Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/489

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1582 —


,,Soeda lama akoe tiada tengok roema tangga sendiri, hingga akoe tiada taoe lagi begimana ada kedjadian di sana," kata Bong Loan sembari mengela napas, „maka sekalian soeda sampe di sini, apa tiada lebi baek kita pergi sadja sekalian?"

„Siotjia lagi lakoeken pakerdja'an resia, lagi sedeng dalem dienst, maoe apa poelang? Apa Siotjia tiada kwatir kita poenja resia djadi petja?" kata Tjeng Bwe jang menjataken tiada setoedjoe.

-,,Djangan masoek toch, liat sadja dari kedjaoean."

-,,Djoega tiada boleh. The Toa Siok, Thio Ho dan laen-laennja poela, soeda mendjadi adat biasanja berkoempoelan di depan roema, kaloe kita pergi ka sana, biar begimana djoega nanti ketaoean."

-,,Akoe rasa ia orang tiada nanti mengenalin."

-,,Orang boleh djadi ia tiada nanti kenalin, tapi itoe koeda, jang kita orang toenggang, ada binatang-binatang jang dirawat oleh The Koen. Akoe rasa ia tiada nanti bisa djadi loepa dengen itoe semoea."

Bong Loan poenja niat ada begitoe keras, maski djoega Tjeng Bwe menjega tapi pertjoema sadja.

Begitoelah itoe gadis sigra bangoen, teroes