang lilin doeloe.“
Ia kloearken korek api dan soelet itoe tjabang kajoe.
Tatkala marika madjoe lebih djaoe, marika dapet liat pemandangan loear biasa.
Disakiternja ada kloear dari tanah tiang tiang besar jang meroepaken roman aneh Ini tiang tiang jang pesagi ampat djadi mengkilap lantaran kena sinarnja itoe obor.
Itoe tiang tiang adalah batoe meleleh.
Ini goha ada sanget pandjang. Dari djaoe orang liat patoeng patoeng dari batoe seperti patoeng dari perak.
Pemandangan itoe ada bagoes sekali.
„Apa kaoe bilang tentang akoe poenja astana ini?“ tanja Silver, „Apa akoe soeda tipoe pada kaoe orang?“
„Bagoes sekali, djawab Harry, „tapi sajang tida ada perapian dan tempat tidoer. Akoe aken pergi ambil bebrapa tjabang kajoe, soepaja kita bisa berbaring dan mengaso sedikit. Akoe amat tjape.“
„Tida perloe,“ kata Silver. „Ikoet sama akoe. Akoe nanti bawa kaoe orarg ka krosi tempat berpridato. Ini krosi tida ada doeanja lagi. Toenggoe sadja, kaoe nanti sigra liat.“
Marika djalan bebrapa tindak dan kemoedian mendjerit lantaran heran. Sasoenggoehnja satoe krosi jang amat bagoes kliatan dengen mengkilap kilap lantaran kena terangnja api dari itoe obor.
„Di sitoe ada satoe tempat tidoer seperti tempat tidoernja, anak radja,“ kata Evans. „Bagimana adjaib toch, adanja alam!
Kaoe toch taoe, bagimana ini batoe batoe soeda djadi dalem tempo riboean taon? Aer jang djato. . . .“
„Goeroe, simpen kaoe poenja pengatahoean boeat orang orang jang bodo,“ kata Harry. „Kita soeda taoe itoe lebih doeloe dari kaoe.“
„Djangan bertjidra, sobat sobat,“ kata Silver. „Lebih baek bilang trima kasi padakoe, jang akoe soeda kasi kaoe orang liat ini semoea barang barang bagoes.“
„Akoe boekankah soeda bilang,“ katanja pada Evans, „baek kaoe toeroet dalem kita poenja pakerdjaan Beginilah akoe perlakoeken akoe poenja sobat sobat. Dan kaoe masih belon liat semoea. Ada tanjak laen laen lagi.
Tjoba liat ini. Kabe bisa djadi kepingin djadi toekang teekend. Tapi, akoe omong sadja, lebih baek kita tidoer.“
Itoe tiga orang lantas berbaring, masing masing di satoe bankoe pandjang.
„Apa ini lilin moesti dibikin padem ?“ tanja Harry.
„Tentoe,“ djawab Silver. „Kaloe tida, ini orang orang dari batoe aken bikin sobat kita tida bisa tidoer. Tidakah begitoe?“
Evans tjoema angkat poendaknja.
Ia amat tjape.
„Apa kaoe ada poenja korek api ?“ ia tanja pada Silver.
„Ada lagi satoe atawa doea batang.“
„Akoe djoega ada sabegitoe. Djadi kaoe boleh bikin mati itoe api. Akoe tidoer paling enak kaloe tida ada api.“
Harry pademken itoe obor dan taro itoe di sampingnja.
„Nah, malem baek, sobat sobat,“ kata Silver.
XXXXI.
GOHA ADJAIB.
Pada esok paginja dari itoe malem jang ngeri, jang kita soeda tjeritaken, Clotilde ketemoe doea orang jang djalan kaki pergi ka Philadelphia.
Marika itoe adalah saorang lelaki dan saorang prempoean. Clotilde toeroet djalan bersama marika. Sasoeda liwat bebrapa hari dan Clotilde tida bisa dapet kombali tanda tanda dari Vieuxtemps dan dari itoe prempoean jang pake koedoeng biroe, Clotilde tinggalken itoe doea orang, jang ia sanget tjemboeroe. Clotilde soeda menesal jang ia toeroet sama marika.
Djadi saorang diri sadja ia teroesken perdjalanannja dengen djalan kaki dan dengen tida poenja oewang.
Boeat isi peroet ia petik bebrapa bidji boeah boeahan. Ia minoem di soember soember jang ia ketemoe di djalan. Apa ia perdoeli sama itoe kasengsaraan ? Ia mempoenjai tjoema satoe pikiran: ia moesti dapetken kombali ia poenja anak.
Clotilde kliatannja begitoe soesah hati, hingga di mana mana ia timboelken orang poenja rasa kasian !
,,Kasian !" demikian orang orang desa berbisik pada satoe sama laen, apabila ia liwat.
,,Apa kaoe tida maoe minoem sagelas soesoe dan makan sapotong roti ?" demikian atjap kali ia ditanja oleh prempoean prempoean orang tani.
