— 148 —
dapet persen dari itoe lelaki, semoeanja diambil, kerna menoeroet katanja, ia soeda beli apa soeka ia boleh bikin.
Lantaran takoet kabengisannja Tjit Mah, itoe sekalian anak-anak prempoean, antara mana ada teritoeng akoe, djadi manda sadja dirinja didjoeal begitoe roepa, dan seandenja diwaktoe malem si anak tiada bisa tjari doeit, tentoe dipoekoelin dan tiada dikasi makan hingga berhari-hari. Kaloe hakim koerang pertjaja boleh panggil itoe sekalian prempoean jang ada diroema hina Sian Sam Tjaij."
Hakim menoleh pada Tiit Mah dan menanja:
,,Apa betoel ketrangannja persakitan Koei Hoa?"
,,Djoesta,, hakim," kata Tjit Mah dengen hati kakedoetan. ,,Koei Hoa soeda djoesta. Dari masi anak-anak akoe beli didjadiken boedak, kamoedian akoe kawinken pada satoe soedagar, boekan didjoeal sebagimana katanja Koei Hoa."
Tjit Mah disoeroe berdiri ka pinggir, kamoedian hakim prenta soeroe dateng itoe sekallan prempoean hina aken didenger ketrangannja sebagi saksi.
Satelah ini raroentoek doenia mengadep, hakim tjeritaken sebagimana baroesan pengakoeannja Koei Hoa dan hakim peringetken aken marika mengakoe teroes terang, begimana moelanja marika dibeli dan perloe apa marika ada disitoe.
