Habis Gelap Terbitlah Terang/Soerat-soerat dalam tahoen 1900

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

kalian itoe ta' lain dari pada kelobaan hati sendiri, djika kami sekali-kali berboeat baik dan berlakoe manis itoe? Karena ta' adalah jang lebih menjenangkan hatikoe, lain dari pada menerbitkan tersenjoem orang, apalagi pada orang jang kami tjintaï. Tiadalah jang terlebih meriangkan hati kami, hanjalah bila memandang paras jang riang dan kasih terhadap kepada kami, apalagi, djika kami ketahoei, bahwa keriangan itoe asalnja tersebab oléh kami.

Besar hati kami, jang koki masih teringat kepada kami.

  • *

12 Januari 1900 (I).

Pergi ke Eropah. Itoelah soeatoe tjita-tjita saja, jang akan tinggal sampai hari maoetkoe. Sekiranja saja dapat memperketjil toeboehkoe sampai siaja dapat menjoeroek dalam boengkoesan soerat ini, pergilah saja bersama-sama dengan soerat ini mengoendjoengi engkau, Stella, dan kepada saudara saja laki-laki jang koetjintaï dan kepada......Diam, padalah hingga ini. Boekan kesalahan saja, Stella, djikalau saja disana sini menoelis perkataan jang ta' bergoena. Gamelan katja dipendopo lebih tahoe mentjeriterakan hal itoe kepadamoe dari pada saja. Ia menjanjikan lagoe kami bertiga. Ia boekan njanjian, boekan lagoe, melainkan boenji dan soeara, amat lemah, amat lemboet dan bertoekar-toekar, mendengoeng-dengoeng ta' berketentoean, tetapi bagoes, sehingga merawan dan membimbangkan hati orang. Boekannja boenji gelas atau boenji koeningan dan kajoe, jang terdengar dipendopo itoe; boenji itoe ialah soeara njawa manoesia, jang berkata-kata kepada kita. Boeah katanja sebentar keloeh kesah, sebentar lagi ratap tangis dan sekali-sekali tertawa kegirangan. Maka semangat sajapoen rasa terbanglah bersama-sama dengan boenji jang lemboet dan merdoe itoe keatas oedara jang tinggi, biroe dan renggang itoe pergi keawan jang poetih dan kebintang-bintang jang bertjahaja-tjahaja. Sementara itoe soeara jang lembabpoen naiklah poela keoedara; sajapoen merasa diri saja dibawa poela oléh boenji itoe melaloei lembah jang gelap, djoerang jang dalam, melaloei hoetan rimba jang moeram, semak beloekar jang ta' dapat diaroengi. Maka hati saja gementar dan lisoet rasanja, karena ketakoetan, kesakitan dan kedoekaan. Soenggoehpoen demikian, héran sekali, meski telah beriboe kali terdengar oléh saja „Ginondjing”, tetapi satoe boenji dan soeara gamelanpoen ta' dapatlah saja artikan. Apabila gamelan telah diam, ta' seboeah lagoe jang saja ketahoei lagi; semoeanja hilang dari ingatankoe. Saja ta' dapat mendengar Ginondjing lagi, dengan tiada merawankan hati. Bila saja mendengar boenji jang pertama sadja dari lagoe jang bagoes itoe, maka melajanglah semangatkoe. Saja sebenarnja ta' soeka mendengar lagoe jang moeroeng itoe, tetapi ta' dapat saja tahan hati saja mendengarkan soeara jang lemah lemboet itoe, jang mentjeriterakan kepada saja, hal keadaan doeloe kala dan jang akan datang. Roepanja seperti boenji-boenjian jang merdoe itoe bernapas mengemboeskan kain seloeboeng, jang menjeloeboengi barang sesoeatoe jang soelit-soelit jang akan datang. Terang seperti boelan, siang seperti hari roepanja dimata saja segala sesoeatoe jang akan datang itoe. Gementar sekalian toelang sendikoe, bila saja lihat seolah-olah orang-orangan jang moeram dan gelap itoe laloe dimoeka saja. Saja ta' soeka melihatnja, tetapi apa hendak diboeat, matakoe ta' maoe dipedjamkan, ia selaloe terboeka. Pada kaki saja terbentang seboeah djoerang jang amat dalam, jang amat memoesingkan kepala dalamnja. Bila saja melihat keatas, ter­bentang langit jang hidjau diatas kepalakoe. Sinar matahari jang sebagai emas itoe memantjar dengan mandjanja seolah-olah bermain-main dengan awan jang poetih dan bagoes itoe; dalam hati sajapoen terbitlah poela soeatoe tjahaja.

Nah, lihatlah betapa gila dan bodoh saja. Semata-mata perboeatan bodoh, boekan, jang saja soeratkan diatas ini. Tetapi tjoekoeplah tentang hal itoe. Sekarang saja tjobalah bertjakap benar-benar seperti seorang jang séhat. Segala kegilaan dan kebodohan itoe kita boeangkan djaoeh-djaoeh, boekan, Stella?

Tanah airkoe jang panas, tanah jang engkau ingini melihat­nja itoe, telah berapa hari lamanja sekali-kali tidak panas. Setiap hari toeroen hoedjan lebat; minggoe jang terlampau soengai Djapara telah melimpah airnja. Banjak kampoeng-kampoeng dan kota Djapara sendiripoen penoeh dilipoeti oléh airnja jang mérah dan bertjampoer loempoer itoe.

Pagi-pagi tadi badai kentjang sekali disini. Dalam pekarangan kami doea tiga pohon litjin tandas ditoembangkannja. Dahan-dahan kajoe habis patah-patah seperti kajoe api-api. Batang koebis Belanda kami jang bagoes itoe telah seroepa pokok ka­joe jang poetih dan boeloes. Tentoelah kampoeng-kampoeng binasa amat sangat. Dengan atap-atap roemah habis diterbangkan angin. Pada hari menoelis soerat ini bapakoe pergi komisi. Banjak lagi kampoeng-kampoeng jang djaoeh-djaoeh jang dibawah perintah bapa' jang dilipoeti air sekali lagi. Bapa sangat banjak kerdjanja dalam beberapa hari ini; hari ini datang ban­djir, bésok tanah jang roentoeh dan loesa badai jang amat hébatnja. Sepohon randoe jang besar baroe-baroe ini ditoembangkan poela oléh angin. Pohon itoe berdiri ditepi djalan besar. Waktoe ia toembang itoe doea orang perempoean jang laloe disitoe ditimpanja. Kedoeanja loeloeh lantak dibawah pohon kajoe itoe. Sehari-harian dan semalam-malaman itoe ta' lain jang kami dengar hanjalah boenji laoet jang menderoederoe dan mengaoem-aoem. Di Klein-Scheveningen badai jang amat kentjangnja. Djalan pergi keroemah mandi ditepian itoe habis dipoekoel oléh gelombang. Pantai dimoeka tepian itoe telah hilang lenjap ditelan oléh laoet jang ta' pernah kenjang itoe. Djikalau hari petang nanti tidak hoedjan lebat, saja hen­dak meminta izin kepada bapa', akan pergi kesitoe.

Beberapa pekan jang laloe kami di „Klein Scheveningen.” Ka­mi tegak bertiga diatas seboeah batoe besar, jang terlantar ditepi pantai. Kami melihat pada permainan gelombanog jang bagoes itoe. Karena pemandangan itoe sangat menarik hati kami, sehingga tidak tampak oléh kami, tempat kami berdiri itoe telah didekati oléh gelombang jang bergoeloeng-goeloeng itoe. Kami baroe tahoe, tatkala anak-anak ketjil ditepi pantai dengan ketakoetan memanggil kami, sebab kami telah dilingkoengi oléh air laoet jang berboeih-boeih. Dengan basah pakaian sehingga loetoet kamipoen sampailah kembali kepada tempat anak-anak ketjil itoe.

Beloem beberapa lama doeloe dari pada itoe engkau bertanja kepadakoe hal keadaan orang ketjil pada masa sekarang. Tetapi oléh karena soerat saja ketika itoe soedah pandjang sekali, saja lampaui sadja pertaniaan itoe doeloe; sebab akan mendjawab ta' tjoekoeplah sepatah doea patah kata sadja. Tetapi saja doeloe berdjandji kepadamoe, jang saja kemoedian hari akan kembali memperkatakan hal itoe dan sekarang saja hendak menjampaikan djandji itoe. Tetapi sebeloem saja mentjeriterakan perkara itoe, saja hendak mendjawab lebih doeloe soeratmoe jang ke­moedian sekali. Terima kasih, Stella, atas penghiboeranmoe oentoekkoe. Saja harap bitjaramoe itoe terdjadi djoealah hendaknja. Tahoekah engkau pepatah jang saia pegang? „Saja maoe. Doea patah kata jang pandak itoe telah beberapa kali menolong saja melalcei goenoenjr kesoesahan. „Saja ta' tjakap." Ketiga patah kata itoe menghilangkan keberanian. „Saja maoe,” menggembirakan orang. Saja berani soenggoeh-soenggoeh dan selaloe gembira. Stella, njalakan selaloe api keberaniankoe itoe. Djangan kaupadami ia. Gembirakan hatikoe, gembirakan dia sampai bersinar-sinar, Stella, saja sembah engkau, djangan lepaskan saja.

Saja pohonkan terima kasih pada Allah, jang pertanjaanmoe: „Betoelkah keadaan anak negeri sekarang sangat boeroek seperti jang dikatakan Multatuli?” dapat saja djawab dengan: „Boekan.” Menoeroet sepandjang pengetahoean saja, tjeritera seperti Saidjah dan Adinda sekarang tidak terdjadi lagi. Betoel kadang-kadanp ada kelaparan, jang ditanggoengkan oléh anak negeri, tetapi hal itoe boekannja kesalahan kepala-kepala negeri. Kepala-kepala negeri tentoelah ta' dapat menanggoeng, bila hari lama ta' hoedjan-hoedjan, jang sangat bergoena oentoek sawah-sawah „orang ketjil.” Meréka itoepoen ta' sanggoep menolakkan air jang amat banjak, jang ditoeroenkan oléh langit kesawah-sawah orang ketjil itoe. Bila kehasilan padi diroesakkan oléh binatang-binatang jang ketjil, atau oléh kekoerangan air, atau karena moesim panas terlaloe lama, maka negeri jang ditimpa ketjelakaan itoe, dibébaskan oléh Pemerintah dari membajar oeang kepala (padjak). Waktoe moesim kelaparan kepala-kepala negeri membagikan wang dan makanan oentoek orang-orang jang dapat tjelaka itoe. Kalau sawah-sawah itoe dibinasakan oléh tikoes, maka Pemerintah memberi hadiah ke­pada siapa jang memboenoeh binatang jang ketjil-ketjil. Kalau moesim hoedjan seperti sekarang, maka air soengai mendjadi bandjir dan segala tambak-tambak soengai mendjadi petjah. Ketika itoelah kepala-kepala negeri mentjari daja oepaja, akan memperbaiki sekalian jang roesak-roesak itoe.

Tahoen jang laloe sepekan lamanja seboeah kampoeng jang banjak berkolam ikan dilipoeti oléh air, waktoe itoe siang dan malam bapa' tinggal ditempat jang kena sengsara itoe. Dengan wang partikoelir dibajar segala kerdja akan memperbaiki keroesakan tambak-tambak soengai itoe. Kemoedian wang parti­koelir itoe dibajar kembali oléh Pemerintah. Tetapi siapa jang akan membajar sekalian keroegian anak negeri jang disebabkan oléh air itoe? Sebeloem bandjir 100.000 ékor ikan dalam kolam-kolam itoe, sesoedah bandjir hanja tinggal 15 ékor sadja lagi. Setelah beberapa lamanja sesoedah ketjelakaan jang besar itoe, datang seorang dari Insinjoer Waterstaat bertjeritera kepada bapa, bahwa ia jang salah maka kampoeng itoe dilipoeti air. Ia salah menghilirkan air itoe.

Kemoedian afdeeling Demak, afdeeling jang dibawah perintah bapa' moeda saja. Afdeeling itoe ta' dapat dima'moerkan, bagaimana sekalipoen orang mengerdjakannja. Kaiau tidak kesengsaraan ini kesengsaraan itoe jang mengganggoenja. Waktoe moesim panas sekalian soengai-soengai mendjadi kering dan waktoe moesim hoedjan negeri itoe digenangi oléh air bah. Telah beriboe-riboe wang dikeloearkan oléh Pemerintah, soepaja ia mendapat air waktoe moesim kemarau dan soepaja djangan kedatangan bandjir pada moesim penghoedjan, tetapi semoeanja ta' menolong. Banjak saloeran dan sérokan jang bagoes-bagoes digali disitoe, tetapi roepanja tidaklah sedikit djoea bergoena. Menggaii sérokan dan saloeran itoe mendatangkan soeatoe pentjaharian poela kepada beriboe-riboe manoesia. Soenggoehpoen demikian, pada moesim kemarau selaloe negeri itoe kehaoesan dan pada moesim hoedjan semoeanja terapoeng-apoeng diatas air. Boekan, Stella, Pemerintah ada mendjaga baik-baik oentoek keselamatan anak negeri Djawa. Tetapi, adoeh, Pemerintah terlampau banjak menjoeroeh meréka itoe membajar oeang bia.

Boekan, Stella, anak negeri tiadalah lagi dengan sengadja dirampas oléh kepala-kepala negeri. Bila seperti itoe sekali-sekali kedjadian, maka kepala negeri jang bersalah itoe diperhentikan, atau ditoeroenkan pangkatnja. Tetapi jang masih terdjadi, lebih baik dikatakan, jang masih bertjaboel ialah kedjahatan ini: „Menerima persembahan dan pemberian, jang menoeroet pendapatan saja, sama kedji dengan merampas harta benda orang ketjil," sebagai terseboet dalam Max Havelaar. Tetapi saja ta' boléh menjalahi meréka itoe, soenggoehpoen saja ketahoei kedjadian hal itoe, tetapi saja patoet poela menimbang peri keadaan orang jang bersalah itoe. Pertama-tama sekali bangsa Boemipoetera memandang pekerdjaan mempersembahkan soeatoe pemberian kepada orang jang lebih tinggi,' seperti soeatoe kehormatan dan kemoeliaan baginja. Menerima persembahan itoe dilarang oléh Pemerintah pada orang-orang jang berpangkat. Tetapi kepala-kepala negeri jang lebih rendah mendapat gadji sedikit, sehingga kadang-kadang mendatangkan kehéranan, jang meréka itoe dapat hidoep dengan gadji jang ketjil itoe. Oempamanja, seorang djoeroetoelis kampoeng, jang mendjadi boengkoek karena menoelis setiap hari sepandjang waktoe, bergadji tiada tepermanaï banjaknja, jaïtoe ƒ 25 seboelan. Dengan wang itoe ia wadjib hidoep dengan anak bininja, dengan wang itoe ia membajar séwa roemah, membeli pakaian jang sederhana dan dengan wang itoelah ia memperlihatkan kemegahannja, soepaja kehormatannja dimata orang jang lebih rendah djangan koerang. (Saja harap, djangan engkau menjalahi meréka itoe amat sangat, karena keadaan jang achir itoe; lebih baik kasihanilah meréka itoe, karena ia masih anak-anak jang besar, dan begitoelah kebanjakan bangsakoe itoe). Bila kepada djoeroetoelis kampoeng jang seperti itoe dipersembahkan sesisir pisang atau jang sebagainja oléh seorang-orang kampoeng, maka pertama kali tiadalah diterimanja, kedoea kalipoen tiada diambilnja, tetapi ketiga kali doea hatinja menolak persembahan itoe dan keempat kalinja diterimanjalah persembahan itoe dengan tiada bimbang. Karena menoeroet pikirannja, tidaklah salah, bila ia berboeat jang sedemikian; barang itoe boekan dimintanja, tetapi diberikan kepadanja; tentoelah ia gila dikatakan orang, bila pemberian itoe ditolaknja, apalagi pemberian itoe boléh dipergoenakannja. Memberi persembahan itoe boekannja tanda kehormatan sadja, tetapi djoega seperti soeatoe pagar oentoek si pemberi, bila ia bésok atau loesa dapat kesoesahan dengan kepala negeri. Oempamanja bila ia ditangkap oléh wedana, karena ia memboeat kesalahan sedikit. Dalam hal itoe diharapnja pertolongan sahabatnja, djoeroetoelis kampoeng itoe. Gadji pegawai-pegawai negeri soenggoeh tidak tjoekoep. Seorang asistén wedana kelas doea bergadji delapan poeloeh lima roepiah seboelan. Dengan delapan poeloeh lima roe­piah itoe haroes ia menggadji seorang djoeroetoelis. Asisténasistén wedana itoe tidak diberi djoeroetoelis oléh Pemerintah, soenggoehpoen ia banjak dapat kerdja toelis menoelis sama banjak dengan wedana-wedana, djaksa-djaksa dan lain-lain). Lain dari pada koeda toenggang, jang bergoena oentoek pergi memeriksa hoetan-hoetan, haroeslah ia mempoenjaï seboeah béndi atau sado dengan koeda, roemah dan perkakasnja haroes poela dibelinja; tambahan poela ia haroes membelandjaï roemah tangganja. Achirnja ia haroes menerima kemendoer-kemendoer, regén dan kadang-kadang asistén residén, bila meréka itoe datang kedalam djadjahannja oentoek mengerdjakan barang sesoeatoe hal. Dan kalau asistén wedana djaoeh tinggal dari kota, maka toean-toean jang terseboet tadi tinggal dipesenggerahan. Dengan hal jang demikian, asistén wedana merasa mendapat soeatoe kehormatan jang tinggi, karena ia boléh menjediakan makanan orang besar-besar itoe. Tjeroetoe, air Belanda, bermatjam-matjam minoeman keras dan makanan dalam kaléng. Saja dapat mensahkan kepadamoe, jang semoeanja itoe berharga mahal dan sekalian itoe soeatoe belandja jang banjak bagi asis­tén wedana jang begitoe. Engkau mengerti, jang ia ta' maoe me­njediakan barang² jang ada padanja oentoek djamoenja jang tinggi itoe. Segala sedap-sedapan itoe haroeslah semoeanja didjempoet kekota. Jang sebenarnja hal itoe ta' perloe begitoe, tetapi si pendjamoe memandang soeatoe kewadjiban akan me­njediakan jang terbaik oentoek toean jang besar itoe, biarpoen barang itoe tidak ada padanja. Dalam afdeeling bapa beroentoeng ta' kedjadian seperti itoe. Djikalau bapa' pergi komisi dan iapoen haroes bermalam ditempat lain, maka selaloe ia membawa makanan oentoek dirinja sendiri. Kemendoer dan asistén residénpoen memboeat poela begitoe. Kalau sekadar semangkoek air téh jang diminoem toean-toean itoe pada asistén wedana, tiadalah mendjadikan ia miskin. Kalau kedjadian pemboenoehan atau pentjoerian dalam djadjahan asistén wedana itoe, wadjiblah ia mentjari keterangan jang sesoenggoehnja dalam perkara itoe, karena itoe soeatoe kewadjiban baginja. Akan menjelidiki orang jang bersalah haroeslah ia banjak mengeloearkan wang dari kantoengnja. Kerap kali telah kedjadian jang kepala-kepala negeri menggadaikan perhiasan anak isterinja, akan mendapat oeang jang wadjib ada oentoek mentjari keterangan sesoeatoe perkara jang gelap. Dapatkah ia menerima oeang itoe kembali dari Pemerintah, oentoek mentjari keterangan kehendak Pe­merintah itoe? Mengoetjap sjoekoerlah saja bila benar begitoe.

Oléh sebab tiada demikian halnja maka banjak pegawaipegawai itoe mendjadi orang minta-minta. Allah, apakah jang haroes diboeat oléh pegawai-pegawai, jang tiada bergadji tjoekoep dan tiada beriboe bapa' dan bersanak saudara, jang boléh menolong mereka itoe dengan wang? Anak negeri senantiasa membawa persembahan kepada meréka itoe dan ia melihat jang anak ïstermja berdjalan dengan pakaian robék-robék............ Djangan disalahi amat, pegawai-pegawai itoe, Stella.

Saja tahoe kesoesahan kepala-kepala negeri dan saja tahoe akan kesoekaan dan kedoekaan anak negeri. Apa akan diperboeat Pemerintah sekarang? Pemerintah hendak mengadakan peroebahan dalam hal pemerintahan negeri. Pegawai-pegawai Boemipoetera hendak disoesoeti, oentoek keoentoengan.......... pegawai-pegawai bangsa Eropah. Oléh karena kesoesoetan itoe adalah wang tersimpan setahoen ƒ 164800. Wang itoe akan diberikan oentoek pegawai-pegawai bangsa Eropah, dalam pemerintahan negeri, karena pegawai-pegawai bangsa Eropah itoe diberi gadji seperti anak tiri, pada hal pegawai-pegawai bangsa Eropah dalam golongan lain diberi gadji seperti anak kandoeng. Tetapi, mengapa Pemerintah meroegikan pegawai-pegawai Boemipoetera akan memperbaiki kesalahan-kesalahan itoe? Betoel akan pengganti kesoesoetan jang diatas itoe, pegawai-pegawai Boemipoetera jang bergadji sedikit ditambah gadjinja dan asisten wedana mendapat djoeroetoelis dari Pemerintah. Tetapi apakah artinja peroebahan sedikit itoe, djika diperbandingkan de­ngan penghapoesan pangkat-pangkat jang tinggi itoe? Dan lagi beloem ada kenjataannja, jang pangkat-pangkat itoe tiada bergoena. Karena peratoeran Pemerintah itoe banjak orang bersoengoet. Peratoeran oentoek peroebahan itoe dikaboelkan oléh madjelis persidangan kedoea ditanah Belanda dan boelan Juli j.a.d. didjalankan peroebahan pemerintahan negeri itoe. Hampir sekalian residén-residén melawani peratoeran itoe, tetapi Goebernoer Djenderal mengehendaki begitoe. Meskipoen kehendak itoe dilawani oléh residén-residén, maka peroebahan itoe dimadjoekan djoega. Saja berharap, jang Pemerintah nanti ta' akan memetik boeah kelat dari perboeatannja itoe.

Sekarang tengtang hal anak negeri, teroetama keadaan pendoedoek tanah Djawa. Bangsa Djawa itoe boléh disamakan de­ngan anak jang telah besar. Apa jang telah diboeat oléh Pe­merintah oentoek kemadjoean anak negeri? Oentoek anak² orang berbangsa dalam negeri diadakan Sekolah Ménak, Sekolah Radja dan Sekolah Dokter Djawa. Dan sekolah Boemipoetera oentoek sekalian orang ada terdapat dalam tiap-tiap distrik seboeah sadja. Sekolah Boemipoetera dibagi atas doea djenis oléh Pemerintah; jaïtoe: Sekolah kelas satoe, jang didapatinja hanja pada iboe-iboe negeri sadja; disekolah itoe diadjarkan pengadjaran, jang seperti pengadjaran dalam sekolah Boemipoetera sebeloem ia terbagi doea, tetapi dalam sekolah kelas doea anak-anak diadjari hanja menoelis dan membatja bahasa Djawa dan berhitoeng sedikit. Bahasa Melajoe ta' boléh diadjarkan lagi seperti dahoeloe; apa sebabnja, ta' tahoelah saja. Menoeroet pertimbangan saja Pemerintah menjangka, bila anak negeri mempeladjari itoe, maka ia ta' maoe lagi mengerdjakan tanah.

Tentang hal pengadjaran bapa' telah mempersembahkan sepoetjoek soerat nota kepada Pemerintah. O, Stella, saja soeka engkau dapat membatja soerat itoe. Engkau haroes tahoe jang sebahagian besar dari pada orang-orang berbangsa sangat berbesar hati karena perboeatan Pemerintah itoe. Bangsawan bangsa Djawa makin lama makin moendoer tenaganja. Pemerin­tah di Hindia dan ditanah Belanda dan beberapa orang Djawa jang berbangsa soeka menolong bangsawan itoe dan maoe memadjoekan meréka itoe. Dengan hati koerang senang dipandang oléh bangsawan itoe anak-anak orang kebanjakan memadjoekan dirinja dan karena pengetahoean, kepandaian dan keradjinannja iapoen disamakan doedoeknja oléh Pemerintah dengan anak-anak bangsawan. Anak-anak orang kebanjakan memasoeki se­kolah Belanda dan disitoe ia menoendjoekkan, jang ia didalam segala hal dapat berloemba-loemba dengan anak-anak orang berbangsa tinggi. Sekalian orang bangsawan soeka 'alam ini oentoeknja sadja; pangkat jang tinggi-tinggi dalam negeri dalam tangannja sadja dan ia sendiri hendak berkepandaian dan berboedi pekerti seperti bangsa Eropah. Pemerintah menolong dan membantoe meréka itoe, lebih-lebih karena Pemerintah sendiri mendapat oentoeng dalam hal itoe. Pada tahoen 1895 ia telah memberi perintah, boenjinja: „Anak-anak Boemipoetera (ber'oemoer dari 6 sampai 7 tahoen) tidak boléh diterima masoek sekolah Belanda kalau anak itoe beloem tahoe bertjakap bahasa Belanda atau kalau tidak seizin Goebernoer Djenderal.” Bagaimana anak-anak Boemipoetera jang ber'oemoer 6 atau 7 ta­hoen akan beladjar bahasa Belanda? Akan boléh begitoe hanjalah bila anak itoe mempoenjaï seorang pengasoeh bangsa Be­landa. Tambahan lagi, biarpoen ada waktoe oentoek mempeladjari bahasa Belanda itoe, anak Boemipoetera itoe wadjib mengetahoei bahasanja lebih doeloe, sebeloem ia beladjar bahasa Belanda; dan haroeslah ia tahoe menoelis dan membatja dalam bahasa Djawa lebih doeloe. Hanjalah regén-regén jang memohonkan permintaan, soepaja anak tjoetjoenja boléh dimasoekkan kesekolah Belanda. Kepala-kepala jang lebih rendah takoet jang permintaannja tidak akan dikaboelkan, oléh karena itoe tiadalah dimintanja. Pongahkah bapakoe sebab ia menoendjoekkan ke­pada Pemerintah hal jang sesoenggoeh-soenggoehnja terdjadi, jaïtoe anak-anak orang Afrika dan Ambon segera dimasoekkan kesekolah Belanda dengan tiada mengerti bahasa Belanda sepatah kata djoeapoen? Stella, waktoe saja masih sekolah, saja sendiri tahoe betoel, bahasa banjak anak-anak Belanda sendiri jang sama banjak kepandaiannja dalam bahasa Belanda dengan saja, waktoe saja moela-moela sekolah.

Bapa mengatakan dalam notanja itoe: „Pemerintah ta' tjakap menjediakan nasi oentoek segala orang Djawa akan dimakannja, tetapi Pemerintah sanggoep memberi ra'jat oepaja akan mentjari soeatoe tempat dan ditempat itoe didapati makanan, maka oepaja itoe ialah „pengadjaran”. Memberi anak negeri pengadjaran jang baik samalah keadaannja seperti Pemerintah memberikan seboeah soeloeh ketangannja. Dengan soeloeh itoe tjakaplah ia sendiri mentjari djalan jang baik dan djalan itoe membawa dia ketempat jang ada bernasi.

Tidak, Stella, ta' oesahlah saja pandjangkan perkara itoe lagi, barangkali bésok atau loesa dapat saja mengirimkan nota bapakoe itoe kepadamoe, dan disitoe dapatlah kaulihat, bagaimana hal keadaan anak negeri pada masa sekarang. Bapa akan bekerdja dengan keras, hendak memadjoekan anak negeri dan sajapoen hendak bekerdja bersama-sama dengan dia.

Bapa seorang jang setia sekali djoega pada asal oesoelnja, tetapi hak tinggal hak, dan mana jang 'adil di'adilkannja.

