Halaman:Graaf De Monte Christo 32.pdf/4

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 1862 —

oleh bajang-bajangankoe, nistjaija kaoe tida brentinja seboet itoe nommor.“

„Apa toewan maoe djalan teroes melihat ini pendjara?“ bertanjalah djoeroe koentji.

„O, ja, akoe-kepengen sekali lihat, apa masi ada itoe kamarnja padri ijang kaoe kataken dia gila.“

„Ach, toewan maoe bilang nomor 27 ?”

„Ja nomor 27,“ berkatalah Monte Christo.

Maka Monte Christo merasa dengar lagi soewaranja itoe padri Faria, koetika pertama kali ia bertemoe menanja namanja, itoe padri seboetken dirinja nommor 27.

„Ajo, mari kita djalan teroes!“

„Toenggoe doeloe,“ berkatalah Monte Christo, „biarlah akoe pandang tembok-temboknja ini kamarnja.“

„Baik djoega,” berkata djoeroe koentji, sebab akoe loepa koentji kamar ijang lain.“

„Pegi ambil.”

„Ja, tetapi ini obbor nanti akoe tinggalin.

„Ach tiada perloe, akoe bisa liat di dalem gelap.“

„Ha! Astaga, betoel kaja dia.“

„Dia siapa ?“

„Nomor 34 Orang jerita, jang dia soedah begitoe biasa di gelap, sampe djaroem sabatang, dia bisa liat di podjokan kaman ijang paling gelap.“

Graaf berkata dalem hatinja,Tentoe sadja, kaloe orang jakinin dirinja sepoeloe taon tamanja aken melihat di gelap.

Djoeroe koentji ijang mengoendjoekin djalan pegi sama-sama obornja.

Apa ijang di kataken oleh Graaf, Ia itoe semoewa betoel