Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/198

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

677

Djangan telandjoer kita berkata,
Pikir dehoeloe jang rata rata,
Beloen di ketahwi toelisan kita,
Antalah apa oentoengnja kita.


Setelah Moeda moedaham mendenger pantoen itoe, maka laloe tersenjoem serta di peloeknja den di tjijoemnja, serta katanja: Hai adinda sedeng sekejan lamanja kita kenengken, masah ken sekarang kita tinggalken, tijadalah kita berobah djandji, sekalipoen ada jang lebih baek parasnja den terlebih kaja, tijadalah kita maoe beristri laen itoe.

Setelah itoe maka Nahwan Siti poen pertjaja itoe, maka trimalah apa barang kata Moeda moedaham dengen jakin, maka hendak di kawin tiga boelan antaranja, maka laloe berkasih kasihan serta bermoehoen poelang.

Maka Nahwan Siti poen hareplah dengen pengharepan jang amat sanget serta membaeken djandjinja.

Adapoen maka moeda moedaham poen sehari hari tijada lepas hatinja dari pada mengenengken Nahwan Siti ampoenja boedi sijang den malem, djadi pikiran dengen sesoenggoe soenggoenja hati, Moeda moedaham tida maoe beristri laen dari pada Nahwan Siti, sijapaken taoe dateng aradnja aken di haroe biroe setan.

Maka datenglah seorang dari laen kampoeng aken menanjaken kepada Moeda moedaham, istri seorang kaja lagi berbangsa, maka pikirannja