Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/54

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kawas-was kalau-kalau tindakan maling-sakti tadi akan membunuh juga Raja Brawijaya.

Seluruh negeri dalam keadaan tercekam, takut dan tidak tentram hatinya. Suatu ketika Mapatih Gajahmada melapor kepada Raja Brawijaya usaha dan siasat yang akan disiapkan untuk dijadikan perangkap menangkap si maling aguna tadi. Raja Brawijaya menyetujui usulannya, dan persiapan makan di istana segera diperintahkan.

Keesokan harinya makanan telah tersedia di istana, Raja Brawijaya telah duduk di tempatnya, disertai Mapatih Gajahmada, para bupati, satria, pramea, mantri, dipati mancanagari, hulubalang dan para kawula Majapahit.

Raja Brawijaya memulai meminum minumannya yang telah tersediakan, aneka-macam tersedia. Ada jenis minuman yang namanya Bogander Wina, brem, tape, weragang, anggur, arak, tuwak, umbras, anggur pahit, anggur manis dan kenis-adas. Seluruh yang hadir turut serta menikmati minuman yang tersedia bersama-sama raja.

Hati mereka sangat senang, suasana di istana tak ubahnya ramainya orang di pasar. Ki Jaka dari kejauhan hanya melihat saja, kepengin juga akan turut serta mencicipi dan menikmati bersama-sama minum-minuman. Duduklah Ki Jaka Karewet dekat tertipat duduknya rekyana Patih Gajahmada, saat di mana perangkap telah dipasang. Masuklah sudah Raden Jaka Karewet, dalam jebakan Patih Gajahmada.

Di depan kursi yang diduduki Jaka Karewet, terhampar jenis-jenis minuman yang menggiurkan. Namun segala minumanminuman itu, oleh Rakyana Patih Gajahmada telah dicampuri obat berdaya memabukkan. Setiap jenis minuman yang tersedia di depannya Jaka Karewet dicampuri dengan obat pemabuk darubesi dan kecubung.

Jaka Karewet mengikuti saja Raja Brawijaya dan para punggawanya, manakala mereka meneguk minuman, turut pula Ki Jaka minum. Demikian dilakukan berulangkali, akhirnya obat pemabuk yang telah banyak ditelannya merasuk ke seluruh tubuhnya. Mabuk sejadi-jadinya, Ki Jaka Karewet dalam ke-

52