Sampepoen saorang tani prempoean jang soeda toea, jang anaknja baroe mati, telah djadi begitoe terharoe hatinja meliat roepanja Clotilde, hingga ia tahan Clotilde sampe doea hari di roemahnja.
Waktoe ia pergi, itoe prempoеan toea kasi ia pasang spatoe baroe dan satoe kain koedoeng, jang tadi djadi kepoenjaan anaknja itoe prempoean toea.
Clotilde poenja hati bebrapa saat lamanja merasa sakit sekali waktoe ia pikir, bahoea ia soeda djatoh begitoe rendah hingga moesli trima orang poenja sedekah.
Ia soeda djadi pengemis, ia, satoe gravin. Bagimana besar adanja itoe perobahan dari peroentoengan. Clotilde tida bisa tahan aer matanja.
Aken tetapi hatinja djadi begitoe terharõe lantaran meliat kebaekan dari itoe orang orang desa, jang ia ketemoe dalem perdjalanannja, hingga kebaekan itoe mendjadi satoe sobat jang moestadjah boeat loekanja.
Mangkin banjak hari soeda liwat, mangkin banjak ia pikir, bahoea sanget soesah aken dapetken poela ia poenja anak.
Ia teroes sadja djalan. Kakinja jang bengkak roepanja soeda tida koeat lagi. Apa ia moesti bikin?
Sembari djalan ia sampe di itoe goha.
Ia moesti mengaso. Ia tida bisa djalan lagi lantaran lelah.
Dengen pelahan ia hampirken moeioetnja itoe goha perampok.
Ia brenti dan pikir, apakah ini tempat ada baek boeat ia mengaso.
Achirnja dengen fida mendoega bahaja apa apa, ia masoek dalem itoe goha. Sasoeda djalan bebrapa lindak. ia merasa heran lantaran meliat di sakiternja.
Itoe tiga bangsat jang merasa takoet takoet di dalem gelap, soeda pasang poela marika poenja tjabang kajoe, hingga itoe batoe baloe mengkilap seperti batoe batoe permata. Bebrapa lamanja Clotilde berpikir. Kemoedian ia hendak djalan teroes, tatkala ia liat seperti ada satoe bajangan bergerak di blakang satoe tiang.
Ia perhatiken betoel betoel.
Itoe bajangan adalah satoe manoesia.
Dengen tida bersoeara Clotilde djalan di seblah kanan dari itoe tiang. Hoe orang tentoe soeda liat pada Clotilde.
Clotilde liat seperti ia kasi tanda, itoe bajangan mendatengin padanja.
Sebab kabetoelan api menerangin moekanja itoe orang, Clotilde rasa seperti soeda kenal itoe orang.
Itoe orang tentoelah Frits Scherer, bekas toekang tjoekoer, jang blakangan djadi oppas dari roemah sakit gila.
„Apa boekan kaoe, njonja Vieuxtemps?“ tanja itoe orang dengen berbisik.
„Ada apa, toean Scherer ?“ djawab Clotilde. „Kenapa kaoe maoe semboeni ?“
Itoe orang menoendjoek pada itoe api.
„Diam!“ ia berbisik. „Kita tida sendirian: sadja di sini. Apa kaoe mengarti ?“
Clotilde djadi takoet.
„Siapa adanja itoe orang orang ?“ ia menanja.
„Orang orang tida baek.“
„Orang lelaki? Siapa taoe, brangkali Vieuxtemps ada di sitoe. Ah, toean Frits, ia soeda bawa lari akoe poenja anak.“
„Goud? Tida, ia tida ada di sini. Akoe telah denger soeara soeara orang, tapi antaranja tida ada dia poenja soeara. Tapi akoe kepingin liwat dengen tida ada orang jang liat. Sekarang marika tidoer, tjoba denger, marika mengorok seperti biroeang.“
Clotilde pasang koepingnja. Benar apa jang dibilang oleh Scherer.
„Marika tidoer,“ kata Frits, „sekarang kita djoega boleh tidoer.“
Scherer berpikir bebrapa saat lamanja. Kemoedian ia robah pikirannja dan bilang:
„Lebih baek tida tidoer. Denger, njonja Vieuxtemps. Ini tempat tida aman. Itoe rampok rampok di segala saat bisa bangoen dan bisa ganggoe pada kita. Lebih back kita pergi.“
„Akoe sanget tjape,“ djawab Clotilde. „Kakikoe tida bisa lagi bertindak.“
„Besarken kaoe poenja hati. Akoe pergi bersama kaoe dan kita nanti tjoba tjari satoe pondokan di deket sini. Ka mana kace made pergi?“
„Ka djoeroesan Philadelphia, toean Scherer.“
„Kita pergi sama sama, kaloe kaoe maoe.“
„Tentoe sadja akde sanget girang, sebab kaoe kenal akoe dan akoe taoe, akoe boleh perijaja padamoe“
„Akoe barep begitoe. Djadi, kaoe masih sadja maoe tjari toean Goud ?“
„Ja, akoe tida mace ketemoeken dia lagi, tapi anakkoe, jang ia soeda rampas, memaksa akoe ikoetin dia.“
„Djahanam betoel betoel!“ kata Frits Scherer.
