Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/466

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

466

katanja Hai! perempoewan jang doerdjana djangan banjak bitjaramoe, den kelakoeanmoe betoel seperti perampoean pasar, jang tida berboedi den tida sekali menaro nador den pikir, den boekanuja seperti anak radja radja kelakoeannja.

Setelah hampir maka laloe di tangkep ramboet istrinja, maka laloe hendak di penggel batang lehernja istrinja, dengan pedang itoe.

Maka Sahbanda poen menangkep mata pedang, den Sahbandi poen merampas toean poetri, serta di bawa masoek kedalem pradoeannja toean poetri.

Maka Sahbanda poen memeloek kaki toeannja sambil menangis, katanja: wa'toean ingetlah toewan, den toean djangan menoeroetken bawa napsoe setan itoe, den djangan sekali toean memboenoe orang perampoean, kerna sanget sekali besar dosanja, dan lagi djikaloe seorang perdjoerid memboenoe perampoean, mendjadi loemah segala perladjarannja den tijada bergoena segala pengadjijan toeankoe, inget ingetlah toean kita ini di dalem negri orang, den djanganlah toean menoeroetken hati jang marah itoe, den toean pikir jang baek baek, kerna itoe semoewanja dari hal dosa toewankoe, sebab segela pesen den larangan Ajahanda Boenda toean, semoe wanja toean kerdjaken, maka itoelah toean di perlihatkennja dengan