Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 02.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

jang kalang kabut.

Sam Tiong Gie tertawa mengedjek lagi, mahusia bermuka djelek ini telah menahan pedangpja untuk tidak memotong putus hidung Ho Ho, dia mengawasi Ho Ho dengan tadjam.

„Bagaimana?” tegurnja dengan bengis „Apakah kau mau mendjadi muridku, maka aku masih bisa mempunjai kesemptana untuk mengobati luka pada hidungmu itu agar jangan sampai menjadi manusia yang bertjatjad!”

Ho Ho tidak segera menjahuti.

Botjah ini djadi berpikir, kalau memang dia berkeras kepala dan tetap tidak mau menjerah atas penjiksaan dirinja oleh Sam Tiong Gie; pasti untuk selandjutnya dia akan mendjadi manusia yang bertjatjad, karena Sam Tiong Gie jang tampaknja bengis dan kedjam itu tidak akan berlaku murah hari membatalkan maksudnja untuk memotong habis hidungnja itu!

Tetapi kalau memang Ho Ho menjerah, pasti hatinja tidak mengidjinkan, karena biarpun sampai mati, dia tidak akan menjerah kepada orang jang memperlakukan dirinja begitu kasar dan keras. Hatinja keras sekali dan dia selalu tjepat tersinggung oleh sikap kasar dari seseorang.

46

L.M.Arwah—2