Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/106

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

585

jang di tepi laoet itoe, adalah seperti moeda birahi jang memenoehi kasih pada jang di birahiken, den djikaloe waktoe soeroet aer laoet itoe, maka habislah karang itoe timboel seperti orang persembahken kaelokannja kepada soeltan moeda itoe.

Maka kelihatan segala karang karangan jang indah indah den bagoes itoe, maka adalah seperti moeda birahi jang sama tjintanja, den sama kasi sajangnja antara kodoewanja demikijanlah rasanja.

Maka matahari terbitlah dari selah selah boekit, pada tepi laoet itoe, betoel seperti seorang moeda jang persémbahken moeka jang manis pada pengasihnja, maka terang bandarang tjahjanja segenep hoetan den laoet itoe, seperti membangoenken orang jang beradoe itoe, maka pada tatkala itoe terbitlah matahari di palangken oleh mega jang hidjo bersemoe poeti itoe, seperti moeda birahi tatkala merasahken rindoe demikijan lakoenja.

Adapoen maka soletan moeeda poen beloen lagi bangoen dari tidoernja, tiga berhamba itoe.

Maka toean poetri Mahroem Siti poen sampelah pada tempat itoe, maka di lihatnja soewaminja lagi beradoe, maka laloe tjoetjoerlah aer matanja serta katanja: ja kakanda, bangoenlah toeankoe sampe hati kakanda beradoe tiga berhamba, beta ini di tinggalken seorang diri beta, dateng sekarang belon lagi di ampoeni kiranja dosa hamba ini, wai kakanda bangoenlah toean, marilah

Soeltan Taboerat

69