Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/52

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Lama kelamaan setiap pagi harinya, tak ada lain yang dikerjakan Jaka Karewet kecuali berlalu-lalang, berjalan kian-kemari mengitari, menjelajahi menelusuri jalan-jalan di dalam negeri.

Suatu ketika Jaka Karewet membawanya lagi barang-ajaibnya berkeliling memasuki rumah-rumah para bupati, kesatria, bangsawan-bangsawan, mantri dan semua kawula raja. Diteruskannya penjelajahannya, rumah Rekyana Patih Gajahmada dan sebuah petaman. Orang-orang yang bertugas di kepatihan maupun di taman tak melihat akan dirinya, tetap saja si Jaka Karewet siluman.

Diteruskan lakunya, tampak sebuah bangunan di dalam kedaton. Masuklah ki Jaka melewati sri menganti (tempat para tamu menanti, sebelum dapat diterima oleh raja atau pejabat keraton), para penjaganya pun tak ada yang mengetahui dan menegurnya. Lajulah Ki Jaka menuju ke kaputren, prabayasa, purwakanti dan purwalulut.

Semua bangunan di dalam keraton telah dilihatnya semua, Ki Jaka merasa sangat lapar dikarenakan letih beijalan mengitari dan melihat keadaan bangunan-bangunan di dalam keraton.

Tampaklah olehnya sebuah rumah, segera Ki Jaka memasukinya. Rumah seorang kawula raja yang berpangkat Mantri Gedong, si empunya rumah sedang akan bersantap. Ki Jaka Karewet segera turut duduk dengannya, selagi Mantri Gedong tadi makan ki Jaka turut serta melahapnya makanan yang telah tersedia dimukanya.

Nasi yang dihidangkan dalam pinggan besar habis, Mantri Gedong tidak menyadari bahwa ki Jaka Karewet turut serta memakannya. Para pembantu Mantri Gedong terheran-heran menyaksikan tingkah laku tuannya, "Mengapa tuanku Mantri Gedong lain dari biasanya, nasi sepinggan besar dihabiskannya. Kejadian ini belum pernah dialami sebelumnya, apakah makannya dibantu oleh demit-demit?" ucap pembantu-pembantunya.

Puaslah dalam hatinya, Ki Jaka meyakini sudah akan keampuhan pohon beringin ajaibnya dan akar-mimang yang selalu

50