Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Raden Kebokenanga dan Raden Kebokanigara. Tak ubahnya mereka bekti dan sayang kepada Prabu Brawijaya Ratu Agung Majapahit.

Tak berapa lama, Ratu Dwarawati permaisuri Prabu Brawijaya mangkat dikarenakan sudah lanjut usianya, jenazahnya dimakamkan di Karangkemuning. Banyak putra-santana keturunan Majapahit yang sedih dikarenakannya, mereka seakanakan kehilangan pepundhen orang tua. Diadakanlah upacaraupacara memule, tilawat membaca Kuran, membaca dengan tasbeh, takmid, tahlil dan istipa. Mereka memanjatkan doa, semoga arwah kakeknya Ratu Dwarawati diterima disisi Tuhan Yang Mahaesa, dan semoga tetap teijalin kukuh trah Majapahit sepeninggal Ratu Dwarawati dan Prabu Brawijaya.

Negara Demak semakin besar, seluruh Tanah Jawa mengakui akan kekuasaannya bahkan seluruh jajahan Majapahit pun mengayom pada Demak. Tak ada kecualinya, kesemuanya telah menjalankan ibadah Agama Islam. Banyak pula para ajar, wewasi, guntung, manguyu, cantrik, sogata, sewa, resi, yang telah menjadi ulama agung. Tak terhitung banyaknya para jahid, para mungaid, mupti, sulaka, kukuma di seantero Tanah Jawa maupun bekas jajahan Kerajaan Majapahit dahulu.

Konon pada suatu ketika, jatuh pada hari Isnen (Senin) di negara Demak berkumpul para wali se Tanah Jawa dan para dipatinya. Hadir dalam pertemuan itu, Pimpinan Waliyulah ialah Jeng Sinuhun Benang Kutubrabani juga disebut Gosulngalam, Kangjeng Sinuhun Giri Wali Kutubrabani sotad, Jeng Susuhunan Gunungjati Cirebon ialah Wali Kutubngukba, Jeng Sinuhun Majagung disebut Wali Kutubnukba, Jeng Susunan Derajad Wali Kutub Rabaninukba, Jeng Susuhunan Kalijaga atau Seh Malaya Wali Kutub abdal, Jeng Susuhunan Murya Wali Kutub rabanianwar, Jeng Susuhunan Kudus putra Jeng Susuhunan Ngudung yang gugur dalam peperangan melawan Dipati Terung senapati Majapahit, Kangjeng Susunan Kudus disebut Wali Kutub rabaniyah akyar. Mereka sejumlah delapan tadi dikenal dengan "delapan martabat wali", masih ditambah satu lagi ialah "wali umran" menjadi jumlah sembilan, ialah Jeng Panembah

61