Dalam hal kepandaian dan boedi pekerti, kami hendak sama tinggi dengan bangsa Eropah. Hak jang kami tagih oentoek diri kami sendiri itoe haroes kami berikan poela kepada siapa jang memintanja. Mengalangi kemadjoean anak negeri samalah ke­ adaannja dengan perboeatan Czaar tanah Roeslan, jang mengoetjapkan perdamaian bagi seloeroeh doenia, pada hal ia menganiaja dan mengindjak anak ra'jatnja sendiri. Itoe namanja menjoekat dengan doea boeah gantang, boekan? Bangsa Eropah sakit hati melihat sipat-sipat bangsa Djawa, oemp. sipat-sipat jang lalai dan malas dll. Hai orang Belanda, bila sekaliannja itoe menjakitkan hati toean, mengapakah toean tidak sedikit djoega mengichtiarkan diri toean hendak memoesnahkan segala kedjahatan itoe? Mengapa ta' toean oendjoekkan tangan toean akan memadjoekan saudara toean jang hitam itoe? Pertjajalah kepadakoe, jang kedjahatan itoe dapat dihapoeskan. Boeangkanlah dari otaknja selimoet kebodohan itoe, boekakan matanja, nanti dapat toean lihat, bahwa padanja ada sipat-sipat jang lain didapati lain dari pada kesoekaan hendak berboeat djahat jang asalnja sebahagian besar oléh karena kebodohan dan kekoerangan pengetahoean.

Tjontohpoen terlampau banjak, Stella, ta' oesahlah koetjari djaoeh-djaoeh tjontoh itoe dan engkaupoen demikian, Stella. Disini dimoekamoe sendiri kaudengar boeah pikiran, jang masoek bilangan bangsa koelit hitam jang dihinakan itoe. Apa jang dapat disalahkannja tentang hal kami dan tingkah lakoe kami? Kenalkah meréka itoe kepada kami?

Meréka itoe ta' mengenal kami, sebagai kami ta' mengenal mereka itoe. Djikalau engkau soeka mengetahoei hal itoe, lihatlah soerat boelanan Neerlandia nomor boelan October. Di­sitoe ada seboeah pidato saudara saja pada soeatoe persidangan tentang bahasa dan 'ilmoe kitab Belanda dikota Gent, ditanah Belgia. Professor Kern membawa dia kesitoe dan memintanja bertjakap disitoe. Perasaan jang dioeraikannja disitoe samalah dengan perasaan saja dan kami semoea.

Engkau bertanja kepadakoe: „Banjakkah kekoeasaan bapamoe?” Apakah jang sebenarnja kekoeasaan? Bapa betoel ada mempoenjaï kehormatan jang besar; tetapi kekoeasaan itoe hanja ada pada bangsa jang memerintah. Saudara saja berkata didalam pidatonja itoe, jang bahasa Belanda wadjib didjadikan bahasa dalam pekerdjaan. Bat ja, Stella, batjalah pidato itoe, soenggoehpoen boekan oentoek kesoekaan hatimoe, tentoe akan kesoekaan bagikoe. Orang-orang Belandla mentertawakan dan mengédjékkan kebodohan kami, tetapi bila kami mentjoba hendak memadjoekan diri sendiri, maka iapoen memandang kami seperti moesoehnja. Alangkah banjak doekatjita saja doeloe, waktoe saja masih dalam sekolah. Goeroe-goeroe dan kawan-kawan saja sesekolahpoen memandang kami seperti moesoehnja. Tetapi, tetapi boekan sekalian goeroe-goeroe dan moerid-moerid jang membentjii kami. Banjak poela jang mengenal kami dan jang menjajangi kami seperti menjajangi anak-anak jang lain. Banjak goeroe-goeroe jang koerang soedi memberikan nomor jang tertinggi kepada anak Djawa, soenggoehpoen anak itoe berhak mendapat itoe.

Saja hendak mentjeriterakan kepadamoe tjeritera seorang anak Boemipoetera jang boediman dan terpeladjar. Anak itoe telah memboeat oedjian penghabisan H.B.S. di Djawa. Anak moeda itoe bersekolah dikota Semarang dan memboeat oedjian di Betawi. Waktoe ia di Semarang ia diterima oléh segala orang jang ternama dan moelia diroemah meréka itoe. Ia seorang anak moeda jang beradab dan sopan, jang tahoe akan 'adat sopan santoen serta peramah. Tiap-tiap orang bertjakap bahasa Belanda dengan dia, dalam bahasa itoe iapoen dengan moedah dan baik mengeloearkan pikirannja. Baroe-baroe keloear dari doenia jang terseboet diatas, datanglah ia keroemah orang toeanja. Disitoe menoeroet pikirannja ta' lain jang lebih baik akan diboeatnja, lain dari pada pergi menghadap orang besar-besar dinegerinja.

Waktoe ia berhadapan dengan residén, jang bertjakap dengan dia, sahabat saja itoe memboeat soeatoe kesalahan. Bagaimanakah ia seorang-orang Djawa, berani mentjoba, mendjawab perkataan toean besar itoe dengan bahasa Belanda? Itoelah kesalahannja itoe. Bésoknja ia dapat soerat angkatan oentoek mendjadi djoeroetoelis kemendoer digoenoeng-goenoeng. Disitoelah si anak moeda itoe tinggal memenoengkan „dosanja itoe” dan meloepakan segala 'ilmoe jang dahoeloe dikoempoelkannja dalam sekolah. Beberapa tahoen kemoedian datang kesitoe seorang kemendoer baroe, jang sebenarnja aspiran kemendoer, jang akan mentjoekoepkan sengsaranja sampai melimpah-limpah. Kepalanja jang baroe itoe seorang dari pada kawannja masa disekolah doeloe dan si kepala itoe boekanlah seorang ternama karena ketadjaman otaknja. Si anak moeda tadi, jang dahoeloe selaloe nomor satoe dalam segala hal, wadjiblah djongkok ditanah kepada kawannja jang bodoh doeloe itoe dan iapoen mesti bertjakap bahasa Djawa tinggi dengan dia, sedang toean itoe dengan bahasa Melajoe tangsi mendjawabnja. Dapatlah engkau memikirkan penanggoengan dan sengsara si moeda remadja, jang sangat dihinakan itoe? Betapalah banjak kekoeatan hati jang tersemboenji dalam perbendaharaan si moeda itoe, akan menahan segala 'azab dan antjaman selama itoe. Tetapi achirnja ta' dapatlah ia menanggoengkan lagi; ia berangkat ke Betawi dan mohon permintaan hendak menghadap GoebernoerDjenderal; permintaan itoe dikaboelkan. Kepoetoesan permintaannja itoe ia dikirim ketanah Priangan dengan perintah akan mempeladjari hal peroesahaan bertanam padi. Disitoe ia berboeat soeatoe kebaktian, oléh karena ia menterdjemahkan soerat-soerat tentang peroesahaan tanam-tanaman dari bahasa Belanda kedalam bahasa Djawa dan Soenda. Karena itoe ia dapat anoegerah dari Pemerintah doea tiga ratoes roepiah. Pada Sekolah Kemendoer di Betawi terboeka pangkat seorang goeroe oentoek bahasa Djawa. Goeroe bahasa Djawa disekolah itoe poelang kenegeri Belanda. Banjak sahabat-sahabatnja, bangsa Eropah jang soeka kepada bangsa Djawa, mentjari daja oepaja, soepaja ia diangkat kesekolah itoe djadi goeroe bahasa Djawa, tetapi daja oepaja itoe tiadalah berhasil. Tidakkah pikiran jang amat gila, seorang Boemipoetera mengadjar bangsa Eropah, apalagi bangsa Eropah bakal djadi pegawai-pegawai Pemerintahan negeri? Boeang sadja per­mintaan jang gila itoe. Saja maoe bertanja: Siapa jang lebih pandai mengadjarkan bahasa Djawa lain dari pada orang Djawa sedjati? Si moeda itoepoen kembali kenegerinja; dan sementara itoe datang ketempatnja seorang residén jang lain, laloe si moeda koelit hitam jang tjerdik dan pandai itoe diangkat kesoedahannja mendjadi asistén wedana. Boekannja sia-sia sa­dja ia diboeang ketempat jang djaoeh tadi itoe, karena disitoe­ lah ia menghimpoenkan 'ilmoe hidoep, misalnja: bekerdja pada bangsa Eropah, wadjib berdjongkok ditanah pada meréka itoe dan dekat meréka itoe ta' boléh sekali-kali orang bertoetoer bahasa Belanda. Sekarang orang lain jarig memegang perintah. Tatkala pangkat djoeroe-basa dalam bahasa Djawa terboeka, maka pangkat itoe diserahkanlah bagi sementara kepada si moeda itoe.

Stella, saja kenal seorang asistén-residén jang bertjakap bahasa Melajoe dengan seorang regén, soenggoehpoen ia tahoe bahasa regén itoe tahoe betoel bertoetoer bahasa Belanda. Lagi poela tiap-tiap orang berbintjang-bintjang dengan kepala negeri itoe dalam bahasa Belanda, hanjalah asistén-residén itoe sadja jang tidak soeka. Saudara-saudara saja laki-laki ber­tjakap bahasa Djawa tinggi kepada orang-orang diatasnja, meréka itoe menjahoet dalam bahasa Belanda atau Melajoe. Jang menjahoet dalam bahasa Belanda itoe, orang-orang jang bersahabat dengan kami dan beberapa orang diantaranja meminta kepada saudara-saudarakoe, soepaja ia memakai bahasa Belanda dengan meréka itoe, tetapi saudara-saudarakoe ta' maoe dan bapapoen ta'lah mengizinkan itoe. Bapa dan anak-anaknja lebih tahoe, apa jang lebih baik baginja tentang hal itoe.

Pegawai-pegawai bangsa Eropah pada pemerintahan negeri jang menjangkakan dirinja diawan tinggi itoe, takoet sekali roepan ja kehormatannja akan hilang, sebab itoe sebentar-sebentar meréka itoe mengingatkan kehormatan itoe. Saja tidaklah mempedoelikan antjaman meréka itoe. Sebenarnja saja selaloe soeka tertawa melihat kelakoean meréka itoe hendak memeliharakan kehormatannja itoe terhadap kepada kami, bangsa Djawa. Dengan beberapa pegawai pemerintahan negeri bangsa Eropah jang bersahabat dengan saja selaloe saja memperbintjangkan perkara itoe. Perkataan saja itoe tidaklah dibantahinja dan tidak poela diiakannja, soenggoehpoen saja tahoe betoel, bahasa dalam hatinja ia membenarkan perkataankoe itoe. Menjemboenjikan kebenaran itoe tentoelah oentoek ke­ hormatannja poela. Mengertikah engkau sekarang, apa sebabnja saja kadang-kadang ta' dapat menahani gelak saja? Soeatoe keriangan melihat bagaimana toean-toean besar itoe mentjari daja oepaja hendak meninggikan kehormatannja itoe kepada kami.

Saja gigit bibirkoe, akan menahani gelakkoe, waktoe saja baroe-baroe ini didalam perdjalanan, melihat seorang asisténresidén dari kantor pergi keroemahnja berpajoeng emas diatas kepalanja jang moelia itoe jang dipegang oléh opasnja. Loetjoe sekali roepanja.

O, djoendjoengan, tahoekah toean betapa orang banjak, jang sekarang menghindarkan pajoeng bagoes itoe dengan hormatnja, mentertawakan engkau nanti dibelakangmoe? Bagaimanakah timbanganmoe, Stella, tentang kelakoean kepala2 negeri bangsa Eropah, jang banjak, ja, amat banjak soeka menjoeroeh mentjioem kaki atau loetoetnja kepada kepala2 negeri bang­ sa Boemipoetera? Mentjioem kaki soeatoe tanda kehormatan jang tertinggi padia bangsa Djawa kepada iboe bapa dan kaoem keloearga jang lebih toea atau kepada kepala2 negeri kami sendiri. Kepada bangsa asing, hanja kami lakoekan dia dengan hati jang enggan, bila ia wadjib dilakoekan. Ja, bangsa Eropah jang demikian mendjadikan tertawa sekali, djika meréka itoe menagih kehormatan itoe dari pada kami; karena jang berhak akan kehormatan itoe, hanjalah kepala-kepala negeri Boemipoe­tera sadja. Kalau residén-residén dan ass.-ass. residén menamakan dirinja ,,kangdjeng" soedahlah lajaknja, tetapi djika mandoer2 keboen dan djambatan dan bésok barangkali setasioen chef menjoeroeh boedjangnja memanggilkan „kangdjeng" kepadanja, boekankah pekerdjaan jang sebodoh-bodohnja itoe? Tahoekah orang-orang itoe arti kata „kangdjeng?" Meréka itoe menagih kepada orang-orang dibawahnja kehormatan, jang diberikan anak negeri kepada kepala-kepalanja sendiri sadja.

O, o, saja sangka hanjalah si Djawa bodoh itoe sadja jang soeka melihat orang mengambil moeka. Tetapi sekarang saja lihat, bangsa Eropah jang beradab dan terpeladjar itoe tidak poela membentjii dia, ja, lebih gila lagi akan itoe.

Ta' pernah saja izinkan, perempoean jang lebih toea dari saja, biar bangsanja koerang dari sa japoen, bila ia hendak memberi hormat kepada saja, soenggoehpoen saja berhak menagih itoe. Saja tahoe, bahwa ia soeka sekali mengerdjakan itoe. meskipoen saja djaoeh lebih moeda dari padanja, saja seorang ketoeroenan dari orang bangsawan asal jang telah biasa disembah didjoendjoengnja, dan akan goena orang bangsawan itoe maoelah me­réka itoe menjerahkan harta benda dan njawanja. Sangat merawankan hati, melihatkan kesetiaan orang jang rendahrendah kepada orang-orang besarnja. Menjemboer darah didada saja, bila orang-orang jang lebih toea dari saja djongkok ditanah bagi saja.

Dengan sedih hati banjak bangsa Eropah di Hindia melihat­kan, bangsa Djawa, orang jang diperintahinja, perlahan-lahan memadjoekan dirinja dan atjap kali timboellah seorang koelit hitam, jang menerangkan, bahwa ia sama berotak baik dikepalanja dan sama berhati terang ditoeboehnja seperti orang koelit poetih.

Tetapi tjobalah, hal bangsa koelit poetih; akan menahani kemadjoean zaman sekarang tentoe toean-toean tidak akan sanggoep. Saja amat sangat menjajangi orang Belanda dan banjaklah terima kasih saja kepada meréka itoe atas sesoeatoe jang keér.akannja telah saja rasaï. Banjak, ja, amat banjak diantara meréka itoe boléh kami namakan sahabat karib kami, tetapi banjak, ja, sangat banjak poela orang Belanda, jang memandang kami seperti moesoehnja. Hal itoe ta' lain sebabnja melainkan karena kami mentjoba berloemba-loemba kepadang kemadjoean dan kebaikan boedi pekerti dengan dia. Dengan djalan jang kasar diperlihatkannja kepada kami: „saja orang Eropah, kamoe orang Djawa", maksoednja: „saja orang memerintah, kamoe orang terperintah."

Boekan sekali sadja, tetapi beberapa kali orang Eropah menegoer kami dengan bahasa Melajoe tangsi, soenggoehpoen ia tahoe betoel, bahasa kami tahoe bertjakap bahasa Belanda. Saja ta' pedoeli, dalam bahasa apapoen orang menegoer kami, asal ia memakai seboeah bahasa jang sedjati. Baroe-baroe ini ada seorang raden ajoe ditegoer oléh seorang toean; dengan tjakap djawab raden ajoe itoe: „Toean, beri ma'af saja, jang saja meminta kepada toean, soepaja toean memakai bahasa toean sendiri, bila toean hendak menegoer saja. Saja mengerti dan ber­tjakap bahasa Melajoe, tetapi saja hanja tahoe bahasa Melajoe sedjati, boekan bahasa Melajoe tangsi."

Maka si toean itoepoen mendjadi maloe sadja. Mengapa ba­njak orang Belanda ta' soedi bertjakap-tjakap dengan kami dalam bahasanja sendiri? O, ja, sekarang tahoelah saja sebabnja itoe; bahasa Belanda terlampau bagoes akan ditoetoerkan oléh moeloet orang jang berkoelit hitam. Beberapa hari jang laloe kami mengoendjoengi orang Belanda totok. Orang-orang jang bekerdja padanja, sahabat-sahabat lama kami. Kami tahoe bahasa meréka itoe mengerti dan bertjakap bahasa Belanda. Hal itoe saja tjeriterakan kepada orang baroe itoe dan apakah djawab toean pendjamoe kami itoe? „Tidak, ia tidak boléh ber­tjakap bahasa Belanda." „Mengapa tidak?" tanjakoe kepadanja. Djawabnja: „Anak Boemipoetera ta' boléh mengetahoei bahasa Belanda." Tertjengang saja memandang kepada orang jang berkata itoe. Dengan segera kehéranan saja hilanglah, dan oedjoeng moeloet sajapoen bergerak-geraklah oléh karena hendak tertawa. Moeka toean itoe mendjadi mérah seperti api, dan iapoen bersoengoet-söengoet dengan djanggoetnja serta ia merasa apa-apa jang 'adjaib pada sepatoenja, jang goenanja barangkali akan menghilangkan toetoer katanja jang telandjoer tadi.

Sekarang ada seboeah tjeritera lagi, jang kedjadian ditanah Priangan. Pada soeatoe malam regén anoe menerima djamoe dikaboepaténnja. Djamoe itoe ialah seorang partikoelir dan residén ditempat itoe. Tiada berapa lamanja datang seorang aspiran kemendoer kedalam perkoempoelan itoe. Anak regén itoe seorang moerid H. B. S., jang sedang diroemah karena wak­toe témpoh. Anak itoe berdjalan dipendopo. Tatkala dilihatnja, boekan bapanja sadja doedoek, maka iapoen hendak mendjaoehkan dirinja, tetapi residén melihat dan memanggil dia datang kepadanja. Toean besar itoe menjahoeti tabik anak moeda itoe dengan soeka hati, dan lama dan ramah bertjakap-tjakap dengan dia. Tatkala pertjakapan itoe telah habis, maka anak moeda itoe datang kepada aspiran kemendoer itoe dan memberi tabik dengan hormat. Toean ketjil itoe menimbang ta' perloe, akan mendjawab tabik hormat itoe, hanjalah dianggoekkannja kepalanja sedikit dan matanja dengan pemandangan jang menghmakan mengamat-amati anak moeda itoe dari poentjak kepala sampai kekakinja serta meroengoetkan kata ini dari moeloetnja: ,,Tabee. Anak moeda itoe mendjadi poetjat, dan bibirnja bergerak-gerak dan tangannja ditindjoekannja.

Beberapa lamanja kemoedian dari pada itoe ditjeriterakannja kepada orang partikoelir, jang doedoek bersama-sama pada waktoe hal itoe terdjadi: „Saja soeka sekali kepada orang Belanda, toean, banjak sahabat kenalan saja orang Belanda, sahabat-sahabat karib, tebapi „tabee" aspiran itoe sekali-kali ta'dapat saja loepakan, hal itoe menggorés hati saja."

O, Stella, saja soedah kerap kali menoedjoekan pemandangan saja pada segala hal keadaan dalam doenia kehidoepan ditanah Hindia; dengan tiada sengadja terlihat oléh saja dibelakang-belakang doenia pegawai-pegawai itoe loeboek2 jang amat dalam. O, Stella, melihat sekalian itoe sadja telah boléh memoesingkan kepalamoe. O. Allah. Alangkah banjak perboeatan jang djahat dan ngeri didoenia ini! Ada residén-residén dan asistén-asistén residén jang djaoeh koerang baik lagi dari pada toean Slymering dalam Max Havelaar. Tidak, saja ta' soeka mendjadikan soerat saja ini sepoetjoek soerat kedjahatan.

O, sekarang saja mengerti, mengapa orang Belandla ta' soeka. kami bangsa Djawa mendjadi madjoe. Apabila si Djawa telah berpengetahoean, tentoelah ia tidak akan mengia dan mengaminkan sadja lagi akan barang sesoeatoe jang dipikoelkan orang jang lebih tinggi diatas bahoenja.

Lihatlah, sekarang soerat chabar Belanda „Locomotief", soerat chabar jang teroetama di Hindia, telah memasoekkan karang-karangan, jang ditoelis oléh anak Boemipoetera dalamnja. Dalam karang-karangan itoe diboekakannja boeah pikirannja, jang telah bertahoen-tahoen bertjaboel didalam hati pegawai-pegawai anak negeri, soenggoehpoen boekan pada segala pegawai-pegawai, tetapi pada sebagian besar dari pegawai-pegawai anak negeri itoe. Boeah pikiran itoe doeloe selaloe didiamkan sadja. Boekannja pegawai-pegawai jang berpangkat tinggi sadja didalam negeri, sedangkan pegawai-pegawai jang lebih rendahpoen sekarang memboekakan soearanja poela. Soerat chabar hari-hari menamakan hal itoe soeatoe tanda jang baik dan menjorakkan keadaan itoe amat sangat. Bagaimana pikiran pegawai-pegawai Eropah tentang hal itoe, tiadalah saja ketahoei; hanjalah jang saja ketahoei, bahwa seorang kemendoer meminta peroebahan dalam golongan pemerintahan negeri. Peroebahan itoe tiada sedikitpoen mendatangkan keroegian kepada Pemerintah, tetapi mendatangkan keoentoengan, boekan sadja keoentoengan oentoek pegawai Belanda, tetapi memberi keoentoengan poela kepada pegawai Boemipoetera. Kemendoer itoe menegaki kegoenaan pemerintahan anak negeri, ditangan kepala-kepalanja sendiri. Pikiran itoe telah dihadapkan dimoeka madjelis kamer kedoea ditanah Belanda. Iapoen meminta, soepaja didalam pekerdjaan pegawai-pegawai Belandia diwadjibkan memakai bahasa Pelanda dengan pegawai-pegawai Boemipoetera. Bagoes! kakakkoe tiada berdiri sendiri sadja menegaki perkara itoe.

Seperti dinegerimoe bangsa perempoean bergerak meminta disamakan haknja dengan laki-laki, demikian poela bangsakoe hendak memerdehékakan dirinja. Sebagai dinegerimoe perempoean dan gadis-gadis selaloe dirintangi oléh meréka, jang berzaman-zaman telah mendjadi toeannja, demikian poela bangsa Djawa dalam pergerakannja diganggoe oléh bangsa jang lebih tinggi.

Pergerakan bangsa Djawa itoe baharoe moelaï. Beroentoeng benar orang-orang ternama dan terpandang memperhatikan pe'kara kami. Tentoelah pergerakan itoe akan mendjadi peperangan jang hébat, orang jang memperperang-perangkannja boekannja akan berlawan dengan moesoehnja sadja, tetapi ia akan berdjoeang poela dengan kebodohan bangsanja sendiri, jaïtoe orang jang diperperangkannja itoe. Djikalau peperangan si laki-laki sangat hébatnja, maka perempoean-perempoeanpoen tentoelah akan terbangoen. Adoehai bangsakoe laki-laki, betapakah banjak kerdjamoe nanti.

Beroentoeng sekali rasanja kami hidoep pada zaman sekarang. Peroebahan dari zaman koeno kepada zaman kaoem moeda. Beloem selang berapa hari ini saja membatja: ,,Djanganlah engkau tjela, hai orang toea-toea, barang sesoeatoe jang baroe. Pikirkanlah bahasa barang jang toea sekarang, doeloe moeda djoega." (Kata-kata itoe saja seboetkan dari kepala saja sadja). Alangkah pandjang soerat ini, Stella; koeharap, soerat ini djangan terlampau memajahkan engkau, oléh karena membatja dia. Dan ma'afkan saja, bila ada dalam soerat ini kata-kata saja jang menjedihkan hatimoe, saja toelis sekalian itoe oléh karena kegembiraan saja.

Stella, ma'afkan, jang semata-mata loepa, kepada siapa saja sekarang menoelis soerat. Pada dirimoe saja dapati seorang jang sepikiran dengan saja. Kepadakoe telah kaukatakan, jang saja ta' lain dari pada seorang saudara sepikiran bagimoe. Dan begitoe poela saja memandang engkau. Pada pemandanganmoe saja boekan orang Djawa, boekan anak bangsa koelit hitam jang dihinakan itoe; maka begitoe poela engkau dalam pemandangankoe boekan seorang bangsa koelit poetih, jang membentjii, mentertawakan dan menghinakan si Djawa. Padakoe, engkau poetih sebenar-benarnja poetih, poetih koelit dan poetih hatimoe. Engkau saja pandang tinggi; engkau saja tjintai amat sangat. Tentoelah banjak bangsakoe membenarkan katakoe itoe, bila meréka itoe mengenal engkau. O, kalau sekalian orang Belanda seperti engkau dan sahabat kenalankoe bangsa koelit poetih jang lain, jang saja hormati tinggi dan tjintaï amat sangat.........!

Kitab Carthold Meryan telah didjandjikan kepada saja, tetapi sampai sekarang beloemlah djoega datang, boléh djadi si penajoeal kitab-kitab itoe haroes memesan lebih doeloe kenegeri Belanda.

Tetapi selang beberapa hari ini saja membatja kitab „Moderne Vrouwen", jang diterdjemahkan dari bahasa Perantjis kedalam bahasa Belanda oléh Jeanette van Riemsdyk. Dengan ketjéwa saja letakkan kitab itoe kembali. Banjak soerat-soerat chabar mengatakan kitab itoe soeatoe kitab jang bagoes sekali dan tjeriteranja didalam segala hal djaoeh lebih tinggi dari pada hikajat Hilda van Suylenburg, serta iapoen seboeah hikajat jang sempoerna jang ta' ketjelaan dan kekoerangannja.

Tetapi menoeroet pikirankoe, kitab H. v. S. masih selaloe ratee dan sekalian kitab-kitab jang telah tertjétak tentang kemerdekaan perempoean. Biarlah saja nantikan dahoeloe mengeloearkan bandingan saja perihal kitab „Moderne Vrouwen," tetapi sepandjang pendapatan saja kitab itoe ta' menghidoepkan dan menggembirakan hati seperti kitab H. v. S.

Pertjajakah engkau bahasa saja tidak berhenti-henti membatja kitab H.v. S. sehingga tammat? Saja toetoep dirikoe dalam bilik kami, saja loepakan sekalian pekerdjaan saja, saja ta'dapat mendjaoehkan kitab itoe dari tangan saja. Kitab itoe menarik saja amat sangat.

Sajang, jang kitab peringatan saja telah hilang. Saja hendak menjoeroeh batja kepadamoe, seboeah karangan jang baroe-baroe ini saja batja. Ia itoe seboeah karangan dalam bahasa Inggeris, jang telah diterdjemahkan kedalam bahasa Belanda dan bernama „Het doel der Vrouwenbeweging" = „Maksoed gerakan perempoean-perempoean". Saja ta' tahoe betoel lagi karangan itoe dimoeatkan, entah dalam soerat chabar de „Gids", entahkan dalam soerat chabar „Wetenschappelijke bladen". Dan lagi haroes engkau batja, bila engkau beloem membatja karangan „Wajang-Wong" dikarangkan oléh Martine Tonnet dalam soerat chabar de „Gids" nomor boelan November. Karangan itoe amat bagoes tentang keadaan orang Djawa dan kepandaiannja dan hal keadaan dalam istana di Djokdjakarta. Engkau tentoe akan merasa kesedapannja, bila engkau membatja itoe. Baroe-baroe ini telah doea kali saja membatja „Minnebrieven" (soerat tjinta-tjinta) jang dikarangkan oléh Multatuli. Alangkah pandainja Multatuli itoe. Oentoenglah, ta' lama lagi akan dikeloearkan, segala karangan-karangan dengan harga moerah. Oentoek hendak mendapat boekoe-boekoe itoe saja hendak memboedjoek-boedjoek bapa. Bapa Asistén Residén kami seorang sahabat baik Multatuli dan dari padanja kami mendengar beberapa ke'adjaiban hidoep orang jang pandai itoe. Couperus selaloe masih di Hindia; bila ia kembali ke Belanda, tentoe ia menoeroet pikirankoe, akan mengeloearkan seboeah kitab, jang bagoes perihal tanah airkoe. Alangkah bagoes dan molék kalimat dan soesoenan kata-katanja.

Rimba bamboe dengan kandang kerbau dekat Depok.

