Halaman:Dimana Adanja Allah V. 02.pdf/17

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dimana adanja Allah

173

koewat. Tapi Zara berkelit seraja berdiri tetep di satoe podjokan, iapoenja bibir sedikit bergoemeter, iapoenja dadah berombek, sedeng iapoenja tangan mengepel.

„Akoe peringetken kaoe!“ ia berseroeh. „Djangan kaoe pegang dirikoe, soemangetkoe soedah berkobar boeat menentang kaoe, akoe lagi sekali kasih inget djangan kaoe gegabah! Djangan, djangan sekali. kali kaoe pegang akoe! Kaloe kaoe masih sajang sama djiwa sendiri, lekas pergi dari sini selagi masih ada tempo!“

Belon perna akoe menampak keadaan Zara begitoe matjem, jang berobah djadi beringas tapi kaliatan semingkin agoeng iapoenja roman. Akoe pandeng iapoenja sikep darialingan itoe gordijn dengen penoeh koeatir en toch akoe dijadi kagoem. Itoe brilliant jang tergantoeng di lehernja djadi bertambah bersinar seaken-aken terempos oleh pengaroehnja si pemake jang lagi naek darah. Graaf lvan merandek sabentar, awasin Zara, seperti saekor singa jang maoe menerkam mangsanja. Tiba-tiba Ivan tertawa, tertzwa sebagi orang edan. Kamoedian dergen tjepet ia lontjat pada Zara jang dalem sakedjap sadja ia soeda peloek dirinja Zara jang langsing. Nekat sekali ia lakoeken itoe perboeatan. Tapi sanget mengheranken, mendadak itoe Graaf poenja tangan terlepas dari pinggangnja Zara, djato mengglantoeng seperti keabisan tenaga, lehernja poen teklok jang tedinja maoe menjioem, dan achirnja seperti karoeng pasir ia djato di atas djoebin,