„Sekarang akoe djalan sedjalan djalannja sadja, mentjari anakkoe, tapi belon ada ketemoe.“
Tabahken kane poenja hati,“ kata Frits dengen soeara manis. „Kaoe poenja daja oepaja nanti berhasil.“
„Mari,“ katanja lagi, „kita tida bisa tinggal lama lagi di sini. Ini tempat berbahaja. Mari kita pergi.“
„Dan kaoe maoe toeloeng sama akoe, toean Scherer ?“
„Dengen segala senang hati.“
Clotilde angsoerken tangannja.
Scherer pegang itoe tangan jang ketjil dan hatinja djadi sanget terharoe.
Ia inget pada graaf Limburgh jang toea, di Den Haag, dalem ia poenja gedong jang indah, dikiterin oleh boedjang boedjarg Bagimana besar adanja perbedaan antara itoe graaf dan itoe anak prempoean jang sekarang mengoembara.
Achirnja marika berlaloe dari itoe goha.
Hari soeda malem.
„Kita nanti bisa dapet tempat semboeni,“ kata Frits.
„Djangan koeatir. Dan nanti kita bisa mengaso déngen tida oesah koeatir apa apa. Besok kita djalan ka Philadelphia, oewang kita tida kakoerangan.“
Clotilde poenja moeka djadi merah.
„Toean Frits“, katanja dengen pelahan, „akoe fida poenja barang satoe cent.“
„Djangan takoet,“ djawabnja, „kita ada poenja oewang dari alam.“
„Kaoe soenggoch baek,“ káta Clotilde dengen merasa sedih.
„Akoe boekan manoesia lagi. kaloe akoe tida berdaja sabisanja boeat toeloeng kaoe dari ini keadaan. Akoe harep, kaoe tida aken tampik ini sedikit oewang jang akoe dengen sagenap hati soeka kasiken pada kaoe. Sekarang, marilah kita pergi.“
„Trima kasi,“ djawab Clotilde.
Kemoedian, sasoeda berpikir sabentar, ia kafa lagi:
„Apa tida aneh, jang kita ketemoe satoe sama laen dalem keadaan begini?“
„Pengidoepan memangnja ada begitoe loear biasa. Kadang kadang orang kakoerangan jang paling tida berharga. Maka itoe orang djangan pandang hina pada siapa djoega, hanja sebrapa bisa moesti saling toeloeng satoe sama laen. Kita selamanja tida bisa taoe, apa kemoedian bisa terdjadi sama diri kita. Tjoba liat, di Den Haag kaoe selaloe berlakoe manis pada akoe dan itoe kelakoean bisa djoega djadi seperti menjimpen oewang,“ katanja dengen ketawa, „rentennja tida ilang. Sitoekang tjoekoer doeloe sekarang kasi pertoeloengan pada kaoe. Hai hal begini kedjadian lebih sering dari jang orang maoe pertjaja“
Saabis ini pertjakepan, itoe doea orang djalan lebih djaoe. Marika sampe dioendjoeng djalanan dan kemoedian menjebrang padang padang.
Frits, jang mempoenjai mata tadjem, sigra dapet liat satoe api.
„Di sana ada tempat tinggal,“ kata Scherer sambil menoendjoek di djoeroesan dari itoe api. „Mari kita pergi ka sana. Kita aken menginep di sana. Kaoe tentoe laper dan aoes, boekan ?“
„Toean Frits,“ kata Clotilde, „akoe mengoetjap trima kasi pada Allah, jang akoe, dalem perdjalanankoe di Amerika, telah ketemoe pada kaoe.“
„Kaoe ampir tida bisa djalan,“ djawab itoe bekas toekang tjoekoer dengen merasa kesian.
„Apa toch adanja ini pengidoepan! Doeloe kreta bagoes menoenggoe di depan roemali; njonja gravin dan poetrinja melaenken moesti toeroen sadja dari tangga marmer. Djongo's djongos jang memake pakean biroe, memboeka pintoe kreta. Kita doedoek atas bantal bantal dari beloedroe poetih boeat pergi ka Scheveningen atawa Leiden,“ Clotilde kata lagi sambil djalan.
„Jang paling oetama,“ djawab Scherer boeat hiboerken hatinja Clotilde, „jalah djangan poetoes harepan. Kaloe keadaankoe soeda kliwat soesa, akoe lantas menjanji satoe njanjian dari tempo akoe masih anak anak.“
Clotilde moelai mesam. Lantaran itoe ia djadi loepa ia poenja tjape. Achirnja marika sampe di tempat, di mana ada menjala itoe api.
Itoe api kloear dari satoe djendela.
Frits pergi ka sitoe.
Djoestroe pada itoe koetika saorang prempoean kloear dari itoe roemah. Ia pegang satoe ember dan hendak pergi ambil aer dari satoe soemoer deket sitoe. Tatkala liat itoe doea orang asing, ia lantas brenti bertindak.