Permoelaan 1900 (II).

Njonja tahoe, bagaimana ingin kami hendak pergi ke Eropah. Karena tanah Eropah ta' dapat kami tjapai, maka kamipoen bersenang hatilah, beladjar disini sadja. Tahoen jang laloe kami telah berbesar hati akan pergi ke Betawi, meskipoen kenang-kenangan kami tatkala itoe telah terbang ke Eropah. Kami minta kepada Pemerintah Hindia, soepaja kami dikirim ketanah Eropah atas tanggoengan Pemerintah. Apabila permintaan itoe diperkenankan, maka Roekmini akan beladjar oentoek perkara gambar menggambar dan memboeat patoeng, soepaja kemoedian ia dapat mengadjari bangsanja, akan menghidoepkan kepandaian Boemipoetera kembali tentang perkara itoe; kepandaian itoe salah soeatoe mata pentjaharian oentoek anak negeri. Kleintje, adikkoe pergi kesekolah perkara roemah tangga; ia nanti akan mengadjar segala perempoean jang mendjadi iboe dan perempoean roemah, dan mengadjarkan harga wang dan kehématan serta kebadjikan, jang bergoena oentoek bangsa Djawa jang lalai, sia-sia dan jang soeka kebagoesan dan keindahan itoe. Dan saja oentoek djadi pengadjar, akan menoendjoeki perempoean-perempoean jang akan mendjadi iboe itoe, pengertian kata tjinta dan 'adil, serta 'ilmoe jang lain-lain, jaïtoe kata-kata jang telah ditoendjoekkan bangsa Eropah kepada kami. Pemerintah soeka mema'moerkan tanah Djawa, hendak mengadjar bangsa Djawa berhémat. Kalau hendak memboeat itoe wadjiblah Pemerintah moelaï mengadjar pegawai-pegawainja berhémat. Apa goena Pemerintah memaksa si laki-laki menjimpan wang, kalau si perempoean jang memegang wang oentoek roemah tangga, ta' tahoe menghargakan wang itoe?

Pemerintah hendak memadjoekan bangsa Djawa. Akan memoelaï pekerdjaan itoe dipaksa orang-orang bangsawan Djawa mempeladjari bahasa Belanda doeloe. Karena sekarang, bila Pemerintah hendak mengangkat seseorang, maka Pemerintah menilik kepandaian meréka itoe. Tetapi kepandaian sadja tjoekoepkah oentoek mendjabat soeatoe pangkat?

Djika Pemerintah betoel-betoel hendak mengadjar dan membaiki bangsa Djawa, haroeslah ia djangan memadjoekan kepandaian sadja, tetapi boedi pekerti djoega.

Siapakah jang teroetama dapat mengerdjakan perboeatan jang achir itoe, ialah poela jang banjak menolong meninggikan kadar kelakoean manoesia? Orang jang sanggoep mengerdjakannja ialah perempoean. Karena si iboelah, jang memberikan pendidikan jang pertama-tama sekali kepada manoesia. Diatas pangkoean si iboe, anaknja manoesia jang ketjil itoe moelaï beladjar merasa, berpikir dan berkata. Pendidikan jang bermoela-moela sekali adalah baktinja oentoek se'oemoer hidoep. Seboeah kelakoean jang tidak baik, jang wadjib dihilangkan dari bangsa Djawa ialah kesombongan. Hal itoe banjak akan menolong keselamatan bangsa Djawa. Akan menghapoeskan itoe hanjalah pendidikan boedi pekerti jang baik.

Banjak kekoeatan, jang boléh mendjadi keoentoengan dan keselamatan pada bangsa dan negeri, jang tiada dipergoenakan, karena orang jang empoenja dia ta' maoe memakainja, karena kesombongannja. Orang-orang bangsawan lebih soeka menanggoeng kemiskinan dan kesengsaraan, dari pada mempoenjaï harta benda, asal pajoeng emas menoedoengi kepalanja jang bangsawan itoe. Orang-orang bangsawan menghinakan segala barang jang tidak ditoedoengi oléh barang jang ditjintaïnja, jaïtoe pajoeng keemasan itoe.......................

Bangsa kami ta' ada mempoenjaï keinginan jang banjak dan kenang-kenangan jang tinggi. Kami haroes menghérankan dia dengan seboeah tjontoh, jang menarik hati dan memaksa meréka itoe meniroenja; kami hendak menjampaikan maksoed kami oentoek mendjadi pemboeka djalan dan soeloeh. Sebab itoe kami hendak pergi kenegeri Belanda; oentoek sekaliannja, oentoek pengadjaran dan bagi kami sendiri amat baik, djika kami pergi kesitoe; njonja, bantoelah maksoed kami ini.

Djikalau kami telah tammat beladjar dan kembali ketanah Djawa, kami akan mendirikan seboeah sekolah oentoek anak-anak perempoean orang bangsawan; kalau dapat, sekolah itoe, sekolah Goebernemén. Kalau tidak dapat, kami tjoba mendirikan sekolah partikoelir dengan wang loterai dan lain-lain.

Bila maksoed kami telah sampai, dapatlah poela 'akal pendirikan sekolah itoe. Sekarang jang amat mengalangi kami akan pergi ke Eropah itoe, hal keadaan kami diroemah; izin jang akan diberi bapa, lebih besar dari izin jang dikaboelkan radja. O, bila kami boléh mendapat izin itoe?

Wah, njonja, sakit, ja, sengsara jang amat besar jang diï asaï, bila oiang seorang gadis Djawa dan mempoenjaï perasaan jang haloes. Kasihan nasib iboe bapa jang mempoenjaï anak seperti kami. Kami berharap akan meminta pada Allah, soepaja 'oemoer oesia orang toea kami dipandjangkannja dan meréka itoe nanti akan beriang hati karena kami, meskipoen kami tiada berdjalan dibawah pajoeng keemasan.

Hai sahabat kami, tolonglah kami, soepaja kami berangkat dari negeri Djawa, pergï bekerdja oentoek menjampaikan tjita-tjita dan kenang-kenangan kami. Déwasa inilah moela ke'adilan dan achir kelaliman, jang telah beriboe-riboe meloekaï hati perempoean dan gadis-gadis. Akan pembéla itoe saja akan mempeladjari bahasa Belanda sebaik-baiknja dan sesempoerna-sempoeraanja, soepaja saja dapat bekerdja dengan bahasa itoe, dan dapat saja pergoenakan menoeroet kesoekaan saja. Dengan pénakoe boléh saja tjoba mengambil hati orang jang dapat membantoe dan bersama-sama dengan dia akan memperbaiki oentoeng nasib bangsa perempoean Djawa. Tentoe njonja akan berkata kepada kami bila membatja soerat ini: „Hai anak-anak gila dan malang. Engkau dengan kedoea adikmoe hendak menggojangkan goedang 'adat jang besar itoekah, maoe engkau merobohkannja?"

„Ja, njonja," djawabkoe, „kami hendak menggojang goedang 'adat itoe dengan segala kekoeatan kami; biarpoen seboeah batoe sadja jang djatoeh, kamipoen berbesar hati. Karena dengan tjara begitoe, tiadalah kami hidoep sia-sia didoenia ini. Sebeloem kami memoelaï pekerdjaan itoe, kami tjoba doeloe mentjari pertolongan seorang laki-laki Djawa jang terpeladjar sekali. Kami hendak berhoeboeng dengan bangsa kami laki-laki jang terpeladjar dan soeka akan kemadjoean; dan dengan hal jang demikian hendak mentjahari persahabatan dengan meréka itoe dan kemoedian meminta pertolongannja. Kami tidak hendak berlawan dengan laki-laki, tetapi hanja berhadapan dengan orang kaoem koeno, jang berpikiran bodoh, ber'adat jang ta' baik lagi oentoek tanah Djawa zaman sekarang dan jang akan datang. Sekarang telah ada orang jang lain, jang bersama-sama dengan kami mendjadi si penebas djalan setiap hari sepandjang waktoe, dan dimana-mana akan menanggoeng kesoesahan dan kesengsaraan. Amat bagoes, bila seseorang ada mempoenjaï tjita-tjita dan kemaoean hati. Namakanlah kami gila, bodoh dan apapoen djoega njonja soeka menamakan kami; kamipoen tiadalah akan beroebah; karena kemaoean itoe telah masoek dalam darah daging kami.

Nénék sajapoen seorang si penebas djalan poela doeloe. Setengah abad jang laloe ia telah memberi anaknja laki-laki perempoean pendidikan tjara Eropah. Kami ta' berhak akan mendjadi bodoh dan akan mendjadi orang ta' berharga sedikit djoea. Orang bangsawan itoe ada kewadjibannja. Demikian poela bangsawan jang tertinggi haroes madjoe kemoeka.

Sekarang kami beloem dapat berhoeboeng dengan laki-laki bangsa Boemipoetera jang berhaloean kemadjoean. Djika kami boeat pekerdjaan itoe, dengan segera orang tentoe membentjanakan kami, karena persahabatan antara perempoean-perempoean jang ta' bersoeami dengan laki-laki soeatoe pekerdjaan jang ta' pernah kedjadian; biarpoen si laki-laki soedah atau beloem kawin sekalipoen.

Nanti, apabila kebébasan telah kami peroléh, nistjajalah pekerdjaan itoe kami lakoekan. Saudara saja laki-laki kenal kepada meréka itoe oléh karena berkirim-kiriman soerat atau sebab bertemoe sendiri. Kami tahoe bahwa ada laki2 jang menghargaï perempoean jang pandai berpikir dan bersopan santoen. Saja mendengar seorang Boemipoetera berpangkat tinggi mengatakan, bahwa perempoean jang terpeladjar dan tahoe 'adat sopan santoen soeatoe pertolongan dan bantoean jang besar bagi lakinja.

  • *

13 Augustus, 1900. (VIII).

Kami merasa diri kami tjelaka, soenggoeh tjelaka, karena kebenaran jang sesoenggoeh-soenggoehnja itoe mengantjam hendak menghapoeskan tjita-tjita kami. Boedi jang tawar itoe menjoeroeh memboeang dan mengoeboerkan mimpi dan tjita-tjita itoe, karena tjita-tjita jang seperti itoe ta' bergoena dalam doenia kami Boemipoetera.......................................... Dan tiba-tiba bertemoelah njonja dengan kami............. Ta' sanggoep kami rasanja mengeloearkan dengan kata-kata, apa jang bertjaboel dalam hati kami. Perkataan jang semanis-manisnja dan setoeloes-toeloesnja ta' dapat menggambarkan perasaan hati kami itoe.

Ketahoeilah, njonja jang berboedi, bahasa selama hidoep kami, kedoea nama toean itoe selaloe akan tinggal pada kenangkenangan kami dengan banjak terima kasih.

Tatkala bapa boelan jang laloe bertjeritera, bahwa toean Directeur v.O.E. en N. akan datang kemari, dan maksoed kedatangan itoe kami dengar, maka kamipoen segera sangat menghormati dan memoeliakan s.p.j.m. soeami njonja itoe, soenggoehpoen jang moelia itoe beloem kami kenal. Kami telah tahoe, bahwa j.m. menaroeh kasih pada orang Djawa, laki-laki dan perempoean. Dengan keinginan jang ta' terkira, kami menantikan kedatangan beliau j.m. datang dan disisinja berdjalan seorang njonja jang lemah lemboet pekertinja, tangannja jang pengasih menaboerkan boenga-boengaan ditaman hati noerani kami. Toetoer katanja jang manis dan baik itoe keloear dari bibirnja seperti lagoe jang merdoe boenjinja pada telinga kami dan masoek kedalam hati djantoeng kami. Kata-katanja itoe adalah semisal sinar matahari, jang menerangi kalboe kami serta meriang dan menghiboerkan hati kami.

Kami oetjapkan terima kasih kepada' Allah, karena Allah telah menggerakkan njonja pergi kepada kami dan kamipoen mendapati njonja seorang pengasih dan penjajang. Doea, tiga hari j.l. kami beloem sedikit djoega tahoe kepadla njonja dan sekarang kami mentjintaï njonja sebagai kami telah se'oemoer hidoep berkenalan dengan njonja. Alangkah gandjil dan 'adjaibnja pertjintaan itoe. Ia ta' maoe dipaksa dan ta' maoe terikat dimana djoeapoen; ia datang tidak dipanggil dan tidak disangka-sangka. Dengan sepatah kata sadja ia mengikat doea kalboe, jang permoelaannja ta' berkenalan, dengan tali tambatan jang erat dan koeat dan ialah memandang dengan pemandangan jang teroes pada hati kedoea belah pihak meréka itoe!

Alangkah amat lazat, amat berbahagia rasianja mengetahoei, bahwa perasaan dan kenang-kenangan, jang terasa oléh kita dan jang kita tjintaï terdapat poela pada orang lain. Itoelah soeatoe tali jang ta' kelihatan, tetapi jang koekoeh, jang terentang dari soeatoe hati kehati jang lain dan itoelah achirnja jang membawa kita berhampiran, jang menjebabkan pergaoelan jang bertahoen-tahoen.

O! kami soeka bersorak-sorak karena kegirangan dan maoe bernjanjikan lagoe-lagoe poedjian dan terima kasih bersama-sama dengan boeroeng-boeroeng diatas pokok kajoe kepada Toehan sarwa sekalian 'alam, dan dengan si penjanji jang bersajap itoe bersorak-sorak terbang kelangit kepada Toehan jang esa mengoetjap terima kasih atas kehidoepan jang bagoes dan indah ini. Biarpoen hidoep itoe banjak poela ketjelaannja, tetapi iapoen indah dan bagoes dan dalam ketjelaannja itoe baroelah terang kelihatan kebaikan dan kebagoesannja itoe. Allah selaloe bermaksoed jang baik kepada kita. Hidoep diberikan kepada kita sebagai rahmat dan boekan seperti beban. Kita manoesia sendiri memboeat hidoep itoe mendjadi tonggak gantoengan. Kebaikan dan rahmat Allah pada kita itoe jang terbaik kita rasaï dan ketahoei, bila kita memandang kemoeliaan 'alamnja. Di Klein Scheveningen kami atjap kali ta' poeas merasaï bahagia kami. Sekalian jang kami pandang disitoe bernapaskan rahmat Toehan, kesentosaan dan keselamatan. Rasanja hidoep kami seolah-olah bertoekar, jaïtoe semakin lama, semakin bagoes.

O! alangkah besar kekoeasaan dan kebesaran bangsawan pikiran dan bangsawan, jang setiap masa dan ketika sanggoep mendatangkan peroebahan dalam hidoep manoesia.

  • *

Augustus 1900 (VIII).

„Ta' adalah didoenia ini bahasa, bagaimana sekalipoen pandai kita memakainja, jang dapat mentjeriterakan perasaan itoe dengan baik. Bahasa seperti itoe soenggoeh-soenggoeh tiadalah ada." Sajapoen berpikir demikian poela seperti njonja itoe, bahasa jang sedemikian ta' ada didapat; ja'ni ta' ada dalam bahasa-bahasa jang ditoetoer dan ditoeliskan orang. Tetapi ada seboeah bahasa jang gandjil dan 'adjaib, jang tidak mempergoenakan kata-kata dan hoeroef-hoeroef, tetapi dapat dikenal dan diketahoei oléh masing-masing jang merasaï dia. Dan bahasa itoe boléh dipertjaja amat sangat, karena perkataan „doesta" tiadalah didapat dalam kitab kamoesnja.

Bahasa itoe bahasa mata jang soetji dan terpilih dan ialah tjermin kalboe manoesia! Dan djika njonja dapat melihat saja pada petang, waktoe kertas jang lima helai jang haroem dan sedap baoenja gementar ditangankoe dan air mata jang panas djatoeh berlinang-linang dipipikoe, maka akan mengertilah njonja, apa jang terasa dihatikoe, soenggoehpoen ta' sepatah kata djoeapoen njonja dengar dari moeloetkoe.

Apa jang ta' dapat oléh moeloet mengatakan dan oléh péna menoeliskan, dapatlah njonja melihat pada matakoe, jang basah oléh air mata menéngok keatas seperti mentjari seorang diantara bidadari disitoe, jang akan toeroen kebawah, akan memboedjoek hati kami jang piloe dan berdoekatjita oléh karena kesengsaraan, jang banjak didoenia ini dan dialah jang akan memboedjoek kami sebagai didalam soerga nanti.

Sjoekoer, sjoekoer, sjoekoer, kata hatikoe, setiap kali darah toeroen naik dan tiap-tiap napaskoe, itoelah mendjadi oetjapan mohon terima kasih.

Kami hanja anak-anak manoesia biasa sadja, ja'ni orang berboedi boeroek dan baik sebagai berdjoeta-djoeta orang jang lain. Boléh djadi pada masa ini lebih banjak jang baik dari jang boeroek ada pada kami, tetapi sebabnja maka begitoe ta' oesahlah ditjari lebih djaoeh. Bila orang hidoep dalam lingkoengan jang sederhana, tentoelah tiada akan soesah ia mendjadi orang baik. Dengan ta' disangka ia akan baik djoega jang sebenarnja boekan kepandaian, boekan djasa, akan memboeat jang tidak djahat, kalau orang ta' sempat memboeat kedjahatan itoe dan djika ia masih didalam pendjagaan orang toeanja.

Nanti, djikalau kami keloear dari roemah orang toea kami jang baik dan sentosa itoe, dan soedah berdiri sendiri dalam penghidoepan jang loeas ini, serta tidak kami rasaï lagi lengan orang toea kami jang lemah lemboet memangkoe kami akan melindoengkan kami, kalau badai kehidoepan datang menjerang menggoda kami. Djika tangan jang pengasih tiada lagi membimbing dan memegang kami, soepaja kaki kami djangan djatoeh tergelintjir dalam kehidoepan....................Pada déwasa itoelah baroe kami akan menjatakan, siapa kami!

Saja minta pada Allah, soepaja kami djangan akan mempertinggi poela goenoeng ketjéwaan, jang telah menjoesahkan kehidoepan njonja. Oléh sebab itoe kami minta pada njonja amat sangat, soepaja njonja djangan menjangkakan kami orang jang semanis dan semolék itoe djoega. Karena pekerdjaan itoe ta' dapat tidak achirnja mengetjéwakan njonja dan kalau demikian tentoelah hal itoe akan mendoekatjitakan kami.

Dengan perlahan-lahan saja hendak mentjeriterakan kepada njonja berdikit-dikit peri hal keadaan kami jang sebenar-benarnja, soepaja njonja dapat mengetahoei tingkah lakoe kami, soepaja njonja, karena baik hati njonja, djangan memandang kami bersipat-sipat baik, karena sipat jang demikian ta' adalah pada kami.

Kami masih moeda, kami lagi boléh hidoep, 'biar nanti kita lihat, apa jang dapat kami perboeat. Njonja menoelis kepada saja: „Saja menaroeh kasihan kepada perempoean-perempoean, nasibnja menarik hati saja, ia masih dihina dan dianiaja didalam kebanjakan negeri-negeri diboemi ini dalam abad „kemadjoean" seperti sekarang. Dengan soeka dan setia saja menegaki dan melindoengi meréka itoe."

Saja mohon banjak terima kasih kepada njonja atas toetoer kata njonja jang manis dan pengasih itoe. Dalam kata-kata jang diatas itoe njata kepada kami, bahasa njonja menjajangi sesama manoesia dan dapat merasaï penanggoengan berjoetajoeta perempoean, jang telah berzaman-zaman 'dianiaja oléh sesamanja manoesia, jaïtoe si laki-laki.

Sjoekoer! Mengoetjap sjoekoer banjak-banjak kepada Allah, karena 'ada roepanja orang jang berhati dan pikiran jang moelia, jang menaroeh kasih kepada nasib perempoeanperempoean Boemipoetera jang doeka itoe. Orang-orang itoelah hendak menerangi doenia perempoean jang gelap dan moeram itoe.

Perempoean-perempoean Boemipoetera telah padalah disiksa dan si gadis-gadis moeda remadja itoe telah banjaklah penanggoengannja. Hai saudara perempoean bangsa koelit poetih, jang berhati pengasih dan penjajang, oendjoekkanlah tanganmoe kepada kami, dengan pemandanganmoe jang loeas, otakmoe jang tadjam dan hélakanlah kami dari pada loempoer kesoekaran dan kesakitan ini. Kelobaan si laki-lakilah jang memasoekkan dan menahani kami keloempoer jang tjelaka itoe. Tolong kami memerangi dadjal kelobaan si laki-laki jang ganas, jang telah beratoes-ratoes tahoen menjiksa dan mengindjaki kami itoe, dan jang menjangka perboeatannja itoe perboeatan jang biasa dan tiadalah ia memikirkan bahasa perboeatannja itoe lalim adanja. Serta ia dengan sabar memandang perboeatannja itoe sebagai hak jang patoet bagi si laki-laki, atau seperti soeatoe poesaka akan kedoekaan si perempoean.

Soenggoehpoen saja masih moeda, saja tidak pekak dan boeta, sehingga saja telah banjak mendengar dan melihat, ja, barangkali telah terlampau banjak penglihatan dan pendengaran, jang menjakiti kalboekoe, dan menjoeroeh saja melawan dengan gagah kepada 'adat-'adat koeno jang boeroek itoe, jang mendjadi soeatoe la'nat kepada perempoean-perempoean dan anak-anak!

Dengan poetoes asa dan berdoekatjita amat sangat, saja perpoelaskan tangan saja memikirkan diri sendiri, seorang jang ta' berdaja akan berhadapan dengan soeatoe kedjahatan jang amat besar itoe. Kedjahatan jang dilindoengi oléh agama Islam dan dïhidoepi oléh kebodohan perempoean jang djadi koerban kedjahatan itoe!

Adoeh, bila koekenangkan oentoeng nasibkoe jang akan memaksa saja............mendjalani atoeran 'hidoep jang bernama permadoean, kelaliman jang bengis itoe: „Saja ta' maoe!" teriak lidah saja dengan kerasnja, dan hati sajapoen mengoelang teriak itoe beriboe-riboe kali.............Kemaoean! adakah kita manoesia mempoenjaï kemaoean?

Semendjak hari lahir kita sampai kepada hari maoet, kita mesti............mesti, tidak boléh tidak.

Hai, hidoep, alangkah banjak ke'adjaiban dan masaalah jang soekar-soekar dalam dirimoe!

Kami menjangka, jang kami telah mengenal engkau dan keadaanmoe, tetapi sebenar-benarnja kami ta' tahoe peri halmoe sedikit djoega! Kami menjangka mempoenjaï kemaoean, 'soeatoe kemaoean jang 'keras sebagai besi dan kami sangka diri kami koeat dan sanggoep memindahkan goenoeng............ Tetapi, bila kami melihat air mata orang jang berdoekatjita itoe,maka lemahlah kekoeatan kami.

Boléhkah saja mentjeriterakan kepada njonja soeatoe tjeritera, jang tidak menarik dan menjoekakan hati, melainkan mendjemoekan, pandjang dan beroelang-oelang, dan memaksa njonja berhati sabar ? Lebih doeloe saja minta kepada njonja, soepaja njonja memberi ma'af saja, bila tjeritera itoe nanti membosankan njonja dan menghabiskan waktoe. Saja berani mentjeriterakan itoe kepada njonja, karena njonja telah menoelis kepada saja: „Toelislah soerat kepada saja sebanjak-banjak dan sepandjang-pandjang engkau dapat memboeatnja."

Ah, kalau njonja ketahoei lebih doeloe, jang kebaikan njonja itoe akan diroesakkan, tentoelah toetoer kata jang merdoe diatas itoe tidak akan njonja keloearkan.

Tjeritera itoe soeatoe hikajat tiga orang perempoean bangsa koelit hitam; anak orang sebelah Timoer, dinegeri jang amat panas. Ketiga anak itoe lahir dengan bermata boeta, kemoedian, sesoedah matanja diobati, dapatlah meréka itoe melihat, sekarang dapat ia merasa dan mengoetjap kemolékan dan kemoeliaan doenia. Setelah mata meréka itoe telah biasa pada tjoeatja dan kebagoesan dan mentjintaï matahari, jang menerangi seloeroeh alam dan tempat sekelilingnja jang bagoes itoe, maka datanglah perasaan pada dirinja, bahwa kain penoetoep matanja akan terikat kembali dan meréka itoepoen ditolakkan kembali ketempat jang gelap, tempat 'asal datangnja, jaïtoe tempat segala kaoem keloearga dan nénék mojang meréka itoe dipeliharakan!

Orang mempersalah kitab-kitab jang penoeh dengan „perkataan sia-sia," jang datang dari tanah sebelah Barat, tanah jang djaoeh itoe masoek ketengah-tengah negeri, tempat jang soetji dan damai dipesisir tanah Djawa jang hidjau itoe. Disitoelah tinggal ketiga anak perempoean jang terseboet tadi; ketiganja itoe bersaudara. Ketiga saudara itoe ta' soeka dan ta' maoe memikoel dibahoenja beban jang biasa dipikoel oléh nénék mojangnja jang perempoean dengan sabar dan kesoekaan: Sekarang beban itoe tergantoeng dan terbanting dioedara, setiap sa'at'ia boléh djatoeh diatas bahoe orang jang ta' menjoekaïnja itoe.

Perkataan orang jang mempersalah kitab-kitab itoe tiadalah sekaliannja benar. Boekan kitab-kitab sadja jang menjoeroeh dia melawan, dan menjoeroeh ketiga anak itoe membentjii hal keadaan dinegerinja, jang sedjak doeloe kala telah terdiri dan jang djadi soeatoe la'nat kepada segala manoesia jang bernama perempoean atau gadis!

Kehendak kepada kebébasan, kemerdékaan, dan maoe tegak sendiri, boekannja kehendak masa sekarang.

Tetapi kehendak itoe telah ada waktoe meréka itoe masih ketjil, sebeloem ia mengetahoei „kemerdékaan", dan waktoe kitab-kitab dan soerat-soerat jang berisi tentang hal itoe beloem ada dalam tjapaian meréka itoe, waktoe itoepoen kehendak jang terseboet telah ada dalam kalboe seorang dari ketiga saudara itoe; keadaan jang dilihatnja dan didengamja sehari-hari membangoenkan kehendak itoe padanja.

Kedatangan kehendak pada anak jang seorang itoe, beginilah kissahnja.

Pada waktoe bermain-main disekolah Belanda dinegeri ketjil Djapara, dibawah pohon baroe jang berdaoen koening, jang terdiri dalam pekarangan sekolah, doedoeklah bertoempoek-toempoek anak-anak perempoean ketjil dan besar diatas roempoet jang sebagai pennadani hidjau roepanja dan lemboet rasanja. Waktoe itoe hari sangat panasnja dan seorangpoen ta' soeka hendak bermain-main.

Déwasa itoe berkata anak perempoean bangsa koelit 'hitam jang diatas itoe; boekan sadja karena koelitnja hitam, tetapi pada pikirannjapoen tampaklah, bahasa ia seorang anak Boemipoetera, katanja: „Tjoba, Letsy, bertjeritera sedikit atau batjakan apa-apa kepadakoe!" Seorang anak perempoean bangsa koelit poetih, jang besar dan doedoek bersandar dipokok kajoe membatja seboeah kitab ketjil menéngok pada si anak tadi dan menjahoet, katanja: „Ah, tidak, saja haroes menghafalkan pengadjaran bahasa Perantjis."

„Diroemah dapat kamoe menghafalkan itoe, karena kita ta' ada kerdja. Sekolah oentoek bésok", kata anak koelit hitam tadi lagi.

„Betoel, tetapi kalau saja tiada mempeladjari bahasa Perantjis baik-baik, ta' boléhlah saja doea tahoen pergi kenegeri Belanda. Saja ingin hendak pergi beladjar kesekolah goeroe perempoean, barangkali saja ditempatkan disini, djika demikian saja tidak doedoek dibangkoe lagi, melainkan dikoersi dimoeka kelas.

Tetapi, Ni, tjoba tjeriterakan kepadakoe; maoe djadi apa engkau nanti? Hal itoe beloem pernah kautjeriterakan kepadakoe," tanja anak Belanda itoe. Kedoea mata si koelit hitam jang besar itoe memandang kepada jang bertanja dengan hérannja.

