Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 01.pdf/53

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

djalan darahnja sadja, Satjie!”

Hati Ho Ho dijadi kaget, dia tjepat-tjepat membuka kelopak matanja, dilihatnja Kauw Lie Lie mengangguk.

„Tjelaka — — — kalau sampai aku kena ditotok oleh siluman-siluman ini, tentu aku tidak akan berdaja disiksa semau hati mereka — — — aku harus tjepat-tjepat mentjari djalan untuk menjingkir!” dan setelah berkata begitu, dia melihat kebetulan didekat tempat dia djatuh terpelanting itu terdapat sebatang pohon. Dengan tjepat dan mengerahkan sisa tenaganja Ho Ho untuk memandjat ke atas pohon tersebut dengan harapan bahwa kedua iblis perempuan tersebut tidak mungkin akan mengedjar dirinja naik keatas djuga.

Batang pohon itu agak litjin, karena tertutup oleh saldju, namun dengan nekad Ho Ho memandjatnja terus keatas.

Dan dikala Ho Ho tengah memandjat pohon itu, dia mendengar Han Peng Lin telah tertawa dingin.

„Hmmm — — — monjet ketjil ini benar-benar tidak tahu diri! Apakah dengan memandjat pohon itu dia bisa msloloskan diri dari Sam Tjoa Hui Tjian?” ngotjeh perempuan itu dengan tawar.

Mendengar perkataan Sam Tjoa Hui Tjian Han Peng Lin, hati Ho Ho djadi tertjekat kaget, karena dia teringat sesuatu.

L.M Arwah—l

53