Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/332

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

811

Satelah itoe maka radja Bahroel Djoemdjoema poen sama berdiri di boemi, serta berpaloe-paloehan.

Satelah maka segala anak Djin malihat Djohan Pahlawan Nasib berdjaman itoe berpaloe-paloehan, maka laloe di taboknja moeka anak radja Bahroel Djoemdjoema itoe, hingga pangsan tijada habarken dirinja, laloe ija djato tergoeling-goeling keboemi, maka laloe di iket oranglah serta di bawa kedalem negri.

Adapoen maka pahlawan Toegangawati itoe, sama-sama berbantingan di boeri.

Satelah itoe maka sedeng asik ija berperang, maka laloe mengamoek tida terkira-kira, setelah di lihatnja jang pahlawan Toegangawati sedang berhela-helahan itoe, maka laloe mengoenoes pedangnja, serta hendak ija memerang pahlawan Tadjir, maka dari pada sanget marahnja mantri itoe, laloe di koewat-koewatkennja dengen soenggoe-soenggoe hati memerang itoe, maka dari pada sanget tadjemnja mata pedang itoe, den sanget keras sekali jang memerang laloe kena terperang kedoewa-doewanja, hingga mati pahlawan kedoewanja itoe.

Satelah mati kedoewanja, maka heranlah mantri itoe melihat jang kawannja sendiri di boenoenja, maka sedeng dahsatnja melihat kawannja, maka datenglah pahlawan Tadjir jang terlebih gagah berani itoe, menoembak betoel pahanja teroes serta koedanja sekali, laloe mati.

Adapoen maka segala raijat melihat radjanja,