„Nah, tjeriterakanlah", kata si Belanda lagi. Anak Djawa itoe poen menggéléngkan kepalanja serta berkata dengan ringkas: „'ndak tahoe". Ia betoel-betoel ta' tahoe, ia beloem pernah memikirkan hal itoe, ia masih amat ketjil masih melompat-lompat. Pertanjaan sahabatnja bangsa koelit poetih itoe termakan dalam hatinja. Ta' dapat ia meloepakannja dan selaloe mendesoes ditelinganja perkataan: „Maoe mendjadi apa engkau nanti?"

Dimenoeng-menoengkannja sehingga kepalanja mendjadi sakit. Pada hari itoe ia beberapa kali mendapat hoekoeman menoelis disekolah, ia mendjadi bingoeng, dan memberi djawab jang bodoh bila orang bertanja barang sesoeatoe kepadanja dan memboeat kesalahan jang bodoh sekali dalam kerdjanja. Tentoe sadjalah begitoe, karena pikiran dan otaknja tidak pada pengadjaran; pikirannja selaloe pada 'kata-kata jang didengarnja waktoe bermain-main tadi. Jang moela-moela diboeatnja, setiba ia diroemah, ialah pergi kepada bapanja, akan 'mentjeriterakan pertanjaan jang tergorés dihatinja itoe: „Hendak mendjadi apa saja nanti?"

Si bapa tiada berkata apa-apa, melainkan ia tertawa sadja dan memidjit pipi si anak itoe. Tetapi dengan tjara demikian ta'lah si anak itoe bersenang hati dan selaloe merengoet menantikan djawab. Kakaknja laki-laki laloe disitoe, mendengar pertanjaan si anak itoe, telinga si anak jang tadjam itoe mendengar djawab ini: „Akan mendjadi apa anak-anak perempoean? Tentoelah mendjadi raden ajoe!" Si anak itoe bersenang hati dan berlari dengan kesoekaan. „Raden ajoe," dioelangnja kerap kali dalam hatinja. Apa itoe „radén ajoe?" Pikiran jang baroe itoe ta' dapat poela diloepakannja, selaloe pikirannja pada kedoea patah kata „radén ajoe" itoe sadja.

Ia wadjib mendjadi itoe poela. Ia menéngok kiri kanan, ia melihat dan beramah-ramahan dengan kebanjakan radén ajoe.

Sedjak itoe selaloe diperhatikannja beberapa radén ajoe dan dipeladjarinja kehidoepan meréka itoe.

Apa jang dapat diketahoei si anak itoe dari pada kehidoepan perempoean-perempoean itoe, menimboelkan kedoerhakaan dalam hatinja kepada kata „radén ajoe", kepada 'adat jang telah berzaman-zaman didjoendjoeng-djoendjoeng bangsanja itoe: „Anak-anak perempoean wadjib kawin, wadjib mendjadi milik seorang laki-laki dengan tiada boléh bertanjakan, apa, siapa dan bagaimana 'si laki-laki itoe!"

Beberapa lama kemoedian dari pada itoe si anak perempoean tadi telah ber'oemoer doea belas setengah tahoen dan waktoepoen datanglah, ia akan meninggalkan kehidoepan anakanak jang selaloe mandja itoe; bangkoe sekolah, bangkoe jang sangat disoekaïnja haroeslah ditinggalkannja dan iapoen haroes bertjerai dengan sahabat kenalannja bangsa Eropah, soenggoehpoen ia soeka amat 'bermain-main dan bertjampoer gaoel dengan meréka itoe. 'Oemoernja telah tjoekoeplah akan tinggal diroemah, akan menjerahkan dirinja kepada sekalian 'adat-'adat tanah airnja; 'adat-'adat jang menjoeroeh anak-anak gadis tinggal diroemah, menjoeroeh hidoep berchalwat jang amat sangat dalam doenia jang soenji sampai datang seorang laki-laki, jang didjadikan Allah oentoek tiap-tiap anak gadis menagihnja akan membawanja keroemahnja.

Apakah jang ta' ada pada kepala si anak itoe dan ta' timboel dalam hatinja, tatkala ia kesoedahan sekali menempoeh djalan dari sekolah pergi keroemah. Matanja jang hitam itoe dilipoeti oléh air mata, dadanja jang ramping mendjadi kembang kempis dengan hébatnja. Bibirnja jang ketjil itoe bergerak-gerak akan menahani sedan-sedannja. Ia tahoe betoel bahwa segala sesoeatoe jang ditjintaïnja telah tertoetoep baginja, sebagai pintoe sekolah. Pertjeraian dengan goeroe jang menjajanginja, jang berkata manis dan merdoe padanja, waktoe ia akan berangkat itoe, pertjeraian dengan kawan-kawannja, jang berdjabat tangan dengan dia dengan mentjoetjoerkan air mata, dan pertjeraian dengan tempat doedoeknja, tempat jang telah banjak memberi kesoekaan kepadanja, semoeanja mendoekakan dia tiada berhingga; tetapi kedoekaan itoe tiadalah sebesar kesedihan hatinja karena hendak berhenti beladjar. Ia sangat soeka dan tjinta akan beladjar dan ia tahoe, bahasa lain dari pada peladjaran disekolah rendah tiada tepermanaï banjaknja lagi jang akan diketahoei dan dipeladjari orang. Ia agak loba akan kehormatan, tentang „kepandaian", ia ta' soeka tertinggal dibelakang kawan-kawannja bangsa Eropah, jang berangkat ke Eropah itoe dan ta' maoe tertjétjér pada kakak-kakaknja, jang memasoeki sekolah menengah (H. B. S.).

Disembahnja bapanja, meminta, soepaja ia dikirim ke Semarang bersama-sama dengan anak laki-laki memasoeki sekolah menengah dan ia berdjandji akan beladjar dengan seradjin-radjinnja, dan orang toeanja ta' lah akan bersoesah hati padanja. Ia berloetoet dimoeka bapanja, tangannja jang tersimpoel terletak diatas loeloet bapa' itoe, dan matanja jang besar dan seperti mata bonéka itoe terboekalah menentang si bapa' dengan penoeh keinginan dan pengharapan, serta dengan hati berdebardebar dinantinja djawab si bapa' itoe. Dengan kasih sajang, si bapa mengoeroet-oeroet kepala si anak jang hitam itoe, dan ramboet jang koesoet pada dahi si anak dihindarkan oléh si bapa' dengan djarinja dari dahi itoe, semoeanja itoe kedjadian dengan lemah lemboet, tetapi dari moeloet si bapa' berboenjilah perkataan „tidak!" Ia ta' boléh beladjar ke Semarang. Ia melompat, ia tahoe, arti kata „tidak," jang keloear dari moeloet bapaknja. Ia berlari kebiliknja, menjoeroek kebawah tempat tidoer akan menjemboenjikan dirinja, soepaja djangan kelihatan oléh orang lain. Ia maoe sendiri sadja, dengan kedoekaan, jang mendjadikan ia tersedoe-sedoe keras, sedoe jang ta' dapat disabarkan. Pada soeatoe ketika goeroe bertanja, kalau-kalau ia soeka pergi kenegeri Belanda bersama-sama dengan Letsy, anak goeroe itoe, sahabatnja akan meiandjoetkan pengadjaran. Dengan gemar dan mata jang bertjahaja-tjahaja didengarnja perkataan goeroe itoe: „Bagaimana, maoekah engkau?"

„Djangan tanjakan pada saja, saja soeka? Tanjakan sadja: „saja boléh?" djawab si anak itoe waktoe itoe dengan soeara jang lemboet, jang keloear dari bibir jang gementar itoe.

Tatkala ia dibawah tempat tidoer itoe, ia berpikir, jang goeroe itoe seorang baik, dan goeroe itoe bermaksoed baik dengan dia.

Sebentar lagi si anak itoe berpikir lain poela: Orang asing seperti dia, jang ta' tahoe 'adat-'adat Boemipoetera, ta' tahoelah akan kekedjaman, bertanjakan pertanjaan jang sedemikian kepada si anak itoe.

Menghadapkan makanan jang énak dan lazat, jang melaparkan si anak itoe melihatnja, tetapi si anak tadi ta' dapat dan ta' boléh mengetjap makanan itoe.

Si anak itoe anak perempoean jang gila. Ia ta' tahoe, bahasa maksoed orang toeanja jang baik itoe, menjoeroeh ia pergi kesekolah, boekannja hendak memboeat pikirannja mendjadi hoeroe-hara. Ia pergi kesekolah lain tidak melainkan akan beladjar bahasa Belanda dan 'adat-'adat Belanda, tentoelah ia kemoedian akan terhinaar dari kesengsaraan jang banjak itoe.

Tetapi anak 'ketjil dan bodoh itoe boekanlah memboeat dirinja sendiri sengsara, ia ta' dapat menolong, jang Allah memberinja hati jang demikian, hati itoe memandang segala pengadjaran jang bagoes dikatakan bahasa Belanda padanja.

Anak jang malang! Dalam kalboenja pikiran bangsa Barat berarak dengan tempik soraknja, tetapi kaki tangannja terikat pada 'adat-'adat bangsa Timoer. Kaki dan tangannja itoe masih lemah dan lemboet, oentoek memoetoes mematahkan ikatan dan belenggoe, jang mengikatnja itoe. Dan kemoedian bila ia merasa dirinja koeat akan memetjahkan belenggoe dan ikatan itoe dengan sekali renggoet, waktoe itoelah...........tetapi djanganlah kita terlampau hendak lekas, karena hal itoe beloemlah kedjadian.

Pintoe sekolah dibelakangnja telah tertoetoep dan roemah orang toeanja soeka dan riang menerima dia.........Roemah itoe besar, pekarangannja loeas sekali, tetapi dinding jang mengelilingi pekarangan itoe tinggi dan tebal. Tempat jang empat segi dan tertoetoep itoelah jang akan datang mendjadi doenia dan 'alamnja.

Bagaimana 'sekalipoen loeas dan bagoes serta penoeh kesenangan seboeah sangkar, maka ia tinggal S A N G K A R djoega pada pemandangan boeroeng jang dikoeroeng dalamnja!

Telah laloe! hari moedanja jang mandja itoe telah laloe! sekalian keriangan jang diketjapnja pada masa ketjilnja, telah laloe. Tetapi dirasanja dirinja masih anak-anak, sebenarnjapoen ia masih anak-anak; tetapi 'adat negerin ja membilang dia dengan segera masoek bilangan seorang jang telah sampai 'oemoer. Padanja ta' ada sérokan jang lébar jang ta' dapat dilompatinja, dan ta' ada pohon tinggi jang ta' dipandjatnja dan iapoen ta'

SEKOLAH RENDAH DI DJAPARA.

pernah berdjalan, melainkan selaloe melompat-lompat sebagai anak koeda jang man dja ditengah padang; sekarang ia haroes djadi pendiam dan sopan seperti lajaknja pada anak-anak gadis orang bangsawan tinggi.

Pada mata bangsa Djawa, anak gadis dinamakan seboeah permata dari 'segala gadis-gadis, bila ia pendiam dan ta' ber­gerak seperti bonéka, berkata ketika perloe sadja dengan soeara jang haloes, sehingga semoetpoen ta' dapat mendengar, berdjalan haroeslah selangkah doea sebagai sipoet, tertawa djangan kedengaran dan bibirpoen selaloe tertoetoep, tidak senonoh lakoenja bila giginja kelihatan sedang tertawa, djika kelihatan maka dikatakan roepanja seperti „loeak" atau moesang.

Ni, jaïtoe si anak tadi, setiap waktoe melanggar 'adat sopan santoen itoe.

Hidoep jang soenji dan jang sama sadja berkepandjangan hari itoe moelaïlah. Dari sehari kesehari ia haroes memboeat pekerdjaan jang ta' bertoekar-toekar dalam lingkoengan jang tidak berganti-ganti, serta bergaoel dengan orang-orang jang selaloe dilihat djoega.

Dalam hidoep jang sedemikian jang dapat membesarkan hatinja hanjalah kedatangan sahabatnja Letsy. Keriangan besar baginja, djika Letsy ada padanja, ia kembali mendjadi seorang anak jang mandja dan loepalah ia akan pendjaranja, jaïtoe pendjara jang akan membalas keloepaannja itoe dengan kesedihan jang bertambah lebih lagi, bila Letsy poelang keroemahnja.

Keriangan itoepoen ta' lama, kemoedian lenjaplah dari hidoepnja jang soenji itoe, karena Letsy, sahabatnja itoe, berangkat kenegeri sebelah Oetara jang djaoeh itoe. Djadi ta' adalah sa­habatnja lagi. Akan persahabatannja itoe tidaklah poetoes, soerat dapat djoega memperhoeboengkan meréka itoe, soenggoehpoen meréka itoe berdjaoehan. Tetapi hidoepnja karena itoe makin bertambah-tambah soenji dan tidak bertjahaja...........

Dengan keinginan jang amat sangat Ni melihat kepada adik-adiknja perempoean, bila meréka itoe lengkap dengan batoe dan kitabnja, keloear dari roemah akan pergi kegoedang 'ilmoe hendak mengoempoelkan pengetahoean disitoe.

Ada beberapa lamanja ia sendiri memadjoekan pengadjarannja dengan kitab-kitab; tetapi kemoedian ia ma'loem, bahasa beladjar dengan tiada goeroe, pekerdjaan jang sia-sia adanja; maka disimpannjalah kitab-kitabnja dengan keloeh jang amat sangat.

Djikalau sekiranja ban tal dan goeling tahoe bertoetoer, pastilah ia akan dapat bertjeritera banjak; dan tentoe ia akan mentjeriterakan kesengsaraan seorang anak ketjil, jang dari semalam kesemalam mentjoetjoerkan air mata jang amat sedih!

Si anak itoe ta' dapat menjabarkan dirinja! Dalam kepalanja jang gila dan hatinja jang rawan itoe timboel silih berganti dengan tiada berhenti-hentinja beratoes-ratoes pikiran jang hoeroe-hara. Ia merasa dirinja ditempat jang soenji senjap, soenggoehpoen ia dikelilingi beberapa orang jang selaloe hari bersama-sama diam dan hidoep dengan dia. Betoel ia bersaudara dengan meréka itoe, dan setiap hari bersama-sama dengan dia, tetapi perasaannja dan pendapatannja berlainan sekali dengan perasaan dan pendapatan meréka itoe dan roepanja keadaan itoe akan tinggal demikian.

Ia ada mempoenjaï seorang kakak perempoean, jang sama-sama dalam pendjara itoe dengan dia. Benar ia sajang pada kakaknja itoe, tetapi tali persahabatan jang memperhoeboengkan si kakak dan si adik itoe, tiadalah berapa tegoehnja, karena perasaan dan boeah pikiran kedoea saudara itoe berbéda amat sangat. Si kakak itoe pendiam, penjabar, tenang dan soeka sendiri-sendiri sadja. Tetapi si adik, seorang anak jang semata-mata berhati mandja dan riang. Boeah pikiran, jang terdapat pada si adik semoeanja pikiran jang salah pada pemandangan si kakak, jang soeka dan keras pada 'adat-'adat jang lama.

Telah kerap kali si adik itoe datang kepada si kakak dengan mata jang bertjahaja-tjahaja dan berhati jang besar mentjeriterakan pendapatannja dan meminta pertimbangan dalam beberapa hal. Kalau si adik telah habis bertjeritera, betoel si kakak tiada melarang si adik itoe, tetapi si kakak selaloe mendjawab dengan tiada pedoeli: „Toeroetlah kehendakmoe, akoe ORANG DJAWA!" Hati si Ni mendjadi ketjoet, sebagai diraba oléh tangan jang kasar dan seloeroeh toeboehnja mendjadi gementar. Adik-adiknja jang perempoeanpoen telah mendjaoehkan diri dari padanja. Kakaknja jang toea ta' soeka melihatkan adikadiknja 'jang ketjil kerap bertjampoer gaoel dengan si Ni, ka­rena si Ni mempoenjaï boeah pikiran jang gila-gila. Si kakak itoe keras sekali. Adik-adiknja jang ketjil amat takoet kepadanja.

Hal itoe meroesakkan hati si Ni sekali, tetapi iboenja lebih lagi dari itoe mendoekatjitakan hatinja.

Hati iboenja itoe lebih-lebih lagi tertoetoep kepada si Ni, karena pikiran si Ni berlainan sekali dengan pikiran iboenja itoe.

Ni, anak jang malang benar, hati noeraninja mentjintaï kasih sajang, tetapi seorangpoen ta' hendak memberikan kasihnja kepadanja, pada hal ia sendiri selaloe menghamboerkan kasih mesra kepada orang lain.

Itoe sebenarnja boekan salah orang, mengapa si Ni selaloe asing dan lain, ja, berlain benar dengan orang-orang lain?

Iapoen sebenarnja telah kerap kali mentjoba mengoebah dirinja, soepaja ia mendjadi seroepa saudaranja jang lain-lain djoega, tetapi tiap-tiap kali bila ia akan hampir beroebah itoe, maka tiba-tiba datanglah pikiran dalam hatinja jang dibangoenkan oléh pengetahoean bahasa* Belandanja melarang dia mempertoeroetkan jang baroe itoe, seolah-olah 'ia ta' setia pada pengetahoeannja. Sesoedah itoe ia biasanja menjesal, laloe memegang pikirannja jang lama itoe lebih keras lagi dari sampai pada waktoe itoe.

Dalam pada itoe hidoepnjapoen tiada terlampau soenji senjap benar. Karena dalam antara keloearganja adalah djoega doea orang jang menjajanginja, sebagai ia menjajangi meréka itoe, jang mentjintaïnja seperti jang ditjita-tjitanja sendiri, jaïtoe dengan kesajangan dan pertjintaan jang soenggoeh dan soetji.

Kedoea orang itoelah poela jang ditjintaïnja dengan pertjinta­ an jang sampai kedalam hati noeraninja. Kedoea orang itoe ialah bapanja dan seorang saudaranja jang laki-laki jaïtoe kakaknja jang ketiga, ja'ni jang boengsoe dari kakaknja jang bertiga itoe. Betoel bapa'nja ta' dapat memenoehi kehendaknja jang sangat ditjintaïnja itoe, jaïtoe: memberi dia kebébasan! Betoel bapanja itoe ta' tjakap mentjoekoepi .keinginannja akan kepandaian; tetapi bapaknja itoe soenggoeh baik kepadanja dan menjajangi dia, si gadis gila itoe dengan sehabis-habis kasihnja. Bahwa bapanja mentjintaïnja itoe diketahoei dan dirasaï oléh si anak. Bapa itoe pandai benar memandang dia dengan pemandangan kesajangan dan setiawan. Djarinja jang lemah itoe soenggoeh pandai meraba pipi anaknja itoe dengan lemboetnja serta menjelisik ramboetnja, ramboet jang hitam dan pand jang itoe, serta tangannja jang koeat itoepoen pandai nian memeloek léhér dan bahoe si anak itoe.

Si adik itoe tahoe, bahwa kakaknja tadi sajang padanja, meskipoen si kakak ta' pernah menampakkan sajangnja itoe dengan toetoer kata jang manis dan ta' sekali djoea memboedjoek menghiboerkan dia! Tetapi hiraunja akan adiknja itoe menjatakan kepada si adik, bahwa kakaknja itoe menaroeh kasih sajang kepadanja. Kakaknja itoe tidak mentertawakan dia bila ia mengeloearkan boeah pikirannja padanja, melainkan selaloe didengarkannja dengan soenggoeh-soenggoeh dan ta' pernah ia menggementarkan si adik itoe dengan perkataan: „Toeroetlah kehendakmoe, akan akoe tinggal orang Djawa." Soenggoehpoen ia tidak mengatakan, jang ia menjetoedjoei tjita-tjita adiknja itoe, tetapi si adik tahoe, bahwa kakaknja itoe dalam hatinja membenarkan pikirannja. Si adik tahoe, menilik kitab-kitab jang dioendjoekkan si kakak ketangannja. Ni, merasa dirinja kaja beroléh kasih sajang kedoea orang itoe dan karena pikirannja disetoedjoei pikiran kakaknja itoe.

Bapanja tidak selaloe dekatnja, karena bapa' itoe banjak kerdjanja, ketempat ia bekerdja itoe ta' boléh si Ni datang, karena ia ta' boléh keloear dari dalam biliknja jang tertoetoep itoe dan kakaknja jang ditjmtaïnja itoe hanja beberapa kali boléh datang keroemah, karena ia bersekolah di Semarang. Jang tetap tinggal diroemah ialah kakaknja jang soeloeng, sebab sekolahnja telah tammat;,ia telah mendapat pangkat dinegerinja dan diam bersama-sama dengan orang toeanja. Kediamannja bersama-sama dengan orang toeanja itoe tiadalah meriangkan hati si Ni melainkan kebalikannja ja'ni mendoekatjitakannja.

Dahoeloe sebeloem kakaknja jang soeloeng itoe datang, Ni telah banjak penanggoengannja, sebab tidak diindahkan oléh hampir segala orang seroemahnja, sebab ia dipendjarakan itoe, sebab melihatkan 'adat-'adat koeno, jang ta' dapat disetoedjoeinja itoe. Kini datang poela oesikan dan ganggoean kakaknja jang soeloeng itoe menambahi penanggoengan jang menjakiti hatinja itoe.

Ni ta' soeka dan ta' dapat menoeroet segala kehendak kakaknja itoe. Selaloe dikatakan kepadanja: „Jang lebih moeda haroes menoeroet perintah jang lebih toea; lebih-lebih anak-anak perempoean wadjib menoeroet kehendak kakak-kakaknja jang laki-laki."

Tetapi Ni, seorang anak jang memakai pikiran sendiri, ia ta' mengelti mengapa hal itoe wadjib demikian. Ni berkata: „Boekan salah saja, jang sa ja kemoedian dilahirkan dari kakakkakak saja itoe." Sepandjang pikirannja bodoh sekali, jang ia karena itoe wadjib menoeroet kehendak kakak-kakaknja itoe. Sepandjang pikirannja, tidak seorangpoen mesti ditoeroetnja, lain dan pada pikiran dan hatinja sendiri.

Dan ia tiada akan membenarkan perkataan kakaknja itoe, kalau ia ta jakin, bahwa si kakak berkata benar dan bermaksoed baik. Adapoen kakaknja jang soeloeng itoe seorang anak jang telah roesak, anak kesajangan iboenja. Tiap-tiap orang berloemba-loemba memoedjinja dan memperlakoekan kehendaknja, karena orang maloe akan pangkat bapanja jang tinggi itoe. Sebab itoe sepandjang pikirannja telah 'adatnja tiap-tiap orang, jang dipandangnja rendah dari padanja, wadjib menoeroet kehendaknja.

Moela-moela ia héran, kemoedian djadi marah ia, tatkala dilihatnja adiknja perempoean, jang setengah loesin tahoen lebih moeda dari padanja itoe, berani menjanggah „kemaoeannja". Ia berdjandji kepada dirinja, bahwa anak jang ta' ber'adat itoe haroes, ja, mesti dita'loekkannja. Pada pemandangannja sekalian jang diperboeat si Ni salah. Bila Ni bersalah sedikit sadja dimarahinjalah dengan keras. Hampir setiap hari si kakak dan si adik berselisih, si kakak dengan moeka asam dan toetoer kata jang kasar, menjakiti hati si adik sampai berloemoer darah, dan si adik dengan bibir jang bergerak-gerak dan soeara jang gementar membéla dengan perkasa hak miliknja, jang hendak diindjak oléh si kakak itoe. Si adik tegak sendiri melawan kelaliman kakaknja itoe, kakaknja jarig nanti akan melindoenginja, bila tjelaka datang atasnja, ja'ni bila orang toeanja ta' ada lagi, sebeloem ia dibawa keroemahnja oléh seorang laki-laki jang didjadikan Allah oentoeknja!!!

Tetapi dekat bapanja tentoelah si kakak tiada berani menggoda si adik tadi, karena bapa' sekali-kali ta'kan maoe mengizinkan hal jang demikian, dan lagi si kakak itoe tahoe, jang si Ni ta' maoe mengadoekan dia, sebab Ni boekannja si pengoempat. Akan orang-orang lain jang seroemah dengan dia dan melihat perselisihan itoe setiap hari, membiarkan sadja dengan berdiam diri, meskipoen meréka itoe tahoe, jang 'si adik menoeroet djalan jang benar. Si adik perempoean itoe mendjadi kasar dengan tiada berhingga, karena si kakak selaloe menerbitkan kekerasan itoe padanja. Kekasaran si adik amat sangat, sehingga ia berani mengatakan „tidak", bila si kakak menjeboetkan „ia" biarpoen ia masih moeda, dan si kakak djaoeh lebih toea. Seorang anak perempoean ta' boléh mempoenjaï hak jang akan meroegikan seorang laki-laki dalam sebarang perkara. Hak seorang anak perempoean hanjalah barang sesoeatoe jang diizinkan baginja oléh kakak laki-lakinja jang ta' loba. Beberapa tahoen kemoedian, ketika Ni teringat akan perselisihan itoe, mengertilah ia, mengapa laki-laki sangat loba. Moelaï dari waktoe ketjilnja, si ' laki-laki telah diadjar mendjadi loba, moela-moela sekali oléh iboenja. Sedjak ketjilnja diadjar ia memandang anak perempoean sebagai seorang machloek jang rendah kedoedoekannja dari padanja. Boekankah selaloe didengar oléh si Ni, iboenja, atau saudara perempoean iboenja atau sahabat kenalannja peirempoean-perempoean mengatakan dengan soeara jang menghinakan: „seorang gadis, hanja seorang anak perempoean sadja?" Djadi perempoean sendiri jang mengadjar si laki-laki menghinakan perempoean. Darah Ni poen mendidih, bila ia mendengar seorang perempoean memperbintjangkan seorang gadis dengan soeara jang merendah dan menghinakan itoe.

„Perempoean-perempoean ta' ada harganja."

„Perempoean-perempoean didjadikan oentoek laki-laki, akan kesoekaan meréka itoe; si laki-laki boléh memperboeat perempoean-perempoean menoeroet kesoekaannja."

Bila Ni mendengar itoe, matanja berapi-api, dengan marah ditindjoekannja tangannja dan dikatoepkannja bibirnja akan menahani kemarahannja jang ta' berhingga-hingga itoe. „Sekali-kali boekan begitoe," teriaknja dalam hatinja. „Tidak, tidak, kamipoen manoesia djoega sebagai laki-laki itoe. Berilah akoe menoendjoekkan, bahwa kamipoen orang djoega. Boekalah belenggoekoe! dan izinkan saja, tentoe saja toendjoekkan, jang sajapoen seorang manoesia, manoesia jang sama dengan seorang laki-laki." lapoen berpoesing-poesing menarik dan merenggoetkan.rantai itoe amat sangat koeatnja, rantai itoe mengïkat kaki tangannja dengan seerat-eratnja. Rantai itoe ta' dapat dipoetoeskannja melainkan kaki dan tangannja jang loeka karena itoe!

Dapatkah ia menjabarkan dirinja? Dalam kepalanja jang moeda bertjaboel beratoes-ratoes pikiran dengan tidak berhenti-hentinja. Dalam hatinja telah masaklah pikiran jang hendak melawan keadaan jang koeno-koeno itoe; ia soeka, ia wadjib mengikoet djalan jang baroe. Bagaimana akan mentjari djalan itoe, beloemlah diketahoeinja; hal itoe masih gelap, dan koesoet dalam otaknja jang bodoh itoe, tetapi ia tahoe, jang ia maoe menempoeh djalan itoe.

Itoelah nasib anak jang lekas ber'akal! Anak-anak jang beroemoei sebagai dia itoe, biasanja ta'lain dalam kenang-kenangan, melainkan bermain-main dan bermandja-mandja, tetapi si anak ini selaloe memikirkan hal jang pelik-pelik dalam kehidoepanitoe, jang selaloe menjakitkan hatinja dan mendoekatjilaKan dia.

