Halaman ini telah diuji baca
5
HO HO dengan perasaan girang lalu mempertjepat langkah kakinja, semangatnja telah terbangun.
Ketika sampai didepan rumah ketjil itu, jang dindinja terbuat dari batu-batu gunung. dilihatnja pintu rumah tersebut terkuntji, dan disekitar tempat itu tidak terlihat seorang manusiapun.
Ho Ho djadi ragu-ragu, dia berdiri sedjenak didepan pintu jang tertutup itu.
Tetapi, karena serangan hawa dingin semakin menusuk tulang, dengan sendirinja dia telah mengambil keputusan biarbagai-
22
L.M. Arwah—2