„He, prempoean jang baek,“ kata Scherer, „apa kaoe soeka kasi kita makan boeat ini malem? Kita aken bajar harganja dengen contant. Kita boekan bangsat bangsat. Djangan takoet, kita pergi ka Philadelphia dan telah kesasar lantaran gelap.“
„Ka Philadelphia ?“ kata itoe prempoean. „Kaloe begitoe kaoe moesti djalan lagi satoe hari.“
„Tida mengapa,“ djawab Scherer. „Tapi sekarang kita sanget tjape.“
„Apa itoe kaoe poenja bini ?“ tanja itoe prempoean.
„Tida, akoe masih belon dirante,“ djawab Frits dengen ketawa, „tapi akoe kenal sanak koelawarganja temenkoe ini dan akoe soeda berdjandji pada marika aken anterken ia ini sampe di tempat toedjoeannja.“
Itoe prempoean mengawasi pada Clotilde jang moekanja sanget poetjet.
Ia poenja moeka jang koeroes, ia poenja pakean jang penoeh sama deboe, ini semoea menerbitken rasa kesian.
„Mari,“ kata itoe prempoean„,pergi masoek. Lakikoe tida ada di roemah. la pergi ka kota bawa hewan. Lagi bebrapa hari baroe ia bisa poelang. Betoel ia ada larang kasi masoek orang orang asing selama ia tida ada di roemah, tapi akoe liat, kaoe boekan orang orang biasa dan djoega boekan bangsat bangsat.“
„Djangan takoet,“ djawab Frits, „akoe nanti bajar.“
Itoe prempoean taro embernja di tanah dan bawa Clotilde dan Scherer ka roemahnja jang tida besar Satoe lampoe ada menjala ajas medja. Clotilde doedoek atas krosi, ia ampir tida bisa berdiri lagi. Samentara itoe prempoean pergi ambil roti, boeah bocah dan kedjoe.
Sedeng Clotilde dan sobatnja makan itoe barang barang, itoe prempoean siapken doea tempat tidoer
Kemoedian ia bawa Clotilde ka kamar dari tingkat pertama. la kepingin tanja ini itne, tapi ia liat, tamoenja itoe sanget tape, maka ia kasi Clotilde tidoer.
Samentara itoe Scherer taroh bebrapa keping oewang atas medja. Itoe prempoean oendjoeken ia poenja kamar, jang berdamping dengen kamar makan.
„Dan kaoe sendiri ?“ tanja Scherer pada jang poenja roemah.
„Boeat ini kali akoe aken tideer di krosi males,“ djawab jang ditanjak.
„Malem baek,“ kata Scherer lagi„,dan trima kasi.
„Malem baek !“
Kendati sanget lelah, toch itoe bekas toekang tjoekoer soesa bisa tidoer.
Ia inget pada gedong Limburgh. Ah ! joba itoe graaf sekarang bisa liat anaknja.
Scherer tida bisa tahan aer matanja. Sasoeda kenjang menangis lantaran menginget nasibnja itoe gravin moeda, baroe ia bisa tidoer.
XXXXII.
NONA ALTBORG.
Satoe Minggoe soeda berselang
Dalem kota Philadelphia jang besar soeda bebrapa hari orang riboet. Dimana mana orang tjoemia bitjara tentang nona jang baroe dateng. Orang kata, ia ada satoe toekang menjanji jang soearanja membikin heran orang orang jang soeka sama muzick.
Apa jang orang tercetama poedji jalah itoe nona poenja kasaderhanaan dan ketjantikan, lantaran mana ia dapet sympathie paling besar.
Djoega ini malem tempat ia aken menjanji penoeh sama penonton. Nona Altborg, demikian namanja. Saabis ia menjanji penonton sanget goembira. Semoea orang kena pengaroebuja ia poenja keijantikan.
Directeur dari itoe tempat menjanji saban malem dapet oentoeng bagoes. Achirnja ia naeken harga harga tempat. Aken tetapi, publiek perdoeli apa sama itoe kenaekan harga ? Orang berklai bereboet tempat. Pers menoelis berkolom kolom tentang ini nona, jang djadi bintangnja kota Philadelphia.
Namanja itoe nona tersiar disegala tempat di Amerika, sampe poen di Europa. Directeur directeur tempat menjanji dateng padanja dan tawarken gadji gadji amat besar.
Tapi itoe nona tida maoe trima. Itoe kemashoran tida la perdoeliken sama sekali, seperti djoega itoe oewang. Ia kepaksa pake satoe secretaris, jang oeroes oeroesannja, bales soerat sceratnja dan toelak sasoeatoe tawaran.
Ini secretaris jalah Frits Scherer. Ia memake pakean pantes, kasi djawaban jang pantes pada sasoeatoe tetamoe. Dengen hati hati ia kasi pergi orang orang jang dengen paksa hendak ketemoe sama madjikannja. Melaenken prempoean prempoean toekang djait boleh ketemoe sama madjikannja.
