Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/172

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

651

Paulana Tamsil Maripat itoe, setelah sijang hari, maka laloe memakei selengkep pakejannja, serta menjoeroehken Sahbanda membaiki koedanja, kerna hendak pergi malihat segenep soengai den laoet, moeka beberapa di nantikennja soewaminja belon djoega dateng sampe dinahari, maka hatinja sanget ngeran rasanja serta berkata: kepada Sahbanda, hai soedarakoe: kaloe demikijan baeklah kita kembali sadja kedalem negri kita sendiri.

Maka sembah Sahbanda, apakah moelanja toewan berkata demikian? djikaloe ada salah bebel toewan patek, katakenlah soepaja patek mengataken padanja.

Maka sahoetnja, adakah ia berdjandji, hendak pergi malihat termasa negrinja, den ia sendiri jang berdjandji aken kita, kemdian sekarang kita ini telah berhadlir dengen pakejan, itoepoen belon dateng, kaloeken istrinja tiada memberi, djikaloe demikian apalah goenanja kita berdjandji.

Adapoen maka dalem berkata-kata itoe datenglah seorang bidoewan radja, serta aken membawa soerat, maka laloe di persembahken katanja ja toewankoe inilah soerat kiriman Padoeka kakanda.

Maka laloe di samboetnja serta di batjanja demikian boenjinja.

Ija (Noeral Kalbi bis Sarakal Anwar) artinja Hai tjahja hati kakanda jang tjemerlang dengen segala tjahja terlampau pada nadar kakanda, inilah soerat ganti kakanda aken berdjoempa