Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

melihat keadaan sekitarnya. Seketika itu juga ingatlah bahwa Raja Brawijaya yang ada di depannya, juga tampak Mapatih Gajahmada dengan para prajurit istana yang dilengkapi dengan senjata.

Ingat akan dirinya tercincang, tangan terbelenggu dalam hatinya Ki Jaka Karewet telah menyerahkan diri. Apapun nasib yang akan menimpanya, sungguh malu dalam hatinya menyandang kejadian di istana raja.

Bertanyalah raja kepada Jaka Karewet, "Hai anak muda, darimana asalmu. Rupamu bagus, sakti pula kau ini. Bisa menghilang, dan apa pula maksudmu mengadakan sandiupaya memasuki dan mengganggu istanaku ini?" Ki Jaka Karewet menjawabnya, "Ampun gustiku sribupati, kumohon maaf atas kelancangan tindakan hamba. Ingin sekali hambamu menyembah pada (kaki) gustiku, namun apa daya tangan-tanganku terikat tali-temali," sang raja demi mendengar atur Jaka Karewet segera memerintahkan punggawa untuk melepas tali-temalinya.

Seutas tali melingkar tersampir dibahunya, sebagai tanda Jaka Karewet sebagai pesakitan. Berkatalah Ki Jaka Karewet kepada Raja Brawijaya, "Duli tuanku Raja Agung Brawijaya, abdimu bukan seorang maling aguna, bukan pula duta lawan laku cidra akan mengganggu berbuat huru-hara di keraton Majapahit. Lagipula hambamu ini bukan seorang kesatria, ataupun berpangkat dipati, ulubalang, mantri.

Hamba hanya seorang yang hanya menuruti kemauannya sendiri, bagaikan seekor kuda yang jalang tak tahu akan sopan santun maupun aturan. Itulah diri hamba sejak mula kecilnya, rumah hamba di Pajagalan.

Tak berbapa, ibuku seorang yang hina dina lagi miskin sengsara. Hidup menjanda selama-lamanya di Pajagalan, nama hamba Jaka Karewet. Nenekku seorang Penatus Jagal, namanya Kartimaya. Segala tingkah-polah hamba, tak ada yang menyuruhnya sekedar menuruti keinginan diri pribadi saja. Kelancangan laku hamba yang sedemikian rupa itu, hanya sekedar ingin menyakinkan diri dan membuktikan daya khasiat kesaktiannya pusaka yang kutemu. Sebuah pohon beringin yang tingginya tak lebih dari sekilan tumbuh di tengah-tengah hutan be-

54