Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 02.pdf/45

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

-hiap dengan suara jang menjeramkan. Ho Ho tidak bisa bergerak untuk melarikan diri ditangan djago aneh ini, jang tampaknja sikapnja ugal-ugalan. Maka dari itu, selain hatinja tergontjang berdebar keras. Ho Ho tjuma bisa mendelik mengawasi Peng Bin Koay-hiap dengan mata jang melotot besar sekali.

Sedangkan Peng Bin Koay-hiap telah menempelkan mata pedang itu pada hidung Ho Ho, lalu perlahan-lahan dia menotongnja!

Darah seketika itu djuga mengutjur keluar dan dihidung Ho Ho djuga sedikit demi sedikit terpotong. Kedua bibir hidungnja itu hampir putus dan bisa digojang-gojangkan tidak menempel pada tempatnyja semula.

Ho Ho menderita kesakitan jang luar biasa sekali, dia djuga kaget, karena kalau sampai hidungnja itu terpoteng putus, bukankah untuk selandjutnja dia akan merupakan seorang manusia tanpa hidung?

„Manusia djahat? Manusia kedjam!” teriak Ho Ho dengan gugup. „lblis kedjam jang tidak berperikemanusiaan — — — aku tidak akan melupakan sekit hatiku ini — —!”

„Hehehehehehe — —” Peng Bin Koay-hiap telah tertawa mengedjek begitu sadja, malah dia telah meaggerakkan pedang ditahgannja itu lebih keatas memotong hidung Ho Ho lebih kedalam, sehinggs Ho Ho achirnja karena terlalu sakit, telah berteritak: „Aduhhhhh!” dan disusul oleh makiannja-

L.M.Arwah—2

45