Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 02.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

karena dia sedang dalam keadaan murka jang bukan main, dan djuga mukanja dingin pagaikan es, sama seperti gelarannja itu, matanja mendelik besar sekali.

Namun disaat telapak tangannja itu hanja tertinggal empat atau lima dim lagi dari batok kepala Ho Ho, mata mereka saling bertemu, hati Peng Bin Koay-hiap entah mengapa dijadi tergontjang hebat, dilihatnja mata Ho Ho begitu bening dan bagus, djuga pada mata botjah tersebut tidak terpantjar perasaan takut sedikitpun, sikapnja tenang sekali. Peng Bin Koay-hiap djadi ragu ragu, tetapi untuk menarik pulang serangan telapak tangannja itu djelas sudah tidak keburu lagi, karena batok kepala He Ho hanja terpisah empat dim sadja lagi.

„Plaaaakkkk!” terdengar suara jang keras sekali.

Ho Ho masih mengawasi Peng Bin Koay-hiap dengan sorot mata jang tadjam dan mulut jang mengedjek.

„Hmmm — — mengapa kau tidak msneruskan seranganmu untuk memetjahkan kepalaku ini?” edjek Ho Ho.

Ternjata, disaat jang gawat itu, Peng Bin Koay-hiap telah berubah pikiran, dia telah mengolengkan telapak tangannja, dan menghantap udjung pembaringan itu sampai sembal! Ho Ho hanja merasakan betapa keningnja itu seperti tersambar angin serang-

L.M.Arwah—2

37