Hal itoe ta' boleh tidak tentoe terdjadi begitoe; ia tidak pekak dan tidak boeta, dan ia hidoep dalam doenia jang pintjang dan timpang, jaïtoe didoenia bangsa Boemipoetera, jang tidak menaroeh kasihan kepada anak-anak moeda dan tidak mempoeinjaï perasaan jang haloes. Dengan mendadak mata jang moeda dan haloes itoe telah terboeka melihat kehidoepan manoesia jang sebenarnja, jaïtoe kehidoepan jang penoeh berisi kekasaran, kekotoran dan kebengisan jang ganas. Dari orang toeanja sendiri ta'pernah ia mendengarkan perkataan jang kasar, jang menghoeroe-harakan kalboenja jang soetji dan meloekakan hatinia jang berperasaan haloes itoe; tetapi ia hidoep tidak hanja bersama-sama dengan orang toeanja; ia hidoep didoenia manoesia; doenia jang ta menaroeh kasih kepada anak-anak moeda dan perasaannja jang haloes itoe.

O, maoet! mengapakah engkau dinamakan orang moesoeh jang amat ditakoeti? Boekankah engkau jang meiepaskan manoesia dan hidoep jang bengis itoe ? Ni tentoe akan memohonkan terima kasih padakau dan dengan soekatjita mengikoetmoe!

Tidak seorang djoea, jang menoendjoekkan kepada Ni, kemdahan dan kemoeliaan hidoep diloear kedjahatan dan kekedjiannja itoe. 'Adat-'adat Boemipoetera mengharoeskan, soepaja anak dan orang toea djangan «terlaloe beramah-ramahan. Mereka itoe boléh dan dapat 'djoega berdjinak-djinakan dan beramah-ramahan, tetapi berdjinak-djinakan jang soenggoeh-soenggoeh seperti pada kebanjakan bangsa Eropah antara anak dan orang toeanja, tidak boléh djadi. Ni mentjinta dan menjajangi bapanja dan iapoen tiadalah akan memboeat barang sesoeatoenja dengan tiada sepengetahoean orang toeanja; soenggoehpoen ta' dapatlah ia memboekakan sekalian jang tersemboenji dalam hati noeraninja kepada meréka itoe. Keras dan kasar berdiri 'adat-'adat koeno bangsa Djawa itoe mentjeraikan si bapa dari si anak.

Ni melarikan dirinja sedapat-dapatnja dari pada meréka jang merendahkan dia dari pada kelakoean meréka itoe. Karena 'adat lembaga negerinja tidak mengadakan dia mentjari penghiboeran hatinja pada pangkoean orang toeanja, terpaksalah ia mentjari penghiboeran «hatinja jang doeka nestapa itoe pada sahabat-sahabatnja jang ta' pandai berkata-kata, jaïtoe: „kitab-kitab."

Dahoeloe djoega ia soeka membatja-batja, tetapi sekarang kesoekaan itoe mendjadi ke'asjikan.

Kalau sekiranja ia ta' ada kerdja, atau kerdja jang disoeroeh boeat kepadanja telah soedah, maka dengan segera ia mentjapai seboeah kitab atau sehelai soerat chabar. Semoea dibatjanja, apa sadja jang terlihat oléh matanja, dibatjanja, masak mentah kabar-kabar itoe seolah-olah ditelannja kesemoeanja. Kadangkadang ada poela terdjadi, jang ia memboeangkan seboeah kitab dari padanja karena bent jin ja. Boekankah ia membat ja itoe hendak meloepakan barang jang hidoep, barang-barang jang seperti itoe ta' perloe ditjarinja dalam kitab-kitab, sebab didalam hidoep jang sebenar-benamja soedah sampai banjak benda kedji-kedji, dan jang men djemoekan orang? Oléh karena hal itoelah ia melarikan dirinja dari doenia jang kedji itoe, dan memasoeki doenia kitab-kitab, doenia jang didirikan oléh 'akal dan boedi manoesia. Ada kitab-kitab jang bagoes, jang tiada terkatakan lazatnja. Kebagoesan dan kelazatan itoelah jang menghilangkan kesoesahan dan kemelaratan hidoepnja. Boedi pekerti jang baik, pikiran jang tinggi orang moelia dan boediman dalam kitab-kitab itoe menggembirakan hatinja dan menglipoerkan laranja. Ia hidoep bersama-sama dengan sekalian apapoen jang dibatjanja dan iapoen tiada kekoerangan kitab-kitab jang akan dibatjanja. Ia hanja perloe mendjoeloerkan tangannja dan mentjapai kitab-kitab dan soerat chabar dalam teromol pembatjaan jang tiap-tiap pekan selaloe membawa perbekalan jang baroebaroe baginja. Bapanja jang selaloe beroesaha akan menjoekakan hatinja dan jang bersoekatjita sendiri melihat anaknja soeka batja membatja itoe meroesakkan dia dengan kitab-kitab jang dihadiahkannja kepadanja. Ia ta' mengerti semoea, apa jang dibatjanja, tetapi itoe ta' menghilangkan gemar hatinja. Bila ia pada pertama kali tidak mengerti isi seboeah kitab, maka pada kedoea kali mengertilah ia sedikit-sedikit, dan pada ketiga atau keempat kali membatja kitab itoe mengertilah ia semoeanja.

Tiap-tiap kata jang ta' diketahoeinja, ditoeliskannja dalam kitab peringatannja, soepaja nanti bila kakak kesajangannja ada diroemah, boléh ia bertanjakan arti kata-kata itoe kepadanja. Si kakak itoe setia sekali kepadanja dan dengan segala soeka hati menolong adiknja.

O, betapakah besar hatinja, bila kemoedian hari diketahoeinja, jang membatja kitab-kitab itoe boekan sadja memberi ni'mat jang lazat tjitarasanja padanja, melainkan memberinja pengadjaran jang ta' berhingga djoega.

O, bila ia ta' mempoenjaï bapanja jang ditjintaïnja itoe dan kakak jang setia, dan kitab-kitab jang indah-indah, tentoelah ia akan berhati doeka setiap hari, sepandjang waktoe. Ia tentoelah akan merasa dalam kesengsaraan, jang meroesakkan hidoepnja jang moeda remadja dan njawanja jang lemah itoe de­ngan kesedihan jang amat sangat. Bapa' dan kakaknja itoelah jang memoeaskan kelaparan hatinja kepada ketjintaan dan kitab-kitab itoelah jang memberi makanan oentoek pikirannja jang lapar, pikiran jang telah dibangoenkan olëh bahasa Belanda!

Kemoedian iboenja melahirkan seorang anak laki-laki. Kedjadian itoelah jang menarik dia kembali dari djalan jang salah, membawanja kedjalan jang baik, djalan jang telah lama ta' ditoeroetnja lagi. Ia hampir-hampir mendjadi anak jang doerhaka kepada iboenja. Doeloe hatinja soedah hampir tertoetoep kepada boendanja itoe. Sekarang adiknja jang baroe lahir itoe memboekakan pintoe hatinja itoe kembali. Adiknja jang ketjil itoe mengadjar dia apa jang sebenarnja Iboe itoe dan apakah kewadjiban si anak pada iboenja.

Keliling peloepoek mata iboenja berwarna hidjau.dan roepanja seperti orang ta' koeat dan lelah; adiknja jang ketjil itoe jang menjebabkan sekalian itoe. Karena, adiknja itoe selaloe mengoesik boenda dan jang semalam-malaman berteriak-teriak, sehingga iboe ta' dapat tidoer. Soenggoehpoen adik sangat menjoesahkannja, tetapi boendapoen ta" pernahlah memasamkan moekanja barang sedikitpoen karena oesikan itoe. Apabila adik berteriak dan ,menangis mendjerit-djerit, maka dengan sekedijap mata iapoen telah ada dekat adik dan dengan lemah lemboet diambilnja adik, dipangkoenja, dan sebeloem adik tertidoer njenjak dipangkoeannja, beloemlah dilepaskannja dari tangannja.

Boekankah Ni seorang anak jang ketjil dan ta' berdaja seperti adiknja itoe doeloe?

Tidakkah boendanja tatkala doeloe bersoesah pajah poela karenanja? Awan jang melipoeti hati Nipoen hilang dan kalboenja gembira lagi akan mentjinta menjajangi perempoean, jang melahirkan dia kedoenia ini! Pada tahoen jang pertama adikpoen séhat dan wal'afiat dan kemoedian dari pada itoe ia mendjadi sakit-sakit, dan tiga tahoen lamanja ia ta' pernah senang, jang sebenar-benarnja seolah-olah ia berperang jang hébat hendak mempertahankan njawanja.

Melihat adik-adiknja sakit itoe, Ni beladjar dengan sebaik-baiknja arti anak bagi si boenda.

Dengan tjara demikian tahoelah Ni, bahasa ia koerang pengetahoean tentang hal itoe, sekaranglah ia mengenangkan dirinja sendiri dan baroelah ia tahoe, bahwa sampai waktoe itoe ia hanja selaloe memikirkan kesoesahan sendiri, dan ta' pernah memikirkan kesengsaraan orang lain.

Waktoe itoelah baharoe ia insaf akan kesalahannja sendiri. Iapoen doeloe seperti adiknja itoe poela, ia ta' akan datang kedoenia ini kalau ia ta' ada berboenda. Laloe teringat poela oléhnja kelakoeannja dengan kitab-kitab tadi, jang mendjaoehkan dia dari ïboenja.

Iboenja itoe tentoelah banjak penanggoengan waktoe itoe dan Darangkali sekarangpoen masih ada penanggoengannja itoe. Nipoen tentoe ta' dapat menolong, jang moela-moelanja berselisih pikiran dengan boendanja, tetapi soenggoehpoen begitoe, iapoen sangat menjesali dirinja doeloe berkelakoean jang sedemikian.

Adiknja jang ketjil itoe mengadjar Ni, menjebabkan dia insaf akan dirinja dan mengadjar dia berhati sabar serta mengoetjap terima kasih, lagi mengadjar dia memberi orang lain dengan tiada mengharap pemberian orang jang lain itoe kembali.

Empat tahoen lamanja waktoe telah laloe; orang jang tiada dalam pikirannja tentoelah menjangka, bahwa waktoe itoe berdjalan senang dan sentosa sadja, tetapi meréka jang tadjam penglihatannja tentoe mema'loemi, bahwa waktoe itoe bagi Ni waktoe peperangan adanja, lahir dan batin. Dalam tiga tahoen i oe banjaklah jang dipeladjarinja, ja'ni: memerintah diri sen­diri, berhati sabar dan tidak lebih doeloe memikirkan oentoek diri sendiri sadja, tetapi berserah diri beloemlah dipeladjarinjadan iapoen ta' sanggoep mempeladjari itoe. Dalam kepalanja selaloe bertjaboel dan berkatjau pikiran jang bimbang dan goendah goelana disertaï oléh penglihatan jang berkelilingnia dan jang terdjadi pada tempat jang lain-lain.

Sekalian itoe menjedihkan hatinja dan mendjadikan darahnja mendidih. Soeara jang datang dari tanah Eropah jang djaoeh itoe jang tertera dalam kitab-kitab, soerat-soerat boelanan dan soerat-soerat kabar serta warkah-warkah dari sahabat-sahabatnja bangsa Belanda menambahi bimbang pikirannja itoe dan soeara itoe masoek kedalam hati noebarinja.

Dalam empat tahoen itoe hanja beberapa kali ia keloear dari roemah orang toeanja.

Waktoe boelan poeasa djikalau orang toea pergi kekoeboeran maka saudara-saudaranja perempoean dan Nipoen boléh pergi bersama-sama dan pada .soeatoe hari orang toeanja membawa saudaranja perempoean jang soeloeng dan Ni sendiri pergi kepada bapak moedanja jang tinggal dinegeri lain.

Setahoen lamanja ia bersama-sama dengan saudara-saudaranja perempoean mendapat pengadjaran dalam djahit-mendjahit dari seorang perempoean Belanda, sedjam lamanja pada tia-ptiap petang. Oentoek Ni djam itoe soeatoe sa'at jang memberi kesenangan, karena ketika itoe ia dapat bertjakap-tjakap bahasa Belanda, bahasa jang ditjintaïnja itoe.

Sementara itoe kakaknja jang soeloeng dipindahkan ketempat lain. Kepindahan itoe membesarkan hati Ni. Jang sebenarnja Ni maloe mengatakan jang ia berbesar hati karena itoe, sebab jang pindah itoe kakaknja, betoel si kakak itoe ta' sajang kepadanja.

Waktoe dan perantaraan telah berboeat pekerdjaan jang 'adjaib. Kedoea hal itoe menghapoeskan dendam chasoemat dari hati Ni. Ia telah sajang kepada kakaknja itoe kembali dan menaroeh kasihan pada kakaknja jang moeloetnja manis dan berkata merdoe itoe. Betapa soeka hati Ni, tatkala ia melihat kakaknja itoe lama kelamaan insaf akan kesalahannja itoe.

Soenggoehpoen hal itoe tidak dikabakannja kepada Ni, tetapi lakoe dan perangainja menjatakan jang ia menjesali dirinja berboeat jang tidak 'adil pada adiknja. Dengan air mata jang bertjoetjoeran Ni mengoetjapkan terima kasih dan sjoekoer pada Allah, sebab kakaknja sekarang menjajanginja. Dahoeloe Ni dibentji dan digoda oléh ,kakaknja itoe, sekarang Ni mendjadi kesajangannja. Orang lain-lain, biarpoen isterinja sekalipoen, ta' dapat mengambil hati si kakak itoe, tetapi Ni selaloe dapat mengambil hatinja.

Telah setengah tahoen datang adiknja, Bemi mengawani Ni dalam pendjara itoe. Bemi beroentoeng, karena ketika Ni ber'oemoer sebagai Bemi, ia telah lama dikoeroengkan dibelakang dinding jang tebal dan tinggi itoe, tetapi Bemi waktoe ber'oemoer sedemikian masih bébas melompat kian kemari dan boléh berdjalan-djalan memboeat barang jang lain-lain jang dahoeloe ta' boléh diboeat Ni. Bemi telah ber'oemoer empat belas setengah tahoen, baroe haroes tinggal diroemah. Déwasa itoe Ni telah ber'oemoer enam belas tahoen, saudaranja perempoean jang tertoea telah dipersoeamikan. Perkawinan itoe mendatangkan peroebahan dalam hidoep Ni. Ia mengadjar kenal adik-adiknja jang sebeloem dari waktoe itoe disangkakannja seperti orang asing sadja. Dengan adik-adiknja itoe ia hidoep berdjinakdjinakan. Saudaranja perempoean jang tertoea itoe ta' ada lagi jang akan mempertjeraikan meréka itoe. Ni mendjadi saudara jang tertoea dalam roemah, tetapi ia ta' soeka ditoeakan seperti kedoea kakaknja laki-laki dan pe,rempoean itoe...ia maoe disajangi, tidak ditakoeti. Kebébasan dan kesamaan dimintanja pada dirinja sendiri. Tiadakah ia memberi kebébasan dan kesamaan kepada orang jang lain-lain? Pergaoelan dengan adik-adiknja haroeslah bébas dan tidak dipaksa, diboeangnja segala barang sesoeatoe jang menjangkoeti dan menahani kebébasan dan kesamaan itoe.

Dengan adik-adiknja, Bemi dan Wi, jang soedah wadjib poela tinggal diroemah, ia mendapat bilik saudaranja jang toea itoe......... Dibilik itoe datang tiga orang machloek jang moela-moelanja tiada berkenalan satoe dengan jang lain, disitoelah meréka itoe sama-sama bertemoe dan berkoempoel mendjadi satoe. Serta ditempat itoelah permoelaan tjeritera anak tiga bersaudara itoe.

Augustus 1900 (II).

Héran benar, kekasih kami jang djaoeh dari kami, apalah sebabnja maka ta' dapat kami mimpikan, sedang ia selaloe dalam kenang-kenangan kami dan selaloe kami perbintjangkan!

Tetapi adalah pada soeatoe malam anak njonja jang tertoea ini bermimpikan njonja. Toean kedoea rasanja datang kembali ke Djapara dan waktoe itoe kami pergilah menjongsong toean dan njonja sampai ke Semarang. Pertemoean kami dengan njonja itoé sangat merawankan hati kami, dan dengan tiada menghamboerkan kata sepatah djoeapoen. Kami masing-masing berganti-ganti njonja peloek dengan peloek jang sampai kehati noerani dan njonja pegang kami dengan tegoeh seperti kami ta' akan dilepaskan lagi rasanja. Dan dalam pangkoean njonja itoe berderailah air mata kami, karena merasa beroentoeng jang ta' dapat dihinggakan.

Tatkala anak njonja tersadar dari pada tidoernja, maka bantalnja dilihatnja telah basahlah oléh air matanja. Sehari-harian itoe ia berhati sajoe, karena mengenangkan perdjoempaan diatas ini, hanjalah semata-mata soeatoe mimpi sadja.

Kami takoet, kami takoet benar njonja dan toean tidak akan berdjoempa lagi dengan kami, anak-anak njonja, bila kelak njonja telah meninggalkan kami. Sekarang kami rasa soekatjita kami mendjadi soesoet. Makin lama makin kami ketahoei, bahwa kami sekarang tidaklah seperti dahoeloe lagi. Pengetahoean dan keinsafan itoelah mendjadi soeatoe benda jang mendoekakan hati kami.

O, hidoep! apakah jang telah engkau perboeat atas anak-anak perempoean mama Mies, dan apakah djadinja anak-anak gadis itoe sekarang? Kemanakah perginja kegembiraan kami jang amat besar itoe? Karena kegembiraan jang ta' dapat dinilai itoelah maka kami dapat sampai keseberang laoetan kesoesahan, dan kegembiraan itoe wadjib kami taroeh senantiasa oentoek mengaroengi rimba raja dalam doenia penghidoepan jang akan kami tempoeh tentoelah dengan s o e s a h dan s o e k a r. Kemanakah perginja keradjinan dan kegirangan kami jang menghiboerkan hati selaloe maoe bekerdja, dan jang banjak menghasilkan berbagai-bagai pertjintaan? Kemanakah perginja si penglipoer hati jang menghilangkan dan meloepakan djemoe dan bosan jang tertera dalam kitab kamoes?

Tiap-tiapnja, jang selama mi kami indahkan dan menggirangkan hati kami, semoeanja sekarang telah meninggalkan kami. Wahai, ma' Mies, dapatkah toean memikirkan, bahasa ta' adalah orang jang lebih tjelaka dari pada orang jang ta' tentoe toedjoean maksoed hidoepnja?

Nistjaja akan mendjadi orang sia-sialah kami, kalau ta' ada sesoeatoe apa-apa terdjadi, jang menggembirakan hati kami dalam keadaan ta' berhawa nafsoe dan ta' berdaja ini. Begitoelah keadaan kami sekarang.

Segala kesoekaan kami jang dahoeloe, telah terloepa terletak, bertjendawan ditempat jang soenji. Gambar-menggambar, moesik, djahit-mendjahit, masak-memasak, berkirim-kiriman soerat, ja, sedangkan batja-membatja jang dahoeloe mendjadi bahagian hidoep kamipoen sekarang telah kami abaikan. Kami boléh dikatakan telah mendjadi orang jang semalas-malasnja semasa ini. Wadjib kami memaksa diri sendiri akan menghabiskan membatja soeatoe kitab ketjil. Soeatoe paksalah rasanja bagi kami sekarang batja-membatja itoe, sedang dahoeloenja itoelah soeatoe kesoekaan jang amat sangat bagi kami, lebih dari jang lain. O, ma', demikianlah kemoendoeran kami sekarang. Kemanakah perginja kemaoean dan kekoeatan kami dahoeloe itoe? Soenggoeh ta' dapatlah ditjeriterakan bagaimana penanggoengan kami ini, jang disebabkan oléh kelalaian dan kesia-siaan jang menjerang kami.

Kami seolah-olah ta' bekerdja sedikit djoega. Dan djikalau ada apa-apa jang perloe kami perboeat, maka kami kerdjakanlah keperloean itoe seperti mesin sadja. Apakah kiranja jang koerang bagi kami? Sakit kamipoen tidak. Boléh djadikah agaknja sekalian itoe disebabkan oléh kesengsaraan jang telah kami tanggoengkan dahoeloe ? O! Kesedihan hati! Kesakitan itoe soenggoeh kadang-kadang ta' dapat ditahani! Akan penolak bahaja itoe wadjiblah kami hendaknja menaroeh barang sesoeatoe, teroetama ialah soeatoe pekerdjaan tetap, jang menarik hati kami semata-mata, ja'ni p e k e r d j a a n jang ta' sempat membiarkan diri oentoek memikirkan kesengsaraan, meskipoen barang sekedjap mata sekalipoen! Itoelah soeatoe oepaja jang baik, jang akan dapat membangoenkan pikiran kami jang telah tertidoer itoe, dan jang sanggoep mengembalikan kemaoean hati kami jang telah melajang itoe. Dalam bekerdja, disitoelah tersemboenji oepaja itoe. Kenang-kenangan kepada beringin sangat-sangat akan mendapat kerdja jang kasihi, itoelah jang mendoekakan hati kami benar. Kami sangat beriba hati, bila kami merasa jang badan sendiri berhati maoe dab koeat akan bekerdja, tetapi oléh karena oentoeng malang, kemaoean dan kesoekaan itoe ta' dapat dilangsoengkan !

Sekalian kesoesahan dan kesengsaraan itoe membawa kami kepadang kelalaian dan kemalasan. Anak njonja jang tertoea héranlah akan dirinja sendiri melihatkan soerat jang sepandjang ini dapat ditoelisnja........., tetapi mengapa tidak......... karena soerat ini ialah oentoek ma' Mies jang koetjintaï akan mengabarkan kesengsaraan, djadi ta' héranlah jang kata-kata itoe sebagai mengalir sadja dari pénakoe ini.

Kami ta' dapat dan ta' soeka mempertjajaï, bahwa hidoep kami achirnja akan seperti hidoep jang banjak sadja; tetapi kamipoen ta' maoe poela pertjaja dan sekali-kali ta' dapat memikirkan, jang mimpi kami jang bagoes itoe akan terdjadi. Walaupoen demikian makin dekat kami berdiri pada perasaan kedjadian tjita-tjita kami itoe, makin sangatlah kami mentjintaïnja! Demikianlah pikiran kami. Ringkasnja, kami menjangka sekarang, bahwa seakan-akan hanja beberapa hari sadjalah antara kami tergenggang dari pada hidoep jang baroe, jang kami ingini benar itoe!

Sangat sedihlah hati kami memikirkan hal itoe kembali. Ta' maoelah kami mentjeriterakan dia lagi disini, soenggoehpoen demikian kami berdiam diri, boekanlah poela artinja maoe membiarkan sedja penanggoengan kami atau mengizinkannja. Oléh karena kami sekarang dengan peladjaran kami telah sampai sedjaoeh itoe berdjalan, ta' maoelah kami memboeangkan apa jang telah tertaroeh bagi kami, dan sedjak dari dahoeloe, sekali-kali tiadalah kami berhadjat hendak memboeangkannja.

Baik tidakja perboeatan kami ta' tahoelah kami, tetapi kami ta' dapat dan ta' soeka menoeroet kehendak soeara jang lain, lain dari pada soeara hati kami sendiri. Sesoeatoe tjita-tjita kami jang besar sekali, ja'ni hendak mengasihi orang dan dalam hal itoe mentjoba, soepaja mendapat kasih sajang orang, jang dapat kami harapkan akan mempertinggi pikiran kami. Boelan Juni jang laloe, ketika kami diroemah toean Sythoff, bertanjalah toean residén itoe kepada anak njonja jang soeloeng ini, kalau-kalau si anak itoe telah tahoe, bahasa Directeur van Onderwijs ada mentjari seorang goeroe kepala perempoean oentoek seboeah sekolah gadis, jang bakal didirikan. Sebeloem anak njonja ini mendjawab, toean residén memoetar tanja itoe kepada bapa: ,,Soedahkah toean tjeriterakan hal itoe kepada anak-anak toean, regén?" Dan setelah mendapat djawab, ia bertanja lagi kepada anak njonja ini: „Soekakah engkau mendjadi goeroe kepala sekolah itoe?" Si anak tiada berkata apa-apa melainkan diboeangnja moekanja ketempat lain, soepaja bapa dan residén jang doedoek berhadapan dekat kami, ta' dapat melihat mata si anak, jang telah siap dengan segala gambar tjita-tjita jang tersemboenji dihatinja itoe. Ia tiada berdjandji akan mendiamkan kehendak dan tjita-tjitanja itoe, tetapi ia ta' tahoe, bahwa bapanja ta' soeka, jang si anak memperbintjangkan hal itoe dengan orang lain. Dalam segala hal haroes nama bapa' dipeliharakan, dan pertjakapan jang terseboet diatas ini ialah sebagai soeatoe mimpi, jang menakoeti dan mengerikan bapa.......

„Kami sedianja wadjib mendjadi anak laki-laki, dan kalau demikian boléhlah kami mendjadi laki-laki jang koekoeh," itoelah perkataan jang atjap kali kami dengar, sehingga djemoelah telinga kami mendengarnja. Djikalau benar hal itoe dan ada bagi kami sifat-sifat jang boléh mendjadikan kami laki-laki jang koekoeh, apakah sebabnja maka kami sebagai keadaan kami sekarang ini, ta' boléh mendjadi p e r e m p o e a n jang koekoeh dan perkasa? Atau mestikah hendaknja orang menaroeh otak, jang asing zat-zat jang mendjadikannja, oentoek tjétakan lakilaki jang koekoeh dan perkasa itoe? Atau barangkali ta' bergoenakah perempoean jang berani dan koekoeh didoenia ini?" Tetapi mémanglah soedah djadi nasib kami perempoean jang sedemikian; ja'ni kami perempoean Djawa ini haroes teroetama bersifat patoeh, penoeroet dan mesti berserah diri sadja. Kami sebenarnja boléh disamakan dengan tanah liat, jang dapat diperbagai-bagaikan orang bangoennja, menoeroet seperti kehendak laki-laki sahadja. Tetapi apakah goenanja kita memperbintjangkan keadaan itoe? Kalau demikian ta' adalah oebahnja seperti orang menjajangi kapal jang tenggelam, dan mengatakan apakah sebabnja maka kapal itoe tiada ditinggalkan sadja dipelaboehan ? Karena kalau demikian tentoelah ia ta' akan tenggelam. Dan lagi dengan salah-menjalahi dan membongkar segala kesalahan dan menjelidiki siapa jang bersalah, sekali-kali ta' dapatlah kita menolong, soepaja kapal itoe djangan tenggelam. Tetapi bila kita membanting toelang, bekerdja keras memberi pertolongan dan memompa air pada tempat jang botjor, nistjaja boléhlah ketjelakaan itoe tertolak; kalau tidak demikian dilakoekan terbaiklah orang membiarkan dirinja mati lemas sadja......................................................................

Pada setahoen jang baroe laloe ini sadja perasaan hidoep kami lebih banjak dari pada perasaan pada tahoen-tahoen jang lain, sama sekali dikoempoelkan.

Adalah anak soeloeng njonja ini menaroeh sangka, jang bapa' berniat hendak mengatakan barang sesoeatoenja padakoe, tetapi bapa' enggan hatinja mengatakan itoe, karena hal itoe pastilah akan menjedihkan hati si anak. Dapatkah ma' memikirkan betapa beraitnja hal itoe, sehingga dapat menjedihkan hati bapa serta anaknja itoe?

Telah berapa lamanja kemoedian dari padia itoe, tatkala si anak menjesak bapa', meminta menjelesaikan ketetapan kedoeaoekan kami, maka dapatlah si anak melihat pada mata bapa' dengan penglihatan jang piloe kepada si anak, seperti ia hendak berkata: „O, soeka benarkah engkau dengan selekas-lekasnja hendak memnggalkan sa ja, hai anakkoe?" Si anak memalingkan moekanja.........hatinja mendjadi piloe, piloe jang amat sangat!

