Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 01.pdf/57

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

nja, ada seorang botjah jang berani berlaku kurang adjar terhadap diri mereka berdua, padahal didalam kalangan Bulim (Rimba persilatan) mereka sangat ditakuti dan disegani oleh djago-djago dirimba persilatan tersebut.

„Tidak! Biar sampai mati djuga aku tidak akan turun!” teriak Ho Ho.

„Kau mau terbanting bersama-sama dengan batang pohon itu?”

„Biarlah!” teriak Ho Ho lagi. „Rubuhkanlah pohon itu! Biar aku mati! Tetapi ingat— — setan penasaranku tentu akan mentjari dan mengedjar-ngedjar dirimu untuk mentjekik mampus agar kalian tidak bisa hidup djuga!”

Mendongkol sekali Han Peng Lin melihat kebandelan botjah ini.

Tangannja digerakkan lagi, tenaga dalamnja dikerahkan ketelapak tangannja, kembali dia memukul batang pohon itu.

„Duuukkkkkk!” batang pohon itu telah bergojang-gojang dengan keras.

Hampir sadja tubuh Ho Ho terpelanting, untung dia telah merangkul kuat-kuat batang pohon dengan erat-erat, sehingga tubuhnja tidak sampai terpental djatuh biarpun batang pohon itu telah bergojang-gojang dengan keras sekali.

Han Peng Lin karena mengingat pesan Kauw Lie Lie, agar djangan membinasakan Ho

L.M Arwah—l

57