Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/333

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

812

den pahlawannja habis mati, maka masing masing poen habis lari kesana kemari, tjerai berai tida berketahoewan lagi kawan dengen lawan, maka mendjadi tjampoer baoer itoe.

Satelah itoe maka haripoen socdaken hampir petang, maka gandarang kembalilah di paloe orang, maka kembalilah masing masing, den anak radja jang tinggal itoepoen kembalilah pada kapalnja. Satelah sampe di kapalnja, maka laloe makan minoem masing masing mana adat sedija kala, itoe waktoe soedah malem tidoerlah masing masing segala anak radja radja itoe, maka tida di seboetken segala anak radja radja itoe, maka terseboetlah segala perkata-annja raijat Tadjir masoek kedalem kota, serta makan dén minoem dengen bersoeka soeka.

Sachdan maka segala anak radja-radja jang sampe kedalem kapalnja, maka masing-masing bermesoewarat kepada kawannja, dari pada pekerdja-an perang itoe, kerna telah beberapa banjak radja radja jang mati den jang tertangkep, maka djadi hatinja terlaloe amat mesgoel, sebab segala raijat negri Tadjir terlaloe amat gagah gagah lagi berani-berani.

Setelah itoe maka kata mahradja Mashoensah kepada mahradja Kamsaril, Hai soedarakoe! apakah bitjara diri dari pada perkara pekerdja-an perang ini, kerna pahlawannja itoe sanget sekali bidjaksananja, den tida dapet kita ini berhadepan kepadanja.

Maka sahoet mahradja Kamsaril, Hai soedarakoe!