Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/465

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

465

dari belakang, serta berkata; ia toeankoe djanganlah toean memaloė maloe kepada orang tijada sekali dengan preksa toean, den loepakah toewan, kerna ini boekan boemi kita sendiri, kaloe kaloe mendjadi letah nama toeankoe, den nama ajahanda bonda toean, den inget ingetlah toean padoeka soeltan Taip, kaloe kaloe menenger habar ini apalah djadinja toean.

Maka sahoet soeltan moeda, dengan sanget marah nja, Hai! Sahbanda Sah bandi, bijarlah semoewanja sekali dateng pada masa ini, tijadakah akoe oendoer dengan hidoepkoe, den tijada akoe takoet melawan orang negri Tadjir, den djikaloe beloen akoe djadiken laoetan dara, den boekit kepala mantri hoeloebalang raijat di dalem negri ini, beloenlah poewas rasa hatikoe.

Setelah itoe maka toean poetri Mahroem Siti poen, menenger soeara orang jang menangis, maka laloe keloewarlah serta katanja: ja kakanda, djanganlah goesarken segala orang mengawal, den segala dajang dajang itoe, kerna tijada berdosa hanja betalah jang berdosa, den betalah jang memotong kaki hajam toeankoe.

Setelah soeltan moeda mendenger soewara istrinja, maka bertambah tambahnja, serta mengoenoes pedangnja, hendak di penggel batang lehernja, serta