O, Allah, benarlah tjinta itoe soeatoe benda jang amat 'adjaib, jalan soerga dan naraka pada manoesia. Mentjintaï dan menghormati bapak, itoelah soeatoe keperloean dalam hidoep bagi kami. [Jan tjmtanja itoelah poela bahagian jang besar dari pada bahagia kami. Kalau hidoep kami tiada dengan ketjintaannja, tentoelah hidoep kami selaloe gelap. Sebab itoelah maka bahagia itoe dengan soekatjita kami menerima dari tangannja. bahagia jang ta' datang dari bapa sendiri, kami pandang tidaklan sebagai bahagia jang menjelamatkan kami. Lebih djaoeh kamipoen pertjaja poela, bahwa hidoep dengan tiada mempoenjai kasih tjinta bapa', ta' pennahlah kami akan hidoep selamatcian hidoep beserta dengan kasih tjintanja, ta' pemahlah akan membawa kami sama sekali kepada hidoep melarat.

  • *

23 Augustus 1900 (I).

Stella, pertjajalah engkau kepadakoe, djikalau tjita-tjita saja atau tjita-tjita kami sampai, „sampai" seperti menoeroet maksoedmoe atau seperti maksoed saja, maka keadiaan itoe tentoelah torajadi °léh karena pekerdjaanmoe. Saja menoelis kata ini tidaklah dengan semena-mena sadja, tetapi kata ini koekatakan, keloeanija dan hatikoe. Telah banjak engkau mengadjari saja, betoel-betoel amatlah banjaknja, dan adjakanmoe itoelah soeatoe bantoean jang tegoeh dan soeatoe kekoeatan bagikoe. feaja soeka sekali hendak menoentoet kebébasankoe. Kerdja itoe akan koekerdjakan. Saja soeka..........saja mesti......... terdengarkah oléhmoe katakoe itoe? Bagaimanakah saja akan menang, djika saja tidak pergi berperang menoentoetnja? Bagaimana saja akan mendapat, kalau saja tidak mentjari? dengan tidak berperang ta' adalah kemenangan. Saja soeka berperang Stella, sebab saja maoe mendapat kebébasan. Ta' gentar saja akan bertentangan dengan keberatan dan kesoesalian. Menoeroet perasaankoe dirikoe sama koekoeh akan menoeroet kebébasan; tetapi adalah soeatoe hal jang amat koetakoeti, ja'ni bapa' saja. O, Stella! telah kerap kali saja tjeriterakan kepadamoe jang saja tjinta dan sajang kepada bapakoe. Ta' tahoelah saja entah adalah kiranja keberanian dalam dirikoe hendak memadjoekan kemaoeankoe itoe, bilamana saja ketahoei, jang saja kelak dengan keberanian itoe akan meroesakkan hatinja jang tjinta dan sajang padakoe itoe.

Saja mentjintaï bapakkoe dengan tjinta jang tiada berhingga. Bapakoe telah toea, telah beramboet poetih, poetih ramboetnja itoe ialah karena .memeliharakan kami, dan memeliharakan saja. Dan djika sekiranja adalah seorang diantara kami jang patoet mendapat tjelaka, biarlah saja jang menanggoeng tjelaka itoe. Demikianlah kerélaan jang tersemboenji dalam hatikoe; karena moestahillah saja akan beroentoeng, meskipoen saja mendapat kebébasan, kemerdékaan dan tegak sendiri, kal au sekira­nja saja dalam hal itoe mentjelakakan .dan meroesakkan hati bapakoe. „Adakah engkau maioem benar bahwa hal itoe ialah hal keadaan jang amat soekar?" katamoe kepadakoe. O ja, dengan sebenarnja! Saja sendiripoen telah membajang-bajangkan kepadamoe dahoeloe, betapa moedahnja berboeat demikian, dan dengan girang hatikoe mangatakannja témpoh itoe, tetapi sekarang............................... .........Maoekah engkau mendengarkan katakoe? Perdjalanan hidoep anak-anak perempoean Djawa telah ditentoe dan dihinggakan, serta dengan koekoeh lagi dibatasi oléh 'adat jang koeno. Kami ta' bolch mempoenjaï tjita-tjita hati. Tjita-tjita jang boléh saja mimpikan ialah: bésok atau loesa saja akan mendjadi isteri jang kesekian dari seorang laki-laki. Saja maoe menentang keras meréka itoe, jang dapat menidakkan bitjara itoe. Djikalau dipikirkan dan dibandingkan hal keadaan Hindia dan Eropah, tentoelah engkau akan membenarkan, bahwa tingkah lakoe lakilaki disitoe tiadalah sedikit djoega lebih baik dari pada lakilaki disini, dan perempoean-perempoean disitoe sama menanggoeng nasib tjelaka seperti perempoean-perempoean disini. Hanjalah ini sadja perbédaannja: kebanjakan perempoean-perempoean disana bersoeami dengan seorang laki-laki, jang bekal ditoeroetnja menoempang bersarpa-sama dikapal perkawinan, jang berhaloean bébas; tetapi perempoean-perempoean disini tiada menaroeh kebébasan jang demikian, melainkan ia dikawinkan sadja, karena menoeroet kemaoean orang toeanja atau walinja. Meréka itoe kawin dengan laki-laki jang disetoedjoei oléh pikiran orang toea atau .wali itoe, jang memandang bahwa si lakilaki itoe orang baik dan patoet. Dalam agama Islam mengawinkan orang tiadalah dengan izin si perempoean, ja, tidaklah dihadapannja kedjadian hal itoe. Boléh sadja oempamanja: Bapa datang hari ini keroemah dan berkata kepadakoe: „Ni, engkau telah dikawinkan dengan si Anoe." Sekarang saja wadjib menoeroetkan soeamikoe itoe. Boléh djoega tidak saja toeroetkan, tetapi hal itoe memberi si laki- itoe berhak boléh merantai saja se oemoer hidoep, dengan tiada mengindahkan dan mempedoelian saja sedikit djoeapoen. Meskipoen saja tidak menoeroetkannja, maka sajapoen tinggal isterinja djoega; sebab ia ta'maoe mentjeraikan saja, dan sajapoen dengan hal itoe selama hidoep selaloelah terikat kepadanja, sedang ia sendiri boléh tinggal bébas memboeat barang sesoeatoenja. Ia boléh beristeri seberapa soekanja sadja, dengan tiada mempedoelikan saja sedikit djoeapoen. Djikalau sekiranja bapak mempersoeamikan saja seperti itoe, maka maoelah rasanja saja memboenoeh dirikoe sendiri, tetapi bapakkoe tentoelah tiada akan memboeat seperti itoe. Allah mendjadikan perempoean oentoek mendjadi kawan si laki-laki dan oentoéng nasibnja ialah akan dikawinkan. Betoel pikiran itoe tiadalah akan saja bantahi, dan dengan soeka hati saja mengakoe bahasa oentoeng perempoeanlah kelak, jang sebesar-besarnja, biarpoen oentoeng itoe akan terdjadi pada zaman-zaman jang akan datang, ja'ni bilamana si perempoean dengan soeaminja hidoep dengan berdjinak-djinakan dan damai. Moestahillah akan dapat diperoléh hidoep jang berdjinak-djinak­ an dan damai itoe, djikalau oendang-oendang oentoek kami perempoean masih berlakoe sebagai oepaja, jang telah saja oeraikan kepadamoe diatas ini. Ta' patoetkah saja membentjii dan menghinakan perkawinan jang sedemikian itoe, sebab si perempoean dengan hal jang sedemikian terang dianiajanja?

Sjoekoerlah, tidak tiap-tiap orang Islam beristeri empat orang. Tetapi masing-masing perempoean. Islam jang bersoeamipoen tahoelah, bahwa tiadalah ia seorang sadja jang berhak mendjadi isteii si laki-laki itoe. Bésok atau loesa boléhlah lagi soeaminja membawa isterinja, perempoean jang lain, keroemahnja itoe. Perempoean jang baroe itoe sama banjak haknja dengan dia tentang kepada soeaminja, karena menoeroet roekoen Islam perempoean itoepoen isteri gahara djoega. Dalam negei'i-negeri Goebernemén tiadalah begitoe banjak kesengsaraan perempoeanperempoean, seperti penanggoengan saudara-saudaranja ditanah Solo dan Djokdja. Disitoe banjak benar perempoean-perempoean jang tjelaka bersama-sama dengan satoe, doea, tiga, empat perempoean jang lain jang bemama „selir" soeaminja. Dinegeri-negeri Solo dan Djokdja itoelah perempoean-perempoean diseboetkan permainan anak-anak!

Pada negeri-negeri itoe tiada seorang djoega laki-laki jang beristeri seorang. Dalam ling'koengan orang-orang bangsawan lebih-lebih dalam lingkoengan Soesoehoenan, ada banjak lakilaki jang beristeri lebih dari pada doea poeloeh enam orang.

Boléhkah keadaan jang demikian itoe dibiarkan sadja, Stella? Meréka itoe telah biasa memakaikan keadaan jang demikian, sehingga roepanja tiadalah dirasaïnja kesengsaraan itoe lagi, tetapi soenggoehpoen demikian, jang sebenanija banjak djoega perempoean-perempoean jang menanggoengkan kesakitan itoe dengan diam-diam. Hampir sekalian perempoean jang saja kenal disini semoeanja menjoempahi hak si laki-laki jang menganiaja itoe. Tetapi dengan soempah itoe siadja tidaklah akan menolong melainkan sekalian itoe wadjiblah diperangi benar-benar.

Hai perempoean-perempoean dan gadis-gadis! Bangoenlah engkau, marilah kita bersoenggoeh-soenggoeh dan bekerdja bersama-sama oentoek mendatangkan peroebahan dalam hal menolak bahaja jang telah menoelar selama itoe.

Ja Stella, saja tahoe bahasa dibenoea Eropah boedi pekerti si laki-lakipoen kedji poela. Saja bersama-sama dengan engkau menghormati anak .moeda laki-laki jang membelakangi 'adat'adat koeno dan penggodaan itoe. Dan saja hormati lagi akan gadis-gadis zaman sekarang, jang tidak maoe menoeroetkan lakilaki jang ta' senonoh kelakoeannja, dengan hidoep tjemar lagi tiada berpengetahoean. Tentoelah iboe-iboe jang masih moeda lebih pandai mendjaga kedjahatan itoe. Kepada saudara-saudarakoe telah atjap kali saja beri tahoekan hal itoe.

Saja soeka beranak laki-laki dan perempoean jang akan dipelihara dan diberi pendidikan seperti kehendak hatikoe. Moelamoela saja hendak menghapoeskan 'adat-'adat koeno, jang memandang anak.laki-laki lebih tinggi daradjatnja dari pada anak perempoean. Saja ta' héran melihat kelobaan si laki2, bila saja ingat bagaimana si laki-laki itoe masa ketjilnja, dilebihi pemeliharaannja dari pada anak perempoean, saudaranja. Waktoe ketjil si laki-laki telah diadjar menghinakan anak perempoean. Boekankah kerap sekali saja dengar si polan berkata kepada anaknja jang laki-laki, bila si anak itoe terdjatoeh dan menangis: „Tjis, anak laki2 menangis sebagai anak perempoean!" Saja akan mengadjar anak-anak saja memandang anak laki-laki dan perempoean sama rata, dan memberi meréka itote pendidikan jang sama benar, menoeroetkan kekoeatan otaknja masingmasing. Oempamanja, saja ta' akan menjoeroeh seorang anak perempoean beladjar, djika ia ta' soeka dan tidak mempoenjaï otak oentoek beladjar, biarpoen maksoed saja hendak mendjadikan si anak itoe seorang perempoean moeda; tetapi haknja akan saja koerangkan dari pada hak saudaranja jang laki2 sekali-kali tidak! Dan sajapoen akan berichtiar menjoeroeh meroentoehkan dinding jang membatasi si laki-laki dan si perempoean itoe. Saja mengakoe bahasa, djika dinding itoe telah roentoeh, adalah kebaikannja, lebih2 kepada si laki2. Saja ta' dapat dan ta' akan pertjaja, bahasa laki2 jang berpengetahoean dan bersopan santoen, dengan sengadja akan menjisihkan perkoempoelan perempoean-perempoean, jang sama tinggi kedoedoekannja dalam hal pengetahoean dan sopan santoen, atau akan pergi menjamarkan dirinja kedalam tangan perempoean jang ta' ada kehormatannja. Apakah jang melarang si laki-laki bertjampoer gaoel dengan perempoean perempoean jang berboedi pekerti, dan apakah jang menegahkan djika seorang laki-laki hendak bergoerau .dengan seorang anak gadis jang tiada berhadjat hendak kawin?

Sekalian itoe boléhlah hilang lenjap, bila pergaoelan laki-laki dan perempoean boléh bébas, ja'ni seperti pergaoelan jang telah biasa bagi anak-anak jang telah ber'oemoer.

Engkau berkata: „Kita anak-anak perempoean sanggoep memboeat anak laki-laki selaloe menoeroet djalan jang baik, tetapi sajang amat sedikit benar kita mengetahoei djalan hidoep meréka itoe/' Pada waktoenja tentoelah sekaliannja akan beroebah, tetapi dalam itoe kami haroes bekerdja keras, dan kalau tiada demikian, waktoe itoepoen tiadalah poela akan datang. Kami disini, ditanah Djawa, sekarang baroe berdiri dimoeka pintoe peroebahan itoe. Haroes poelakah kami menempoeh sekalian djalan-djalan jang engkau sekalian telah aroengi, soepaja sampailah poela kami kepada waktoe jang dipakai oléh bangsa Eropah dalam zaman ini? ................................... Diantara kitab-kitab jang baroe saja terima, terdapatlah oléhkoe kitab „Het Jongetje, dikarangkan oléh toean Borel. Benarlah katamoe itoe bahasa kitab itoe jang bagoes sekali. Kebanjakan orang disini .memikirkan jang isi kitab itoe terlampau dilebih-lebihi dari pada keadaan jang sebenarnja.

Tetapi saja tidak sepakat dengan pikiran meréka itoe. Isinja itoe tiadalah berlebih-lebihan. Betoel, banjak hal keadaan jang tiada sesoeai dengan kitab „Het Jongetje" itoe, tetapi dinegeri saja ini adalah saja ketahoei hal-hal jang seperti itoe. Demikianlah halnja seorang anak toean asistén-residén disini oempamanja telah mendjelma mendjadi „het jongetje" dalam kitab toean Borel itoe. Pada soeatoe kali ia berkata kepada Kardinah: „Ma' moeda, saja soeka benar kepada anak perempoean-perempoean, karena anak-anak itoe pandai tertawa gelak-gelak, .dan meréka berlainan betoel dengan anak-anak laki-laki; anak-anak perempoean manis dan lemah lemboet kelakoeannja." Jang mengatakan seperti itoe ialah seorang anak jang ber'oemoer lima tahoen. Tjobalah pikir oléhmoe, dirabanja dan diamat-amatinja tangan Kardinah, kemoedian ia berkata lagi: „Ma' moeda, apakah sebabnja maka anak-anak perempoean lemah lemboet?" Kemoedian dirabanja tangannja sendiri dan soedah itoe berkata poelala: „Soenggoehpoen saja masih ketjil, tetapi saja laki-laki, sebab itoelah saja kasar." O, anak itoe seorang anak jang sangat manis tingkah lakoenja dan bermata boelat dan besar, ramboetnja hitam dan ikal. Sebeloem ia datang kemari ia telah melihat gambar kami pada seorang sahabat kenalan kami di Soerabaja. Iboenja mentjeriterakan kepadanja, bahasa dinegeri, kemana ia hendak pergi, adalah tinggal disana ma'-ma' jang penjajang. Anak itoe berpikir, bahwa .ia haroes kawin dan bertanja: „Boendakoe! haroeskah saja kawin dengan ketiganja, atau dlengan salah satoe dari pada meréka itoe?"

Tatkala ia datang kemari dan berkenalan dengan kami, maka iboenja bertanja: „Hai anakkoe, soedahkah engkau pilih siapa jang kausoekaï? Dengan ma' moeda jang manakah engkau soeka kawin?"

„O, ma', saja ta' dapat memilih, karena ketiganja sama-sama manis," djawab si anak ketjil itoe, dan katanja kepada masingmasing kami: „Saja soeka kepadamoe, kepadamoe dan kepadamoe, ja, saja soeka kepada segala jang baik dan manis didoenia ini!" Kalau orang lain mentjeriterakan hal itoe kepada saja, tentoelah saja tidak akan pertjaja, tetapi hal itoe saja lihat dengan mata sendiri dan saja dengar dengan telinga sendiri....................................................................

Perkara jang diingini oléh njonja van Zuylen-Tromp melihatnja, ialah tentang, „hidoep anak2 Boemipoeetera." Tentang hal itoe lebih baik ta' oesah saja toeliskan sekarang. Tentang perkara itoe banjak jang akan saja tjeriterakan dan sekarang moestahillah saja akan dapat memboeat tjeritera jang senonoh tentang hal itoe. Barangkali doea tiga tahoen lagi, djikalau saja telah berpikiran jang lebih sempoerna dan mendjadi agak sabar, baroelah saja memboeatnja. Sekarang pikiran saja terpoesing-poesing, tiada berketentoean, adalah semisal daoen-daoen jang djatoeh, jang dihamboes oléh angin. Alangkah bagoesnja perbandingan itoe boekan? ....................................................................

Pagi-pagi hari disini sangat bagoes, malampoen demikian poela, dan waktoe tengah-tengah hari maoelah saja selaloe berendam dalam air, djikalau sekiranja air waktoe itoe tiadalah ngiloe-ngiloe koekoe seperti sekarang.

Alangkah énaknja perasaan disini waktoe pagi-pagi; sebab hari masih sedjoek dan pemandanganpoen amat bagoes. Kami pergilah berdjalan-djalan keliling keboen, jang penoeh berisi dengan boenga-boengaan jang haroem dan sedap baoenja. Berdjalan-djalan pagi-pagi dikeboen itoe soeatoe kesedapan jang sebenar-benarnja. Keboen kami jang kami boeat dan tanami sendiri, sekarang telah moelaï berboenga. Betapa bagoesnja, bila engkau dapat sama-sama berdjalan-djalan dengan .kami dalam keboen itoe; soekakah engkau pada boenga-boengaan dan pohon-pohonan? Ma' berkeboen sajoer-sajoeran dan berkeboen boenga ros. Keboen kami letaknja dimoeka bilik kami. Bila malam poernama, maka pemandangan disana seperti pemandangan didoesoen-doesoen, jang sangat menarik hati. Saudara-saudara saja jang perempoean membawa ketjapinja keloear, dan doedoek diantara pokok-pokok jang rendah, sambil memetik ketjapinja dengan lagoe jang merdoe. Sesoedah berlagoe-lagoe itu baharoelah kami bersoeka-soeka, berbintjang-bintjang dan tertawa.

..........................................................................

Kemarahan hatimoe kepada perboeatan bangsa Eropah jang telah ditanggoeng oléh doea bangsakoe jang berpengatahoean dan bersopan-santoen menjenangkan hatikoe. Pertjajalah engkau bahwa boekannja orang jang bodoh sadja, jang berhati tinggi kepada orang Djawa. Beberapa kali saja telah bertemoe orang koelit poetih, jang semata-mata tidak bodoh, ja, meréka itoe soenggoeh terpeladjar dan bangsawan pikiran, tetapi o, sangat tinggi hatinja dan sombong, sombong boekan kepalang. Hal itoe menjakiti hatikoe boekan boeatan, dan atjap kalo saja bertemoe dengan kebanjakan bangsa koelit poetih, jan memperlihatkan dan menjoeroeh kami merasa, jang kamo bangsa Djawa boekannja manoesia. Bagaimanakah kami akan dapat mentjintaï orang Belanda, bila meréka itoe selaloe memperboeat kami sedemikian? Tjinta membangoenkan tjinta jang lain. Tetapi dengan kehinaan jang hina itoe sekali-kali tidaklah akan dapat orang membangoenkan tjinta. Kami banjak mempoenjaï sahabat-sahabat diantara orang Belanda, jang kami tjintaï dan sajangi, ja, lebih dari pada sahabat kenalan bangsa kami sendiri. Meréka itoe telah beroesaha mengenal dan mengetahoei kami, dan meréka itoepoen mengertilah maksoed kami, serta mentjintaï dan menjajangi kami poela dengan setoeloes hatinja.

Kami soeka sekali kepada bangsa Belanda jang demikian, dan kami oetjapkan banjak-banjak terima kasih atas segala kebaikannja, karena kami telah diadjarnja. Kami ta' akan meloepakan meréka itoe, jang telag membangoenkan kami dari doenia kebodohan dan telah menolong memadjoekan kami. Orang Belanda mémang boleh memboeat jang ta' 'adil pada kami, dan saja sendiri akan mentjintaï meréka itoe djoega serta mengoetjapkan terima kasih tentang perboeatan-perboeatan meréka itoe jang baik oentoek kami.

Orang Belanda mémang boléh mengatakan apa sadja soekanja tentang bangsa Djawa, tetapi dalam hal itoe ta' pertjaja saja, jang bangsa Djawa ta' berboedi. Bangsa Djawa sebenar-benarnja ada berboedi, dan meréka itoe pandai mengoetjapkan terima kasih atas kebaikan tentang pemberian harta benda, ataupoen pemberian 'ilmoe kepadanja. Soenggoehpoen tanda terima kasih ta' kelihatan dimoekanja, tetapi dalam hati meréka itoe sangatlah ia soekoer dan terima kasih. Ta' oesahlah hal itoe sa ja terangkan kepadamoe, Stella, karena engkau memandang sekalian manoesia diboemi ini sama rata sadja, biarpoen ,hitam atau poetih koelitnja seperti engkau.

O, saja bergirang hati, ja, bergirang hati amat sangat, sebab saja boléh menaroehmoe. Saja tiadalah akan meiepaskan engkau, Stella. Saja sajang sangat akan engkau, sehingga ta' dapatlah saja memikirkan betapa nanti kesoedahannja, bila hidoep jang diberikan Allah datang mentjeraikan kita.

Kalau hidoep masih dalam diri kita masing-masing, maka laoetan jang besar dan loeas itoe ta' dapatlah mentjeraikan kita. Roepanja, pikiranlah jang menerbitkan persahabatan dan tjinta mentjintaï, dengan tiada mengindahkan perantaraan jang djaoeh. Bersesoeaian pikiran itoelah titian antara laoet-laoetan jang besar dan tanah-tanah jang loeas, itoelah titian jang memperhoeboengkan kita. Berkirim-kiriman soerat itoelah pendapatan jang amat baik! Selamatlah hendaknja orang jang moela-moela mendapatnja! Pekan jang soedah, datang kepada kami Directeur van O. E. en Nijverheid bersama-sama dengan isteri jang moelia dari Betawi.....................

Stella, saja sangat bersoekatjita, sebab Directeur itoe datang sendiri kemari dengan maksoed akan mendengarkan pikiran bapak, tentang boeah pikiran kami, hendak memintia kepada Pemerintah, soepaja didirikan sekolah-sekolah oentoek anakanak perempoean! Saja ketika itoe sakit, saja merasa diri saja sebagai sengsara, karena boekan sadja badankoe jang sakit, tetapi hatikoepoen mendjadi piloe. Stella, saja pertjaja jang mimpi saja oentoek kebébasan segera akan hilang. Kepertjajaan itoe datangnja tatkala bapak memberikan soerat dari toean Directeur kepada saja. Dalam soerat itoe ia meminta kepada bapak memperbintjangkan dan mengoeraikan hal itoe. Soerat itoe sangat membesarkan dan menghiboerkan hati saja. Sekalian itoe memberi tahoe kepadakoe bahasa adalah seorang dari pegawaipegawai Pemerintah jang berpangkat tinggi di Betawi kiranja, jang berhati kasih kepadia bangsa Djawa dan perempoean bangsa Djawa. Tatkala mama' datang kebilikkoe melihat saja sebentar, maka didapatinja saja sedang dengan air mata berlinanglinang dimata. O, saja amat beroentoeng dan mengoetjap banjak terima kasih waktoe itoe! Saja haroes dan tentoe akan semboeh bila .toean Directeur itoe datang, karena saja hendak berbitjara dengan jang moelia itoe.

Toean Directeur datanglah........................tiada sendiri sadja......,isterinjapoen datang bersama-sama. O, Stella, beloem pernah se'oemoer hidoep kami berkenalan dengan orang jang meriangkan dan membesarkan hati kami seperti sekarang. Saja telah mentjintaï j.m. tatkala saja tahoe maksoed kedatangannja itoe. Pertjitaankoe djadi bertambah-tambah, tatkala saja melihat jang moelia masoek berkeréta kedalam pekarangan kami, j.m. doedoek dibangkoe dimoeka dan isterinja dengan bapak saja doedoek dibangkoe belakang. Bapak saja pergi mendjempoet kedoea j.m. kesetasioen. Saja tahoe jang bapak ta' maoe doedoek dekat ïsteri j.m. itoe, kalau j.m. ta' meminta jang sedemikian dengan sesoenggoeh-soenggoehnja. Bagimoe, Stella, tentoelah hal itoe ta' lain dari pada soeatoe kehormatan jang biasa sadja, tetapi, Stella, tertawakanlah saja oléhmoe bila saja mengatakan bahwa itoe membesarkan hati saja, dan itoelah menjatakan poela kepada saja kerendahan hati j.m. itoe. Ketinggian jang ditaroeh oleh hampir sekalian pegawai-pegawai disini, tidaklah dapat dalam toeboeh jang moelia itoe. Saja biasa melihat bapak disini bertempat disebelah kiri dari residén, asistén-residén, biarpoen toean² itoe lebih djaoeh moeda dari bapak saja. Boekan sadja saja, sedangkan bangsa Eropahpoen sakit hatinja melihat keakoean orang berpangkat jang gila akan kehormatan. Diperoempoelan kepala-kepala negeri, hanjalah pegawai-pegawai bangsa Eropah dan regén-regén sadja jang boléh doedoek dikoersi, sedang wedana-wedana jang telah beramboet poetih, haroes doedoek dilantai jang dingin, beralas dengan tikar bamboe sadja, kadang-kadang tidak poela beralas. Bangsa Eropah biarpoen berpangkat rendah sekali berhak doedoek dikoersi; tetapi pegawai-pegawai. Boemipoetera jang ta' seberapa koerang pangkatnja dan pada pangkat regén, telah toea lagi bangsawan dan pandai, wadjib doedoek dilantai jang dingin itoe. Atoeran hina itoe wadjib ditoeroet, bila pegawai bangsa Eropah ada hadir disitoe. Soenggoeh naik benar darah dihati melihat, bagaimana seorang wedana jang telah toea beramboet poetih djongkok ditanah oentoek kangdjeng toean aspiran, seorang anak ketjil jang kemarin baroe keloear dari sekolah. .Tetapi padalah hal ini............. Berbéda soenggoeh dengan kehormatan j.m. itoe seorang jang berpangkat tinggi, itoelah sebabnja maka ia meriangkan hatikoe boekan boeatan.

Kami dengar toean Directeur itoe berkata kepada bapak: „Saja. telah pergi kemana-mana ditanah Djawa dan telah bermoesjawarat dengan kepala-kepala negeri, regén.

Toean sendiri telah memberi tjontoh menjoeroeh anak-anak perempoean pergi beladjar kesekolah. Saja bertanja kepada anak-anak perempoean jang masih bersekolah, ada soekakah meréka itoe meneroeskan pengadjarannja. Sekalian meréka itoe mendjawab dengan bersoekatjita: „Ja!" Toean Directeur itoe bertanja kepada bapak, bagaimana patoetnja sekolah oentoek anak-anak peiempoean itoe akan diatoerkan, dan dimana baik didirikan dahoeloe oentoek pertjobaan, di Djawa Barat, Tengah atau Timoerkah?

O, Stella, matakoe mendjadi bertjahaja-tjahaja, telingakoe mendjadi tadjam dan kalboekoe berdebar-debar, karena keriangan tatkala mendengar sekalian itoe. Tentoelah akan datang soeatoe tjahaja, jang akan menerangi doenia perempoean lagi, jang gelap .goelita dan tjelaka itoe. Waktoe toean Directeur itoe bertjakap-tjakap dengan bapak, maka njonjapoen berbintjang-bintjang dengan kami. Alangkah besar hati kami mendengarkan toetoernja!

