— 707 —
ini djahanam jang tiada mengarti kamatian, maka
sebagi orang edan kau mengatjo di sini! Apa kau
kemasoekan setän alas, monjet?! Boeat laen
orang, soeda tentoe gampang kena kau poenja perkata'an djoesta, tapi bagi akoe, tiada. Tida sekalikali akoe boleh perijaja kamoe poenja pembitjara'an jang berarti mempitena!"
Song Sie keparat djadi sanget ketakoetan, matanja djelalatan ka sana sini, sebagi djoega tikoes jang sedeng mentjari lobang aken menjingkir dari terkemannja koetjing. Tapi biarpoen begimana djoega boeat bisa singkirken diri dari itoe tempat,inilah tiada bisa.
„Apa kau tiada taoe monjet!" kata Gie soe poela. Itoe Tin Kok Ong ada sala satoe orang moelia, jang haroes di bilang ada djadi tiangnja karadja'an Song. Di timoer ia melakoeken kewadjiban sebagi generaal jang tiada takoet mati,dengen kegagahannja ia soeda mendapet daera Salatan, dan dengen katjerdikannja jang tiada ada bandingannja ia soeda menaloekin Pak An Ong. Tiga poeloe taon lamanja ia tiada meliat roema tangganja sendiri, ia selaloe ada hadepken pengadoeau djiwa boeat membela negri, boekan berpoeloe boekan beratoes, hanja soeda bertoempoek-toempoek ia poenja djasa pada negri. Tegesnja baek tingkatan, baek pangkat dan pahalanja, tiada ada sa-orang di ini masa jang bisa timpalin."