Oewang dateng seperti aer bandjir. Ia pegang boekoe jang teliti dari segala ongkos ongkos jang ia kloearken dan pendapetan pendapetan jang ia trima. Ia oeroes semoea rekening rekening, hingga nona Altborg tida oesah repot pikir apa apa.
Itoe nona telah sewa bebrapa kamar dalem Palace hotel, sebab ia perloe pake banjak kamar, jaitoe, satoe boeat adjar ia pɔenja njanjian njanjian, satoe boeat simpèn dan pas ia poenja pakean pakean dan laen laen lagi. Eigenaar dari itoe hotel sanget girang itoe nona menoempang di hotelnja.
Pada socatoe hari satoe kreta, jang ditarik oleh ampat koeda bagora, rent at depan itoe hotel.
Boedjang boedjang lari lari boeat boeka pintoenja itoe kreta.
Orang taoe siapa adanja orang jang dateng.
„Sullivan!“ orang berbisik, „millionnair jang kesohor. la adalah prins dari kita poenja kota, prins dari Philadelphia.“
Toean Sullivan toeroen dari itoe kreta. Ia ada saorang moeda jang berbadan besar, potongan bagoes, tjakep dan amat kaja. Segala apa ada menoendjoeken jang ia ada saorang hartawan: djenggotnja jang dirawat baek, ramboet kepakalanja jang dipotong bagoes, saroeng tangannja dan spatoenja.
Ia memake satoe kalja mata djepitan. la liat dengen senang itoe djongos djongos jang begitoe radjin melajani dia. Ia anggep itoe seperti pembrian hormat pada ia poenja diri dan kakajaan.
Salah satoe boedjang jang pake pakean merah kloearken satoe karang boenga dari itoe kreta. Itoe karang boenga terbikin dari boenga boenga mawar dan laen laen lagi.
Harganja itoe lebih dari f 250.— roepia.
Tatkala toean Sullivan masoek dalem itoe hotel, itoe boedjang ikoeti dia dengen bawa itoe karang boenga.
Itoe millionnair menanja apa ia bisa dikasi adjar kenal sama itoe toekang menjanji.
Toean hotel lantas anterken itoe tamoe ka kamarnja Frits Scherer, si Secretaris, jang trima itoe millionnair dengen dingin. Kelakoean ini membikin heran pada toe radja oewang, jang biasa orang trima kedatengannja dengen hormat paling merendah.
„Britaoeken kedatengankoe pada nona Altborg!“ katanja dengen sombong.
Frits angkat poendaknja.
„Toean,“ djawabnja, „akoe menesal...“
„Apa kaoe maoe bilang ?“
„Orang tida bisa dapet bitjara sama itoe nona.“
„Akoe Sullivan!“
„Tapi akoe menoeroet prentahnja akoe poenja madjikan.“
„Apa akoe moesti perdoeli? Akoe tida kenal sama kaoe.“
„Betoel, tapi, tjobalah kaoe bilang apa kaoe maoe. Apa kaoe maoe pesan tempat atawa barangkali...“
„Apa jang akoe maoe... akoe djoega bisa,“ djawab Sullivan dengen tida sabaran. Akoe maoe bitjara sama nona Altborg. Kaoe mengarti ?“
Frits mengawasi pada boedjang jang pegang itoe karang boenga.
,,Akoe aken kasi taoe pada itoe Nona, bahoea kaoe kasi itoe boenga padanja," kata itoe Secretaris lagi.
,,Trima kasi, akoe tida minta itoe. Akoe maoe ketemoe sama dia, kace mengarti?"
,,Akoe koeatir, toean.."
,,Apa ?"
,,Kaloe akoe kasi kaoe ketemoe sama dia, hal ini nanti lantas tersiar di mana mana dan orang jang dateng nanti sanget banjak. Dan dari sebab nona Altborg moesti djaga betoel ia poenja kewarasan badan, sebab ia tida bisa tahan tjape atawa kasedihan, maka akoe djadi orang jang sampeken segala bitjara."
,,Liat," kata Sullivan,,,akoe tjoema hendak njataken akoe poenja poedjian pada itoe nona dan hendak oendang ia dalem satoe pesta, jang lagi sedikit hari akoe mace bikin dalem astanakoe."
Frits mesam.
,,Dalem hal begini, toean, akoe aken bikin katjceali boeat satoe kali sadja." Sullivan taro salembar cewang kertas atas medja.
,,Bitjara baek boeat akoe, toean," katanja. Akoe nanti kalah bertaroan besar kaloe nona Altborg tida dateng, sebab sampe sekarang ia telah tampik semoea oendangankoe."
,,Ja moesti hati hati sekali mendjaga kasehatannja.
,,Ja, tapi boeat salce kali sadja, tjoema satoe kali. Kaloe tida akoe aken dapet roegi. Idzinkenlah akoe kasi kace ini sariboe dollar."
