Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Kartimaya ikut serta mengikuti ke kapatihan. rara pembesar istana, para mantri dan punggawa raja banyak yang mengiringkannya sampai di kepatihan Gajahmada. Sesampai di dalem kapatihan, Mapatih Gajahmada mengajak Jaka Karewet untuk berganti busana.

Pagi harinya utusan Prabu Brawijaya menghadap Mapatih Gajahmada untuk menyampaikan titah Mahaprabu Brawijaya, memberikan busana-busana kasantanan kepada Jaka Karewet. Sesudah diterimakan, kembalilah utusan Raja Brawijaya. Tak henti-hentinya tiap hari banyak para prayagung dan pembesar-pembesar istana Majapahit menghaturkan busana untuk Jaka Karewet ke dalem kapatihan Gajahmada. Dyan Jaka Karewet mulya sudah, bukan lagi sebagai anak dusun ibu seorang janda pejagalan yang melarat, dan cucu Kyai Kartamaya, melainkan putra Raja Brawijaya. Banyak harta benda yang dipunyainya, busana yang indah-indah selalu tersedia bagi Ki Jaka Karewet.

Tercapailah sudah cita-cita ibunya, anak mulya ibu bahagia.

XIII. Lagu Dandanggula, 28 bait.
Baris 1 dari bait ke-1, dan baris 1 dan akhir dari bait ke-28.
Baris 1 dari bait ke-1 ;
Kawuwusa nateng Pajang - Pengging,
Baris 1 dan akhir dari bait ke-28 ;
Adipati Banten pratuwin,
pepekan danasmara.

Terjemahan

Konon Raja Pajang - Pengging Sri Handayaningrat wafat, dan meninggalkan putra 2 orang lelaki. Yang sulung bernama Raden Kebokanigara dan yang bungsu bernama Raden Kebokenanga. Atas kehendak kakeknya, kedua putra Sri Handayaningrat tidak diangkat menjadi ratu. Namun Pengging - Pajang yang semula bentuk kerajaan, diubah kedudukannya menjadi sebuah Kadipaten. Dibagi dua untuk para putra Sri Handayaningrat, dinamakan Pengging tua dan Pengging muda. Kedua

58