Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/87

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

jawaban Seh Sitijenar, dalam hati berkata "sangat sentosa dan kuat Seh Sitijenar dalam mempertahankan pendiriannya." Seluruh yang hadir dalam persidangan itu, tak ada yang berucap sepatah kata pun. Semuanya terdiam, terpesona oleh jawaban-jawaban Seh Sitijenar. Akhirnya Jeng Susunan Derajad memerintahkan membubarkan sidang, dan akan dilanjutkan lagi pada hari Jumat yang akan datang.

Hari Jumat telah tiba, waktu yang telah ditetapkan dan dijanjikan akan berkumpulnya para Wali-agung dan pendita-pendita untuk menjalankan hukuman mati bagi Seh Sitijenar atau Pangeran Lemahbang. Masjid Agung Demak pada waktu hari Jumat itu penuh dengan para jemaatnya, para Wali Agung berkumpul di situ, Srinaranata Sultan Demak, para pandita, ulama besar-kecil, para kesatria, punggawa dan para dipati. Selepas mereka menjalankan solat Jumat, para Wali Agung dan Sultan Demak diikuti oleh para jemaat lain-lainnya keluar menuju bangunan-bangunan di luar masjid yang khusus disediakan.

Tampak Jeng Sunan Derajad bersama-sama Sultan Demak duduk di teratak (tarub) yang terletak di sebelah timur pintu mesjid, para Wali Agung berada di sebelah timur dari halaman masjid bersama-sama dengan para pandita dan para mukmin. Di alun-alun berkumpul para dipati, kesatria, punggawa dan mantri.

Kelihatan Pangeran Sitijenar atau Seh Sunyata Jatimurti berada di depan, cukup terlihat oleh segenap yang hadir pada hari itu. Jeng Susunan Derajad segera memerintahkan kepada Jeng Sunan Kudus untuk segera melaksanakan hukuman mati bagi Pangeran Sunyata Jatimurti. Berkatalah Jeng Sunan Kudus, "Saudaraku Pangeran Sunyata Jatimurti, bersiaplah anda menerima kukumulah "kisas" (hukum mati)."

Pangeran Sunyata jatimurti segera menjawabnya, "Saudara Sunan Kudus, diriku telah siap menerima kukumulah "kisas," saya persilakan anda melaksanakannya dengan segera." Sunan Kudus segera menghunus pedangnya, kelihatan mata pedang berkilat-kilat. Sekali babat, putuslah leher Pangeran Sunyata Jatimurti, kepala pisah dengan badan berguling di atas permadani merah yang dilapisi kain putih. Darah bercecer membasahi per-

85