Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 02.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

an jang tadjam sekali disaat tangan Peng Bin Koay-hiap lewat menjerempet kurang lebih hanja satu dim — — —!

Peng Bin Koay-hiap menghela napas dengan wadjah Jang muram sekali.

„Sebetulnja kau memang harus mampus, tetapi ― — tetapi — — biarlah untuk sementara waktu kau hidup dulu!” sahut Peng Bin Koay-hiap Sam Tiong Gie dengan suara yang ragu-ragu.

Ho Ho tertawa dingin mengedjek..

„Mengapa harus begitu?” tanjanja dengan suara jang tawar. „Hmmm — — kalau memang benar-benar kau ingin membunuhku, untuk apa ditunda tunda lagi?”

„Hehehehehe — — tunggulah sebentar!” kata Peng Bin Koay-hiap sembil tertawa bengis menjeramkan. „Lihat sadja, nanti djuga kau akan mengetahui — — dijsaat itu, biarpun kau menangis. toch tetap sudah terlambat— —!” dan setelah berkata begitu, Peng Bin Koay-hiap telah membalikkan tubuhnja dan dengan terbongkok- bongkok menghampiri sebuah medja disebsrang ruangan tersebut, diatas medja mana tampak menggeletak sebuah sisi . Diambiinja pedang tersebut.

Ho Ho djadi berdebar djuga hatinja, dia djadi menduga-duga apa maksud dan apa jang akan dilakukan oleb manusia bermuka djelek dan tampaknja berbati kedjam dan bengis sekali?

38

L.M.Arwah—2