Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 02.pdf/380

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 380 —


sanget girang, Radja begitoe hargaken ia posnja pertoeloengan, kita orang soeda sedia."

Radja awasin itoe tiga orang bangsawan.

„Djadi akoe moestl lari ? ia menanja,

„Lari menoblos di satoe angkatan prang moesoe, ka'a Athos, dinamaken menjerang bikin petja barisan, Sri Baginda."

„Djadi djikaloe akoe moesti djadi binasa, itoe perkara kedjadian dengen pedang di tangan," kata Karel; toean graaf, toean ridder, djikaloe bisa djadi Radja...."

„Sri Baginda soeda kasi kahormatan pada kita orang lebi besar dari apa orang orang bangsawan sebagi kita, haroes dapet, oleh kerna itoe djadi kita jang moesti bales itoe boedi," menjaoet Athos, Tapi djangan Tapi djangan bikin ilang tempo lagi, kita soeda tinggal diam di sini Banget lama."

Boeat pengabisan kali Radja kasi tangan pada ia poenja tiga sobat.

Barisannja de Winter ada berkoempoel di satoe tempat jang pernanja ada lebi tinggi, hingga dari sana boleh keliatan seantero tempat di mana balatentara dari kadoea fihak soeda berkoempoel. Dianter oleh ia poenja tiga sobat Radja pergi ka itoe barisan.

Balatentara orang Schot roepa roepanja baroe sedar dan iaorang berdiri di satoe barisan sebagi sedia boeat maloemken prang.

„Kau liat?" kata Radja,,,brangkali iaorang soeda djadi menjesel dan sedia boeat menjerang moesoe.

„Djika iaorang menjesel, Sri Baginda, iaorang nanti toeroet kita," kata de Winter.

„Baek!" kata Radja, apa kita moesti bikin?"