Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/149

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 708 —


„Orang jang begitoe moelia, serta ada mempoenjai banjak pahala, hingga bole di bilang ada djadi wali negri, apa kau kira ia begitoe hina bikin persariketan dan berhianat pada radjanja sendiri! Oh bangsat, akoe tiada bisa anggep laen tjara, selaennja omonganmoe itoe ada bersifat mempitena!" Souw Gie-soe oendjoek betoel betoel moerkanja. „Banjak perkara akoe bisa lebak tentang kau poenja berlaloe dari kota Gan Boen Koan dan mengatjo disini. Denger; bole djadi kau ada menaro sjak hati sama Ko Kong, maka kau atoer tipoe kedji aken pilena padanja; barangkali kau ada melanggar kesalahan jang terantjem dengen hoekoeman, dan sebab takoet di hoekoem kau soeda melariken diri dari sana; doega'an laen lagi dan jang membikin akoe menaro tjoeriga lebi besar, bole djadi kau soeda trima oewang sogokan dari laen orang jang mendjadi satroenja Ko Kong. adjar kamoe tjerita begitoe, soepaja itoe orang boediman di hoekoem mati!"

Sedeng berkata-kala begitoe, ampir tiada soedanja Souw Gie-soe meliatin moeka dan gerak-gerakannja Song Sie. Ini pembesar teroesken bitjaranja lebi djaoe: „Baroesan kau bilang, kamoe soeda tjoeri denger pembitjara'annja Ko Goanswe dan Pak An Ong dari selat djendela, ini omongan sekali-kali akoe tiada bole perijaja. Sembarang orang sampe mengarti tiada sembarang orang bole