Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/51

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

mu tak tampak olehku". Jaka Karewet baru sadar, bahwasanya tabung bambu wulung yang berisikan pohon beringin-ajaib dan akar -mimang terbawa pada dirinya.

Tabung bambu wuluh segera diletakkan di atas daun pintu, tampaklah sekarang diri Jaka Karewet oleh ibunya. ibunya segera menubruk Jaka Karewet, dan dirangkulnya erat-erat disertai isak-tangisnya.

"Duhai, jantung hatiku kau Jaka Karewet. Apa pula sebabnya kudengar suara minta makan, namun kucari kamu tak ada?" diterangkannya oleh Jaka Karewet bahwasanya si Jaka memiliki pohon beringin-ajaib yang berakarkan akar-mimang.

"Anakku, rahmat Tuhan terlimpah padamu. Kau miliki pohon beringin ajaib akar-mimang itu.

Jika kau kenakan pada dirimu (dibawa), dirimu tak akan terlihat (hilang dari pandangan manusia). Sebaiknya pohon beringin ajaib beserta akar-mimang itu kau bungkus yang erat dan kau masukkan dalam bambu wuluh gading (sebangsa bambu yang berwarna kuning)".

Jaka Karewet mengiyakan perintah ibunya, dan segera melaksanakannya. Pohon beringin-ajaib beserta akar mimang telah dibungkus erat-erat dan dimasukkan dalam bambu wuluh-gading. Ibunya melayani anaknya, diberinya nasi sehingga Jaka Karewet kenyang perutnya.

Dikarenakan lesu dan letih badannya, Jaka Karewet tertidur dengan pulasnya. Keesokan harinya Jaka Karewet berkata pada ibunya, "Hari ini ibu, aku segan mengembalaternak. Biarlah teman-temanku saja yang mengerjakannya”, ibunya menyetujui.

Pagi hari itu Ki Jaka membawa serta tabung wuluh-kuning yang berisikan beringin-ajaib beserta akar-mimangnya ke luar rumah, sekali lagi ingin membuktikan khasiat barang-ajaibnya.

Ditujunya sebuah pasar yang tak jauh letaknya, berjalanlah ki Jaka ke sana - ke mari, namun tak seorang pun yang dapat melihat padanya. Ki Jaka Karewet, dalam keadaan siluman. Setelah puas membuktikan daya khasiatnya barang-ajaibnya tadi, segera pulang.

49