Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 01.pdf/156

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 155 —

kali perkara perkara jang kita telah berboeat di doeloe hari."

„Setan !" kata Porthos.

„Ja, akoe mengarti kau poenja keada'an, sobat," kata d'Artagnan, „kau soeda djadi sanget gemoek dan kau poenja kepelan tiada begitoe koeat dan tjepet lagi sebagi pada masa kita berbanta pada Kardinaal Richelieu."

„O, akoe poenja kepelan masi baek, akoe brani tanggoeng," kata Porthos dengen angkat tangannja, besarnja sebagi satoe paha depan dari satoe anak sampi.

— „Djikaloe begitoe ada lebi baek."

— „Djadi kita moesti maloemken prang?"

— „Ja."

— „Pada siapa ?"

— „Apa kau ada toeroet perkara politiek, sobat?"

— „Akoe? sama sekali tiada."

— „Apa kau ada toeroet fihaknja Mazarin atawa fihaknja orang orang bangsawan?"

— „Akoe tiada ada toeroet satoe fihak."

— „Baek begitoe, djadi kau boleh toeroet akoe poenja fihak, Porthos, sekarang akoe maoe bilang troes trang pada kau, akoe dateng di sini atas namanja Kardinaal."

Boeat Porthos jang djarang dapet kabar dari hal keada'an di Parijs, itoe nama Kardinaal tinggal ada pengaroenja sebagi pada masa Kardinaal de Richlieu.

„Begitoe! begitoe!" kata Porthos, „Apa Zijne Eminentie maoe dari akoe?

— „Zijne Eminentie ingin kau bekerdja di bawa prentanja."

— „Siapa soeda poedjiken akoe poenja nama padanja?"