Halaman:Dimana Adanja Allah V. 02.pdf/18

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

174

PENGHIDOEPAN

tida berkoetik lagi! Itoe pertoendjoekan jang mengagetken akoe sebagi penonton jang mengintip telah membikin akoe loepa serta sigra bertreak. Akoe memboerce masoek ka dalem kamar, berpaling pada Zara dengen napas sengal-sengal:

„Zara, Zara! Apa jang kaoe soedah bikin!“

Zara meliat padakoe dengen matanja jang sabar, bersenjoem sedikit dengen iapoenja sifat manis-boedi sebagimana biasa. Akoe liat di antara pinggiran matanja ada mengembeng aer, Antero itoe roman beringas jang tadi menoetoepi parasnja soedah linjap seperti awan mendoeng jang soedah tertioep oleh angin:santer. Sabentaran ia memandenyg pada Graaf Ivan jang menggletak seperti bangke sambil goleng - goleng kepalanja jang bagoes.

„Djangan koeatir, ia boekannja mati,“ ia kamoedian berkata. „Akoe maoe panggil Casimir kemari.“

Akoe berloetoet di samping badannja itoe Graaf jang pangsan seraja angkat iapoenja kepala. Akoe rasaken kepalanja dingin serta berat. lapoenja bibir soedah biroe, iapoenja koelit mata tertoetoep rapet sekali seolah-olah itoe tertoetoep boeat pengabisan dan selamaslamanja. Napasnja soedah brenti—ketokan diantoengnja soedah diam. Zara jang panggil Holbaz soedah balik kombali, akoe pandeng ia sakoetika lama. Ia bersenjoem dengen paras jang sedih.

„Tida, ia tida mati,“ ia mengoelangi meliat