Njonja mentjeriterakan kepadakoe, apa-apa maksoed soeaminja dan bertanjakan bagaimana pikirankoe dalam hal itoe. „Njonja, pikiran kami bila disampaikan, tentoelah akan mendjadi berkat bagi doenia perempoean bangsa Boemipoetera. Berkat itoe bertambah besar bila anak² perempoean itoe dapat poela mempeladjari .soeatoe 'ilmoe pekerdjaan, jang kemoedian hari kelak dapat menolong dirinja, oentoek mentjari penghidoepan sendiri, kalau-kalau meréka itoe nanti mendapat kesoesahan, karena kemadjoeannja itoe; djadi 'ilmoe itoe boléhlah menolongnja oentoek mentjari rezeki. Anak perempoean jang telah berpengetahoean dan loeas pemandangan tiadalah lagi dapat hidoep senang dalam doenia nénék mojangnja jang koeno itoe. Setelah orang mengadjarnja bébas sedikit, teroeslah ia dimasoekkan orang kedalam pendjara, dan seteliah ia diadjar orang terbang, laloe ia dimasoekkan orang dalam sangkar. Tidak moengkin perempoean jang sebenarnja terpeladjar, moestahillah akan merasa senang dalam doenia bangsa Boemipoetera, kalau sekiranja doenia ini masih tinggal seperti sekarang ini. Sampai sekarang hanjalah seboeah sadja djalan jang terboeka jang boléh ditempoeh oléh anak² perempoean Boemipoetera oentoek masoek kedalam hidoep bersama-sama ja'ni „kawin." Bagaimana tjaranja perkawinan dalam doenia Boemipoetera, tentoelah njonja telah tahoe. Njonja telah sekian lama ditanah Djawa. Kami merasa beroentoeng, jang soeanji njonja akan memberi pendidikan dan pengetahoean oentoek anak-anak perempoean, tetapi dalam sekolah itoe baiklah diadjarkan poela barang sesoeatoe 'ilmoe pekerdjaan. Kalau demikian tentoe bertambahlah kebadjikan, jang diberikan oléh soeami njonja dalam doenia bangsa Boemipoetera, ja, itoelah soeatoe berkat jang sebenar-benarnja."

„Hai soeamikoe, adakah kaudengar katanja itoe?" tanja njonja itoe kepada soeaminja dengan bersoekatjita. „Si gadis ini meminta sekolah jang berpengadjaran bermatjam-matjam 'ilmoe pekerdjaan oentoek anak-anak perempoean bangsa Boemipoetera."

Dengan héran toean Directeur itoe bertanja kepadakoe: „ Betoelkah Radén Adjeng meminta sekolah jang demikian? Bagaimanakah kemaoean toean? Tjobalah tjeritakan kepadakoe, hendak djadi apakah toean?, dokter?" Saja merasaï ketika itoe segala mata terhadap kepadakoe, lebih-lebih mata orang toeakoe serasa membakar moekakoe, maka sajapoen laloe menoendoekkan kepala. Dalam telingakoe mendengoeng-dengoeng dan mendesir-desir sebagai soeramoe, Stella, jang mengatakan kepadakoe: ,,Kartini, beranikan dirimoe, djangan gentar!"

Tjobalah toean katakan, hendak mendjadi apa jang toean soekaï? O, Saja tahoe toean hendak mendjadi pengarang, tetapi oentoek hal itoe ta' lah oesah diadjari lagi. Sebab kalau toean hendak mendjadi pengarang, dapatlah toean menolong diri sendiri!" kata toean Directeur itoe poela.

Oentoek beladjar, sajang waktoenja itoe bagikoe telah laloe; walaupoen demikian dalam hal itoe saja ta' boleh mengedjapkan mata, tetapi saja wadjib berani memandang keatas dan menentang kemoeka.

Stella, Stella, djanganlah kiranja engkau lepaskan saja, genggamlah tangankoe dalam tanganmoe dan bimbinglah saja! Dari engkaulah datangnja kekoeatan jang memberanikan hatikoe, djanganlah engkau biarkan sadja saja seorang diri! Bila sampai kiranja maksoedkoe, maka kedjadian itoe ialah oléh karena kerdjamoelah, wahai kekasihkoe! Njonja itoe lama memperbitjangkan ini dan itoe dengan saja, ja'ïtu memperbitjangkan perkara jang telah atjap kali kita berdoea memperkatakannja, ,,perkara perempoean."

Tatkala kami malam itoe hendak pergi tidoer, njonja itoepoen mengambil tangan saja dengan kedoea belah tangannja, dan digenggamnja tangankoe sampai panas, seraja berkata: ,,Sahabatkoe, tentang hal itoe nanti kita hoeboeng lagi pertjakapan kita. Saja soeka menoelis pandjang dan kerap kali kepada toean, maoekah toean berboeat sedemikian poela kepadakoe? Tjeriterakanlah banjak-banjak kepadakoe, tjeritakan semoea!"

Bésok paginja kami antarkan meréka itoe berangkat. Tiga djam lamanja kami doedoek bersama-sama dengan njonja dan toean itoe dalam keréta dan dikeréta api, maka sementara itoe njonja dan sajapoen senantiasa bertjakap-tjakap sadja. Soenggoehpoen kemarin malam soedah poekoel doea belas kami baroe bertjerai pergi tidoer, tetapi njonja roepanja malam itoe djoega telah mentjeritakan sekalian jang diketahoeinja tentang hal kami kepada suaminja.

,,O regén", berkata njonja itoe atjap kali, ,,berikanlah anak-anak toean ini kepadakoe, soeroeh dia pergi ke Betawi. Lepaslah si gadis ini datang kepadakoe, saja sendiri soeka datang mendjempoetnja." Bapak berkata kepada njonja, jang ia soenggoeh telah bermaksoed, dalam tahoen ini akan melepaskan dia pergi ke Betawi: „Tetapi tinggal disana tentoelah diroemah iboenja, boekan, njonja?" Maksoed bapak mengatakan „dia" jaïtoe saja sendiri. Ta' tahoelah saja akan maksoed perkataan itoe, entah main-main sadja, entah sebenar-benarnja?

Njonja soeka jang kami mestilah hendaknja pergi ke Betawi, ialah akan bertjakap-tjakap sendiri dengan orang-orang besar disitoe, oentoek membéla oentoeng nasib perempoean bangsa Boemipoetera. O, Stella, saja berharap jang saja dapat dan boléh membéla itoe dengan baik. Njonja akain pergi ke Bogor, pergi bertanja kepada njonja Roseboom, kalau-kalau njonja besar itoe ada sempat akan mendengarkan tjeritera keadaan bangsa Djawa.

Ketika akan bertjerai, njonja itoe berkata kepadakoe: „Djangan takoet2, selaloe berani dan p e r t j a j a. Keadaan jang hina itoe ta' boléh lebih lama dibiarkan begitoe sadja, sekalian itoe wadjib dan patoet akan diperangai. Djangan tjemas." Stella, sedang bermimpikah atau sedang bangoenkah saja? Adakah soenggoeh2 akan datang peroebahan bagi kami? Boléhkah kami berharap, jang mimpi kami itoe dapat disampaikan dengan sebenarnja? Banjak lagi jang saja dengar. Banjak lagi njonja Directeur mentjeriterakan kepadakoe; tetapi saja ta' berani mentjeriterakannja kepadamoe. Karena sekalian hal itoe masih djaoeh tempatnja, tetapi tjaha jan ja dan sinarnja telah sampailah kemoekakoe. Nanti, nanti, Stella, kekasihkoe, kalau keadaan itoe telah ada dalam tangankoe dan telah koepegang tegoeh2, sehingga ia ta' dapat lari lagi, pada waktoe itoelah engkau dapat mengetahoei, apa jang sebenarnja jang telah koerahsiakan itoe. Saja telah bertanja kepada saudara-saudarakoe, masih hidoepkah saja karena hatikoe sekarang merasa amat beroentoeng dan berbahagia jang tiada berhingga! Berdo'alah engkau oentoekkoe, Stella, moga-moga sekalian itoe djangan hendaknja tinggal tjita-tjita dan kenang-kenangan sadja! Karena ma'loemlah, kalau sekiranja harapan itoe poetoes, mémanglah sematamata ia akan mendoekakan hati benar! Oléh sebab itoe ta' oesahlah saja sekarang terlaloe bersoekatjita benar, karena hal itoe beloem ten toe, dan lagi dalam. hal itoe boléh poela salah djalannja dan boeroek kesoedahannja.

Goeroe sekolah nomor doea akan segera pergi ke Eropah; ta' baikkah menoeroet pikiranmoe, jang goeroe itoe diganti dengan seorang goeroe perempoean? Toean Directeur akan menjoeroeh seorang goeroe perempoean Belanda kemari, toea atau moeda samalah sadja bagi kami; tetapi ia wadjib hendaknja seorang berpengetahoean dan bersopan santoen, jang boléh tempat kami bertanja dan beladjar. Itoelah jang moela-moela dapat diboeat toean Directeur itoe oentoek kami dan kemoedian; o, Stella, fcatkala ia melihat-lihat diroemah hasil pekerdjaan kami seperti: gambar-gambaran, patoeng-patoeng dan sebagainja, maka tiba-tiba bertanjalah ia: „Dapatkah dalam témpoh setahoen lamanja menjediakan sekaliannja itoe, oentoek dipertoendjoekkan pada pasar malam?" Ia merasa sajang sekali jang kami ta' lagi mengirim barang-barang oentoek pertoendjoekan besar di Perantjis. Bésoknja ia berkata, jang ia akan memperbintjangkan dengan meréka jang berkoeasa di Betawi, soepaja pada tahoen jang akan datang dapat diadakan pertoendjoekan peroesahaan anak Boemipoetera di Betawi. „Raden Adjeng mesti mengirim sekalian barang-barang jang telah kami lihat disini."

O, Stella, ta' dapat saja berkata ketika itoe, hanja saja pandang sadja toean dan njonja dengan air mata jang berlinangé-linang dimatakoe, oléh karena kebesaran hati.

Apakah kiranja sebabnja maka kami mendapat sekian banjaknja kasih sajang dan bahagia? Dahoeloe dari pada itoe beloemlah kami mengetahoei njonja dan toean Directeur itoe. Kami hidoep sekarang sebagai dalam mimpi. Bagi kami ta' adalah hari kemarin atau hari bésok, hanjalah jang kami ketahoei ialah hari sekarang, jang bersinar-sinar dengan oentoeng dan bahagia! Kebagoesan jang banjak itoe memeningkan kepala dan menakoetkan hatikoe. O, kebalikannja akan menjedihkan hati kami bila mimpi dan tjita-tjita, jang ada pada kami itoe akan hilang lenjap seperti asap sadja. Setiba saja diroemah, dengan segera saja ambillah kertas dan péna, laloe menoelis sepoetjoek soerat jang riang dan bersoekatjita kepada sahabat kami, njonja Ovink, karena doea tiga hari jang laloe tentoelah ratap tangiskoe telah sampai kepadanja, dan ma'loemlah jang njonja itoe, ialah seorang ma'koe jang baik boedi, haroeslah poela mengetahoei bahwa saja, anaknja, telah tiba-tiba beroentoeng kembali. Ta' sedikit djoega saja bertjeritera kepadanja, sekalian apa jang telah saja tjeriterakan ketika ini kepadamoe; hanjalah saja kabarkan dengan ringkas, jang saja sekarang ada merasa dirikoe sangat beroentoeng, hidoep bergirang hati dan penoeh dengan kesoekaan. Tetapi kepadamoe semoeanja saja tjeriterakan, ketjoeali jang satoe tadi. Engkau berhak mendengar dia, karena sekalian kerdja itoe jang sebenarnja ialah kerdjamoe, tetapi oentoek kebaikankoe. Djikalau saja poetoes asa tentoelah pertolonganmoe jang 'oemoem itoe akan memimpinkoe, adjakan dan boedjoekanmoe itoe akan mengoeatkan hatikoe, sekiranja saja merasa jang saja ta' berdaja lagi. Stella bila saja pernah-pernah dapat memboeat barang sesoeatoe oentoek saudara-saudara saja dipoelau Djawa, tentoelah keadaan itoe semata-mata oléh karena pertolonganmoe.

Saja telah mentjeriterakan kepadamoe, bahasa njonja Ter Horst telah berdjandji kepadakoe, jang saja boléh mengarang dalam soerat kabarnja, oentoek pembéla oentoeng nasib perempoean bangsa Boemipoetera, dan ia berdjandji poela akan menjemboenjikan nama saja, dan akan memperboeat karang-karangankoe nanti sebagai pertjakapan doea orang anak regén perempoean. Njonja itoe soeka memboeat segala apa, jang dapat dikerdjakannja oentoek memadjoekan perkara-perkara jang baik, asal saja soeka mengatakan bagaimana patoet diboeat. O! Stella, Stella, alangkah banjaknja sekarang keriangan jang telah diberikan orang ketangankoe. Bapakkoepoen telah mengizinkan saja poela memboeat itoe. Saja berharap jang Toehan akan memberi saja kekoeatan oentoek mengerdjakannja.

Bantoe serta koeatkanlah saja ini, wahai sahabatkoe! Kirimlah soerat pandjang-pandjang kepadakoe, Stella! Saja beladjar karang-mengarang itoe dengan mengarangkan barang sesoeatoe, jang biasa kedjadian pada hidoep kami sendiri. Seboeah dari pada karangankoe telah keloear dalam soerat chabar „Echo." Nama samaran jang saja pilih, ialah „tiga saudara", karena kami bertiga mendjadi satoe. Tetapi dengan segera diketahoei orang siapa „tiga saudara" itoe. Dalam soerat kabar Hindia „Locomotief" adalah soeatoe poedjian tentang karangan itoe. Hal itoe menggadoeh hatikoe. Sedianja saja lebih soeka jang orang merahsiakan sekalian jang saja karangkan. Koerang senang hatikoe, bila saja diperkatakan orang seperti itoe. Barangkali orang menjangka jang saja mempermain-mainkannja, tetapi betoel-betoel saja ta' soeka kepada poedji-poedjian itoe. Tetapi kabar jang didalam soerat kabar itoe ada kebaikannja, ja, adalah kebaikannja jang amatsangat. Lihatlah, boelan jang laloe doea helai soerat boelanan jang baroe, oentoek bangsa Boemipoetera dikirimkan orang kepada bapa, serta berikoet dengan sepoetjoek soerat, jang isinja meminta soepaja „tiga saudara" soedi membantoe soerat boelanan itoe. Itoelah soerat boelanan jang pertama-tama kali dalam bahasa Belanda, jang telah didirikan oentoek bangsa Boemipoetera. Oetjapkanlah selamat kepadakoe, karena soerat boelanan jang sedemikian telah terbit. Saja berharap, banjaklah hendaknja keselamatan „bahasa Belanda" oentoek bangsakoe, oentoek kami bangsa Boemipoetera. Soerat boelanan jang baharoe itoe haloeannja seperti s.b. Lelie! Boenga Belanda, jang telah menébarkan baoenja dan kebagoesannja sampai ketanah Hindia, tanah jang sedjaoeh itoe! Sekarang soerat kabar „Echo," bertoekar dengan „Nederlandsche Taal"! Engkau tentoe boléh ma'loem, bahasa saja sekarang telah menoelis sepoetjoek soerat, dengan bergirang hati, kepada djoeroe kabar dan orang jang mendirikan soerat kabar itoe (Directeur sekolah Ménak di Probolinggo) dan mengabarkan jang saja maoe mengarang dalam soerat kabarnja. Baroe sebentar ini orang datang membawa balasan soerat itoe kepadakoe. Dalam soerat itoe ia memberi pokok-pokok jang disoekaïnja, jang akan, saja karangkan. Stella, tjobalah engkau ketahoei apa jang moela-moela saja batja dalam soerat boelanan itoem jaïtoe: „Pengadjaran Boemipoetera oentoek anak-anak perempoean,” kemoedian „'Adat² Boemipoetera,” dan achirnja „Kepandaian bangsa Djawa.” Tentoelah engkau akan berkata kepadakoe: „Kartini, djanganlah engkau mengatakan engkau ta' pandai dan ta' tjakap, tetapi katakanlah: „saja soeka.” Sajapoen soeka, Stella, saja soeka dan maoe sekali mentjobanja. Saja berharap amat sangat jang engkau akan menghargaï kekoeatankoe, biarlah djangan berlebih-lebihan. Kalau demikian tentoelah saja akan bekerdja dengan sebaik-baiknja. Jang hendak saja tjeriterakan sekarang lagi, ialah bahasa kami bertiga telah moelaï mempeladjari bahasa Perantjis dengan memakai kitab-kitab peladjaran karangan Servaas de Bruijn. Telah kami tammatkan tiga empat boeah kitab itoe, dan sekarang kami hendak meminta kepadamoe, soepaja engkau mengatakan kepada kami nama-nama kitab pembatjaan dalam bahasa Perantjis jang moedah-moedah jang akan kami batja-batja periangkan hati. Bapak telah memberi izin kami boléh beladjar lagi bahasa Djérman, tetapi bila peladjaran bahasa Perantjis kami habiskan, kemoedian kami berharap akan memoelaï poela mempeladjari bahasa Inggeris. Tetapi pikiran kami bahasa Djérman kemoedian sekalilah. bila kami masih hidoep djoega. Sekarang kami mentjoba membatja soerat-soerat kabar bergambar dalam bahasa Peran­tjis, tetapi membatja dan mengerti itoe doea matjam, boekan? Moela-moela sekali kami telah memboeat salinan jang segila-gilanja, tetapi soekoerlah, makin lama adalah makin bertambah baik. Masih banjak harapan kami. Roekmini adalah bertjeritera pada soeatoe hari jang ia bermimpi dalam bahasa Perantjis, ia bersama-sama dengan Chateaubriand di Louisiana, soeatoe tanah 'adjaib, jang ditjeriterakan oléh Chateubriand itoe. Bahasa Perantjis banjak bersamaan dengan bahasa kami, tentang soesoenan kata-kata dan hoeroefnja sama benar dengan bahasa kami. Sahabat baharoe kami, njonja Directeur, berkata kepada soeaminja: „Saja soeka beladjar bahasa², wahai soeamikoe, betapalah soeka hatikoe kalau sekiranja saja sendiri dapat mengadjarkan bahasa-bahasa itoe kepada si gadis itoe!” Kemarin saja telah mendapat sepoetjoek soerat jang 20 halaman pandjangnja. Alangkah manis isi soerat itoe. Ia berkata, bahasa menoeroet perkataannja, ia akan bertjakap-tjakap lagi dengan kami nanti sekali lagi, dan iapoen pertjaja jang perasaan itoe akan terdjadi. Sajapoen bersama-sama berharap demikian. „Bertanjalah pada waktoe jang akan datang!" kata soeratnja kepadakoe. Dan sajapoen pertjaja soenggoeh, sekiranja engkau dan njonja itoe ada selaloe disisikoe. Soeratnja selaloe memboeat saja mendjadi kemaloe-maloean seperti soeratmoe djoega, engkau dan njonja itoe selaloe berpikir baik oentoek hal keadaankoe. O, moga² djanganlah hendaknja saja akan mengetjéwakan meréka itoe, jang sekian moedahnja telah mempertjajaï saja! Perasaan itoe datangnja dari hati ketjilkoe, sebagai soeatoe do'a dalam waktoe jang soenji dan baik. Soenggoehpoen begitoe, Stella, mémanglah kita ini penoeh dengan lingkoengan teka-teki dan rahsia, apalagi manoesia tiada berhati tetap. Hal itoe boekanlah menoendjoekkan manoesia berpekerti boeroek. Bahwa sanja amat banjak hal keadaan jang boléh mendatangi hidoepnja itoe. Adalah hal itoe jang mendjadikan seorang berani dan ada poela mendjadikan seorang penakoet. Djanganlah lekas disalahi seseorang jang roepanja telah memboeat kelakoean jang hina, sebeloem engkau ketahoei sebab-sebabnja.

Saja amat banjak merasa dalam beberapa hari jang achir ini. Kebanjakan perasaan itoe merawankan hatikoe. Moela-moela saja hampir poetoes asa, karena saja menjangka bahasa mimpi kebébasankoe rasanja dengan tiba-tiba telah dikoeboerkan dengan sedalam-dalamnja, dan saja wadjib dengan sekoeat-koeatnja mengangkat kembali keatas. Setelah itoe datang sahabatsahabat dari Betawi, dan perasaan jang berbahagia melipoeti segenap toeboehkoe, sehingga mendjadikan saja pening dan pingsan karena soekatjita. Waktoe itoe mémanglah saja dalam maboek kesoekaan jang amat sangat, hampir saja ta' dapat bernapas lagi. Terperandjat besarlah jang membangoenkan saja dengan ganas dari maboek kesoekaan itoe. Dalam hal itoe dirikoe sendiri tidaklah koeingat lagi, karena ingatankoe, toedjoeannja hanjalah kepada seseorang jang saja tjintaï amat sangat. Sajapoen laloe mengeloeh dan dipapah.

O, mengapa? Mengapakah soeka dan doeka itoe wadjib selekas itoe bertoeroet-toeroet? Saja ta' dapat memikirkannja, hanjalah merasa sadja kesakitan jang amat sangat itoe dalam hatikoe. Sekarang darahkoe telah poelang kembali seperti semoela dan boléhlah berpikir sebagai biasa.

Kasihan bapakoe jang ditjinta itoe, ia telah banjak benar menanggoeng doekatjita, sebab hidoepnja selaloe membawa ketjéwa jang menjakitkan hatinja. Stella, bapakoe ta' ada lain jang disajanginja lain dari pada anak-anaknja, kami semoeanja boeah hatinja dan penglipoer doekanja. Saja dalam hal itoe sa­ngat mentjintaï kebébasan. O, itoelah jang bergoena oentoek hidoepkoe dan oentoek hidoep saudara-saudarakoe perempoean. Saja soenggoeh soeka sekali menolong adik-adikkoe dan maoelah saja mendjadi koerban masing² meréka itoe, bila koerban itoe mendatangkan kebaikan oentoeknja. Saja pandang keadaan jang seperti itoe sebagai soeatoe kewadjiban jang berbahagia. Tetapi dari pada ketiga saudara itoe, bapakkoelah jang lebih saja tjintaï dan saja sajangï dan badankoepoen terserahlah kepadanja. Stella, engkau tentoe mengatakan penakoet, dan ta' berpikiran jang tetap, benarlah itoe, ta' dapat saja oebah lagi. Sebab bila bapak ta' maoe, jang saja akan mengoerbankan dirikoe, betapa sekalipoen ratap tangis dalam hatikoe, mestilah saja akan menoeroet kata bapakoe. Saja ta' berani lagi meloekaï hatinja jang setia, jang selaloe mentjintaï dan menjajangi saja. Hatinja jang setia itoe telah padalah hendaknja mengeloearkan darah. Soenggoehpoen hal itoe terdjadinja boekannja karena kesalahankoe. Engkau berkata jang engkau ta' dapat mengerti apa sebabnja orang wadjib kawin. Engkau selaloe memperlawankan mesti dengan „maoe". Itoe benar, tetapi saja sendiri ta' dapat memperlawankan itoe, karena tjintakoe kepada bapakkoe boekan sedikit. Apalagi ta' sanggoep saja, karena saja tahoe, perboaatan itoe boléh mendatangkan sengsara jang amat berat kepadanja. Apa-apa sadja jang hendak saja boeat sekarang, boekanlah saja pandang seperti soeatoe „kewadjiban", te­tapi hanjalah kerdja itoe mendatangkan soeka „bapak." Saja menoelis, menggambar, dan bekerdja sekalian itoe karena bapak berbesar hati sebab itoe. Saja akan bekerdja keras dan dengan soenggoeh hati akan memboeat barang sesoeatoe jang baik, jang boléh meriangkan hatinja. Stella, engkau tentoe akan mengatakan saja gila, berlebih-lebihan, tetapi itoelah jang dapat saja perboeat, soepaja bapakkoe tetap menjajangi dan mengasihi saja. Saja tentoelah akan berdoekatjita amat sangat, bila bapakkoe melawani maksoedkoe oentoek mentjari kebébasan, tetapi lebih-lebih lagi doekatjitakoe, bila sekiranja kehendakkoe sampai, dan dalam hal itoe kasih sajang melajang dari toeboehkoe. Kasih sajang itoe mémanglah tiada akan hilang, saja ta' pertjaja ia akan lenjap sama sekali, perboeatankoe itoe tentoelah meroesakkan hatinja. Dari perboeatan orang lain barangkali dapat ia menahan ketjéwa itoe, tetapi dari saja tentoelah akan meloekaï hatinja, karena ia lebih menjajangi dan mengasihi saja dari pada orang jang lain. Kepada bapakoe, tjinta dan sajangkoe boekan boeatan! Stella, alangkah 'adjaibnja halkoe ini? Seorangpoen boléh dikatakan ta' pernah menggoda dan mendoekatjitakan saja, tetapi saja selaloe ada berpenanggoengan. O! perasaan jang dalam, itoelah penanggoengankoe, tetapi ta' lain lagi kehendakkoe ialah penanggoengan itoe. Meskipoen penanggoengan itoe meloekaï hatikoe, tetapi iapoen kadang-kadang memberi bahagia jang ta' ada hingganja kepadakoe. Betapa besarnja bahagia itoe ta' dapatlah poela dikira-kirakan oléh djauhari dan bidjaksana. Augustus 1900 (II).

Saja bertanja kepada bapak: „Sekarang kalau kami ta' boléh pergi kenegeri Belanda, boléhkah saja pergi ke Betawi beladjar 'ilmoe dokter?" Bapak mendjawab dengan ringkas dan baik: „Anakkoe wadjib, ta' boléh meloepakan jang engkau anak Djawa dan sekarang beloem boléh anak perempoean menoeroet djalan itoe ............ boléh djadi 20 tahoen lagi keadaan itoe akan bertoekar, ............ tetapi sekarang beloemlah boléh ............atau kalau ditoeroet djoega tentoelah engkau akan mendapat k e s o e s a h a n, ............ karena dalam hal ini tentoelah eng­kau anak perempoean pertama-tama sekali." Bapakoe tentoelah ta' dapat menentoekan hal itoe dengan sekedjap mata. Bapakkoe tentoelah lebih dahoeloe akan memikirkannja pand jang lébar dan bermoesjawarat dengan orangorang lain. Itoelah soeatoe tanda jang menjatakan, bahasa bapa semata-mata ta' menolak boeah pikirankoe? dan bapapoen tahoe djoega jang saja setiap masa dan ketika selaloe hendak djadi bébas, merdéka dengan tegak sendiri, ia poen tahoe djoega jang saja tidaklah akan beroentoeng dalam hidoep perkawinan seperti 'adat jang lazim sekarang. Setelah itoe saja bertanja lagi: „Tetapi apabila sekolah anak perempoean Boemipoetera jang akan diboeat oléh toean Mr. Abendanon itoe sampai terdiri, boléhkah saja mendjadi goeroe disitoe?"

Dan lagi saja tjeriterakan poela lebih pandjang, apa-apa jang telah diminta oléh njonja Abendanon kepadakoe, dan apa-apa jang lain, jang dikenangkannja djoega.

O, ma', sebagai mendapat goenoeng intanlah saja rasanja, dan seakan-akan terbanglah rasanja saja diawang-awangan, karena kegirangan hati, tatkala koedengar bapak mendjawab: „Itoe baik, itoe bagoes! Itoe mémang boléh engkau kerdjakan!"

Kalau demikian perloelah saja lebih dahoeloe pergi beladjar oentoek pekerdjaan itoe. Saja wadjib tiga empat tahoen beladjar disekolah gerédja, dan kemoedian teroes memboeat oedjian. Sebab kalau sekiranja tiada mempoenjaï soerat tammat beladjar, ta' maoelah saja mendjadi goeroe sekolah.