Frits mesam aloes.
la bargoen dari krosinja dan minta itoe millionnair toenggoe doeloe bebrapa saat. Scherer pergi,
Sullivan gosok gosok tangannja seperti ia pertjaja pasti atas kamenangannja.
Itoe secretaris kombali, boeka pintoe dan oendang itoe tetamoe ikoet sama dia.
Ini millionnair ambil itoe karang boenga dan toeroet djalan dengen moeka girang.
Marika masoek dalem kamarnja Clotilde. Ini gravin moeda dalem ini tempo jang paling blakang soeda berobah sama sekali roepanja.
la memake pakean dari soetra, jang bagoes betoel boeat dia.
Sullivan mendjoera.
,,Toean," kata Clotilde,,,apa jang menjebabken akoe dapet ini kahormatan dari kaoe poenja perkoendjoengan? Doedoeklah."
,,Pertama akoe hendak sampeken akoe poenja pembrian hormat," djawab itoe millionnair,,,Kaoe menimboelken orang peenja poedjian sanget dan akoe adalah jang paling sanget memoedji."
la kasiken itoe karang boenga.
Clotilde trima dan taro itoe atas medja.
,,Akoe sanget girang dapet kaoe poenja manis boedi, toean," katanja,,,rasanja akoe soeda taoe liat kaoe dalem kamar tempat menjanji."
,,Saban pertoendjoekan akoe dateng mendenger. Kita soeda sering mendenger toekang toekang menjanji jang kesohor, tapi belon pernah mendenger saorang prempoean jang mempoenjai kepandean seperti kace."
Dan ia mendjoera lagi sekali dengen hormat.
,,Orang soesa bisa berlakoe lebih aloes dari dia," pikirnja Clotilde dan mesam manis. ,,Sekarang akoe hendak madjoeken satoe permoehoenan pada kaoe." kata itoe millionnair lebih djaoe.
,,Apa kaoe soeka besok pagi dateng merameken pesta ketjil, jang akoe hendak bikin ?"
,,Akoe poenja secretaris soeda kasi taoe padakoe," djawab Clotilde. „Akoe soeka trima itoe oendangan."
,,Akoe merasa sanget beroentoeng."
„Dengen satoe perdjandjian," kata Clotilde,,,jaitoe orang djangan kasi bajaran apa apa padakoe."
,,Tjoema diniat boeat ganti keroegian boeat kaoe poenja tjape, sebab barangkali kaoe aken soeka menjanji bebrapa njanjian."
,,Djadi orang oendang akoe boekan boeat akoe poenja diri," djawab Clotilde.,,Orang harep aken denger akoe poenja soeara?"
,,Doea doea itoe sama sadja, njonja. Malah bisa dikata bersaing sama satoe dengen laen. Orang soenggoeh tida bisa pilih: Kaoe poenja ketjantikan atawakah kaoe poenja kepandean."
,,Akoe aken dateng, toean, tapi akoe tida aken trima bajaran."
,,Sebagimana kaoe soeka, demikian aken terdjadi, njonja, tapi...
,,Akoe moehoen, djangan desek lebih lama dalem itoe perkara. Dan djikaloe kaoe soenggoeh soenggoeh maoe kloearken oewang, lebih baek kasiken itoe oewang, jang kaoe hendak kasi padakoe, pada orang orang miskin."
,,Liat !" kata Sullivan. Kaoe koekan sadja satoe artist jang pande, hanja poen satoe manoesia jang moelia."
la pegang tangannja Clotilde dan tjioem itoe tangan. ,,Besok kaoe aken ketemoe diroemahkoe sama bebrapa orang jang bisa menerbitken orang poenja soeka,“ katanja lebih djaoe.„Akoe nanti kenalken kaoe sama akoe poenja sobat Woodfort, Consul Lawton, kolonel Mac Tree dan saorang Italie jang sanget aneh, jaitoe Graaf Girardi, jang bikin perdjalanan boeat memperbaeki keadaannja orang orang hoekoeman. Apa itoe tida bagoes? Tapi akoe tida maoe ganggoe kaoe lebih lama. Sampe ketemoe, nona Altborg, sampe besok malem.“
Ia tjioem tangannja Clotilde dan berlaloe.
Tatkala Clotilde tinggal saorang diri sadja, ia moelai berpikir.
Satoe pengidoepan baroe soeda terbit boeat dia, satoe pengidoepan jang roepanja beroentoeng. Apa toedjoeannja ini pengidoepan?
Ia tjari anaknja. Itoelah toedjoeannja.
Ia moesti dapetken ia poenja Emma. Sekarang ia aken bisa dapetken toedjoeannja itoe.
Frits dateng di depan pintoe, satoe mesam jang beroentoeng bermaen dibibirnja.
