Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/380

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

859

lihat segala pengawal itoe bangoen, maka hatinja poen berdebar serta lari kesana kemari, maka laloe bertemoe kepada penghoeloe hoeloebalang negri, maka laloe di tanjaken sijapa kamoe? berdjalan pada malem ini, tidalah angkau taoe negri lagi sedeng berperang, tida dapet seorang berdjalan pada waktoe jang sanget malem.

Mahbat poen kenallah jang ija kepala ronda itoe soedaranja Seranta Majoe, serta katanja: Abang Djangkoeng tidakah kakanda mengenal hamba ini.

Maka sahoet Seranta Madi, hendak kemanakah angkau ini pada tengah malem hari ini.

Sahoetnja hamba hendak pergi melihat pengawal dalem egri, sebab ada titahnja jang dipertoewan, kerna takoet kaloe kaloe banjak penjamoen, sebab banjak segala anak radja jang menjamarken dirinja.

Maka kata Seranta Madi baeklah.

Maka laloe berdjalan poela.

Adapoen maka Mahbat kedoewa poen kembali pada toeannja,

Satelah sampe maka laloe di persembahken pada toeannja, kerna hamba hendak melihat seorang seperti Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman.

Adapoen maka Indra Maulana Pathoel Alam poen laloe berpikir dalem hatinja, kaloe kaloe soewaminja toean poetri Mahroem Siti djoega.

Adapoen maka tida hamba seboetken poela halnja anak radja radja itoe, maka terseboetlah per-