— 1684 —
„Doktor! Doktor! apakah ini?“
„Akoe bilang ijang Valentine soedah mati.“ djawab doktor d’ Avrignij dengen soewaranja ijang heibat.“
Toewan Villefort djatoken kepalanja di tempat tidoernja Valentine, seperti ija soedah tida bisa bediri lagi.
Barang doktor bilang begitoe, maka semoewa boedjang-boedjang pada lari-lari dengen bersoempah-soempah, kedengaran soewaranja dia orang lari toeroen dari tangga, sebagi orang ijang terlalo takoet. Abis sepi lagi, sekalian boedjang-boedjang soedah pegi dari itoe roemah jang terkoetoek.
Njonja de Villefort angkat sabentaran lelangsee pintoenja dan ija berdiri di pintoe itoe dengan memandang kesana-sini, seperti aken menanja orang-orang ijang ada di dalem itoe kamar, dan keliatan seperti ija memaksaken, aken bisa keloewarin aer matanja. Sama sekali ija kaget, ija berdjalan menoedjoekan medja tempat obatnja Valentine. Njonja dapet liat, ijang doktor d’Avrignij ambil dari medja, itoe gelas obat ijang njonja taoe tentoe soeda abis di boewang isinja sama sekali dengan hati-hati dan soedah di bilasin dan di keringin oleh dianja sendiri. Adapoen gelas itoe masih ada isinja, betoel, seperti di waktoe ija angkat memboewang sisah obat itoe di dalem kompor. Kaloe Valentine sendiri bediri lagi sekarang di hadepannija, maka njonja tida nanti begitoe kaget seperti sekarang ini.
Astaga boekan sadja isinja sama banjaknja seperti di waktoe njonja boewang tadi, tetapi warnanja, roepanja, itoe obat tida berbedahan sama seperti ijang dia toewangin di dalem itoe gelas, aken Valentine boléh dapet minoem. Sekarang doktor dapet liat itoe dan tentoe ija tida nanti doega salah. Ach betoel seperti Toehan ijang Rahman dan Rachim