„Nona Altborg,“ katanja, „disini ada sariboe dollar dan disini ada lagi saratoes.“
„Itoe saribee dollar boeat iboe iboe jang miskin, sisanja boeat kaoe, sobatkoe.“
„Kita kaja, nona Altborg, saban malem tempat penoeh sama penonton.“
„Lebih baek. Tapi toch,“ katanja dengen soeara sedih, „kita tida aken tinggal disini. Kaoe bilang, anakkoe tida bisa di dapet lagi?“
„Blakangan barangkali bisa, tapi sampe sabegitoe djaoe semoe daja oepajakoe sia sia sadja.“
„Kaloe begitoe, loesa kita brangkat !“
„Sedeng kita beroleh hasil begini bagoes ?“
„Apa goenanja itoe hasil ? Samentara itoe perampok perampok dari anakkoe saban hari pergi lebih djaoeh.“
Frits tida mendjawab. Bagimana ia bisa banta bitjaranja ini iboe jang bersoesa hati?
„Kita aken landjoetken kita poenja pengidoepan mengoembara, kita aken pergi dari kota jang satoe ka kota jang laen, kaloe moesti, djoega dari desa jang atoe ka desa jang laen, sampe kita dapetken maksoed kita.“
„Ini karang boenga harganja amat mahal,“ kata Frits sambil mengawasi boenga boenganja Sullivan dengen maksoed boeat toentoen pikirannja Clotilde ka laen djoeroesan. „Bagimana bagoes adanja ini boenga boenga. Baoenja djoega amat sedap!“
„Tapi,“ katanja dengen mendadak, „ada sepotong kertas ketjil disini“
„Apa itoe? Kaartjis nama? Tjoba liat,“ kata Clotilde.
„Boekan kaartjis, tapi satoe boengkoesan ketjil. Heran! Rasanja keras, barangkali gelang.“
Dengen soesa Frits achirnja kloearken itoe boengkoesan ketjil dari itoe karang boenga. Itoe boengkoesan berisi satoe gelang jang amat bagoes, jang ia trimaken pada Clotilde.
„Satoe pembrian amat mahal,“ katanja. „Itoe gelang tertaboer dengen inten dan batoe mirah.“
Clotilde poenja inoeka djadi merah.
„Ini ada satoe hinaan,“ katanja dengen pelahan.
„Tida,“ kata Frits, „ini ada satoe pembrian hormat jang patoet pada si artiste jang pande. Pake toch, nona Altborg.“
„Persetan!“ katanja lagi. „Soenggoeh amat bagoes. Kasi toch itoe kahormatan pada itoe toean Sullivan dengen pake ia poenja pembrian. Ini orang orang soeka jang orang hargaken marika poenja pembrian.“
„Kaoe taoe, akoe tida soeka sama barang barang begini.“
„Pakelah ini gelang, akoe moehoen begitoe, gravin!“ Clotilde ketawa.
„Kaoe tida bisa mengarti rasa bangga dari ini millionnair millionnair Amerika. Kaoe tida bisa mengarti bagimana beroentoeng kaoe bikin marika itoe dengen pake apa pembriannja. Pakelah itoe gelang, kasi ia itoe kasenangan, kaoe tida aken djadi tjilaka lantaran itoe.“
„Akoe aken toeroet kaoe poenja nasehat,“ djawab Clotilde. „Akoe selaloe beroentoeng dengen menoeroet kaoe poenja nasehat. Soeda delapan hari kita orang disini dan begimana besar adanja perobahan dalem pengidoepan kita. Ampir tida bisa dipertjaja.“
„Ja, tapi kaoe poenja soeara djoega begitoe bagoes.“
„Moedahan Allah toeloeng pada kita,“ djawab Clotilde. Ia angsoerken tangannja pada Scherer.
„Tjoba kaoe taoe, apa jang akoe selaloe inget,“ kata ini bekas toekang tjoekoer.
„Apa dan?“
„Akoe pikir, tjoba graaf Limburgh dan njonja gravin bisa liat pada kaoe, marika tentoe aken djadi kagoem.“
Clotilde sekap tangannja.
„Iboekoe selamanja tida aken liat akoe lagi,“ ia mengeloeh. „Ia soeda pergi boeat selama lamanja. Ia soeda bikin perdjalanan, dari mana kita orang selamanja tida kombali lagi. Dan akoe digoda oleh rasa menesal....“
„Tapi toean graaf masih idoep....“
„Siapa taoe? Ajahkoe soeda oesir akoe. Saoemoer idoepkoe akoe aken moesti mengoembara dan tida ada mempoenjai tempat tinggal.“
„Tjoba toean graaf sekarang bisa liat poetrinja, bagimana bangga tentoenja dia!“
„Tida soeatoe apa bisa menjoetji apa jang soeda terdjadi doeloe“, kata Clotilde dengen sedih
„Tapi hari soeda moelai malem,“ katanja lagi. „Lagi satoe djam kita aken moelai kasi pertoendjoekan. Sekarang soeda sampe temponja aken pergi dari sini.“
„Kaoe tida aken loepaken itoe karang boenga dan gelang, boekan?“
„la, akoe berdjandi aken tida loepa itoe“.
Frits pergi dari itoe kamar. Sedikit waktoe kemoedian dalem itoe kamar menjala lampoe.
