Halaman:Dimana Adanja Allah V. 02.pdf/102

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

258

PENGHIDOEPAN

lebih mirip dengen keloehan terdenger dari apoenja bibir.

„Akoe tida poenja pengaroeh boeat toeloeng Zara," ia menjaoet...Sasoenggoenja akoe menjataken dalem keadaan sebagi sekarang. Teroes-terang akoe bilang bahoea ia telah dipengaroehi oleh satoe kakwasaan jang terlebih atas dari akoe. Apakah jang akoe bisa lakoeken? Sama sekali tida bisa-akoe bener-bener tida berdaja soeatoe apa poen."

Akoe mengawasin ia dengen hati semingkin berdebar.

„Djadi kaoe maoe maksoedken," akoe melandjoetken,.,bahoea Zara soedah binasa, aken poetoes djiwanja?"

Selagi ia hendak mendjawab, tiba tiba satoe boedjang masoek ka dalem sambil berkata:

„Dr. Morini soedah dateng."

Dengen tjepet itoe dokter soedah berhadepan pada kita. Ia ada saorang dokter bangsa Belanda toeroenan Italiaan jang gagah romannja, gesit gerak-gerakannja, tadjem sinar matanja. Hal pertama jang ia lakoeken ia titahken itoe bebrapa boedjang berbaris kiri kanan aken menoenggoe prentah bilah perloe. Hal kadoea ia soeroe toetoep rapet pintoe - pintoe boeat tjegah angin jang menderoe-deroe masoek ka dalem. Kamoedian ia menoedjoe pada Holbaz, siapa samboet ia seraja berdjabatan tangan dengen sifat persobatan jang manis-boedi.

„Kapan dan bagimana ini telah kadjadian ?" itoe dokter moelai madjoeken pertanjakan.