Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

526

kakanda sampe sampe hati, meninggalken adinda anak pijatoe ini, jang tiada ampoenja iboe, den djikaloe kakanda kasi aken adinda, marilah kakanda kita poelang kembali kedalem astanah sendiri, den djikaloe kakanda handak pergi mengembara kemana djoega bijarlah bersama sama adinda, djikaloe mati bersama sama mati, den djikaloe hidoep bersama sama hidoep dengan adinda, itoelah pengharepannja adinda aken kakanda.

Setelah itoe maka soewaminja mendenger kata istrinja itoe, maka laloe pangsan tiadalah habarken dirinja, serta menangis kedoewanja selakoe lakoe orang jang menjoedahi kasih, demikijanlah anak radja kedoewanja itoe.

Setelah itoe maka sembahnja Sahbanda kedoewa Sahbandi, ja toewankoe baeklah kita kembali deholoe, kerna tiada baek pada perasa-an hamba, sebab toewan pergi tiada dengan, setahoe baginda, itoelah mendjadi hina nama toewankoe, den nama iboe bapa toewankoe, nanti kelak di kataken orang itoelah tandanja orang jang berbangsa, hina soenggoe barang barang lakoemoe, sedeng baginda jang mendjadiken dia soelfan moedah lagipoen di ambil mantoe, maka ja pergi dengan tiada bermoshoen apalah kelak djadinja, nistjaja bilanglah kebaektian toewan, den