Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/57

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

lantara, disertai pula adanya akar-mimang melekat di akar-akarnya pohon beringin tadi. Itulah pusaka yang kutemukan, kuketahui kesemuanya sesudah kucabut pohon beringin ajaib tadi", Raja Brawijaya terheran-heran mendengarkan cerita Ki Jaka Karewet.

Dalam hatinya timbul penyesalannya, mengapa pula diri raja terlalu terburu nafsu menerka seseorang yang belum tentu bukti kesalahannya. Raja segera memerintahkan untuk menghadapkan Lurah Mantri Jagal, Ki Kartamaya. Utusan segera berangkat ke Pajagalan, tak lama telah dihadapkan pada raja Kyai Kartamaya Lelurah Mantri Jagal.

XII. Lagu Maskumambang, 41 bait.
Baris 1 bait ke-1 dan baris 1 dan akhir dari bait ke-41.
Baris 1, dari bait ke-1;
Sang aprabu esmu kaduwung ing galih,
Baris 1 dan akhir dari bait ke-41;
Enengena Dyan Jaka kang sampun singgih,
ing Pajang - Pengging sarkara.

Terjemahan

Segera Prabu Brawijaya memanggil Kyai Kartamaya supaya mendekat, kepala tertunduk maju ke depan Kyai Kartamaya kelihatan isak-tangisnya. Malu dirinya melihat apa yang di depannya tak lain Ki Jaka Karewet, cucunya sendiri yang membikin huru-hara di istana raja. "Duhai cucuku, mengapa dirimu pula yang menjadi sebab raja murka", demikian berkalikali Ki Kartamaya bergumam disertai tangisnya di depan raja.

"Kaki Mantri Jagal, Kartamaya. Coba terangkan dan jelaskan padaku, siapa anak ini?" Kartamaya menjawab pertanyaan raja. "Ampun Gustiku Raja Brawijaya, perkenankan abdimu Kartamaya menceritakan riwayat cucuku Jaka Karewet ini. Ibunya seorang priyantun dalem (selir raja) yang dahulu kala telah mengandung ki jaka sebelum dikeluarkan dari istana raja. Hambamulah yang selanjutnya memelihara putri tadi, dan tak lama Jaka Karewet lahir. Sampai sekarang ni rara ma

55