Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/279

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

758

baginda poen memeloek ananda serta di tjijoemnja sambil menangis.

Katanja: Hai anakoe toean, sampe hati toean meninggalken ajahanda ini orang jang soeda toe wa.

Setelah itoe maka laloe bertangis tangisan, maka permaisoeri poen memeloek toean poe serta menangis, den toean poetri Tjindra Sari poen menangis, berpeloek den bertjijoem.

Setelah soeda maka itoe laloe mentjeritaken hal ichwalnya, maka baginda poen bertanja anak radja itoe.

Maka sembahnja, ja toewankoe Padoeka kakanda Indra Boeganda Aspandar Sah itoe ada dalem negrinja dengen istrinja, maka toewan poetri poen memberi taoe perihalnja, tatkala ada di dalem negrinja.

Maka segala jang mendenger poen terlaloe belas hatinja serta menangislah.

Maka toean poetri Tjindra Sari Serta iboenja menjesel dirinja, aken berboewat pitnah itoe, maka djadi bertambah tangisnja seperti poetoes rasa harepannja, serta katanja: Wai adinda sesel ajanda sekarang ini.

Maka bahroelah, toewan poetri menaro tjinta den sajang dengen soedaranja, serta katanja: Hai adinda soedalah djangan adinda pergi pergi lagi, kerna ajanda tijada poenja soedara lagi, hanja adinda, djikaloe adinda pergi mengoembara lagi alangka sakitnja, karna ajanda tida ada soedara doewa tiga, hanja toewan seorang.