Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/47

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

527

mendjadi lenjeplah nama toewan jang di poedji poedji sijang den malem, den lagi apalah nanti di kata oleh segala pegawe radja, kerna di lihat toewan sanget sekali boediman, den lagi taoe segala ilmoe, kemdian di dengarnja kelakoewan toewan seperti ini, apalah kelak di kata, nistjaja hina nama toewankoe, den hilanglah pengatahoean toewan jang di peladjarinja sijang den malem, den sebagi lagi djikaloe anak dagang jang di belakang hari, nistjaja tiada di pertjaja orang sebabnja kelakoewan toewankoe, tambahan poela aken di dengar iboe Soeri, den toean poetri Tjindra Sari apalah kedjadiannja kelak toewankoe ini.

Setelah soeltan moedah mendengar kata soedaranja itoe, maka laloe berpikir di dalem hatinja, soenggoelah betoel seperti kata ini, maka laloe bangoen serta menjeboet nama anak Djin jang ka tiga itoe, maka dengan sekoetika itoe djoega datenglah, serta menjemba kaki soeltan moedah.

Maka kata soeltan moedah, Hai soedarakoe Laila Mengarna den Mahroeman den Mahroemin Mengarna, akoe ini harep den rahim soedarakoe, bawalah kita sekalian kedalem negri Tadjir ini.

Setelah itoe maka sembanja Djin ketiga itoe baeklah toewankoe, tetapi sekalian ini toewankoe sigra peganglah saboek Tjindee hamba ini, serta toewan