Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/64

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

an Senopati Jimbun. Tiada terkecuali kelihatan para pembesar daerah-daerah, ialah Naradipati Palembang, Adipati Balambangan, Adipati Lumajang, Adipati dari Terung, Adipati Panataran, Adipati Basuki, Adipati Tunggarana, Adipati Japan, Adipati Surengkewuh (Surabaya), Adipati Mandura Lembupeteng, Sang Arya Baribin, Adipati Sumenep Risang Jaranpanolih, Dipati Pranaraga dan Dipati Madiun, Jagaraga dan Sukawati, Adipati Rawa, Adipati Balitar, Tambakbaya, Adipati Taruwangan, Lowana, Gowong, Adipati Binarong, Banyumas, Adipati Banten, Adipati Pajajaran, Ciyancang, Sokapura, Adipati Sumedang, Barebes, Wirata, Pekalongan, Tegal, Dipati Pandanarang, tak ketinggalan Arya Damar Adipati Palembang.

XIV. Lagu Asmaradana, 29 bait.
Baris 1, dari bait ke-1, dan baris 1 dan akhir, dari bait ke-29.
Baris 1 bait ke-1 ;
Mangkana kang para Wali,
Baris 1 dan akhir dari bait ke-29;
Ponang tatal den taleni,
Seh Malaya gambuh ing tyas.

Teijemahan

Adapun maksud para wali berkumpul, disaksikan pula oleh para adipati, para pandita, ulama, mupti, kukuma, pukuha, sulaka di Demak ialah akan membicarakan perihal maksud para wali untuk mendirikan sebuah masjid yang besar yang akan dijadikan pusaka di kelak kemudian harinya. Suatu mesjid yang akan dipergunakan untuk berembug, berkumpul, menjalankan ibadah solat Jumat manakala para tamu termasuk para wali, adipati-adipati di Tanah Jawa dan seberang berkumpul ataupun berada di Negara Demak. Suatu bangunan masjid agung yang diharapkan jangan sampai nantinya mengecewakan, suatu bangunan yang indah baik dan pantas lagipula hendaknya jadi pusaka bagi Negara Demak.

Demikianlah para wali delapan berkehendak akan meninggalkan suatu karya untuk di kemudian harinya, suatu bentuk bangunan sebuah masjid yang besar dan agung, dikeramatkan

62