Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/260

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

739

den soedakah angkau memboewang si djahanam itoe?

Maka sembanja soedalah patek ini memboewang, maka dalem berkata-kata itoe, aer matanja poen berhamboeran djoega, tida tertahan dari pada merasahken belas kesihan kepada toewannja jang perempoean.

Setelah anak radja itoe melihat jang Sahbandi menangis itoe, maka katanja: maoekah angkau mengikoet dija bersama sama? pergilah angkau kedalem hoetan, mengapakah angkau kembali ini, Hai hamba jang tida berboedi.

Maka sembanja Sahbandi, ja toewankoe patek menangis ini sebab patek takoet hati toewankoe mendjadi moeda, seperti penjakit jang kamboe lagi, kerna selamanja patek mengikoet toeankoe, adatnja toewankoe seperti tjahja kilap jang ada pada tepi langit, tatkala masi hendak hoedjan, sekedjap mata hilang, itoelah jang patek ini tangiskennja.

Setelah itoe maka kata anak radja itoe, tijadalah akoe mengenengken seorang jang djahat, kerna adatnja poetri Mahroem Siti itoe adalah seoepama penawar jang bertjampoer dengen ratjoen jang tida di sengadja, seperti obat jang menjemboehken segala penjakit pada adatnja jang soeda soeda kemdijan maka tertjampoer dengenratjoen tijada di ketahwi oleh jang ampoenja obat, demikijanlah halnja toewan poetri Mahroem Siti, maka barang sijapa jang sakit keliwat sanget, hendak memakan obat itoe, sebab barang sijapa