Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/179

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1805

seorang poen tiada dapat menoeloeng pada seo raug, dan tida ada lagi jang djadi pandangan peri hal sendiri toewankoo.

Satelah soeltan mendengar sembah mantrinja itoepoen, maka laloe berpikirlah dengan sekoetika Maka pada masa itoe hari poen telah djadi malam, maka mantri itoe poen barangkat keloe war, dan radja poen masoek beradoe.

Adapoen maka satelah sijang hari itoe dari dagi pagi hari soeltan poen doedoek pada bale penhadepan serta di hadep orang.

Maka Indra Maulana palsoe poen di bawa oranglah serta di pereksanja, Hai Indra Maulana Askandar Sjah berkata benerlah angkau, bahoea lantera wasijat dan poetji aer wasijat itoe di manakah angkau beroleh, apa sebabnja djikaloe angkau anak oleh soeltan mengapa tida di akoe nja pada tempat itoe.

1 Maka sembahnja: jatoeankoe sebenar benarjaiah hamba ini anak radja, dan tidalah hamba ni berani mendjoestakan akan toewankoe, dan lagi apalah goenanja hamba mengakoe ngakoe, keran djikaloe tida jang sebenar benarnja apalah djadinja, dan lagi sebab hamba ada pada tempat dari sebab lautero dan poetji aer itoe. serta anak soeltan Bahroel Alam telah hilang, hambalah di soeroe tjari oleh aja hamba boleh dapat di dalem peroet Boewaja dad Matjan itoe,

Satelah itoe maka satengah soeltan pertjaja dan satengah soeltan tida pertjaja, maka soeltan poen bertanja kepada mantri keampat, Hai man'