Apa jang dipikir oleh Clotilde ?
Jalah diroemahnja Lincoln jang ia tjoba ia poenja soeara. Disana Bernard telah kasi ia ini pikiran. Ia poenja pertoendjoekan pertama di depan publiek ada satoe kamenangan jang soenggoeh soenggoeh.
Itoe kamenangan berdjalan teroes. Peroentoengannja ada bagoes.
Dengen tjepat ia pake pakean dari soetra merah moeda dan itoe gelang dari Sullivan.
Ia tekan satoe pentil.
Boedjang dateng.
„Kreta soeda menoenggoe, nona !“ kata itoe boedjang.
Satoe boedjang laen dateng, bawa itoe karang boenga dan toeroet Clotilde sampe dibawa tangga.
Pintoe kreta diboeka.
Clotilde naek. Dengen hati hati boedjang taro itoe karang boenga di satoe podjokan dari itoe kreta dan kemoedian toetoep pintoenja. Itoe kreta laloe djalan meneroes djalanan djalanan jang terang. Achirnja orang sampe ditempat menjanji.
Clotilde masoek djalan satoe pintoe, jang sengadja disediaken oentoek artist artist sadja.
Ia sampe di kamar, di mana dibikin peroelangan dari apa jang aken dipertoendjoeken.
Toekang piano soeda ada di sitoe. Ini toekang piano ada saorang miskin la sanget memoedji pada Clotilde. Soearanja ini nona bikin ia merasa sanget senang. Ia boeka Clotilde poenja mantel. Directeur dari itoe tempat menjanji dateng memberi salam la bisikin Clotilde bebrapa perkataan manis dan bawa ia ka kamar besar.
Boedjang bawa masoek dan trimaken pada Clotilde itoe karang boenga.
„Seloeroe Philadelphia tida bitjara laen dari hal ini karang boenga,“ kata itoe Directeur. „Itoelah bikin toean Sullivan djadi sanget girang Orang menanja pada satoe sama lain, apakah nona Altborg aken pake itoe boenga.“
Itoe toekang piano dengerken sadja.
„Toean Sullivan soeda menikah,“ kata Clotilde.
„Tambahan lagi akoe dioendang aken dateng besok diroemahnja. Akoe aken pake ia poenja boenga dan gelang.
„Ja, betoel begitoe, nona,“ kata itoe directeur. „Apa kaoe maoe pertjaja, dimana mana, baek di Baltimore maoepoen di Selatan, orang menoenggoe kaoe poenja dateng dengen tida sabaran ? Sullivan ada poenja kenalan di mana mana. Ia bikin orang djadi tergontjang...“
„Itoelah akoe tida senang.“
„Sajang! Dalem doenia orang moesti diperhatiken orang, nona Altborg. Tapi, apa kaoe denger itoe soeara riboet? Publiek soeda tida sabar. Orkest soeda bermaen“.
Sasoenggoehnja djoega kamar tempat penonton ada penoeh sekali. Tjoema diklas satoe ada bebrapa tempat jang masih kosorg. Saabisnja orkest maen, dateng Sullivan dan graaf Girardi, jang doedoek di depan sekali.
Semoea mata ditoedjoeken pada ini doea toean. Semoea orang kenal Sullivan, tapi orang sarget kepingin taoe siapa adanja lapoenja sobat, jang moekanja begitoe auch. la ini ada saorang jang berbadan besar, potongannja bagoes, brewok dan ramboet kepalanja ada item.
Pakeannja sanget perlente. Di lobang kantjing badjoenja ia pake satoe bintang.
Dengen dipimpin oleh directeur, Clotilde dateng di tooneel. Tangannja memegang karang boenga jang Sullivan kasi padanja. Boeat pertama kali ini ia poenja pegelangan tangan poen diriasin dengen satoe gelang.
Clotilde moelai menjanji.
Ia menjanji begitoe bagoes, hingga semoea penonton djadi kagoem.
Ia moesti menjanji lagi sekali.
Seabis ini kali, ia poenja kamenangan ada lebih besar lagi. Directeur gosok gosok tangan, penggawe penggawenja bersoerak.
Mendadak matanja Ciotilde ditoedjoeken pada barisan pertama. Ia liat Sullivan dan sobatnja
Clotilde djadi goemetar.
Moekanja itoe orang ia soeda taoe liat, tapi ia loepa dimana.
Ia tida ada tempo boeat pikir tentang hal itoe. Sekarang ia moesti kasi oendjoek kepandeannja. Itoe malem ia menjanji begitoe bagoes dan beroleh kamenangan begitoe besar, hingga sapoelangnja dihotel, Frits pegang tangannja dengen lebih goembira dari biasa.
Karya ini berada pada domain publik di Indonesia karena penciptanya telah meninggal dunia lebih dari 70 tahun yang lalu atau dipublikasikan pertama kali lebih dari 50 tahun yang lalu. Masa berlaku hak cipta atas karya ini telah berakhir. (Bab IX UU No. 28 Tahun 2014)