Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 02.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Sedangkan Peng Bin Koay-hiap. telah mentjabut keluar pedang pandjang itu dari kerangkanja, dia mengawasi pedangnja tersebut sesaat lamanja sambil memperdengarkan suara tertawa hebehenehehe jane menjeramkan sekali.

„Pokiam (pedang mustika) jang bagus! Hmmmmm; hari ini aku akan menghirup darah segar ― — —!” guman Peng Bin Koay-hiap dengan suara jang menjeramkan,

Ho Ho jang meindeacar suata guman dari manusia bermuka djetek itu segera djuga dapat menduga. tentunja Peng Bin Koiy-biap ini bermaksud ‘menjiksa dirinja atau membunuh dirinja dengan menggunakan pedangnja itu. Botjah ini djadi menggidik. Kalau memang Peng Bin Koay-hiap ini menggunakan péedangnja untuk lantas membunuhnja, Ho Ho memang tidak djeri, karena dia toch akan segera mati, namun kalau memang manusia kedjam ini akan menjiksanja dulu sebelum dia mati, maka inilah hebat sekali kesudahannja! Pasti dia akan ménderita luar biasa mendjelang Kematiannja dibunuh oleh manusia bermuka jelek jang tampaknja berhati djahat!

Sedangkan Peng Bin Koay-hiap telah Memutar tubuhnja, dia melangkah perlahan-lahan menghampiri kearah pembaringan dengan muka jang menjeramkan sekali.

L.M.Arwah—2

39