Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 01.pdf/320

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 319 —

Porthos sengadja menengok kanan kiri boeat kasi liat ia poenja poendak jang tebel.

„Satoe antara pedang pedang jang paling pande di negri Frans, Monseigneur,“ kata d'Artagnan, „banjak orang bisa boektiken itoe perkara, tapi banjak djoega jang soeda tiada bisa kasi ketrangan lagi.“

Porthos manggoet.

Mazarin adatnja sebagi Radja Frederik van Pruisen, ia soeka pada orang jang pengawakannja tinggi besar. Ia awasin Porthos poenja tangan jang keliatannja koeat, poendaknja jang lebar dan matanja jang tjeli. Roepa roepanja ia pikir, djikaloe ada poenja panglima jang dandanannja begitoe tegoe, tentoe pamerentahan negri tiada nanti orang bisa rampas dari tangannja, tapi djoestroe lantaran berpikir begitoe roepa, ia djadi inget, barisan musketier ada poenja ampat orang jang gaga.

„Dan kau poenja kawan jang doea lagi ?“ menanja Mazarin.

Porthos boeka moeloetnja maoe bitjara, kerna ia pikir, baroesan ia tinggal diam sadja, tapi d'Artagnan kasi tanda dengen matanja.

„Iaorang sekarang masi ada halangan, tapi iaorang menjoesoel blakangan,“ kata d'Artagnan.

Mozarin berdehem.

„Dan toean Porthos jang tiada ada halangan satoe apa lagi soeka masoek bekerdja ?“ ia tanja poela.

„Ja, Monseigneur dan ia berboeat begitoe roepa tjoema lantaran ia soeka toeroet pada toean poenja fihak sadja, kerna toean de Bracieux ada saorang hartawan,“ kata d'Artagnan.

„Hartawan ?“ Mazarin oelangken itoe perkata'an dengen heran, kerna boeat orang jang temaha