Bapapoen membenarkan hal itoe, dan meloeloeskan kehendakkoe. O, ma', alangkah beroentoeng saja sekarang ini, ta' pernahlah saja sangka-sangka hal itoe dengan moedahnja sadja dapat diperkenankan oléh bapa. Sepatah djoeapoen ta' ada kata-kata jang keras, pedih dan tadjam dari bapa, meskipoen telah banjaklah jang terpikir diotakkoe karena hendak menjampaikan maksoed ini ............. biarlah, saja terima soekoerlah sekalian itoe dengan hati jang ichlas. Tetapi bapa berlakoe dalam hal itoe njatalah benar-benar dengan lemah lemboet dan dengan kasih sajang. O, sekali-kali ta' adalah sedikit djoea salah sangka-sangkakoe tentang kesajangan bapak kepadakoe, ia merasa dan hidoep betoel-betoel bersama-sama dengan anaknja. Sajapoen ma'loem kalau saja menanggoengkan soeatoe kesoesahan, maka bapak sendiri lebihlah menanggoengkan hal itoe dari pada saja; dan harapannja sama-sama besar dengan pengharapankoe, tentang menantikan soeatoe kepoetoesan jang memberi kebadjikan diatas dirikoe.

O, ta dapat saja rentjanakan betapa hatikoe bersoeka raja, bersimaharadjaléla, waktoe saja mendapat ketentoean jang berbahagia itoe, ja'ni ketika saja mengetahoei, bahasa bapakkoe jang koetjintaï dan akoe sajangi itoe meloeloeskan boeah pikiran, kehendak dan keinginankoe dengan tidak m e n d o e k a k a n dirinja sendiri!

Oléh karena memikirkan bapaklah maka saja merasa dirikoe poetoes asa, dan berboelan-boelan lamanja pikinankoe bimbang dan lemah, ja, takoet-takoetan, karena saja sekali-kali ta' sampai hati akan merawankan hatinja. Sekalian itoe mestilah saja lakoekan demikian, karena saja sekali-kali ta' maoe, ta' soeka merendahkan kehormatan hati dan daradjat kemanoesiaan pelempoean jang ada dalam dirikoe. Saja haroes melawani segala maksoed meréka itoe jang akan menghinakan perempoean. Saja perloe sekali dalam hal itoe, dan ta' boléh berdiam diri sadja. Sebenar-benarnja mémanglah keras dan hébat peperangan dalam hatikoe pada masa itoe. O, bapak sekarang telah berkawanlah dengan saja, karena itoelah kesoesahan jang sebesar-besarnja sekarang telah terhapoes poela, dan alangan jang sebesar-besarnjapoen telah lenjaplah. Karena saja tahoe bahasa bapa ada disisikoe, sekarang saja ta' gentar dan ta' ngeri lagi, melamkan dengan soeka dan riang, dengan langkah jang ringan dan tersenjoem-senjoem dapat pergi menentangi moesoeh.

Sekarang hanja tergantoeng kepada kemaoean dan kesanggoepankoe sendiri sadja lagi, oentoek akan menjampaikan maksoed-maksoedkoe itoe! Harapankoe sangat besar dan keberaniankoe ta' koerang. Ma', tolonglah beranikan hatikoe selaloe! De­ngan segera telah saja minta kepada bapak, boléhkah saja kabarkan kabar baik ini kepada njonja Abendanon, djawabnja: boléh. Pada malam itoe djoega saja toelislah sepoetjoek soerat kepada njonja Abendaaion dan sepoetjoek kepada ma' sendiri.

Sekarang tinggallah lagi soeatoe angan-angankoe, dapatlah kelak didirikan sekolah anak perempoean itoe, tetapi dalam hal itoe saja poetoes asa. Beberapa tanda-tanda telah membajang, menjatakan bagaimana soesah orang-orang' jang berpangkat tinggi, hendak mempertinggi kedoedoekan doenia bangsa Boemipoetera dan hendak memantjarkan tjahaja kedalam 'alam perempoean bangsa Boemipoetera dan hendak mengeloearkan perempoean-perempoean itoe dari keadaan jang penoeh berloemoer dengan kesengsaraan. Biarlah orang-orang jang berpangkat tinggi seperti itoe sekarang masih beloem banjak didapati.

Di Djokdja kami pergi mengoendjoengi njonja Ter Horst sebagai jang telah saja kabarkan, kepadla njonja. Ia amat baik dan peramah, didjempoetnja kami dari setasioen, tetapi ia ta' bertemoe dengan kami disetasioen itoe, karena kami telah toeroen dari keréta disetasioen lain, dan diroemahnja disediakannjalah makan-makanan oentoek kami. Kami datang kepadanja hanja hendak berdjabat tangan sadja, tetapi ia banjak hendak berbintjang dengan saja. Ia bertjeritera kepadakoe bahasa residén de B, jang beloem lagi mendengar maksoed toean Mr. Abendanon, telah bermaksoed dengan soenggoeh-soenggoeh, hendak mendirikan seboeah sekolah oentoek anak-anak perempoean daiï kepala-kepala bangsa Boemipoetera. Maksoed itoe seboléh-boléhnja dilangsoengkan dengan pertolongan Pemerintah, kalau tidak dapat, dengan pertolongan partikoelir sadja. Residén itoe meminta kepadanja akan mengatoerkan maksoed itoe, dan setelah itoe boléhlah residén itoe sendiri nanti meneroeskan pekerdjaan itoe, laloe saja terangkan, bahwa barang sesoeatoe jang baik tentang pengadjaran dan penge.tahoean oentoek anak-anak perempoean hendaklah disama ratakan sadja, meski oentoek anakanak kepala-kepala jang berpangkat tinggi, atau jang berpangkat rendah, sóepaja kema'moeran dan boedi pekerti anak negeri djadi bertambah-tambah dalam dan lébar.

Bahwa sanja mémang adalah orang jang berhadjat dengan soenggoeh-soenggoeh hendak memberi pengadjaran oentoek anak-anak perempoean bangsa Boemipoetera. Bila oesaha toean Mr. Abendanon oentoek mendirikan sekolah anak perempoean itoe ta' sampai, tetapi saja harap Allah akan menolongnja akan menjampaikan djoea maksoednja, dan tentoelah saja tidak akan mendjadi goeroe, saja minta kepada njonja, jang njonja tidak membiarkan saja sendiri sadja, boekajn ma'? Dan soekakah njonja poela menolongkoe memintakan saja izin kepada bapak, soepaja saja boléh beladjar mendjadi dokter? Atau ta' soekakah toean kedoea saja mendjadi dokter itoe? Kalau toean soeka maka toean kedoealah jang dapat memintakan itoe kepada bapak.

Semendjak petang jang ta' moedah diloepakan itoe, kasih bapak doea kali lebih ganda kepadakoe. Bitjaranja sangat lemah lemboet, dirabanja kepalakoe dan dipeloeknja dengan kedoea tangannja, seolah-olah tangannja itoe hendak melindoengi saja dari ketjelakaan jang akan datang.

Saja ketahoei sekali itoe, dan saja rasa kasih sajangnja jang tiada berhingga itoe, sebab itoelah saja mendjadi mandja dan berbahagia benar! Sedjak kami kembali dari Betawi, adalah perasaan kami sekarang, seolah-olah kami poelang keroemah, hanjalah akan melepaskan lelah dan pergi berdjabat tangan sadja, setelah itoe hendak terbang kembali ............ Kemana????? Saja sekarang hendak merasai benar-benar kesedapan tinggal diroemah, karena dimana djoeapoen di'alam ini tiadalah sebaik tinggal di­roemah orang toea sendiri, dan hal itoelah jang telah menimboelkan terima kasih dalam hatikoe, apabila ésok atau loesa saja meninggalkan roemah orang toeakoe; pergi itoe tentoelah dengan berkat do'a bapakoe. Saja harap soenggoeh-soenggoeh, demikianlah poela hendaknja dengan saudara-saudarakoe jang lain.

Dahoeloe saja beladjar adalah dengan moedah............. saja ta' pernah tertjétjér dibelakang............. tetapi antara dahoeloe dengan sekarang telah amat lama. Sekalian jang telah saja pelajari disekolah peroebel, saja telah loepa. Waktoe 'oemoerkoe doea belas setengah tahoen, tatkala itoelah saja meninggalkan sekolah itoe. Tetapi kalau m a o e, hampir semoeanja boléh dapat, boekan, ma'? Dalam segala hal saja akan mengoesahakan diri dan akan bekerdja keras. Do'akanlah saja oléh toean kedoea. Moga-moga hatikoe tetap selaloe, tjoekoep dengan kemaoean dan keberanian jang hidoep, hai kekasihkoe! Sekarang semoeanja dengan toeloes dan ichlas telah saja tjeriterakan kepada toean, o, ma'koe! Bagaimana pikiran toean ke­ doea tentang sekalian hal itoe? Katakanlah dengan terang kepadakoe boeah pikiran toean kedoea, saja s e m a t a - m a t a a n a k t o e a n, dan toean tahoe, betapa besarnja saja hargaï boeah pikran toean kedoea.

Saja menoelis soerat dengan kepertjajaan sesoenggoeh-soenggoehnja, bahasa ta' adalah orang jang lain, jang lebih mengindahkan hal keadaankoe, hanjalah toean kedoea. Hal itoe berhoeboeng koeat dengan nasibkoe piada waktoe jang akan datang. Lain dari itoe sajapoen tahoe djoega, bahasa saja setiap wak­toe boléh datang kepada toean kedoea, akan meminta nasihat, pertolongan dan pergi melipoerkan hati. Oléh karena itoelah kelak saja akan datang kerap kali kepada toean.


7 October 1900 (VIII).

Saja menanti waktoekoe dengan sabar. Apabila waktoe itoe datang kelak, disitoelah nanti orang akan melihat, jang saja boekanlah soeatoe benda jang ta' ada bernjawa, tetapi ialah sebenarnja seorang manoesia, jang berotak dan berhati, ada berpikiran dan ada berperasaan. Mémang mendjadi soeatoe kelobaan jang terlampau kepadakoe, karena saja akan mendjadikan njonja seorang kawan jang sama-sama bepertjintaan. Pertjintaan itoe koetaroeh, koesemboenjikan dalam kalboekoe dan mendatangkan keriangan kepadakoe, tetapi kepada njonja, njonja mendjadi..........................kedoekaan! Djadi doekatjita itoelah jang saja berikan kepada sekalian meréka jang sajang kepadakoe! O, sekarang maoelah saja berteriak keras mengatakan kepada njonja, karena saja sangat tjinta kepada njonja: „Lepaskanlah saja, dan tariklah diri serta kasih njonja kembali dari saja! Boeanglah saja dalam ingatan toean! dan dari hati njonja! Biarkanlah saja berperang sendiri! O, Allah Toehan jang kaja, roepanja tiadalah njonja tahoe berapa dalamnja dan besarnja loebang, jang njonja hamboeri karena njonja mengasihikoe! Biarkanlah saja sendiri! Biarkanlah saja selaloe soekoer kepada Allah, karena saja telah menerima kasih sajang dan pertolongan dari njonja; bahwa njonjalah djoea jang menjimpangkan djalan hidoepkoe kedjalan jang telah njonja taboeri dengan intan permata dan boenga-boengaan. Misalkanlah perdjoempaan kita jang soedah² sebagai kapal-kapal jang bersaboeng dilaoetan loeas, pada malam gelap goelita. Kita berdjoempa dalam kelam, beri-memberi selamat dengan riang, kemoedian tampaklah djediak kapal dimoeka air, dan sesoedah itoe hilanglah sekaliannja! Tetapi saja takoet, saja tahoe bahasa njonja ta' s a n g g o e p berboeat sedemikian, meskipoen njonja boléh berboeat lakoe begitoe. Lebih baik ta' oesahlah saja pandjangkan kalam tentang itoe. ..................................................................................

Beloem berapa lamanja telah laloe iboe dengan siaja mempertjakapkan hal ihwal perempoean, dan dalam pertjakapan itoe saja njatakanlah kepadanja, bahasa ta' adalah jang lebih menghiboerkan serta menarik hatikoe, dan ta' lain jang saja ingini, lain dari pada maksoed hendak mentjari penghidoepan oentoek diri.

Iboe berkata: „Tetapi sampai sekarang beloem seorang djoega diantara kita jang berboeat sedemikian."

„Kalau begitoe mémang telah datang waktoenja sekarang, jang kita akan berboeat sedemikian," djawabkoe poela.

„Tetapi engkau telah tahoe, bahasa segala permoelaan itoe soekar adanja, tahoekah engkau lagi bahwa tiap-tiap oiang jang bermoela memboeat sesoeatoe pekerdjaan, amat soesah oentoeng nasibnja? Ketjelaan, ketjéwa, datang berganti-ganti dan banjaklah poela penggodaan jang akan menimpanja, tahoekah engkau sekaliannja itoe?" kata iboe.

„Ja, tahoe keadaan itoe! Hal-hal jang sedemikian boekan kemarin dan sekarang sadja telah terkandoeng dalam kal

ALOEN-ALOEN DI DJAPARA.

boekoe, tetapi telah bertahoen-tahoen lamanja," djawabkoe poela.

Apakah kebaikannja kepadamoe? Adakah ia mentjoekoepi nafsoemoe? Dapatkah ia mendjadikan engkau beroentoeng?" sahoet iboe poela.

Saja tahoe bahasa djalan jang akan tempoeh itoe banjak kesoekarannja, penoeh dengan batoe, doeri dan randjau, banjak berloebang-loebang berisi dengan benda jang roentjing dan tadjam, lagi berkélok-kélok dan berloempoer, ja, sebab djalan itoe ........... masih beloem ditebas orang! Meskipoen saja karena menempoeh djalan itoe tiada akan beroentoeng, ataupoen karena itoe saja akan meninggal doenia ditengah djalan, biarlah, senanglah hatikoe berpoelang kerahmatoe'llah dengan tjara sedemikian. Apabila djalan itoe kelak terboeka dengan oesahakoe, meskipoen dalam hal itoe dirikoe sendiri akan mendjadi koerbannja, sajapoen akan bersoekatjita, karena saja ketahoei, jang saja telah memboekakan soeatoe djalan, jang boléh membawa perempoean-perempoean bangsa Boemipoetera kepadang kebébasan dan pandai tegak sendiri dalam hidoep bersama-sama. Alangkah sjoekoernja saja kepada Allah, djika orang-orang toea anak-anak perempoean jang lain, menggemari poela hendak tegak sendiri, ta' pernah akan berkata kepada anak perempoean: ,,Beloem ada seorang djoega diantara kaoem keloearga kita jang telah berboeat seperti itoe."

Soenggoeh 'adjaib sekali, karena waktoe saja mengeloearkan kata-kata itoe, saja ta' sedikit djoega merasa takoet atau ngeri dan gentar, melainkan hatikoe ketika itoe betoel-betoel berani dan sabar, sajang hatikoe jang bodoh dan gila ini menjebabkan poela dalam hal itoe kepiloean jang amat sangat.

October 1900 (II).

Saja soeka beladjar oentoek mendjadi goeroe, hendak mendapat doea boeah diploma jaïtoe diploma goeroe bantoe dan diploma goeroe kepala dan dalam itoe hendak saja peladjari lagi perkara keséhatan toeboeh, baroet-membaroet orang loeka dan mendjaga orang sakit.

Dan kemoedian sekali baharoelah kehendak saja beladjar oentoek memperoléh diploma ja'ni diploma bahasa, bahasakoe sendiri. Dan setelah kami tammat beladjar, maka kami berdoea akan mendirikan sekolah oentoek anak-anak perempoean kepala-kepala negeri. Saja terlaloe soeka beladjar dinegeri Belanda, karena tanah Belandalah jang sanggoep melengkapkan saja dalam segala hal, oentoek pikoelan jang' berat dan besar, jang hendak saja pikoelkan kebahoekoe. ..............................................................

Telah kerap kali selama hidoepkoe, saja merasaï bahwa laloenja kehendak hati itoe kebiasaan bersama-sama dengan keloekaan hati.

Roepa-roepa kedjadian dalam waktoe-waktoe jang laloe telah menjatakan, jang kita manoesia hanja memikirkan, dan Allah djoealah jang mendjadikan. Sekaliannja itoe hendaknja mendjadi kiasan bagi kita manoesia, jang ta' loeas pemandangan, ja'ni kiasan, soepaja manoesia itoe djangan terlampau berbesar hati sekali mempertjajaï dirinja sendiri sadja, mengirakan bahasa kita betoel-betoel mempoenjaï „k e m a o e a n" sendiri sambil meloepakan Allah.

Mémang adalah soeatoe k e k o e a s a a n, jang lebih keras dan lebih koeasa dari pada kemaoean sekalian manoesia, di'alam ini. Soenggoeh sia-sialah orang jang membesarkan dirinja dan menjombong mengatakan: kemaoeannja besar dan keras sekeras besi!

Hanjalah s e s o e a t o e sadja kemaoean jang wadjib dan patoet kita poenjaï ja'ni: kemaoean memoeliakan dia, Toehan jang baik!

Ta' oesahlah saja katakan kepada njonja, karena njonja sendiri telah tahoe bahasa kami kedoea sangat berharap dan beringin hendak bertemoe lagi dengan toean kedoea di Semarang atau ditempat lain. Pertemoean itoe sangat kami ingini, o, kekasih kami jang ditjinta, tetapi keinginan kami ta' dapatlah kami mengharapkan soenggoeh-soenggoeh. Hanjalah kami berharap dan meminta, Allah akan mengaboelkan tjita-tjita kami itoe! Tentoelah telah banjak peroebahan dalam hati kami, maka kami berkata sedemikian.

Ja, amat banjaklah soedah, jang beroebah dihati kami, boekan boeatan banjaknja!

O, ma', kami ta' dapat mengatakan kepada toean betapa girang dan terima kasih kami, karena kami telah berkenalan dengan njonja van Kol.

„Orang jang sebaik-baiknja dan sebagoes-bagoesnja, ialah machloek jang lemah dan moerah hatinja," kata njonja itoe...

Dan kami tambah lagi: „Manoesia itoe bersifat fana!" Djangan harap kepada manoesia!............ Boekantah ta' salah sekalian itoe saja katakan kepada njonja, karena tempat kami berharap ialah manoesia?........... kami mentjari kekoeatanpoen pada manoesia djoega............ Segala kedjadian-kedjadian jang kami rasaï dalam hidoep kami pada tahoen-tahoen jang achir ini, menjatakan kepada kami betapa kami telah menempoeh djalan jang sesat. Kami banjak mengoetjap terima kasih kepada Nellie van Kol, karena ia telah menoendjoekkan kepada kami djalan jang sebenar-benarnja kepadang kebébasan.

Ta' ada seorang manoesia jang bébas apabila kasihnja telah tertoempah kepada seseorang jang lain. Berharap kepada seseorang artinja menjerahkan dirinja djadi tawanan kepada orang itoe. Djalan kepada Allah dan kepadang kebébasan jang sebenarnja hanjalah seboeah sadja. Siapa jang memperhambakan dirinja kepada Allah, tidaklah ia mendjadi tawanan orang, melainkan ialah sebenar-benarnja orang jang bébas.

Dalam beberapa hari ini adalah sesoeatoe jang ta' menjenangkan hatikoe, jang mendjadikan kami poetoes asa, sebeloem peroebahan Allah datang.

Tetapi sekarang kami pegang tegoeh-tegoeh tangan peroebahan itoe, dan kepadanja kami tentangkan benar-benar mata kami, dengan tiada menoléh-noléh kekiri dan kekanan. Ia tentoelah akan mengemoedikan kami poela......... menimbang hal keadaan kami dengan kasih sajang.......... Waktoe itoelah waktoe jang gelap akan mendjadi terang, dan angin riboet akan mendjadi angin jang lemah lemboet.

Sekalian jang mengelilingi kami tinggallah seperti sediakala, tetapi bagi kami tidaklah rasanja dia seperti dahoeloe lagi. Peroebahan jang sebenarnja telah ada dihati kami, peroebahan itoe menjinari sekaliannja, dengan tjahaja jang terang. Damai dan sentosa timboellah dihati kami.......... Ma', kami sekarang beroentoeng dan berbahagia.

Bahagia itoe boekanlah dengan bergila-gila dan bersorak-sorai, tetapi ialah dengan damai, sabar dan insaf.

Boekan kepalang soeka hati kami hendak memperbintjangkan hal itoe sekaliannja dengan njonja. Toean van Kol........telah mengirimkan kepada kami setjarik ketjil kojakan soerat ïsterinja dan terseboetlah dalamnja „tetapi sekali-kali djanganlah maoe mengangkat diri! karena segala kemoeliaan semata-mata ialah rahmat Allah!" Sesoeailah dengan jang telah atjap kali dikatakan iboe kepada kami. Peringatan itoe amat bergoena kepada kami, sebab semendjak ketjil kami selaloe hidoep didoenia dengan mandja dan penoeh poedjian.

Kepada kami, teroetama kepada kami bergoena amat peringatan itoe oentoek mendjaoehkan kami dari penjakit mengangkat diri itoe, karena ialah soeatoe gosong tempat kapal terdampar dan berbahaja, bila njawa manoesia berpoelang; kerahmatoe'llah!

Kami selaloe mendo'a meminta kodrat dan kekoeatan, soepaja dapatlah kami dengan sempoerna menanggoeng soeka dan doeka. Lebih-lebih oentoek kesoekaan hati, karena dalam soeka itoe biasanja adalah penggodaan jang besar. Kebanjakan kapal-kapal jang bermoeat dengan hidoep anak-anak moeda beroebah haloeannja, bila sadja angin riboet kesoekaan telah datang menghamboesnja, dan pada waktoe itoelah poela ia kerap kali segera tenggelam! Alangkah sombongnja perkataankoe, boekan. Bila njonja bertemoe dengan saja nanti, hélakanlah telingakoe.

Betapalah gerangan perasaan kita kedoea belah pihak, bila kita nanti dapat bertemoe lagi! Saja tahoe rasanja apa jang moela-moela akan njonja katakan kepadakoe: „Hai 'nak, alangkah gemoeknja engkau sekarang!" Saja mendjawab dengan berbisik kepada njonja: „Dimoekakoe roepanja saja telah mendjadi toea, tetapi dihatikoe adalah tertoelis dengan hoeroef emas, kata: tjinta, jang senantiasa tinggal tetap, selaloe moeda."

  • *

1 November 1900 (VIII).

Kabar baik!

O, saja amat beroentoeng dan berbahagia! dan saja tahoe o e n t o e k m e n d j a d i g o e r o e! oetjapkanlah kepadakoe selamat! Peloeklah saja dalam kenang-kenangan njonja, pandanglah bahagia jang bertjahaja-tjahaja jang keloear dari matakoe! Saja telah bertjakap dengan bapak dan bertjeritera kepadanja, apa jang telah njonja minta kepadakoe dahoeloe, ketika njonja masih tinggal disini! Bapakpoen soeka memperkenankan hal itoe! Soeka sekali mengaboelkannja! Sekarang boléhlah saja doedoek dibangkoe sekolah, soepaja nanti saja boléh lagi berdiri dimoeka bangkoe itoe, bila telah ada berhak memperboeat demikian.

B o l é h dan m a o e ! m a o e dan b o l é h ! ta' ada jang sebagoes soesoenan kedoea kata itoe! dan dengan kata „tjakap" sempoernalah dia mendjadi tiga sedjoli!

M a o e artinja t j a k a p , boekan?

O, saja boléh! saja boléh, saja boléh pergi b e l a d j a r jang toean kedoea akan beriang hati mendengarkan oentoeng bahagiakoe itoe.

Sekarang betoellah saja beloem mendjadi a p a - a p a, tetapi nanti boléh saja mendjadi barang sesoeatoenja, soenggoeh senang sekali! „Berharaplah, pertjajalah dan hendaklah berani!"

Ketiga kata-kata itoe, ja'ni kata-kata njonja jang selaloe saja kenang-kenangkan, dan selaloe kata-kata itoe setia mengiringkan saja, ketika saja tadi pergi menghadap bapak dan bertjakap dengan dia.

Saja amat sabar dan riang sedikit waktoe itoe, soenggoeh poen lebih dahoeloe saja telah merasa, jang pertjakapan itoe akan baik kesoedahannja. Bapak menjoekaï benar pikirankoe, hendak mendjadi goeroe disekolah oentoek anak-anak perempoean itoe. Alangkah lemah lemboet bapak berkata ketika itoe dengan saja! O, tiadalah saja salah sangka akan dia, jang ia menjanjangi anaknja dan mengerti benar-benar akan kehendak si anak itoe.

Dahoeloe saja telah berdiri ditepi tebing jang amat tjoeram, dan telah menéngok keloerah jang dalam, dengan gelap goelitanja! Sekalian itoe waktoenja telah terlampau! Tjinta kasih sajang telah melompatkan saja keseberang loerah jang dalam itoe.

Maoelah rasanja saja memeloek doenia ini, karena kesoekaan hati jang sebenar-benarnja itoe.

Izin dan berkat dari bapak itoe telah saja djoendjoeng tinggi, dan itoelah sebabnja maka segala 'aral besar-besar jang melintang djalan hidoepkoe jang akan datang, sekarang telah hilang dan hapoes.

  • *

2 November 1900 (II).

Soeatoe rahsia jang penting sekali hendak koebisikkan kepada njonja, kekasihkoe jang ditjinta, saja berharap sangat dan pertjaja, jang rahsia ini sedikit hari lagi ta' a k a n m e n d j a d i r a h s i a l a g i! O, saja sangat beroentoeng! Peloeklah saja dengan kedoea belah tangan, dan rengkoehlah moekakoe kehati njonja, tjioemlah kepalakoe dan oetjapkan selamat kepadakoe, o kekasihkoe! Boekanlah kenang-kenangan jang hampa dan tidaklah mimpi jang kosong jang saja kedjar itoe, dengarlah oléhmoe, ma', saja telah m e m b é b a s k a n dirikoe dan boléh t e g a k s e n d i r i! Saja boléh mendjabat pekerdjaan! Sedjak kemarin saja merasa dirikoe seakan-akan ta' hidoep lagi, tetap, rasanja tempatkoe djaoeh dari roemah ja'ni dalam soerga bahagia dan rahmat!

Saja boléh! Saja boléh! Saja boléh! telah beriboe-riboe kali saja oelangi kata itoe dan selaloe hendak saja oelangi lagi.

O sekalian anggotakoe toeroet beriang hati, bersoeka raja, hal itoe tentoe dapat njonja ma'loemkan, boekan, ma'? Njonjalah jang mengenal saja sampai kedalam hati ketjilkoe, dan njonjapoen tahoe poela bahasa beloem lama antaranja angin riboet telah melanggar hatikoe, ketika itoe betoellah dia mendjadi soeatoe kesengsaraan bagikoe jang telah saja perangi dengan hebat. Tetapi semoeanja itoe adalah mendatangkan kebaikan bagikoe, peperangan jang hébat dalam hatikoe itoe telah mengoeatkan saja!

O, ma', djikalau perkara di Betawi dan di Modjowarno telah selesai, tentoelah akan moelai peperangan jang hébat bagikoe. Kedoea tempat itoe menghéla hatikoe; pihak jang satoe karena dekat pada njonja, dan dapat bersama-sama dengan saudarakoe, jang tentoe akan datang ke Modjowarno, bila kabar jang kami terima nanti tentang halkoe, kabar baik.................. disana negeri ketjil, djaoeh dari rioeh rendah seperti dikota, dan djaoeh dari asoeng fitnah manoesia dan diam ditengah-tengah meréka, jang berhati soetji dan bersih, jang hidoep dalam oedara jang soetji, sambil berkasih-kasihan sesamanja manoesia........dan pihak jang satoe lagi...........?

„Barang soeatoe dengan moedah dan kemalasan boléh didapat, ta' adalah jang lama boléh berharga dan lama boléh memberi soekatjita oentoek kita," kata njonja Abendanon. Tetapi ta' oesahlah saja petjahkan kepalakoe oentoek pemilihan itoe. Perlahan-lahan dan dengan sabar boléhlah djoega kita sampai ketempat jang kita toedjoei, apalagi pekerdjaan jang gopoh-gapah biasanja melambatkan. Biarlah saja dengar sadja soeara, jang dibisikkan oléh kalboekoe, dan apa-apa kata soeara itoe akan saja bandinglah dengan pikiran jang keloear dari otakkoe. Baikkah dilakoekan sedemikian, ma'?